logo2

ugm-logo

Kenali, Ini Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari

KOMPAS.com - Wabah virus corona masih menjadi kekhawatiran di seluruh penjuru dunia.

Jumlah kasusnya di banyak negara semakin bertambah, meskipun angka kesembuhan juga menunjukkan persentase yang tinggi sehingga memberikan optimistis tersendiri.

Edukasi kepada warga dunia mengenai virus ini terus dilakukan, terutama mengenai gejala yang sebaiknya diketahui sehingga setiap orang bisa membatasi dirinya dan tak menjadi pembawa virus yang baru.

Melansir WHO, tanda-tanda mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru adalah batuk, sesak napas, hingga mengalami kesulitan bernapas.

Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Business Insider memberitakan, sebagian besar kasus Covid 19 tergolong ringan.

Akan tetapi, sekitar 20 persen pasien memiliki bawaan penyakit yang parah sehingga menyebabkan kondisi menjadi sangat kritis.

Sebuah studi yang dilakukan terhadap sekitar 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, mengidentifikasi pola khas gejala terkait Covid-19.

Sekitar 99 persen pasien mengalami demam dengan suhu tinggi, sedangkan lebih dari setengahnya mengalami batuk kering.

Adapun sepertiganya mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan, sekitar 80 persen kasus virus corona ringan.

Sementara itu, 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.

Bagaimana gejala virus corona berkembang dari hari ke hari? 

Hari ke-1

Pasien mengalami demam. Tubuhnya mungkin juga mengalami semacam kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.

Ada pula yang mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.

Hari ke-5

Ada pasien yang mengalami kesulitan bernapas.

Kondisi ini biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut atau memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya. 

Hari ke-7

Pada hari ke-7, menurut penelitian Universitas Wuhan, ini merupakan waktu rata-rata pasien masuk ke rumah sakit.

Hari ke-8

Pada pasien yang mengalami kondisi parah, sekitar 15 persen mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.

Saat ini terjadi, cairan telah memenuhi paru-paru, dan sering kali berakibat fatal.

Hari ke-10

Ketika gejala memburuk, pasien akan dibawa ke ICU. Biasanya, mereka mengalami gangguan pada bagian perut, dan kehilangan nafsu makan.

Pada rentang waktu ini, sebagian kecil meninggal, yakni 2 persen.

Hari ke-17

Setelah menjalani perawatan selama lebih kurang 2,5 minggu, pasien yang kondisinya membaik biasanya sembuh dan keluar dari rumah sakit.

*****

Ahli epidemiologi University of Texas, Lauren Ancel Meyers, mengatakan, ada pasien yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih.

Oleh karena itu, gejala-gejala awal pada sebagian orang tidak datang tepat setelah mereka terinfeksi.

Namun, ketika gejala muncul, akan terlihat mirip dengan pneumonia. Bagaimana membedakan Covid-19 dengan pneumonia?

Ahli radiologi Thomas Jefferson University, Paras Lakhani, mengatakan, keduanya dapat dibedakan dari caranya memburuk dari waktu ke waktu.

Pneumonia biasanya tidak berkembang dengan cepat.

Biasanya, sebagian besar rumah sakit akan mengobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil hingga kemudian mulai membaik.

Namun, pasien virus corona kondisinya bisa semakin memburuk, bahkan setelah mereka menerima perawatan.

Kajian terbaru

Melansir Live Science, Kamis (12/3/2020), ditemukan bahwa orang yang terinfeksi virus corona berpotensi besar menyebarkan ketika awal terinfeksi. 

Hal ini menjawab pertanyaan mengapa virus baru itu menyebar begitu mudah. Potensi penularan terbesar terjadi ketika penderita masih menunjukkan gejala ringan.

Hal itu sangat kontras dari SARS. Pada pasien SARS, pelepasan virus memuncak sekitar tujuh hingga 10 hari.

Pada tujuh pasien Covid-19, konsentrasi puncak terjadi sebelum hari ke-5 dan menjadi 1.000 kali lebih tinggi.

Penelitian itu dipublikasikan pada 8 Maret 2020 di Medrxiv, tetapi belum melalui peer-review dan hanya melibatkan sembilan peserta.

Lakukan ini ketika merasa tidak sehat

Kementerian Kesehatan mengeluarkan protokol kesehatan terkait virus corona.

Jika Anda merasa tidak sehat, dengan gejala demam 38 derajat celsius, dan mengalami batuk atau pilek, maka disarankan melakukan hal berikut:

  • Istirahat yang cukup di rumah.
  • Bila keluhan berlanjut atau disertai dengan kesulitan bernapas (sesak/napas cepat), segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Saat berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan, yang perlu Anda lakukan adalah:

  • Gunakan masker.
  • Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar. Caranya yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau punggung lengan.
  • Usahakan tidak menggunakan transportasi massal.

Kunci melawan virus corona adalah imunitas atau kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting menjaga kondisi tubuh, di antaranya dengan asupan makanan bergizi dan istirahat yang cukup.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Batuk, Pilek, Alergi, dan Gejala Virus Corona

Jangan Panik! Ini Saran Pasien yang Sembuh dari Corona

Jakarta, CNBC Indonesia- WHO resmi menetapkan corona sebagai pandemi, 126.380 jiwa di dunia terdeteksi positif terkena virus mematikan ini. Namun, bukan berarti tak bisa disembuhkan.

Salah satu pasien yang divonis terkena corona dan menjalani perawatan, akhirnya berani buka suara dan menceritakan pengalamannya sejak disebut mengidap corona hingga akhirnya sembuh total.

Adalah Elizabeth Schneider, warga Amerika Serikat yang tinggal di Seattle. Salah satu lokasi di Washington yang mencatat rekor kematian terbanyak di Amerika Serikat akibat virus corona.

Penyandang gelar PhD berusia 37 tahun ini buka-bukaan soal pengalamannya menjadi pasien corona karena ingin berbagi harapan ke penduduk dunia, bahwa corona tidak sehoror yang dibayangkan selama ini. Meskipun ia hanya mengidap gejala ringan dan menyembuhkan dirinya sendiri di rumah.

"Tapi bukan berarti juga ini hal yang bisa diremehkan, karena masih banyak orang termasuk orang tua yang kondisi kesehatannya cukup serius akibat ini," tulisnya sebagaimana dikutip dari AFP.

Ia bercerita gejala awal ia rasakan pada 25 Februari lalu, sepulangnya dari sebuah pesta yang belakangan diketahui terdapat 5 orang terinfeksi di dalamnya.

"Saya bangun dan merasa lelah, tapi bukan capek seperti biasanya meskipun saya bekerja seperti biasa dan sangat sibuk di pekan sebelumnya." ujarnya kepada AFP dalam wawancara Rabu ini.

Begitu siang hari, ia merasa agak pusing disertai demam dan mulai merasakan pegal serta nyeri. Lalu, ia memutuskan izin dari kantor di mana ia bekerja sebagai marketing manajer untuk pulang ke rumah.

Elizabeth sempat tidur sebentar, sampai akhirnya ia terbangun dan merasakan demamnya semakin menjadi sampai 39,4 derajat celsius. "Saya lalu menggigil luar biasa, dan mulai khawatir."

Ia mengobati dirinya dengan obat-obat flu yang bisa ditemukan di rumahnya, dan berjaga-jaga dengan menelepon temannya sekiranya ia dalam kondisi darurat dan perlu dibawa ke rumah sakit. Untungnya, demam yang ia derita terus menurun di hari-hari berikutnya.

Saat menderita demam itu, ia mengaku cukup mengikuti pemberitaan terkait corona. Namun, ia merasa tidak mendapatkan gejala-gejala umum orang terjangkit corona. "Itu makanya saya pikir saya tidak kena corona."

Baru beberapa hari belakangan ia tahu lewat facebook, bahwa beberapa orang yang hadir di pesta waktu itu terkena gejala yang sama dan mulai curiga dengan apa yang terjadi.

Beberapa orang itu diketahui pergi ke dokter namun dinyatakan negatif terkena flu, namun tidak ditawarkan untuk tes corona karena tidak mengalami batuk atau sesak nafas.

Khawatir kalau ke dokter juga tak akan ditawarkan untuk tes, dia sukarela ikut program dan tes flu yang dinamakan Seattle Flu Study dan berharap mendapat jawaban. Lalu tim tersebut mengirimkan beberapa alat untuk uji tes, dan ia kirim balik untuk mendapat hasilnya beberapa hari kemudian.

"Sampai saya dapat panggilan telepon pada Sabtu kemarin dan mengatakan bahwa saya positif terkena corona Covid 19."

Saat mendengar itu, ia mengaku terkejut tapi juga lega sekaligus. Meskipun sang ibu menangis saat mendengar kabar tersebut.

"Mungkin saya tidak merasakan selega itu jika benar-benar parah, namun didorong rasa penasaran ilmiah saya, saya menilai ini pengalaman menarik di balik konfirmasi positifnya penyakit ini."

Saat ini, gejala-gejalanya sudah mereda dan ia sudah diberitahu lembaga kesehatan lokal setempat untuk teurs berada di rumah sampai 7 hari mendatang hingga semua gejalanya hilang.

Kini, sudah hampor seminggu ia sudah merasa lebih baik dan mulai keluar-keluar rumah untuk melakukan sesuatu. Namun tetap hindari kumpulan orang, dan bekerja dari rumah.

Ia berharap dengan berbagi ceritanya ini bisa menjadi contoh bagi yang tengah mengalami hal serupa dan bisa membuat mereka lebih merasa aman. "Jangan panik adalah kuncinya, jika merasa kena mungkin saja anda kena dan Anda perlu menguji itu."

More Articles ...