logo2

ugm-logo

Blog

TAHAP 2: SEMINAR TATAP MUKA

Senin, 16 Maret 2015
Ruang Senat KPTU Lantai 2 Fakultas kedokteran UGM
Pukul 08.00-15.30 WIB

Waktu

Kegiatan

08.00 – 08.30

Registrasi

08.30- 08.40

Pembacaan Safety Briefing

08.40 – 09.00

Pembukaan

  1. Sambutan oleh Ketua Pokja Bencana FK UGM, dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS
  2. Sambutan dan Pembukaan oleh Dekan Fakultas Kedokteran: Prof. DR. dr. Teguh Aryandono, Sp.B(K)Onk

09.00– 09.10

Tea Break

 

Sesi 1: Dampak peningkatan risiko bencana terhadap pencapaian MDGs 4 dan 5

Pembicara 1: Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Provinsi DIY: drg. Inni Hikmatin M.Kes

pdf Materi

Pembicara 2: NGO- Yakkum Emergency Unit, Bagian Kesehatan Reproduksi pada saat bencana : dr. Sari Mutia Timur

pdf Materi

Pembahas : dr.Sitti Noor Zaenab, M.Kes

pdf Materi

Diskusi

Moderator: dr. Bella Donna, M.Kes

10.30-10.50

10.50-11.10

11.10-11.30

11.30-11.50

Sesi 2: Dampak perubahan iklim terhadap peningkatan risiko bencana dan angka kesakitan di Indonesia

Pembicara 1: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI : Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM &H, DTCE

pdf Materi

Pembicara 2: WHO   Indonesia : Dr. Nirmal Kandell, MBBS, MA (Anthropology), MPH

pdf Materi

Pembahas: Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH

diskusi

Moderator: dr.Nandy Wilasto, MSc.IH

11.50- 13.30

ISHOMA

13.30-13.50

13.50-14.10

14.10-14.30

14.30-14.50

Sesi 3: Penguatan peran sektor kesehatan dalam menghadapi risiko bencana pasca MDGs

Pembicara 1: Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI: dr. Ina Agustirini

pdf Materi

Pembicara 2: Ketua Pokja Bencana Fakultas Kedokteran UGM: dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS

pdf Materi

Pembahas: Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D

pdf Materi

Diskusi
Moderator: dr. Hendro Wartatmo, SpB, KBD

14.50-15.10

Kesimpulan dan Penutupan

Pra Seminar :

Kaitan Peningkatan Risiko Bencana dengan Pencapaian MDGs


Yang saya hormati Bapak dan Ibu Narasumber, Pembahas, Moderator, dan Peserta Kegiatan Seminar Kaitan Peningkatan Resiko Bencana dengan Pencapaian MDGs

Dalam rangkaian Annual Scientific Meeting FK UGM, Senin, 16 Maret 2015, Pokja Bencana FK UGM Bekerjasama dengan Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK UGM mengadakan seminar bencana dengan Topik “Kaitan Peningkatan Risiko Bencana dengan Pencapaian MDGs”

Bapak dan Ibu, Forum Diskusi Pra-Seminar melalui email ini ditujukan untuk  menyamakan pemahaman diantara penyelenggara, narasumber, pembahas, dan peserta yang terlibat mengenai topik dan materi seminar ini.

Gambaran menyeluruh mengenai kegiatan ini terlampir pada TOR Blended Advokasi berikut sebagai acuan bagi kita bersama mengenai rangkaian kegiatan seminar ini yang terbagi menjadi tiga tahap:

Tahap 1: Pra Seminar: Perumusan Tujuan Bersama

Tahap 2: Kegiatan Seminar

Tahap 3: Pasca seminar: Publikasi, advokasi, dan rencana tindak lanjut

Tujuannya adalah agar kegiatan seminar dapat menjadi dasar pijakan kita bersama untuk memberikan rekomendasi

Forum ini dilakukan hingga menjelang Senin, 16 Maret 2015, merupakan rangkaian kegiatan Tahap 1: Pra seminar: Perumusan Tujuan Bersama. Dilakukan melalui email grup. 

Bapak dan Ibu sekalian, kita mulai diskusi ini dengan mengingatkan tujuan seminar ini adalah:

  1. Terbentuknya pemahaman mengenai peningkatan risiko bencana dan dampaknya pada pencapaian target kesehatan di Indonesia terutama pada pencapaian MDGs 4 dan 5 (Ibu dan Anak yang merupakan populasi rentan bencana).
  2. Terbentuknya pemahaman mengenai pentingnya masalah kesehatan reproduksi pada saat situasi bencana
  3. Terbentuknya pemahaman berdasarkan bukti penelitian mengenai dampak perubahan iklim dengan kejadian bencana dan peningkatan kasus penyakit di masyarakat.
  4. Terbentuknya pemahaman mengenai penguatan peran sektor kesehatan dalam menghadapi peningkatan risiko bencana untuk pencapaian target kesehatan pasca MDGs

 

Seminar ini akan terbagi dalam tiga sesi:

Sesi 1: Dampak peningkatan risiko bencana terhadap pencapaian MDGs 4 dan 5

Sesi pertama ini penyelenggara ingin narasumber pertama menyampaikan mengenai pencapaian MDGs 4 dan 5 serta target yang harus dicapai pasca MDGs. Selain itu, pembicara diharapkan juga dapat menyampaikan analisisnya mengenai faktor dan penyebab angka capaian MDGs 4 dan 5 juga hal-hal yang mungkin berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak pada beberapa bencana besar di Indonesia dalam beberapa tahun ini.

Masih di sesi pertama, penyelenggara ingin narasumber kedua menyampaikan mengenai temuan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak pada saat bencana. Narasumber 2 dapat menyampaikan data yang ditemukan di lapangan, juga kasus yang ditemukan pada saat penanganan bencana. selain itu, mengingat fokus narasumber kedua mengenai kesehatan reproduksi, maka diharapkan narasumber ke dua dapat menyampaikan ulasannya mengenai pentingnya kesehatan reproduksi dalam kebencanaan. Hal ini dapat menjawab pertanyaan banyak peserta mengenai mengapa penting ada sub kluster kesehatan reproduksi dalam manajemen bencana kesehatan.

Sesi 2: Dampak perubahan iklim terhadap peningkatan risiko bencana dan angka kesakitan di Indonesia

Disesi kedua ini, narasumber pertama diharapkan dapat menyampaikan mengenai hasil penelitian perubahan iklim dan kesehatan yang dilakukan di Indonesia. Hasil penelitian ini harapannya dapat memberikan masukan dan membuka pandangan bahwa memang perubahan iklim sudah dirasakan baik secara langsung dan tidak sudah berpengaruh pada angka kesakitan di Indonesia.

Masih di sesi kedua, narasumber kedua diharapkan dapat menyampaikan mengenai hasil penelitian perubahan iklim dan kesehatan yang dilakukan dikawasan Asia Tenggara. Bisa juga menyampaikan mengenai surveilans penyakit di Indonesia maupun kawasan regional Asia Tenggara.

Sesi 3: Penguatan peran sektor kesehatan dalam menghadapi risiko bencana pasca MDGs

Disesi ketiga ini, penyelenggara mengharapkan narasumber pertama dapat mengulas hasil bahasan sesi 1 dan 2 yang dikaitkan dengan materi mengenai peran sektor kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan dan bencana yang terjadi selama ini. Narasumber pertama menyampaikan kegiatan dan program yang sudah dilakukan berserta tantangannya serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan selanjutnya. Akan lebih baik baik, jika narasumber pertama di sesi ketiga ini dapat menghimbau peserta yang menjadi target untuk dapat membangun komitmen bersama untuk penguatan sektor kesehatan dalam menghadapi risiko bencana ke depannya.

Narasumber kedua pada sesi ketiga ini, oleh penyelenggara diharapkan juga dapat mengulas kembali masalah atau bahasan pada sesi 1 dan 2 sehingga dapat merekomendasikan peran perguruan tinggi dan akademisi kesehatan dalam bersinergi dengan pemerintah untuk penguatan sektor kesehatan dalam menghadapi risiko bencana.

Bapak ibu sekalian, kami harapkan peran aktifnya dalam memberikan masukan dan berdiskusi dalam Forum Pra-Seminar ini. Seluruh aktivitas dalam forum ini akan kami dokumentasi sebagai bahan diskusi dan perumusan rekomendasi ke depannya.

Peserta yang kemudian ingin bergabung dalam pra seminar ini dapat mengirim konfirmasi ke email This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. dengan subjek Tahap 1 Pra Seminar.

Pre conference: A Framework of Global Health Functions (GPHF) and Competencies

Oleh: dr. Bella Donna, M. Kes

14wcph-1

Pada konferensi ini penulis berkesempatan untuk mengikuti satu sesi dengan topik A Framework of Global Health Functions (GPHF) and Competencies yang digelar pada Rabu (11/2/2015) di Kolkata, India. Sesi ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka di bidang kesehatan masyarakat, yaitu:

  1. Prof. Vesna Bjegovic-Mikanovic, ASPHER
  2. Prof Karl Ekdahl, ECDC
  3. Prof. Anders Foldspang, ASPHER
  4. Prof Ulrich Laaser, WFPHA
  5. Dr Dennis Lennaway, CDC
  6. Dr Ehud Miron, Israel
  7. Dr Joanna Nurse, Inggris Raya
  8. Prof. Pekka Puska, Finlandia
  9. Dr. Priscilla Robinson, Australia
  10. Prof. Louise Stjernberg, Swedia
  11. Prof Heather Yeatman, Australia

Dr. Joana memaparkan isu tentang A Global Framework for Public Health Services and Functions. Ada tiga dasar pemikiran kerangka kesehatan global yaitu Changing Public Health Challenges and risks, Demand and costs for health systems are projected to continue increasing, dan Potential to benefit low income as well as middle and high income countries. Berdasarkan tiga alasan tersebut The World Federation of Public Health Associations diminta oleh WHO untuk menjawab semua tantangan dan ancaman kesehatan masyarakat global.

Materi Dr. Joana

World Federation of Public Health Association (WFPHA) mulai mengindentifikasi angka kematian dari tahun 1990-2010, faktanya ada pergeseran pola penyakit, dari comunnicable disease menjadi non-communicable disease. Dr. Joana mengungkapkan permasalahan kesehatan masyarakat mulai dari NCD mengancam pencapaian MDGs pasca 2015, Kesenjangan dana yang signifikan untuk mencapai UHC di negara berpenghasilan rendah, kasus Ebola, dan lain-lain. Untuk menjawab tantangan dan ancaman kesehatan masyarakat global WFPHA berdiskusi dengan beberapa organisasi kesehatan didunia diantaranya WHO, UNICEF, World Bank, American Association of Public Health, dan pada konferensi USA, Eropa. Dari hasil diskusi dihasilkan tujuh unsur penting yaitu governance, information, protection, prevention, promotion, advocacy, dan capacity.

14wcph-2

Permasalahan kesehatan global tidak hanya pada fungsi tetapi juga kompetensi yang dimiliki oleh tenaga kesehatan masyarakat. Faktanya saat ini program magister kesehatan masyarakat belum mempunyai kemampuan yang spesifik karena ilmu pendidikan s1 kesehatan masyarakat dipelajari kembali di magister kesehatan masyarakat. Padahal WHO mempunya list kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga atau ahli kesehatan masyarakat. Prof. Anders Foldspang Co-chair, European Competences Programme merekomendasikan untuk mengunjungi website www.aspher.org.

Materi Prof. Anders Foldspang

14wcph-3

Prof. Louise Stjernberg dari Swedia juga menjelaskan isu tentang kompetensi program sarjana kesehatan masyarakat. Dalam presentasinya, Louise mengungkapkan fakta tentang kompleksitas program kesehatan masyarakat. Sebuah studi yang dilakukan di tahun 2011 di sekolah ASPHER, sebesar 23/25 (92%) ECTS credit points adalah hal yang sangat kompleks. Perbedaan kompetensi yang dimiliki oleh berbagai negara terkait dengan kualiatas pendidikan, multi disiplin ilmu, lama pendidikan, dan kompetensi yang diharapkan menjadi tantangan ahli kesehatan masyarakat global.

Materi Prof. Louise

Tiga delegasi Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK UGM juga mengikuti opening ceremony for 14th World Congress on Public Health yang dimulai pukul 16.00-18.00 waktu setempat. Dr Madhumita Dobe menjadi pembuka opening ceremony yang merupakan sekretariat organizing. Semua peserta yang peduli dengan masalah kesehatan masyarakat global berkumpul di ruang auditorium Science City. Kegiatan ini membuka konferensi yang akan diselenggarakan pada 12 hingga 15 Februari 2015.

ASM FK UGM 2015

asm-banner-16

Dalam rangka Annual Scientific meeting (ASM) Fakultas Kedokteran 2015
Kelompok Kerja (Pokja) Bencana FK  UGM bekerjasama dengan Divisi Manajemen Bencana Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan FK UGM Menyelenggarakan seminar mengenai:

Kaitan Peningkatan Risiko Bencana dengan Pencapaian MDGs

Senin, 16 Maret 2015
Gedung Senat Lantai 2 KPTU Fakultas Kedokteran UGM

 

Latar Belakang

Berbicara mengenai Milenium Development Goals (MDGs) maka masing-masing bidang yang dirumuskan dalam MDGs akan menemui fokusnya masing-masing seperti pendidikan, malaria, ekonomi, lingkungan, dan kesehatan misalnya. Namun, pertanyaannya dimanakah peran dan perhatian terhadap risiko bencana yang terus meningkat diseluruh dunia terhadap pencapaian MDGs saat ini dan sudahkan masuk dalam agenda pembahasan pasca MDGs mendatang?

Peningkatan ancaman bencana saat ini tidak saja karena alam, tetapi juga wabah penyakit, bioterorisme, konflik, kecelakaan transportasi, dan sosial. Dampak perubahan iklim misalnya, tidak saja meningkatkan kejadian bencana hidrometeorologi tetapi juga kaitannya dengan penyakit dan kesehatan lingkungan. Upaya menghadapi ancaman bencana ini adalah dengan meningkatkan kapasitas baik lingkungan dan sumberdaya manusia. Terutama bagaimana melindungi populasi rentan (anak, perempuan, dan lansia) baik pada sebelum, saat, dan sesudah bencana.

Fokus perlindungan bencana dan pencapaian MDGs bertemu pada satu titik yaitu perlindungan pada populasi rentan. Hal ini tersirat dalam MDGs 4 mengenai pengurangan angka kematian bayi dan MDGs 5 mengenai peningkatan kesehatan ibu.

Saat ini, Indonesia melalui BNPB yang bekerjasama dengan beberapa kementerian dan LSM sedang membangun pendekatan kluster dalam penanggulangan bencana. Ada 8 kluster yang dibentuk yaitu kluster kesehatan, kluser pencarian dan penyelamatan, kluster logistik, kluster pengungsian dan perlindungan, kluster pendidikan, kluster sarana dan prasarana, dan kluster pemulihan dan kepemerintahan. Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan menjadi koordinator untuk kluster kesehatan.

Dalam Kluster kesehatan ini disusunlah 10 sub sistem: sub sistem pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan, air bersih dan sanitasi, pelayanan kesehatan gizi, pengelolaan obat bencana, kesehatan reproduksi dalam situasi bencana, penanganan kesehatan jiwa, penatalaksanaan korban mati, dan pengelolaan informasi bidang kesehatan. Dari semua sub sistem kluster kesehatan yang terbentuk maka sub sistem kesehatan reproduksi dalam situasi bencanalah yang paling banyak mendapat pertanyaan, mengapa sub sistem ini menjadi penting dibuat?  Apakah ada pengaruhnya dengan perlindungan populasi rentan atau terhadap pencapaian MDGs 4 dan 5 pada saat bencana?

Saat ini, kejadian bencana bukanlah sesuatu yang terjadi dengan apa adanya dan manusia sebagai korban tidak bisa berbuat apa-apa. Bencana memang sesuatu peristiwa yang tidak dapat ditangguhkan tetapi saat ini kita dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerintah. Misalnya, dengan membuat rencana kontijensi bencana sektor kesehatan maka salah satu bidang seperti layanan kesehatan ibu dan anak pada saat bencana tetap dapat berjalan seperti biasanya, sehingga dapat menghindari kematian ibu dan anak pada saat bencana.

Melalui rangkaian kegiatan Annual Scientific Meeting Fakultas Kedokteran UGM tahun 2015 yang bertemakan “Menutup Kesenjangan MDGs dan Agenda Pasca MDGs”, maka Pokja Bencana FK UGM bekerjasama dengan Divisi Manajemen Bencana PKMK FK UGM bermaksud menyelenggarakan seminar yang berjudul “Kaitan Peningkatan Risiko Bencana dengan Pencapaian MDGs”. Melalui seminar sehari ini, kita akan membahas mengenai data peningkatan risiko bencana dengan kejadian penyakit terutama pada populasi rentan dan bagaimana hubungannya dengan pencapaian MDGs 4 dan 5, perlindungan kesehatan populasi rentan pada saat bencana, serta bagaimana penguatan sektor kesehatan menghadapi bencana pasca MDGs ini.

Tujuan kegiatan

  1. Terbentuknya pemahaman mengenai peningkatan risiko bencana dan dampaknya pada pencapaian target kesehatan di Indonesia, diantaranya pencapaian MDGs 4 dan 5.
  2. Terbentuknya pemahaman mengenai perlunya kesehatan reproduksi pada saat situasi bencana.
  3. Terbentuknya pemahaman berdasarkan bukti penelitian mengenai dampak perubahan iklim dengan kajadian bencana dan peningkatan kasus penyakit di masyarakat.
  4. Terbentuknya pemahaman mengenai penguatan peran sektor kesehatan dalam menghadapi peningkatan risiko bencana untuk pencapaian target kesehatan pasca MDGs

archive-iconTopik Materi Seminar

  1. Dampak peningkatan risiko bencana terhadap pencapaian MDGs 4 dan 5
  2. Dampak perubahan iklim terhadap peningkatan risiko bencana dan angka kesakitan di Indonesia
  3. Penguatan peran sektor kesehatan dalam menghadapi risiko bencana pasca MDGs


Tempat, Waktu, dan Jadwal Kegiatan

Blended advokasi dilaksanakan sejak februari-mei 2015 yang terbagi menjadi tiga tahap sebagai berikut:

TAHAP 1: Pra Kegiatan Advokasi Tatap Muka

Kegiatan

Jadwal

Penanggungjawab

Pra seminar dengan stakeholder melalui milist dengan melibatkan narasumber, pembahas dan moderator

5 Maret-15 Maret 2015

Oktomi Wijaya

TAHAP 2: SEMINAR TATAP MUKA

Senin, 16 Maret 2015
Ruang Senat KPTU Lantai 2 Fakultas kedokteran UGM
Pukul 08.00-15.30 WIB

Waktu

Kegiatan

08.00 – 08.30

Registrasi

08.30- 08.40

Pembacaan Safety Briefing

08.40 – 09.00

Pembukaan

  1. Sambutan oleh Ketua Pokja Bencana FK UGM, dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS
  2. Sambutan dan Pembukaan oleh Dekan Fakultas Kedokteran: Prof. DR. dr. Teguh Aryandono, Sp.B(K)Onk

09.00– 09.10

Tea Break

 

Sesi 1: Dampak peningkatan risiko bencana terhadap pencapaian MDGs 4 dan 5

Pembicara 1: Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Provinsi DIY: drg. Inni Hikmatin M.Kes

pdf Materi

Pembicara 2: NGO- Yakkum Emergency Unit, Bagian Kesehatan Reproduksi pada saat bencana : dr. Sari Mutia Timur

pdf Materi

Pembahas : dr.Sitti Noor Zaenab, M.Kes

pdf Materi

Diskusi

Moderator: dr. Bella Donna, M.Kes

10.30-10.50

10.50-11.10

11.10-11.30

11.30-11.50

Sesi 2: Dampak perubahan iklim terhadap peningkatan risiko bencana dan angka kesakitan di Indonesia

Pembicara 1: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI : Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM &H, DTCE

pdf Materi

Pembicara 2: WHO   Indonesia : Dr. Nirmal Kandell, MBBS, MA (Anthropology), MPH

pdf Materi

Pembahas: Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH

diskusi

Moderator: dr.Nandy Wilasto, MSc.IH

11.50- 13.30

ISHOMA

13.30-13.50

13.50-14.10

14.10-14.30

14.30-14.50

Sesi 3: Penguatan peran sektor kesehatan dalam menghadapi risiko bencana pasca MDGs

Pembicara 1: Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI: dr. Ina Agustirini

pdf Materi

Pembicara 2: Ketua Pokja Bencana Fakultas Kedokteran UGM: dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS

pdf Materi

Pembahas: Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D

pdf Materi

Diskusi
Moderator: dr. Hendro Wartatmo, SpB, KBD

14.50-15.10

Kesimpulan dan Penutupan

TAHAP 3: Pasca Advokasi Tatap Muka

Kegiatan

Jadwal

Penanggungjawab

Publikasi online hasil seminar melalui web bencana kesehatan dalam bentuk reportase, dokumentasi dan materi seminar.

Maret 2015

Madelina Ariani

Diskusi lanjutan dengan pembicara, pembahas dan fasilitator dengan menggunakan webinar

April 2015

Oktomi Wijaya

Pembuatan policy brief untuk disebarkan kepada stakeholder BNPB, BPBD, PPKK 9 regional, Dinas Kesehatan.

April 2015

Madelina Ariani

community usersSasaran Peserta

Seminar ini mengharapkan kehadiran rekan-rekan dari:

  1. Lingkungan Kementerian Kesehatan
  2. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan dari 9 Regional
  3. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten Kota di Indonesia
  4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terutama bidang mitigasi, kesiapsiagaan dan kegawatdaruratan
  5. Rumah Sakit, terutama tim penanggulangan bencana di rumah sakit
  6. Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan
  7. Mahasiswa S2 dan S3 yang tertarik pada kesehatan, bencana, emergency, ibu dan anak, serta manajemen bencana
  8. Peneliti bidang pencapaian MDGs, manajemen bencana sektor kesehatan, dan perubahan iklim, dan kesehatan global
  9. Pusat studi bencana di Indonesia
  10. LSM yang bergerak pada bidang kemanusiaan, anak, dan ibu.

Target jumlah peserta

Demi kelancaran diskusi maka seminar ini membatasi peserta maksimal 80 orang.

Biaya, Cara pendaftaran dan Pembayaran

  • Biaya pendaftaran peserta Rp. 500.000,00/orang.
    Biaya pendaftaran peserta webinar Rp. 300.000,00/orang
  • Pendaftaran peserta dapat dilakukan online melalui website bencana kesehatan www.bencana-kesehatan.net atau secara offline dengan mengemail ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it..
  • Pembayaran peserta dapat dilakukan dengan cara tunai pada saat kegiatan atau melalui transfer ke rekening panitia:
  • Bank BNI, no.Rek: 0203024192, atas nama: Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
    (Bukti setor wajib di fax ke +62274 549425/ email ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.)
 Sekretariat:  
 
 

Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
Gedung IKM Lantai 2 Sayap Utara, Jalan Farmako Sekip Utara, Yogyakarta 55281 Indonesia
Phone/fax: +62 274 549425
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Contact person:
Dewi Catur Wulandari
Mobile: +62 818 263653
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Oktomi Wijaya
Mobile: +62 813 1484 3515
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

 

 

Kaitan Peningkatan Risiko Bencana dengan Pencapaian MDGs

asm-banner-16

Dalam Rangka Annual Scientific Meeting (ASM) Fakultas Kedokteran 2015

Kelompok Kerja (Pokja) Bencana FK  UGM bekerjasama dengan Divisi Manajemen Bencana Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan FK UGM Menyelenggarakan seminar dan blended advokasi mengenai:

Kaitan Peningkatan Risiko Bencana dengan Pencapaian MDGs

Senin, 16 Maret 2015
Gedung Senat Lantai 2 KPTU Fakultas Kedokteran UGM

 

Gambaran garis besar kegiatan sebagai berikut:

Seminar ditujukan sebagai sarana advokasi kepada para stakeholder, narasumber, dan peserta kegiatan. Rangkaian kegiatan advokasi terbagi menjadi tiga bagian yakni pre seminar, seminar, dan pasca seminar.

Tahap 1: Pra seminar ditujukan untuk advokasi kepada para stakeholder yang akan hadir dan narasumber serta peserta yang terlibat untuk mendapatkan gambaran yang sama mengenai tujuan dan arah dilaksanakan seminar mendatang. Kegiatan mulai dilaksanakan awal maret hingga menjelang pelaksanaan seminar. Media yang digunakan adalah email milist narasumber, pembahas, dan moderator.


Tahap 2: Seminar sehari mengenai Kaitan Peningkatan Risiko Bencana dengan Pencapaian MDGs yang dilaksanakan secara tatap muka dan streaming melalui website bencana kesehatan akan dilaksanakan di FK UGM pada senin, 16 maret 2015. Kegiatan ini ditujuan untuk pemaparan materi yang telah dirumuskan sebelumnya pada saat pre kepada seluruh peserta seminar.

Tahap 3: Pasca seminar, hasil kesepahaman, diskusi, dan temuan saat seminar akan disebarluaskan melalui media website bencana kesehatan baik dalam bentuk reportase, dokumentasi, dan materi seminar. Hasil ini dapat diakses oleh siapa saja yang mengunjungi website bencana. rangkaian advokasi pasca seminar berlanjut dengan diskusi yang dibangun menggunakan email peserta, narasumber, dan fasilitator (PKMK FK UGM) terkait hasil temuan dilapangan dan masukan dari semua yang terlibat. Pokja Bencana FK UGM bersama dengan narasumber dan pembahas kemudian menyusun policy brief yang akan disebar luaskan kepada stakeholeder, dinas kesehatan, BPBD, dan PPKK 9 Regional. Kegiatan ini akan dijadwalkan april dan mei 2015.

Gambaran lebih lengkap mengenai seminar dan blended advokasi dapat dilihat pada TOR berikut ini dan pada website bencana kesehatan