logo2

ugm-logo

Belum Sebulan 2023, BNPB Catat Ada 81 Kali Kejadian Bencana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 81 kalikejadian bencana terjadi di awal tahun 2023. Kejadian bencana tersebut diantaranya gempa bumi dua kali, cuaca ekstrem 37 kejadian, banjir 19, tanah longsor 13, kebakaran hutan dan lahan tujuh, dan gelombang pasang tiga.

"Hari ini baru tanggal 18 Januari 2023, tetapi sudah terjadi 81 kali bencana, dengan kata lain memang setiap hari di negara kita ini terjadi bencana 4/5 kali bencana," ujar Kepala BNPB Letjen TNI TNI Suharyanto saat Rapat Kerja BNPB dengan Komisi VIII DPR RI yang disiarkan secara daring, Rabu (18/1/2023).

Suharyanto mengatakan, bencana yang terjadi di awal 2023 ini didominasi bencana hidrometeorologi basah. Suharyanto mengatakan, bahkan di awal tahun ini banjir cukup signifikan terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah.

"Hampir seluruh kabupaten kota di sana alami banjir pada saat awal tahun kemudian juga Sulawesi Selatan, 20 kabupaten kota juga banjir dan masih banyak di tempat-tempat lainnya," ujar Suharyanto.

Sementara, BNPB mencatat ada 3.542 kejadian bencana yang terjadi di Indonesia pada 2022. Secara keseluruhan kejadian 3.542 bencana pada 2022 juga didominasi bencana hidrometeorologi basah yakni banjir 1.530, cuaca ekstrem 1.067, tanah longsor 634, Karhutla 252, gelombang pasang dan abrasi 26, kekeringan empat, gempa bumi 28 erupsi dan gunung api 1.

Jika dibandingkan sebelumnya, jumlah ini mengalami penurunan yakni ada lebih dari 5 ribu bencana pada 2021.

Namun demikian, dari sisi dampak dan kerugian justru mengalami peningkatan.

"Apabila dibandingkan dengan tahun 2021 memang dari segi kuantitas jumlah ini mengalami penurunan, kalau kita lihat dampaknya baik itu dampak kerusakan rumah, fasilitas infrastruktur maupun kerugian jiwa di tahun 2022 ini mengalami peningkatan," kata Suharyanto.

Dalam catatan BNPB, korban meninggal akibat bencana pada 2023 yakni 857 meninggal dunia, 46 hilang, 5juta orang lebih mengungsi dan 8.726 luka-luka. Sementara dampak kerusakan ada 95.324 rumah rusak, 1.980 fasilitas rusak, 163 perkantoran dan 342 jembatan.

Suharyanto mencontohkan, gempa bumi di Cianjur dengan kekuatan 5,6 Magnitudo pada akhir Tahun 2022 telah meluluhlantakkan beberapa kecamatan.

"Apalagi tadi Bapak ketua juga menyampaikan di akhir tahun kemarin, juga terjadi bencana yg cukup besar yaitu bencana Cianjur, meskipun kekuatannya 5,6 skala richter tetapi karena kedalamannya juga cukup dangkal 10 km dan berada di darat sehingga dampak yang terjadi juga cukup signifikan," ujarnya.

Bamsoet Dorong Mitigasi Bencana Masuk Kurikulum Pendidikan

Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak masyarakat untuk tenang dan waspada dalam menyikapi potensi cuaca ekstrem pada akhir Desember hingga awal Januari. Ia juga meminta masyarakat untuk mengikuti berbagai arahan dari BMKG.

Adapun potensi cuaca selama beberapa waktu ke depan antara lain hujan lebat, gelombang air laut tinggi, hingga angin kencang yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Bamsoet pun mendorong mitigasi penanggulangan bencana masuk ke kurikulum pendidikan.

"Kondisi geografis Indonesia yang rawan terhadap berbagai bencana alam, seperti keberadaan tiga lempeng aktif yakni eurasia, indo pasifik dan indo australia, seharusnya juga menyadarkan kita untuk memprioritaskan pendidikan kebencanaan dan mitigasi penanggulangan bencana masuk dalam kurikulum pendidikan. Sehingga setiap anak bangsa bisa siap dan siaga menghadapi berbagai potensi bencana yang akan datang. Sebagaimana dilakukan oleh Jepang dan berbagai negara besar lainnya yang juga memiliki posisi geografis rawan bencana seperti Indonesia," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (30/12/2022).

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan dalam laporan BMKG, cuaca ekstrem selama akhir Desember 2022 hingga awal Januari 2023 tersebut setidaknya disebabkan empat fenomena anomali dinamika atmosfer.

Pertama, peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan. Kedua, intensifikasi seruak dingin yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan terutama di wilayah Indonesia bagian Barat dan Selatan.

"Ketiga, pembentukan pusat tekanan rendah yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menyebabkan hujan lebat hingga ekstrem dan peningkatan angin permukaan. Serta keempat, fenomena Madden Julian Oscillation berupa awan-awan hujan bergerak dari Samudera Hindia sebelah timur Afrika menuju Samudera Pasifik melalui wilayah Indonesia," jelas Bamsoet.

Ketua DPR RI ke-20 ini mengatakan untuk menyikapi prakiraan cuaca tersebut berbagai hal perlu dipersiapkan oleh masyarakat bersama pemerintah pusat dan daerah. Seperti bergotong royong membersihkan saluran air agar tidak tersumbat dan menyebabkan banjir, merapikan pohon-pohon hingga memastikan tegaknya tiang-tiang reklame serta baliho dan tiang-tiang lainnya agar tidak tumbang terkena angin besar.

"Selain itu, sangat penting bagi kita untuk senantiasa menjaga kesehatan, agar tidak terkena penyakit akibat perubahan cuaca ekstrem," kata Bamsoet.

More Articles ...