![]() |
Webinar 7: MELAWAN LUPA: GEMPA DAN MERAPI YOGYAKARTA 26 September 2017 |
![]() |
Webinar 6: MELAWAN LUPA: GEMPA PADANG 29 Agustus 2017 |
![]() |
Webinar 5: MELAWAN LUPA TSUNAMI DAN GEMPA ACEH 20 Juni 2017 |
![]() |
Webinar 4: EMERGENCY MEDICAL TEAM 20 Juni 2017 |
![]() |
Webinar 3: WEBINAR SERIES KURIKULUM: DISASTER NURSING 27 April 2017 |
![]() |
Webinar 2: |
![]() |
Webinar 1: ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA SEKTOR KESEHATAN 28 Februari 2017 |
Blog
WEBINAR SERIES FEBRUARI 2017
ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA SEKTOR KESEHATAN
SELASA 28 FEBRUARI 2017 PUKUL 13.00 – 15.00 WIB
Oleh Divisi Manajemen Bencana, PKMK FK UGM
TOR
PENGANTAR
Memasuki bulan kedua di tahun 2017 ini, menarik untuk membahas arah kebijakan penanggulangan bencana sektor kesehatan di Indonesia. Tentu banyak tantangan yang harus dihadapi oleh sektor kesehatan; bagaimana mempersiapkan dan siaga pada saat pra bencana, respon sigap, dan tegar untuk bangkit kembali pada masa recovery.
Menariknya, bencana merupakan salah satu determinan dalam sektor kesehatan sebab bencana dapat menimbulkan dampak kerugian bagi sektor kesehatan. Pertanyaannya bagaimana sektor kesehatan mampu menghadapi bencana dan krisis kesehatan? Jika secara sistem masih banyak yang harus dibenahi (fasilitas, SDM kesehatan, sarana dan lain-lain) maka kira-kira hal apakah yang harus diprioritaskan untuk siap menghadapi bencana. Hal inilah yang akan kita diskusikan bersama dalam webinar series kebijakan ke dua bulan Februari ini.
Judul | : | Arah Kebijakan Penanggulangan Bencana Sektor Kesehatan: Penguatan Fasilitas Kesehatan |
Pembicara | : | dr. Bella Donna, M.Kes |
Moderator | : | Madelina Ariani, SKM, MPH |
Hari/tanggal | : | Selasa, 28 Februari 2017 |
Pukul | : | 13.00 – 15.00 WIB |
Penelitian mengenai kesiapsiagaan sektor kesehatan dalam menghadapi bencana serta pengalaman dalam mendampingi fasilitas kesehatan dalam menyusun rencana menghadapi bencana akan kami sampaikan dan kita diskusikan dalam kesempatan ini.
PESERTA YANG DIHARAPKAN
- Kementerian Kesehatan (Pusat Krisis Kesehatan)
- BNPB
- BPBD
- Dinas Kesehatan
- Rumah Sakit
- Fakultas Kedokteran, Kesehatan, dan Keperawatan
- Group EMT Indonesia
- Mahasiswa
- Peneliti
- LSM
- dan sebagainya
PENDAFTARAN DAN INFORMASI
Lelyana
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK UGM
Mobile : 081329760006
Ph : 0274-549425
Fax : 0274-549424
Reportase Tim 2 Kesehatan:
Program DIY Peduli Gempa Aceh/Pijay
Hari 1
Laporan hari 1:
Tim 2 Kesehatan: Program DIY Peduli Gempa Aceh/Pijay
Senin, 23 Januari 2017
Tim kedua yang diberangkatkan ke Pidie Jaya kali ini berfokus pada penguatan sistem kesehatan pasca bencana khususnya untuk puskesmas. Tiga kegiatan yang dilakukan adalah:
- Pendampingan penyusunan rencana penanggulangan bencana di Puskesmas atau Primary Health Care Disaster Plan (PHCDP). Pesertanya terdiri dari Kepala Puskesmas, TU, operasional, logistik, dan keuangan di masing-masing puskesmas.
- Pelatihan perawatan luka. Pesertanya adalah dokter, bidan, perawat yang berada baik di IGD maupun diperawatan, poned, dan poli di masing-masing puskesmas.
Penelitian kondisi kesehatan lingkungan di salah satu puskesmas yakni Puskesmas Cubo
Tim yang diberangkatkan berasal dari Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Sardjito. dr. Handoyo sebagai ketua tim. Tim terdiri dari:
PHCDP
1. dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS
2. dr. Bella Donna, M.Kes
3. Madelina Ariani, SKM, MPH
Perawatan Luka
1. Riyantinah, S.Kep. Ns, ETN
2. Lucia Anik Purwaningsih, S.Kep, Ns, M.Kep, ETN
Penelitian Kesehatan Lingkungan
1. Muhammad Irsyad, SKM
Lokasi operasi berpusat di Kecamatan Bandarbaru. Ada dua puskesmas di sini yakni Puskesmas Bandar Baru dan Puskesmas Cubo. Kecamatan Bandar Baru termasuk wilayah garis patahan gempa sehingga banyak wilayahnya yang mengalami dampak hebat.
Pagi hari, kami berkunjung ke Puskesmas Cubo dan Bandarbaru. Kami mendiskusikan mengenai rencana pendampingan dan pelatihan selama beberapa hari ini. Selain itu, kembali kami menyusur fasilitas yang dimiliki puskesmas, termasuk juga jumlah SDM yang ada.
Hari pertama, tim memulai pendampingan dan pelatihan pada pukul 14.00 – 16.00 WIB di Puskesmas Bandar Baru. Puskesmas Bandarbaru adalah Puskesmas Perawatan yang berjarak kurang lebih 30 menit dari pusat kota Pidie Jaya. Kegiatan hari pertama ini ditujukan untuk berkenalan, berdiskusi, serta menyampaikan gambaran kegiatan, tujuan, dan harapan setelah kegiatan selesai.
Pukul 16.00 WIB kami melanjutkan perjalanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya untuk bertemu dengan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pijay. Dalam diskusi sore yang menarik ini, kami membahas rencana pendampingan dan pelatihan, rencana pengembangan sistem kesehatan pasca bencana, serta tindak lanjut kedepannya. Tambahan dari hasil diskusi ini adalah kami diminta untuk dapat memberikan pelatihan juga kepada puskesmas-puskesmas dari kecamatan lainnya pada siang hari. Kami menyanggupi saja.
Rencana kegiatan esok
Esok, kami akan memulai kegiatan tepat pukul 09.00 di Puskesmas Bandar Baru. Kegiatan dibuat Paralel antara PHCDP dan Perawatan Luka. Sedangkan, penelitian kesehatan lingkungan difokuskan ke Puskesmas Cubo.
Term of Reference
Dalam rangka Annual Scientific meeting (ASM) Fakultas Kedokteran 2017
Kelompok Kerja (Pokja) Bencana FK UGM bekerjasama dengan
Divisi Manajemen Bencana Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan FK UGM
Menyelenggarakan seminar mengenai:
Penggunaan Logistik Medik Pada Bencana :
Study Kasus Tetanus Pada Gempa Bumi Yogyakarta tahun 2006
Kamis, 9 Maret 2017
Gedung Senat Lantai 2 KPTU Fakultas Kedokteran UGM
Latar Belakang
Gempa Tektonik yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya pada Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.55 WIB selama 57 detik merupakan gempa terbesar setelah peristiwa gempa pada 23 Juli 1943 di wilayah yang sama. Yogyakarta merupakan daerah yang rawan terhadap gempa bumi, disamping karena faktor goncangan gempa yang cukup besar yaitu 5,9 Skala Richter, ternyata bangunan di Yogyakarta umumnya tidak dirancang tahan gempa sehingga jumlah korban dan kerugian menjadi cukup besar, baik korban nyawa maupun kerugian harta benda.
Pada Gempa Tektonik tahun 2006 banyak korban yang meninggal karena tetanus. Penderita tetanus umumnya menderita luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan dan terkena benda tajam. Sebanyak 27 orang korban gempa di kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meninggal akibat tetanus. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul pada saat itu, sekitar 75 persen dari 36 korban gempa yang menderita tetanus meninggal dunia.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan gempa Aceh memiliki kemiripan dengan gempa Yogyakarta pada 2006 lalu. Kedua gempa sama-sama disebabkan aktivitas sesar yang bersifat mendatar. Perbedaan kedua gempa hanya terletak pada waktu berlangsungnya goncangan. Gempa Aceh terjadi dalam waktu 15 detik sementara gempa di Yogyakarta terjadi selama 57 detik. Diperkirakan banyak korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Logistik medik, seperti obat-obatan, peralatan medis habis pakai, peralatan untuk tindakan medik, maupun peralatan perawatan, merupakan penunjang utama tindakan medis mulai dari yang ringan sampai yang berat (operasi besar). Seperti kejadian bencana gempa di DIY (Bantul), Jawa-Tengah (Klaten) dan Aceh (Pidie Jaya) banyak sekali tindakan operasi yang cukup besar, seperti kasus-kasus traumatik (patah tulang) dan kasus tetanus sangat memerlukan tindakan cepat. Untuk pengelolaan logistik medik diperlukan suatu tim yang terkoordinasi dan jaringan informasi antar posko atau pengguna logistik medik dengan demikian pada fase preparedness dan response dapat dipersiapkan dan direncanakan logistik medik yang sesuai kebutuhan, jumlah yang mencukupi, suplai logistik medik yang terjamin serta terinventarisasi dengan baik.
Melalui rangkaian kegiatan Annual Scientific Meeting Fakultas Kedokteran UGM tahun 2017 yang bertemakan “Pencegahan dan Pengendalian Resistensi Antimikroba”, maka Pokja Bencana FK UGM bekerjasama dengan Divisi Manajemen Bencana PKMK FK UGM bermaksud menyelenggarakan seminar yang berjudul “Penggunaan Logistik Medik Pada Bencana: Studi Kasus Tetanus pada Gempa Yogyakarta untuk Pencegahan Tetanus pada Gempa Pidie Jaya 2016”. Melalui seminar sehari ini, kita akan membahas mengenai kebijakan logistik medik dan logistik non medik pada bencana yang digunakan terutama untuk kasus-kasus tetanus. Diharapkan penanganan kasus tetanus di Yogyakarta bisa menjadi pembelajaran bagi penanganan kasus tetanus di Aceh dengan koordinasi tim kesehatan dan logistik kesehatan yang lebih baik lagi.
Tujuan kegiatan
1. Mensosialisasikan lebih luas mengenai Guideline Logistik Medik dan Donasi yang telah disusun WHO
2. Terciptanya kesepahaman yang sama dalam konsep pengelolaan logistik medik saat bencana
3. Terbentuknya pemahaman mengenai penanggulangan kasus infeksi pada saat bencana
Topik Materi Seminar
1. Monitoring Kegiatan Layanan Kesehatan pada saat bencana
2. Guideline logistik medik dan donasi pada saat bencana
3. Kasus infeksi pada saatbencana
4. Studi kasus tetanus pada gempa Yogyakarta pada 2006
5. Kasus tetanus pada Gempa Pidie Jaya, Aceh pada 2016
Tempat, Waktu, dan Jadwal Kegiatan
Kamis, 9 Maret 2017
Ruang Senat KPTU Lantai 2 Fakultas kedokteran UGM
Pukul 08.00- 13.00 WIB
Waktu | Kegiatan |
08.00 – 08.30 | Registrasi |
08.30- 08.40 | Pembacaan Safety Briefing |
08.40 – 09.00 |
Pembukaan
|
09.00– 09.10 | Coffee Break |
09.10--10.40
|
Sesi 1: Kebijakan Logistik Medik |
10.40-12.30
|
Sesi 2: Logistik Medik Pada Bencana
|
12.30- 12.40 | Penutupan |
12.40- selesai | ISHOMA |
Peserta
Seminar ini mengharapkan kehadiran rekan-rekan dari:
- Kementerian Kesehatan
- Manajemen dan Tim Penanggulanan Bencana di Rumah Sakit se Jawa dan Bali
- Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten Kota di Indonesia
- Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan Fakultas Farmasi
- Mahasiswa S2 dan S3 yang tertarik dengan isu manajemen bencana kesehatan
- Peneliti bidang manajemen bencana
- LSM yang bergerak di bidang bencana dan emergensi
- Pemerhati Bencana, dan
- Perseorangan.
Fasilitas
- Seminar kit
- SKP IDI/IAKMI
- Makan siang dan coffe break
Biaya registrasi
- Umum : Rp. 500.000,00/orang
- Alumni FK UGM: Rp. 300.000,00/orang
- Mahasiswa aktif s2 s3 : Rp. 150.000,00/orang
- Peserta Webinar: Rp. 200.000,00 /orang
- Peserta Webinar Instansi : Rp. 750.000,00/ isntansi (dengan peserta yang akan mendapatkan sertifikat sebanyak 5 orang).
- Pendaftaran peserta dapat dilakukan online melalui website bencana kesehatan www.bencana-kesehatan.netatau secara offline dengan mengemail ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it..
- Pembayaran peserta dapat dilakukan dengan cara tunai di gedung sekretariat atau melalui transfer ke rekening panitia :
- Bank BNI, no.Rek: 0203024192, atas nama: Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
- (Bukti setor wajib di fax ke +62274 549425/ email keThis email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.)
Pendaftaran ASM FK 2017: POKJA Bencana
Sekretariat
Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
Gedung IKM Lantai 2 Sayap Utara,
Jalan Farmako Sekip Utara, Yogyakarta 55281 Indonesia
Phone/fax: +62 274 549425
Email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Kunjungi Website kami:
www.bencana-kesehatan.net
Contact person:
Dewi Catur Wulandari Mobile: +62 818 263653 Email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |
Intan Anatasia N.P Mobile: +62 87838679382 Email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |