logo2

ugm-logo

BNPB Catat Ada 1.448 Bencana Alam di Indonesia Hingga 7 Mei 2022

UTARA TIMES - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB catat ada 1.448 bencana alam yang telah terjadi di Indonesia hingga 7 Mei 2022 kemarin.

BNPB catat ada 1.448 kejadian bencana alam di Indonesia dari 1 Januari 2022 hingga 7 Mei 2022.

Ketika BNPB catat 1.448 kejadian bencana alam di Indonesia hingga 7 Mei 2022 kemarin ternyata didominasi dengan cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor.

Adapun bencana alam Indonesia hingga 7 Mei 2022 telah menelan korban meninggal dunia sebanyak 87 jiwa, hilang 10 jiwa, 625 luka-luka dan terdampak serta mengungsi 1.863.726 jiwa.

Sedangkan dampak kerusakan dari bencana alam Indonesia hingga 7 Mei 2022 telah menyebabkan 22.701 rumah rusak yang terdiri dari 3.777 kasus rumah berat, 4.364 kasus rumah rusak sedang, dan 14.560 rumah rusak ringan.

Kemudian dampak kerusakan bencana alam Indonesia tersebut juga menyebabkan 595 kasus fasilitas rusa dengan 374 fasilitas pendidikan rusak, 158 fasilitas peribadatan rusak, serta 63 fasilitas kesehatan rusak.

Selain itu, ada 67 kantor rusak dan 81 jembatan rusak dampak bencana alam di Indonesia sejak 1 Januari 2022-7 Mei 2022.

WHO: Pandemi Covid-19 Tewaskan Hampir 17 Juta Orang pada 2020 dan 2021

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (5/5/2022), memperkirakan pandemi Covid-19 telah menewaskan sekitar 13,3 juta orang di tahun 2020 dan 16,6 juta orang pada 2021.

Perkiraan WHO tentang jumlah total kematian yang disebabkan oleh pandemi, termasuk nyawa yang hilang akibat efek sampingnya, akhirnya memberikan angka pada dampak krisis yang lebih luas.

“Perkiraan baru dari Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan bahwa jumlah kematian penuh yang terkait langsung atau tidak langsung dengan pandemi Covid-19 antara 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2021 adalah sekitar 14,9 juta (kisaran 13,3 juta hingga 16,6 juta),” kata badan kesehatan PBB, sebagaimana dilansir CNA.

Angka tersebut merupakan kematian berlebih akibat krisis Covid-19, yang telah menjungkirbalikkan sebagian besar planet ini selama lebih dari dua tahun.

“Data yang serius ini tidak hanya menunjukkan dampak pandemi tetapi juga kebutuhan semua negara untuk berinvestasi dalam sistem kesehatan yang lebih tangguh yang dapat mempertahankan layanan kesehatan penting selama krisis, termasuk sistem informasi kesehatan yang lebih kuat,” kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 Picu Kenaikan Kasus di Afrika Selatan, Penyintas Omicron Berpotensi Terinfeksi

Baca juga: Kemenkes Bantah Hepatitis Akut Terkait dengan Vaksinasi Covid-19: Itu Tidak Benar

Kematian dihitung sebagai selisih antara jumlah kematian yang telah terjadi dan jumlah yang diharapkan tanpa adanya pandemi, berdasarkan data dari tahun-tahun sebelumnya.

Kematian berlebih mencakup kematian yang terkait dengan Covid-19 secara langsung, karena penyakit, dan secara tidak langsung karena dampak pandemi pada sistem kesehatan dan masyarakat.

WHO menyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional pada 30 Januari 2020, setelah kasus virus corona baru menyebar ke luar China.

Negara-negara di seluruh dunia melaporkan 5,42 juta kematian akibat Covid-19 kepada WHO pada tahun 2020 dan 2021, angka yang saat ini mencapai 6,24 juta, termasuk kematian pada tahun 2022.

Organisasi yang berbasis di Jenewa telah lama mengatakan bahwa jumlah kematian sebenarnya akan jauh lebih tinggi daripada hanya kematian yang tercatat akibat infeksi Covid-19.

More Articles ...