Telah Berlangsung Pre-conference The 5th Asian Ministerial Conference Disaster Risk Reduction
Senin (22/10) telah berlangsung pre-conference The 5th Ministerial Conference Disaster Risk Reduction (AMCDRR). Pre-Conference The 5th AMCDRR ini dilakukan di beberapa tempat, ntara lain : Hotel Sheraton, Hotel Grand Aston dan Jogja Expo Center (JEC). Sekitar 18 pre-conference di JEC, dua diantaranya tentang Childrens Views on Disaater Risk Reduction and Climate Change Adaptation serta ASEAN Committee for Disaster Management.
Pre-conference Childrens Views on Disaater Risk Reduction and Climate Change Adaptation salah satunya menghadirkan anak-anak dari Turgo, Kaliurang. Mereka begitu antusias ketika diajak berdiskusi tentang bencana dan peringatan bencana. Hal ini sangat penting mengingat lokasi rumah mereka yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB). Sementara pre-conference ASEAN Committee for Disaster Management membahas hal yang tak kalah menarik, yaitu ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA).
Adelina Kamal, Head Disaster Management & Humanitarian Division of ASEAN Secretariat memaparkan strategi yang dilakukan AHA untuk pengurangan resiko bencana diantaranya :
1. Prevention and navigation yang melliputi :
- Membangun kesadaran publik dan melakukan pendidikan kebencaan,
- Strategi pembangunan resiko pembiayaan dan asuransi
2. Preparednes : misalnya sistem logistik yang stabil, serta
3. Pre disaster recovery planning
Sementara, dr. Markessa Teyez, Technical Advisor for Disaster Management & Humanitarian Division of ASEAN Secretariat menjelaskan tentang perkembangan The Hyogo Framework Action (HFA) yang telah diterapkan negara-negara ASEAN. HFA yang disepakati Januari 2005 kini telah mengalami banyak kemajuan di ASEAN, diantaranya :
- Pengurangan Resiko Bencana (Disaster Risk Reduction/DRR) telah menjadi prioritas
- Mengetahui resiko dan mengambil aksi nyata (identifikasi, monitoring bencana)
- Memanfaatkan pengetahuan untuk pendidikan kebencanaan
- Menandai dan mengurangi faktor resiko, masing-masing negara harus menyiapkan diri dan bersiap untuk menghadapi bencana sejak awal.
Markessa Teyez menambahkan, ‘tantangan ke depan untuk negara-negara ASEAN yaitu sinkronisasi, kolaborasi, dan monitoring DRR pada level nasional dan regional’ (Wid).
Side Event Visit Hospital RSUD Panembahan Senopati
Senin (22/10) sore hari telah berlangsung kunjungan rombongan peserta Pre-Conference The 5th AMCDRR ke RSUD Panembahan Senopati Bantul. Kunjungan ini dilakukan sebagai ajang untuk berbagi pengalaman RS dalam menghadapi bencana. Faktanya, RS harus selalu siap melayani dalam menghadapi bencana dan kegawatdaruratan. RSUD Panembahan Senopati merupakan RS Binaan WHO dan PMPK UGM dalam penyusunan dan implementasi Hospital Disaster Plan (HDP). HDP inilah yang menjadi acuan para personil RS ketika terjadi bencana.
I Wayan Sudana, M. Kes, Direktur RSUD Panembahan Senopati menjelaskan HDP yang ada di RS ini diantaranya :
- Mengorganisasi HDP yang meliputi : komando dan operasional bencana, perencanaan, logistic dan pembiayaan.
- Mempersiapkan lokasi untuk evakuasi diantaranya mencakup : pos komando, pusat evakuasi, pusat komunikasi, seluruhnya ada 22 lokasi.
- Menyusun peta atau jalur penanggulangan bencana.
- Menyusun peta evakuasi
Sementara kegiatan terkait yang telah dilakukan antara lain :
- Workshop manajemen bencana
- Training manajemen kebakaran
- Training PPGD
- Memasang instalasi arah petunjuk diantaranya : alarm kebakaran, RAM dan seterusnya.
- Memasang instalasi alarm, yaitu : detector asap, detector panas dan sebagainya.
- Simulasi rutin dengan Bantul Emergency Service Support (BESS).
Simulasi tersebut dilakukan dua kali dalam setahun, tambah dr. Gandung, Kepala Komando HDP. Selain simulasi, HDP juga diterapkan melalui hal-hal yang sederhana, misalnya : ketika terjadi bencana banyak ruangan yang ‘disulap’ menjadi ruang istirahat pasien. Disamping itu, IGD menjadi pusat komando ketika bencana terjadi. Sehingga diharapkan akselerasi respon terhadap bencana cepat dan tepat.
Menanggapi pemaparan tersebut, Sameer, perwakilan dari World Bank memberikan apresiasi yang sangat baik pada HDP RSUD Panembahan Senopati serta pengalaman kebencanaan Indonesia. Ia menyatakan Indonesia memiliki kekayaan yang tak ternilai dalam pengalaman menghadapi bencana. Ada tiga poin yang ia catat, diantaranya : pertama, Indonesia sudah memliki prosedur yang baik seperti akses kesehatan dan fasilitas yang baik. Kedua, struktur bangunan RSUD Panembahan Senopati yang tetap kokoh saat terjadi gempa 2006 lalu. Ketiga, penanggulangan bencana yang sudah baik (Wid).