logo2

ugm-logo

Peta Banjir Jakarta 2020

Peta Banjir Jakarta 2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan peta sebaran banjir yang rendam wilayah Jakarta, Rabu (1/1). Menurut data BNPB, banjir dengan ketinggian bervariasi dari 30 cm hingga 200 cm.

"Berdasarkan hasil pemantauan, terdapat 7 kecamatan di Jakarta Selatan dan 10 kecamatan di Kota Bekasi yang terendam banjir. Sebaran titik terdapat di sejumlah wilayah baik di DKI Jakarta, Tangerang Selatan dan Kota Bekasi," demikian tertulis pada situs BNPB, Rabu (1/1).

BNPB lantas memberikan peta sebaran banjir di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Data terakhir yang dikumpulkan pada peta ini per 1 Januari 2020 pukul 14.00 WIB.

Peta Banjir Jakarta 2020

Peta titik rendaman banjir Jakarta versi BNPB (Dok. BNPB)


Selain peta dari BNPB, pengguna juga bisa mengakses situs Peta Bencana. Situs ini mengumpulkan data banjir yang dilaporkan oleh warganet.

 

Peta Banjir Jakarta 2020
Peta banjir Jakarta 2020 versi situs Peta Bencana (Dok. petabencana.id)

Selain dari warganet, situs ini juga bekerjasama dengan BPBD Jakarta, BNPB, Qlue, Pasangmata.com, Zurich alert, Pacific Disaster Center, dan Humanitarian OpenStreetMap Team dengan dukungan dari USAID dan UrbanRiskLab.

Selain lewat Twitter, Platform ini memanfaatkan laporan yang diterima lewat aplikasi Telegram menggunakan tekas "/banjir" ke akun @BencanaBot.

Platform interaktif ini merupakan peta online yang menampilkan daerah terdampak banjir. Ikon air digunakan untuk menandai daerah yang terkena banjir. Sementara Ketinggian air ditandai dengan warna kuning, cokelat, dan merah.

Warna kuning untuk menandai kedalaman air antara 10-70 cm. Coketlat untuk ketinggian air 70-150 cm, dan merah untuk kedalaman di atas 150 cm.

Selain itu, anda juga bisa melilhat informasi ketinggian air di daerah tertentu lengkap dengan foto dengan mengklik simbol air.

Peta ini juga memberikan informasi ketinggian air di sejumlah pintu air. Ikon pintu air berwarna merah mendakan permukaan air dalam kondisi Siaga 1, warna jingga sebagai Siaga 2, warna kuning menandakan permukaan air dalam kondisi Siaga 3, dan warna hijau dalam kondisi Siaga 4. (eks)

Benarkah Banjir Jakarta Tahun 2020 Adalah yang Terparah?

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di lima wilayah kota Jakarta terendam banjir sejak Rabu (1/1/2020).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, banjir Jakarta dan sekitarnya disebabkan curah hujan ekstrem.

Berdasarkan hasil pemantauan BMKG di Landasan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, curah hujan mencapai 377 milimeter.

 Kemudian, dari hasil pengukuran di Taman Mini, Jakarta Timur, curah hujan tercatat 335 milimeter.

Angka ini merupakan curah hujan tertinggi yang menerpa Jakarta, dengan rekor sebelumnya ada pada tahun 2007 dengan catatan 340 milimeter per hari.

Akibat banjir, tercatat 31.323 warga yang berasal dari 158 kelurahan, mengungsi karena rumahnya terendam banjir.

Banjir tak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga jalan-jalan protokol Jakarta.

Sejumlah transportasi umum mulai dari transjakarta, KRL, hingga penerbangan di bandara Halim Perdanakusuma juga terpaksa dibatalkan akibat rendaman banjir.

Banjir juga menyebabkan pemadaman listrik oleh PLN. PLN Distribusi Jakarta Raya memadamkan listrik di 724 wilayah Jakarta yang mengalami banjir.

Banjir Jakarta dan sekitarnya juga menelan korban jiwa. Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 16 korban meninggal hingga Kamis (2/1/2020) ini.

Lalu, benarkan banjir Jakarta pada awal 2020 merupakan banjir terparah?

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo menyatakan, banjir pada awal 2020 ini belum bisa diklaim sebagai banjir terparah.

"Belum bisa dibilang terparah karena perlu evaluasi dulu," ujar Subejo saat dihubungi Kompas.com, Kamis.

Subejo berujar, banjir Jakarta sejak kemarin terjadi karena tingginya curah hujan. Curah hujan paling ekstrem terjadi di Halim, Jakarta Timur.

"Penyebab antara lain karena intensitas dan volume curah hujan tinggi, bahkan pada area tertentu agak ekstrem. Volume curah hujan ekstrem kemarin di area Halim," kata dia.

Banjir Jakarta, lanjut Subejo, juga disebabkan kali yang meluap.

"Juga terjadi luapan sungai yang di hulu, juga terjadi hujan dengan intensitas cukup lebat," ucap Subejo.

More Articles ...