logo2

ugm-logo

Blog

Pelatihan Pemuda Tanggap Bencana Dukung Kerja Senyap Anies Atasi Banjir

JAKARTA - DPP Garda Pemuda NasDem (DPP GPND) bersama DPW GPND DKI Jakarta mengadakan pelatihan pemuda tanggap bencana sebagai bentuk kontribusi nyata GPND hadir sebagai mitra pemerintah di berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di daerah rawan banjir Bantaran Kali Ciliwung, Jakarta Selatan dan melibatkan 50 pemuda karang
taruna.

Klaim kerja senyap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam mengatasi banjir banyak diperdebatkan berbagai pihak. Namun dibandingkan hanya melayangkan kritik semata, GPND memilih turut mendukung segala upaya Pemprov DKI dengan melibatkan pemuda sebagai agen perubahan.

“Kami percaya peran pemuda menjadi lebih penting apabila segala bentuk dukungan untuk pemerintah tidak hanya berbentuk kata-kata. Namun juga dengan pembuktian yang riil, yang bisa dirasakan masyarakat baik secara langsung saat ini ataupun di masa mendatang. Salah satunya kegiatan
Pemuda Tanggap Bencana ini,” ujar Wakil Ketua Umum DPP GPND Kresna Dewanata Prosakh, Sabtu (26/3/2022).

Pelatihan ini juga bukan kali pertama dilakukan GPND. Anggota DPR Komisi I ini juga menjelaskan bahwa GPND akhir bulan kemarin baru melaksanakan pelatihan tanggap bencana di Jatim. Dia berharap dapat memperlihatkan organisasi
kepemudaan ini bukanlah sarana untuk hura-hura sekaligus menegaskan GPND yang tidak hanya menjalankan tugas-tugas kepartaian, namun juga menjalankan tugas kemanusiaan.

Melalui program pelatihan pemuda tanggap bencana, GPND berusaha membentuk komunitas pemuda yang tanggap akan persoalan bencana dan dapat melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menanggulangi bencana. Tidak hanya bencana banjir, pada pelatihan ini para peserta diberikan kemampuan untuk bencana lain yang kerap terjadi di ibu kota termasuk kebakaran dan air laut pasang.

Ketua DPW GPND DKI Jakarta Nova Harivan Paloh menilai penting untuk membuka kesadaran pemuda akan isu ini dan melengkapinya dengan kemampuan untuk berkontribusi. “Kolaborasi tanggap bencana, melatih pemuda-pemuda karang taruna tentang bagaimana pelatihan ilmu kesiagaan seperti cara mengoperasikan perahu karet dan evakuasi warga. Diharapkan pemuda bisa terjun langsung karena setiap RT/RW pasti punya karang taruna," ujar Nova.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta ini menyarankan Pemprov DKI mengalokasikan anggaran penambahan perahu karet untuk setiap
kelurahan agar setiap kelurahan mampu melakukan quick respons secara mandiri apabila petugas terkait belum hadir di lokasi bencana.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengapresiasi langkah GPND yang berinisiatif melakukan
pelatihan kepada para pemuda untuk tanggap bencana. Pelatihan pemuda yang diadakan GPND penting untuk penanganan awal apabila terjadi bencana.

Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari dengan komposisi 40 persen teori dan 60 persen praktik yang rencananya menghasilkan pembentukan Satgas Pemuda Peduli Bencana di Jakarta. Adapun pemateri meliputi Kepala Unit Peralatan dan Perbekalan Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Yose Rizal, Ketua FK Tagana Dinas Sosial Jhonny Marlein P Siahaan, Sekretaris Pelaksana BPBD DKI Jakarta, dan Ketua Badan Rescue Partai NasDem yang juga Anggota DPRD DKI Jakarta Hariadi Anwar.

Banjir Besar Landa Kutai Timur, Diduga Karena Aktivitas Tambang

JAKARTA -- Banjir melanda enam kecamatan di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim) dalam empat hari terakhir, hingga menyebabkan sekitar 1.000 warga mengungsi. Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim menduga, banjir besar ini terjadi karena aktivitas penambangan batu bara di hulu Sungai Sengatta.  

Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Pradarma Rupang menjelaskan, bencana banjir bukanlah hal baru bagi warga kecamatan Sengatta Utara dan Sengatta Selatan. Mereka juga dihantam banjir pada Oktober 2021 lalu meski tak separah sekarang. 

Rupang menyebut, banjir kali ini memang dipicu oleh hujan deras selama dua hari berturut-turut. Tapi, faktor utamanya adalah kerapuhan kawasan menahan debit air. Kerapuhan itu disebabkan oleh aktivitas penambangan batu bara. 

"Banjir yang saat ini berlangsung disebabkan oleh pembukaan hutan dan berganti menjadi tambang skala besar di wilayah hulu sungai Sengatta. Jatam Kaltim menduga aktivitas pembongkaran hutan dan gunung yang dilakukan oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan penyebab banjir," kata Rupang dalam keterangannya, Senin (21/3/2022). 

Rupang menjelaskan, PT KPC merupakan perusahaan tambang batu bara yang sudah beroperasi lama di Kaltim. Perusahaan tersebut awalnya mendapat Kontrak Karya dari Pemerintah RI pada tahun 1982 dengan luasan konsesi 90.938 hektare (ha). Lalu pada awal 2022, PT KPC mendapatkan perpanjangan kontrak dengan luas konsesi 61.543 ha. 

Karena itu, lanjut Rupang, Jatam Kaltim mendesak pemerintah pusat mengevaluasi dan melakukan audit menyeluruh kepada PT.KPC atas komitmen pemulihan hutan serta penutupan lubang tambangnya. "Pemerintah jangan hanya memberikan saksi administratif namun juga sanksi pidana atas sejumlah pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan PT KPC," ujarnya. 

Sebelumnya, BNPB melaporkan banjir melanda enam kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, pada Jumat (18/3). Banjir dipicu oleh intensitas curah hujan yang sangat tinggi pada Jumat (18/3) pukul 14.30 WITA. Banjir terus meluas hingga hari ini, Senin. 

Menurut data BNPB, banjir ini membuat sedikitnya 1.000 jiwa terpaksa mengungsi. Secara keseluruhan, terdapat 2.477 unit rumah, yang dihuni 5.245 KK (17.896 jiwa), terdampak banjir ini.

sumber: REPUBLIKA.CO.ID

Bencana Grobogan Sepekan: Banjir-Angin Kencang, 2.700 Rumah Tergenang

Grobogan - Sepekan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, dilanda bencana mulai dari angin kencang hingga banjir bandang. BPBD Grobogan mencatat ada ribuan rumah yang terendam banjir.

"Sepekan kami menghadapi bencana yakni angin kencang, banjir luapan sungai dan banjir bandang diduga akibat galian dan gundulnya bukit," jelas Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistiyowati, saat dihubungi detikJateng, Senin (21/3/2022).

Endang mengatakan banjir bandang sangat membahayakan karena ada material runtuhan dan material hutan yang terbawa arus.

"Jadi perlu ada mitigasi bencana oleh para pengembang tambang," lanjut dia.

Menurut catatannya, banjir bandang di Grobogan sepekan ini terjadi di dua kecamatan yakni Tanggungharjo dan Kedungjati. Banjir bandang ini disebabkan gundulnya hutan dan adanya eksplorasi perbukitan.

Dia menegaskan pengembang tambang perlu membuat mitigasi bencana yang matang supaya tidak terjadi bencana banjir bandang.

"Itulah perlunya mitigasi supaya tidak ada bencana banjir bandang. Kalau sudah ada bencana maka menimbulkan kerusakan, membahayakan dan penanganan pascabencana juga lebih mahal," kata Endang.

Selain banjir bandang, bencana angin kencang juga terjadi di Kecamatan Tanggungharjo dan Kedungjati. Bencana tersebut memorakporandakan kebun jati milik warga.

Tercatat lebih dari seratus pohon tumbang, ada yang menimpa rumah warga dan menutup akses jalan. Tak ada korban jiwa, tapi ada beberapa rumah warga rusak ringan dalam kejadian tersebut.

Selanjutnya bencana banjir luapan air sungai, terjadi di empat kecamatan yakni Purwodadi, Godong, Karangrayung, dan Penawangan. Banjir terbesar terjadi di Kecamatan Purwodadi yakni di Desa Cingkrong.

"Untuk bencana banjir Kecamatan Purwodadi, Penawangan, dan Karangrayung ada lebih dari 2.700 rumah tergenang. Genangan rata-rata satu meter," papar Endang.

Dalam penanganan bencana banjir luapan sungai, kata Endang, petugas mempersiapkan dan membangun dapur umum. Jika ada warga yang tidak terjangkau oleh petugas saat mendistribusikan makanan, maka warga yang terdampak akan diberi bantuan logistik.

"Sekarang banjir sudah surut dan warga sebagian sudah beraktivitas normal. Meski demikian kita tetap melakukan mitigasi bencana supaya warga tidak menjadi korban bencana alam," pungkasnya.

63 Rumah di Desa Kandangan Pesisir Selatan Banyuwangi Terendam Banjir

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebagian wilayah Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terendam banjir dari siang hingga malam, Senin (23/3/2022).

Anang, warga di sekitar lokasi banjir mengatakan, air mulai naik sekitar pukul 13.00 WIB dan terus menggenangi rumah warga hingga malam.

Dia mengatakan, belum ada laporan adanya korban jiwa dalam kejadian itu. 

"Korban nihil. Kondisi masih terkendali," kata Anang melalui aplikasi pesan, Senin.

Kapolsek Pesanggaran AKP Subandi mengatakan, air mulai surut pada malam hari.

Dari sebelumnya menggenang sampai kedalaman satu meter, hingga malam tinggal sekitar 10 centimeter.

Pihaknya juga belum menerima adanya korban dalam kejadian tersebut. Tercatat banjir menggenangi 63 rumah di Desa Kandangan.

"Saat ini kami melakukan pemantauan. Kondisinya gelap," kata Subandi melalui telepon.

Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Ponirin mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan bahan makanan darurat bagi 100 warga yang terdampak.

Pihaknya juga membawa mesin pompa air bila dibutuhkan penanganan penyedotan air dari rumah-rumah warga.

"Malam ini tim kami berangkat dan menginap di Balai Desa Kandangan. Jadi besok pagi kita mendirikan DU di sana, dapur umum. Besok seharian (warga) mungkin belum bisa masak," kata Ponirin melalui telepon.

100 Rumah-Jembatan Rusak Sejak Hujan Deras Mengguyur Banyuwangi

Banyuwangi - Sekitar 100 rumah dan sebuah jembatan di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi terendam banjir bandang. Musibah terjadi usai hujan deras mengguyur selama 4 jam.

Tak ada korban jiwa dalam musibah ini. Banjir diketahui terjadi pukul 15.00 WIB akibat luapan air sungai Karang Tambak dan merendam Dusun Sumbergendang dengan ketinggian air mencapai 30 cm.

Kapolsek Pesanggaran AKP Subandi mengatakan air banjir yang merendam rumah warga setinggi 30 cm. Adapun yang terdampak yakni Dusun Sumbergandeng, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran.

"Dusun yang terendam Dusun Sumbergandeng," ujar Subandi, Senin (21/3/2022).

Subandi menyebut akibat banjir ini, setidaknya ada 100 rumah dari 63 KK yang terendam air. Banjir juga merusak sebuah jembatan penghubung antara Dusun Sumberjambe dan Sumberdadi.

"Air sempat masuk ke beberapa rumah warga. Sementara ada juga jembatan penghubung antara Dusun Sumberjambe dengan Dusun Sumberdadi Desa Kandangan mengalami kerusakan, roboh diterjang derasnya arus sungai Karang Tambak. Jembatan tersebut tidak dapat dilalui oleh masyarakat setempat," jelas Subandi.

Subandi menyebut banjir terjadi karena intensitas hujan yang tinggi. Hujan diketahui terjadi sejak pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. Derasnya hujan yang turun mengakibatkan volume air di sungai Karang Tambak meningkat hingga akhirnya meluap.

"Hujan dengan intensitas tinggi terjadi selama 4 jam-an. Langsung meluap ke rumah warga. Sementara laporan tidak ada korban jiwa," kata Subandi.

Naiknya debit air sungai dan merendam di wilayah Dusun Sumbergandeng bukan yang pertama kali ini saja. Sebab sebelumnya juga sudah beberapa kali terjadi.

Salah satu penyebab mudahnya air sungai meluap saat hujan karena dangkalnya dasar sungai. Selain itu, pertemuan antara aliran sungai Karang Tambak dengan sungai Cawang juga menjadi faktor lain pemicu banjir.

Tak ada laporan korban jiwa dalam musibah ini. Namun kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 100 juta. Usai banjir, warga dan petugas setempat bahu-membahu membersihkan sisa-sisa lumpur banjir.

"Sementara tidak ada korban jiwa. Warga bersama aparat keamanan dan pemerintahan setempat membersihkan sisa-sisa banjir. Kerugian estimasi sekitar Rp 100 juta," tandasnya.

sumber: detik.com