logo2

ugm-logo

Jejak Dahsyatnya Banjir Sentani yang Tewaskan 113 Orang

Jejak Dahsyatnya Banjir Sentani yang Tewaskan 113 Orang

Jayapura - Sepekan sudah banjir di Sentani, Jayapura, berlalu. Hingga saat ini tercatat 113 orang tewas, ratusan terluka, dan 94 hilang. Jejak dahsyatnya banjir masih terlihat.

Saat detikcom dan rombongan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, tiba di Sentani, Sabtu (23/3/2019), sebagian jalan masih basah dan berlumpur. Terutama di dekat Markas Yonif RK 751/ Raider dan Mako Lanud Silas Papare Sentani. Kedua markas ini letaknya berdekatan.

Menurut penuturan sejumlah prajurit kepada detikcom, saat banjir menerjang, ketinggian air berkisar 60 sentimer hingga satu meter. Hari ini menyisakan pasir dan lumpur. Berdasarkan laporan, tak ada prajurit yang jadi korban.

"Saya sangat mengapresiasi prajurit Yonif RK 751/Raider yang memperhatikan masyarakat, sementara satuannya sendiri terdampak banjir," kata Marsekal Hadi saat memberikan penghargaan kepada prajurit TNI dan personel Polri yang dinilai berjasa dalam menyelamatkan korban banjir.

Di dekat dua markas Yonif dan Lanud, ada mobil berwarna biru nyungsep di teras. Di titik ini, rombongan Panglima TNI dan Kapolri mendapat penjelasan dari Danlanud Silas Papare Marsekal Pertama Tri Bowo Budi Santoso soal dampak banjir.

Tak diketahui pemilik mobil tersebut. Separuh bodi tertimbun. Kaca depan dan sampingnya pecah.

"Itu mobil terbawa arus, nggak tahu punya siapa. Pas kejadian, mobil itu diparkir di sana," kata seorang prajurit kepada detikcom sambil menunjuk arah ke luar markas.

Banjir dan longsor menerjang Jayapura pada Sabtu, 16 Maret 2019. Kawasan terdampak parah yakni Distrik Sentani, Waibu, dan Sentani Barat. Hingga saat ini tercatat 113 jiwa meninggal, 107 luka berat, dan 108 luka ringan. Selain itu, 94 orang dilaporkan hilang.

Ancaman Siklon Veronika, Berikut Penjelasan BMKG

Ancaman Siklon Veronika, Berikut Penjelasan BMKG

JawaPos.com - Siklon Veronika telah bergerak menjauh dari Pulau Jawa. Namun potensi hujan lebat di Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) masih tetap ada dalam beberapa hari ke depan.

"Siklon Veronika tidak terlalu berpengaruh, walaupun siklon itu mempunyai tekanan yang rendah yaitu 996 hPa dengan kecepatan pusaran maksimal 40 knot. Karena arahnya menjauhi Pulau Jawa, bergerak menjauh ke arah barat daya dengan kecepatan 8 knot," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Jogjakarta, Reni Kraningtyas saat dihubungi JawaPos.com, Kamis (21/3).

Dikatakan Reni, potensi hujan lebat masih ada karena sering muncul Low Pressure Area (LPA). Yakni tekanan rendah di perairan selatan Jawa dan suhu laut yang masih hangat. Sehingga masih memicu terbentuknya awan-awan hujan. "Masih bisa berpotensi hujan lebat, tetapi diperkirakan tidak se-ekstrem Minggu (17/3) dan Senin (18/3) kemarin," ucapnya.

Pada Minggu (17/3) malam curah hujan cukup tinggi. Yakni 148 milimeter per hari. Sedangkan kategori hujan ekstrem itu hanya 50 milimeter per hari curah hujannya.

Akibat hujan lebat yang ekstrem itu setidaknya 5 orang warga Kabupaten Bantul nyawanya melayang. Karena longsor dan banjir, ribuan jiwa di Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul juga sempat mengungsi ke tempat yang aman.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki sebelumnya menyebut, kerugian akibat hujan lebat pada Minggu (17/3) masih dilakukan pendataan. "Masih kami data total kerugiannya," pungkasnya.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan terhitung sejak Senin (18/3) pihaknya menetapkan status Siaga Darurat. Dalam upaya recovery usai bencana

More Articles ...