logo2

ugm-logo

Blog

Reportase

The 6th Regional Collaboration Drill Thailand 2025 with Scenario Mega-Floods Affected Bangkok-Nonthaburi-Pathum Thani

Bangkok-Nonthaburi-Pathum Thani, Thailand

 7-14 Februari 2025


Regional Collaboration Drill (RCD) telah dilaksanakan sejak awal Proyek ARCH, dengan negara tuan rumah dipilih dari negara anggota ASEAN (AMS-ASEAN member states). Konsep RCD yaitu bencana berskala besar terjadi di salah satu AMS (negara tuan rumah RCD), dan negara yang terkena dampak meminta bantuan internasional, termasuk pengiriman International Emergency Medical Team (I-EMT), dan AMS lainnya mengirimkan I-EMT masing-masing sebagai tanggapan atas permintaan tersebut. Program ini terdiri dari latihan simulasi berbasis skenario dan latihan lapangan termasuk praktik medis simulasi selama sekitar empat hari.

Sejak 2017, lima kegiatan RCD telah berhasil diselenggarakan, yaitu di Thailand, Vietnam, Filipina, Indonesia, dan Malaysia. RCD yang ke-6 ini kembali diselenggarakan di Thailand dengan sejumlah tujuan berikut:

  1. Untuk mengevaluasi kapasitas negara tuan rumah dalam menerima Tim Medis Gawat Darurat Internasional (iEMT) selama keadaan darurat untuk kebutuhan kesehatan kemanusiaan.
  2. Untuk menilai kemampuan pengelolaan data, analisis, dan pelaporan Prosedur Operasional Standar (SOP) untuk koordinasi tim medis gawat darurat (EMT) di ASEAN dan dokumen-dokumen terkait.
  3. Untuk mendorong kolaborasi antarlembaga melalui latihan bersama dengan organisasi kesehatan dan non-kesehatan.
  4. Untuk memperkuat mekanisme Pusat AHA dan meningkatkan kapasitas negara-negara anggota ASEAN (AMS) untuk mencapai tujuan-tujuan yang diuraikan dalam Rencana Aksi untuk pelaksanaan Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Manajemen Kesehatan Bencana.
  5. Untuk menyelesaikan dan menyebarluaskan hasil-hasil dan pemukahiran yang dikembangkan oleh Proyek ARCH (Informasi Tim Komprehensif: CTI), Kurikulum C-Course, Laporan Mentor, dan Buku Panduan Persiapan).

Liputan Media

Day 0

Day-0 Pre-Deployment Process,  January 2025.

Sebelum dilakukan Regional Collaboration Drill (RCD) ke-6, pada 10-13 Februari 2025, para peserta diundang partisipasi AIDHM dalam sesi briefing untuk latihan pre-deployment, yaitu acara yang ditujukan untuk mensimulasikan strategi dan prosedur permohonan bantuan dari negara anggota ASEAN yang terdampak bencana, termasuk penerimaan Tim Medis Darurat Internasional (I-EMT). Latihan ini juga berfungsi untuk membantu peserta negara anggota ASEAN (AMS) membiasakan diri dengan perangkat regional yang dikembangkan oleh proyek ARCH, mengklarifikasi langkah-langkah dan arahan yang diperlukan untuk pengembangan kapasitas guna memastikan bahwa setiap I-EMT AMS dapat dikerahkan secara efisien dan efektif ke negara-negara lain di kawasan ASEAN terutama membiasakan negara-negara ASEAN dengan proses, alur dan form yang digunakan.

Latihan pre-deployment, sebagai bagian dari RCD, dilakukan secara virtual dengan platform Zoom dan email untuk komunikasi antara tuan rumah RCD dan AMS difasilitasi dan berkolaborasi dengan AHA Centre tentang Penawaran Bantuan dan Pengaturan Kontraktual untuk Bantuan sesuai dengan prosedur dalam SASOP. SASOP adalah “standard operating procedure for regional standby arrangements and coordination of joint disaster relief and emergency response operations” milik ASEAN dan dapat diunduh melalui: Klik Disini

1 osocc

Skenario RCD ke-6 ini melibatkan hujan lebat dan badai moonson dari Laut Cina Selatan, yang menyebabkan banjir besar di sembilan provinsi, termasuk Bangkok, Nonthaburi, dan Pathum Thani. Sekitar 1,2 juta orang terkena dampak, dengan banyak korban yang sangat membutuhkan tempat berlindung, makanan, dan perawatan medis. Oleh karena tantangan yang ditimbulkan oleh banjir besar dan masalah kesehatan masyarakat, bantuan internasional akan diminta untuk mengelola situasi secara efektif dan mendukung masyarakat yang terkena dampak.

Kemudian ditetapkan tiga lokasi, pertama BANGKOK Metro, fokusnya adalah menangani cedera kimia dan upaya dekontaminasi. Tim operasi gabungan, yang terdiri dari tim EMT lokal (MERT BKK) dan CDEM akan beroperasi di area ini. Kedua, PATHUM THANI, fokusnya adalah pada Sistem Rujukan Udara, khususnya operasi Sky Doctor. Tim operasi gabungan telah dibentuk, yang terdiri dari tim lokal (I-EMT DMS dan JDR). Lokasi ketiga berada di NONTHABURI, fokusnya adalah pada penerapan Sistem Rujukan Akuatik, khususnya pengoperasian ambulans akuatik. Tim operasi gabungan, yang terdiri dari tim lokal (MERT Nonthaburi) dan M-MERT.

Penjelasan terkait skenario bencana dapat disimak di presentasi berikut Klik Disini

2 web eoc

 

Invitation for AIDHM Participation

Letter of Invitation for the Pre-Deployment Exercise”
SITUATIONUPDATE#1 for Flooding in Thailand – 31 January 20XX

  Klik Disini

The AHA Centre Flash Update #1 for Flooding in Central Thailand – 22 January 20XX

  Klik Disini

Foto-foto tiap tim (รูปทำของที่ระลึก)

Klik Disini

Foto-foto perlengkapan yang dibutuhkan (ซื้อของตาม TOR)

  Klik Disini

 

Reportase Webinar Konsep Manajemen Bencana Kesehatan Dan Implementasi Dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di Indonesia Manajemen Bencana Kesehatan

20 Maret 2025

PKMK-Yogyakarta. Indonesia dikenal sebagai laboratorium bencana sehingga memiliki posisi yang penting untuk memperdalam dan mempersiapkan diri menghadapi segala ancaman yang ada. Pemahaman yang komprehensif mengenai konsep manajemen bencana kesehatan menjadi penting untuk mempersiapkan diri, lingkungan, dan sistem kesehatan di berbagai tingkat agar tercipta kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan dan bencana kesehatan. Pada kesempatan kali ini, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM melaksanakan webinar “Konsep Manajemen Bencana Kesehatan dan Implementasi dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di Indonesia” pada Kamis (20/3/2025) yang dilaksanakan secara daring. Pelatihan ini diikuti oleh 49 peserta yang berasal dari akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan.

hdp 20 3 2025 happy

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Pengantar” oleh Happy R Pangaribuan, S.KM, MPH selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM

Kegiatan dibuka dengan pengantar yang disampaikan oleh Happy R Pangaribuan, S.KM, MPH, selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan dan moderator yang menyampaikan terima kasih kepala seluruh peserta yang telah hadir dalam kegiatan kali ini. Pada 2024 dan 2025 ini banyak terjadi bencana banjir serta tanah longsor yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana sehingga disebut sebagai laboratorium bencana. Dengan kegiatan ini diharapkan peserta yang berasal dari berbagai macam latar belakang dan instansi dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi dalam pengembangan dan implementasi manajemen bencana di Indonesia. Kemudian pihaknya juga menyampaikan bahwa banyak regulasi dan konsep yang perlu diketahui mengenai konsep manajemen bencana seperti bagaimana struktur pengorganisasian, siapa saja yang dapat terlibat, apa itu konsep dan teori tentang bencana yang akan dibahas dalam kegiatan webinar kali ini sehingga dapat memberikan gambaran dan isu esensial dalam penanggulangan bencana Kesehatan di Indonesia.

hdp 20 3 2025 dr hendro

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Incident Command System oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB-KBD

Materi pertama disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB-KBD dengan judul “Incident Command System (ICS)”. Incident Command System adalah sebuah sistem yang di dalamnya meliputi petugas, fasilitas, dan aturan yang disusun untuk menghasilkan respon bencana yang optimal. Susunan sistem komando ini terdiri atas komandan, operasional, perencanaan, logistik, serta administrasi dan keuangan. Tujuan dari ICS ini adalah membagi habis tugas tiap personil yang ada, kejelasan alur komando ketika terjadi bencana, serta memungkinkan adanya pengembangan organisasi bila diperlukan. Selain itu sistem komando ini bukan organisasi baru yang dibentuk melainkan pengembangan dari organisasi yang sudah ada seusai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bidang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ICS merupakan sebuah sistem dalam keadaan darurat yang memenuhi persyaratan tertentu dimana tidak sama dengan situasi normal.

hdp 20 3 2025 dr bella

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Konsep Disaster Health Management - Pendekatan dengan Disaster Logic Model oleh dr. Bella Donna, M.Kes

Materi kedua disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes dengan judul “Konsep Disaster Health Management - Pendekatan dengan Disaster Logic Model”. Disaster Logic Model atau DLM adalah sebuah model dalam manajemen bencana yang membantu organisasi dan pemangku kepentingan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi respons terhadap bencana. Disaster Logic Model (DLM) memetakan hubungan antara input, proses, output, dan outcome untuk mengkomunikasikan tujuan, sasaran implementasi dan evaluasi program dengan alur perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan. Selanjutnya dalam penerapan manajemen bencana terdiri dari fase pra-bencana, saat bencana, dan pasca-bencana. Pada masa pra-bencana dilakukan mitigasi dan preparedness yang bertujuan untuk mempersiapkan semua kebutuhan dan mengurangi risiko serta meningkatkan kapasitas. Pada saat bencana dilakukan serangkaian kegiatan yang dilakukan segera untuk mengatasi dampak negatif dari bencana tersebut yang bertujuan untuk mencegah kesakitan dan kecacatan. Saat pasca bencana dilakukan proses pemulihan darurat untuk memfungsikan kembali infrastruktur dan fasilitas layanan konseling yang bertujuan mengembalikan area yang terkena dampak ke kondisi sebelumnya.

hdp 20 3 2025 yogaMateri ketiga disampaikan oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. dengan judul “Manajemen SDM Kesehatan dan Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam Bencana Sektor Kesehatan”. Ketika terjadi bencana sering terjadi permasalahan SDM kesehatan dimana mahasiswa atau tenaga kesehatan yang belum pernah mendapatkan pendidikan atau pelatihan manajemen bencana akan merasa kebingungan saat menghadapi situasi saat bencana. Terdapat teori dan pendekatan yang dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan penanggulangan bencana kesehatan, contohnya disaster risk reduction, disaster management cycle, serta regulasi penanggulangan krisis kesehatan. Indonesia memiliki mekanisme Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK) yang bertugas menjadi bantuan tenaga Emergency Medical Team (EMT). Terdapat standar pembinaan Tenaga Cadangan Kesehatan - Emergency Medical Team (TCK-EMT) yang dikeluarkan oleh pusat krisis sebagai standar yang harus dimiliki setiap tenaga cadangan kesehatan sesuai level yang ditetapkan dimana terbagi menjadi kompetensi inti, penunjang, dan khusus.

hdp 20 3 2025 dr anung

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Implementasi konsep DHM dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di tingkat Daerah oleh dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH

Materi keempat disampaikan oleh dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY dengan judul “Implementasi konsep DHM dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di tingkat Daerah”. Ketika terjadi krisis Kesehatan akan muncul komunikasi informasi yang tidak memadai, berbagai instansi berjalan sendiri-sendiri, pembagian tugas dalam penanganan krisis Kesehatan belum jelas, tidak terstandar, dan struktur organisasi yang berbeda dapat meningkatkan chaos atau kekacauan sehingga menimbulkan respons yang lambat, tidak efisien, dan tidak efektif. Dalam penanganan krisis Kesehatan terdapat dua sistem pengorganisasian, yang pertama adalah sistem klaster yaitu pengelompokan unsur pentahelix yang memiliki fungsi yang sama dan menggunakan sistem koordinasi, kolaborasi, dan integrasi sistem antara pemerintah, akademisi, medis, dan masyarakat. Sistem yang kedua adalah sistem komando yang merupakan satu kesatuan terstruktur dalam satu komando untuk penanganan darurat secara efektif dan efisien. Integrasi antara sistem klaster dan Incident Command System yaitu Health Emergency Operational Center (HEOC) merupakan sistem manajemen kesehatan dalam merespons krisis kesehatan dalam hal ini dilakukan oleh dinas kesehatan. Kemudian dr. Anung juga menyampaikan pengalaman Dinas Kesehatan Provinsi DIY dalam merespons bencana yang terjadi di wilayah Provinsi DIY serta pedoman HEOC yang digunakan oleh dinas kesehatan untuk mengaktivasi atau mengoperasionalisasi HEOC/klaster kesehatan di provinsi DIY.

Selama sesi penyampaian materi, peserta memberikan tanggapan dan pertanyaan atas materi yang telah disampaikan. Peserta tampak antusias dan aktif ketika sesi diskusi berlangsung.

Reporter: dr. Muhammad Alif Seswandhana (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK UGM)

Reportase “Training Public Health Emergency

PKMK-Bogor. National Critical Care and Trauma Response Centre (NCCTRC), sebuah lembaga kesiapsiagaan bencana di bawah Pemerintah Australia bekerja sama dengan MULTHEOR (Multi Country Training and Knowledge Hub for Health Emergency Operational Readiness) Universitas Pertahanan Indonesia mengadakan pelatihan bertajuk “Training Public Health Emergency” pada 11-12 Desember 2024 bertempat di Aula Serbaguna Fakultas Farmasi Militer Universitas Pertahanan RI. 

Selengkapnya

Reportase

Acara Puncak dan Doa Bersama Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh di Meulaboh

Kamis, 26 Desember 2024


PKMK-Meulaboh. Tim Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada hadir di Meulaboh untuk mengikuti rangkaian acara peringatan 20 tahun tsunami Aceh. Acara ini diadakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat dan dipimpin langsung oleh Pelaksana Tugas Bupati Aceh Barat, Danrem 012 Teuku Umar, Ketua DPRK Aceh Barat, dan Dandim 0105 Aceh Barat, perwakilan Polres Aceh Barat, Sekda Kabupaten Aceh Barat, dan para jajaran Pemerintah Daerah kabupaten Aceh Barat. Acara bertempat di Babul Jannah, Meulaboh pada Kamis, 26 Desember 2024.

Sebelum hadir ke tempat puncak acara peringatan, seluruh delegasi tim Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat berkumpul di Kantor Bupati Aceh Barat. Di kantor tersebut, tim Universitas Gadjah Mada berkesempatan melakukan advokasi sistem kesehatan di Kabupaten Aceh Barat khususnya Meulaboh serta memaparkan hasil diskusi yang telah dilaksanakan pada 25 Desember 2024 kepada Pelaksana Tugas Bupati Aceh Barat. Kemudian, seluruh rombongan beranjak menuju lokasi tabur bunga dan ziarah kubur tempat bersemayamnya seluruh korban tsunami di wilayah Meulaboh. Rombongan lalu menuju Masjid Babul Jannah untuk mengikuti acara puncak peringatan 20 tahun tsunami di Aceh Barat.

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Tengku Ikhwan dilanjutkan dengan shalawat dan dzikir bersama. Selanjutnya, dipimpin oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D menampilkan video dokumentasi rekam jejak kegiatan FK UGM dan RSUP Dr. Sardjito pada fase tanggap darurat dan pemulihan pasca bencana tsunami Aceh 2004. Prof. Laksono juga memperkenalkan tim yang hadir pada acara antara lain Dr. dr. Bambang Hasta Yoga, Sp.KJ; Santo Tri Wahyudi, Ns., S.Kep; dan Dr. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A(K). Pihaknya menyampaikan bahwa selain tim yang hadir di Masjid Babul Jannah, terdapat tim lain yang menghadiri undangan rektor Universitas Teuku Umar untuk melakukan audiensi dan penjajakan kerjasama.

Kemudian, sesi dilanjutkan oleh Abdul Roni, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Aceh Barat dan merupakan Ketua Panitia Kegiatan memberikan laporan pelaksanaan kegiatan. Selesainya penyampaian laporan, dilakukan kegiatan pemberian santunan kepada kaum disabilitas oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat dan FK-KMK UGM. Acara kemudian diakhiri dengan tausiyah, dzikir, dan doa bersama yang dipimpin oleh Ust. Abdullah Akib, Lc., Al Hafidz.

Seusai acara, tim FK-KMK UGM diundang untuk melakukan kenduri atau makan bersama seluruh perangkat Pemda Kabupaten Aceh Barat dengan hidangan khas Meulaboh dan berbincang serta bersilaturahmi bersama para undangan dan tokoh publik yang hadir pada acara tersebut. Acara berjalan dengan lancar dan menguatkan memori perjuangan saat bencana tsunami Aceh melanda serta bagaimana upaya pertumbuhan dan perkembangan sistem kesehatan di Aceh Barat harus terus digaungkan.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati (PKMK UGM)

Reportase  Seminar Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh

“Rekam Jejak Manajemen Bencana Kesehatan Pasca Tsunami: Bagaimana Perkembangan Sistem Manajemen Kesehatan di Indonesia dalam Menghadapi Bencana dan Krisis Kesehatan”


 

PKMK - (Senin, 23 Desember 2024) Banda Aceh. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala dan Tsunami Disaster Management Center (TDMRC) Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala mengadakan seminar peringatan 20 tahun tsunami Aceh dengan tema “Rekam Jejak Manajemen Bencana Kesehatan Pasca Tsunami: Bagaimana Perkembangan Sistem Manajemen Kesehatan di Indonesia dalam Menghadapi Bencana dan Krisis Kesehatan”. Seminar ini dilaksanakan di Aula Gedung D Lantai 2 Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala dan disiarkan secara langsung melalui Zoom meeting dan Youtube. Hingga akhir acara, sekitar 500 peserta hadir secara daring dan 150 peserta hadir secara luring.

img1

Kegiatan diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Dekan FK Universitas Syiah Kuala (USK), Dr. dr. Safrizal Rahman, M.Kes., Sp.OT yang menyampaikan apresiasi atas upaya tim Universitas Gadjah Mada untuk hadir dan menginisiasi kegiatan ini. Sebuah momentum yang berharga untuk dapat bertemu kembali dengan para punggawa dan inisiator program bantuan dan pendampingan pada masa pasca tsunami Aceh 2004. Sambutan kedua diberikan oleh Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH selaku Dekan FK-KMK UGM yang menyampaikan bahwa semangat gotong royong dan kebersamaan menjadi kunci dan dasar kerjasama yang terbentuk di atas api optimisme masyarakat Aceh sehingga menjadi pemantik dalam perkembangan sistem manajemen bencana kesehatan di Indonesia. Beliau juga menambahkan bahwa seminar ini dapat menjadi dasar untuk merumuskan perjalanan ke depan dan inisiatif baru di dunia pengetahuan, kebijakan, dan praktik manajemen bencana kesehatan di Indonesia.

img2

Prof. Yodi kemudian melanjutkan dengan penyampaian pengantar seminar dengan judul “Institutionalizing Disaster Health Management in Higher Education Institutions”. Pada 2004, belum banyak orang yang memikirkan bagaimana manajemen bencana kesehatan di masa respon tanggap darurat. UGM termasuk dalam pionir dalam ilmu dan praktik baik ini. Setelah respon pada bencana tsunami Aceh 2004, civitas akademika UGM terus terlibat dalam penanggulangan bencana dan mengembangkan institusionalisasi manajemen bencana kesehatan di dalam kurikulum bagi pendidikan sarjana. Tak hanya itu, UGM juga melakukan penguatan di berbagai level. Seperti UGM, pihaknya menyampaikan bahwa USK juga telah berupaya dalam proses institusionalisasi manajemen bencana kesehatan. Namun, karena belum ada kebijakan yang mengikat maka proses melembagakan ini masih dapat berubah. Terdapat enam pilar yang dapat membantu proses ini, antara lain; governance, SOP, leadership and commitment, resources, budaya, kerjasama dan dukungan serta aksi kolektif.

img3

Memasuki acara utama, yakni talkshow sesi satu bertajuk “Kontribusi Akademi dalam Perkembangan Kurikulum Manajemen Bencana Kesehatan untuk Pendidikan Tenaga Kesehatan” yang dipandu oleh dr. Rovy Pratama, MBA. Dalam sesi ini, pembicara pertama, Dr. dr. Safrizal Rahma, M.Kes., Sp.OT selaku Dekan FK USK menuturkan bagaimana implementasi kurikulum manajemen bencana kesehatan di tingkat sarjana, pascasarjana, dan pendidikan doktor di FK USK yang menjawab pentingnya pendidikan ini dilakukan karena tingginya risiko dan besarnya ancaman di Indonesia yang menuntut kesiapsiagaan setiap waktu. Kedua, Direktur Poltekkes Aceh, Dr. Abdurrahman, SKP., M.Pd, bahwa Poltekkes Aceh yang tersebar di 8 area berbeda memiliki visi besar untuk menjadi center of excellence pusat studi manajemen kebencanaan di Indonesia. Maka, untuk mencapai visi tersebut, kurikulum yang tertata telah diimplementasikan di 7 jurusan dan 21 program studi. Terakhir, Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., Ph.D menyampaikan bagaimana UGM dahulu bergerak dari aksi menuju sains padahal perguruan tinggi memiliki modal dan sarana prasarana untuk membantu mitigasi dan penanggulangan secara baik. Maka, kini, dengan pertumbuhan keilmuan yang semakin pesat, sudah saatnya sistem manajemen bencana kesehatan bergerak dari sains menuju aksi yang nyata, berdasar keilmuan, dan berdampak.

img4

Talkshow sesi kedua dengan topik “Rekam Jejak Dinas Kesehatan, Organisasi, dan Kementerian Kesehatan dalam Perkembangan Sistem Manajemen Bencana Kesehatan” dipimpin oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. Pemateri pertama, Herlina, SKM., MPH. selaku Kepala Seksi Yankes primer dan Kestra Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, menyampaikan bagaimana transformasi sistem kesehatan terjadi di Dinas Kesehatan Provinsi Aceh selama 20 tahun terakhir dan bagaimana sistem kesiapsiagaan terus diupayakan oleh segenap pihak bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dan berbagai sektor. Kedua, Dr. apt. I Gede Made Wirabrata, S.Si, M.Kes, MM, MH perwakilan dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, menjelaskan bagaimana pengelolaan krisis kesehatan telah berkembang di Indonesia dan rencana serta program-program untuk memperkuat ketahanan tanggap darurat di Indonesia yang telah terlaksana dan langkah ke depan. Pemateri ketiga, Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep selaku Ketua Pokja Bencana FK-KMK UGM memaparkan bagaimana peran Pokja Bencana dalam kerangka Academic Health System berkontribusi untuk penguatan dan pengembangan sistem manajemen bencana kesehatan melalui berbagai pelatihan peningkatan kapasitas yang diinisiasi dengan berjejaring dalam kerangka AHS, peran dalam fase respon dengan berkolaborasi bersama lintar institusi, serta riset implementatif yang telah dilakukan sebagai aktualisasi dari Tri Dharma perguruan tinggi.

img5

Tak kalah menarik, sesi talkshow terakhir dalam rangkaian seminar ini mengangkat pembahasan mengenai “Perkembangan RS dalam Sistem Manajemen Bencana Kesehatan” yang dipandu oleh dr. Meilya Silvalila, Sp.EM, KPEC., FICEP. Dalam sesi ini, Prof. Dr. dr. Azharuddin, Sp.OT(K)Spine., FICS selaku Ketua PERSI Aceh dan narasumber pertama menyampaikan bagaimana konsep safe hospital diterapkan di Provinsi Aceh berkembang sejak 2004 hingga saat ini. Meskipun secara regulasi telah dituangkan dan diwajibkan bagi rumah sakit memiliki dokumen perencanaan kesiapsiagaan atau Hospital Disaster Plan (HDP), namun jika dilakukan pemetaan bisa jadi belum banyak yang sudah melaksanakan hingga tahap simulasi atau pengembangan kapasitas bagi tenaga kesehatan medis dan non medis di institusinya. Di sisi lain, para staf di rumah sakit tempatnya bekerja harus mengetahui kapasitas institusinya agar dapat memahami dan merencanakan tindakan yang tepat ketika terjadi situasi bencana dan krisis kesehatan. Kemudian, dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD selaku anggota Pokja Bencana FK-KMK UGM dan konsultan manajemen bencana kesehatan menyatakan bagaimana upaya untuk membantu rumah sakit mempersiapkan diri dan mengimplementasikan dokumen perencanaannya dengan menyusun pedoman penyusunan HDP.

Di akhir sesi seminar, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D selaku Guru Besar FK-KMK UGM menyampaikan rumusan dan kesimpulan dari kegiatan ini. 20 tahun adalah periode yang cukup panjang. Prof Laksono menekankan pentingnya mengingat kembali peristiwa yang telah terjadi, jangan sampai lupa dan melupakan kejadian tersebut. Momentum ini untuk mengingatkan kembali dan menjadi pemantik bagi universitas yang membawa obor pengetahuan agar tidak hanya menjadi penonton namun menjadi aktor yang aktif berperan dalam mengatasi masalah kesehatan, khususnya manajemen bencana kesehatan di Indonesia. Maka, pengembangan kapasitas, knowledge management, knowledge practice, dan knowledge dissemination harus terus dilakukan oleh para akademisi dan civitas akademik di institusi pendidikan tempatnya berada.

Selama sesi talkshow dan penyampaian materi, diskusi dan tanya jawab terus dijalankan dan berjalan dengan hangat. Para partisipan terlibat aktif di dalam forum dan dengan besarnya angka partisipasi, diharapkan dampak dari seminar ini dapat menjadi pemantik bersama bahwa perkembangan sistem manajemen bencana kesehatan di Indonesia harus terus dilanjutkan dan dikembangkan untuk membentuk ketahanan dalam menghadapi bencana dan krisis kesehatan.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati (PKMK UGM)