logo2

ugm-logo

Oral Presentation Session Hari Pertama

19th World Congress on Disaster and Emergency Medicine  

21 April, Cape Town, South Africa


 

Capacity Strategy

Reporter: Bella Donna


Kelas ini membicarakan mengenai penelitian masing-masing presenter dalam peningkatan kapasitas masyarakat di daerahnya. Sesi dimulai oleh presenter dari Hongkong yang menceritakan penelitian di sebuah kecamatan di China untuk mengembangkan desa tanggap siaga (kita menyebutnya di Indonesia) dengan strategi kapasitas melalui pengembangan fungsi orang-orang desa tanggap siaga pada kesiapan keselamatan kebakaran dengan teknik Communication for Behavioural Impact (COMBI ).

Presenter lain dari Amerika membuktikan bahwa pelatihan penurunan resiko bencana dapat mengubah kapasitas masyarakat untuk mengisentifikasi penilaian dan manajemen resiko, bahaya yang mengancam dan kerentanan. Penelitian ini dilakukan di Haiti.

Presenter dari Ghana melihat bahwa jika terjadi bencana seringkali tim emergency atau bantuan datang terlambat, faktanya sangat dibutuhkan agar bantuan berdasarkan pendekatan kepada masyarakat. Modul yang sudah dibuat didesain untuk edukasi, pelatihan dan layanan sederhana serta pencatatan sehingga masyarakat paham dalam merespon kebutuhan kegawatdaruratan yang berbeda-beda.

Presenter dari Kenya bercerita bahwa banyaknya bencana yang terjadi di Kenya membuat masyarakat Kenya sangat membutuhkan kesiapan dalam menghadapinya. Melalui simulasi yang mereka lakukan dengan skenario teroris di pusat perbelanjaan. Simulasi ini menunjukkan diaktifkannya Incident Command Structure (ICS) dengan melakukan koordinasi dan respon struktur gawat darurat yang langsung mengikuti. Area triase dan waktu respon yang dilakukan di catat serta rujukan korban ke fasilitas kesehatan.

Presenter dari Jerman mengatakan bahwa penelitian yang dilakukannya melalui komunikasi tradisional dan soSial media, ternyata membuktikan bahwa soSial media memiliki potensi yang besar dalam mengubah komunikasi antara Public Protection and Disaster Relief Representatives (PPDRs) dengan masyarakat dalam situasi masa gawat darurat.

Dari penelitian yang ada, Indonesia saat ini juga sangat memperhatikan pendekatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan penurunan resiko bencana. Bahkan simulasi juga sudah sering dilakukan  oleh BNPB, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan bahkan Puskesmas.