logo2

ugm-logo

Tiga Negara di Asia Alami Gelombang Panas Ekstrim

Sejumlah pria mendinginkan tubuhnya dibawah pancuran air saati gelombang panas di Karachi, Pakistan, 25 Mei 2018. REUTERS/Akhtar Soomro

TEMPO.CO, Jakarta - Jepang, Pakistan dan Korea Selatan, merupakan tiga negara di Benua Asia yang pernah mengalami musibah gelombang panas paling mematikan sepanjang 2018. Pada Rabu, 25 Juli 2018, jumlah korban tewas akibat gelombang panas di Jepang tercatat 80 orang.

Dikutip dari Reuters, Jepang sudah dua pekan terakhir diselimuti gelombang panas, dimana pada sejumlah area suhu panas mencapai 40 derajat celcius. Ribuan orang dilarikan ke unit gawat darurat.

Tokyo mengatakan akan membayar pemasangan penyejuk ruangan di sekolah-sekolah negeri dan memperpanjang libur musim panas yang akan dimulai pada pekan ini. Kota Kumagaya di wilayah barat daya Jepang, mengalami suhu tertinggi, yakni 41 derajat celcius, sedangkan suhu ibu kota Tokyo, tempat akan diselenggarakannya pesta olah raga dunia, berkisar 35 derajat celcius. Jepang menyatakan gelombang panas pada Juli 2018 sebagai bencana alam.

Sebelumnya pada Mei 2018, gelombang panas yang terjadi di kota Karachi, Pakistan, menewaskan 65 orang dalam tempo tiga hari. Temperatur mencapai 44 derajat celcius atau diatas suhu rata-rata yang biasanya berkisar 35 derajat celcius. Kondisi ini sangat berat dijalani, khususnya umat Muslim Pakistan karena terjadi saat bulan suci Ramadan.

Dikutip dari CNN.com, jumlah korban tewas berasal dari Sindh, Karachi. Dahysatnya gelombang panah dikabarkan telah merambah ke wilayah tengah dan utara India. Suhu panas di Karachi, Pakistan, berlangsung sampai awal Juni 2018 dan bergerak ke wilayah selatan India.

Bagi masyarakat Karachi, ini bukan kali pertama mereka mengalami gelombang panas. Pada 2015, gelombang panas disana mencapai 45 derajat celcius dan menewaskan 1.300 orang, sebagian besar manula.

Korea Selatan pada 2018 juga mengalami musibah gelombang panas. Pada Senin, 23 Juli 2018, surat kabar Korea Herald mewartakan suhu dipenjuru Korea Selatan sekitar 33 sampai 37 derajat celcius.

Pada Senin, 23 Juli 2018, masyarakat di ibu kota Seoul terbangun dengan suhu 29.2 derajat celcius atau tertinggi yang pernah terjadi di Seoul sejak 1907.

Gelombang panas ini telah berdampak pada sebagian besar wilayah Korea Selatan, kecuali Kepulauan Jeju. Korban tewas dalam gelombang panas telah menewaskan lima orang dan 237 orang dilarikan ke rumah sakit karena serangan panas. Badan Meteorologi Korea Selatan menyebut suhu panas karena pengaruh tingginya fenomena perubahan cuaca di wilayah utara pasifik pada tahun ini.

Kebakaran Hutan Tewaskan 74 Warga Yunani

Palang Merah resmi Nikos Economopoulos mengatakan 26 mayat ditemukan berdesak-desakan sekitar 100 kaki dari laut di pantai Mati, sebuah desa 25 mil timur laut Athena.

Jakarta - Setidaknya 74 orang tewas dan lebih dari 150 terluka karena kebakaran hutan yang terjadi di Yunani menyapu kota resor dekat Athena, Selasa (24/07).

Para pejabat mengatakan sedikitnya enam kebakaran besar , yang didorong oleh angin kencang dan hutan di kota-kota dekat Athena, terbakar di seluruh Yunani.

Korban tewas diperkirakan akan meningkat karena petugas penyelamat memeriksa sisa-sisa rumah dan kendaraan yang hancur oleh kebakaran yang bergerak cepat, yang dimulai Senin. Sekitar 700 orang telah diselamatkan di laut.

Perdana Menteri Alexis Tsipras mengumumkan keadaan darurat di wilayah Attica, yang mencakup Athena.

Palang Merah resmi Nikos Economopoulos mengatakan 26 mayat ditemukan berdesak-desakan sekitar 100 kaki dari laut di pantai Mati, sebuah desa 25 mil timur laut Athena.

"Mereka telah mencoba mencari rute pelarian tetapi sayangnya orang-orang ini dan anak-anak mereka tidak datang tepat waktu. Secara naluriah, melihat akhir mendekati, mereka berpelukan," kata Economopoulos.

Seorang korban selamat, Kostas Laganos, mengatakan nyala api mengejarnya sampai ke air. "Itu membakar punggung kami dan kami menyelam ke dalam air," katanya.

kebakaran pertama dimulai di pegunungan Geraneia dekat KINETA, mendorong tiga desa untuk dievakuasi.

Lusinan rumah rusak saat api menyebar ke kota dan mendekati kilang minyak. Lebih banyak rumah dan mobil hancur membuat pihak berwenang mengevakuasi kamp musim panas anak-anak setelah kebakaran kedua dimulai di Pendeli. Kebakaran ketiga dimulai di Hania.

Yannis Stratikopoulos dari lembaga perlindungan sipil mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi tentang apa yang menyebabkan kebakaran itu.

Kritik terhadap upaya penyelamatan meningkat Selasa, karena beberapa pejabat mengatakan salah menilai keganasan api dan malah berfokus pada nyala Kineta.

sumber: jurnas

More Articles ...