logo2

ugm-logo

Mengenal Apa Itu Bencana Hidrometeorologi: Pengertian dan Jenis

Jogja - Tahukah kamu, apa itu bencana hidrometeorologi? Penting untuk memahami apa itu bencana hidrometeorologi karena fenomena tersebut sering melanda wilayah di Indonesia.

Peringatan mengenai fenomena ini juga kerap disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terutama saat akhir tahun menjelang tahun baru. Seperti diketahui, bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam maupun ulah manusia.

Bencana alam sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya bencana hidrometeorologi. Lantas, apa yang dimaksud bencana hidrometeorologi?

Pengertian Bencana Hidrometeorologi

Mengutip laman BMKG, bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).

Dampak dari fenomena ini dapat mengakibatkan hilangnya nyawa, cedera, atau dampak kesehatan lainnya. Misalnya kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, serta kerusakan lingkungan.

Berdasarkan penjelasan di laman BPBD Yogyakarta, bencana hidrometeorologi disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin.

Jenis-jenis Bencana Hidrometeorologi

Menukil informasi dari laman BMKG, berikut ini jenis dan contoh bencana hidrometeorologi lengkap dengan penjelasannya:

A. Bencana Hidrometeorologi Basah

Fenomena ini terjadi akibat adanya cuaca ekstrem, seperti hujan yang sangat lebat dibanding biasanya. Jenis bencana hidrometeorologi ini sering terjadi pada periode musim hujan. Contohnya:

  • Banjir
    Banjir adalah luapan air yang merendam tanah yang biasanya kering, yang dapat terjadi akibat limpahan air dari sungai, danau, atau laut. Fenomena ini juga dapat terjadi karena akumulasi air hujan di tanah yang sudah berlebih.
  • Longsor
    Tanah longsor ditandai oleh kemiringan lereng yang curam atau landai dengan sudut tertentu, seperti pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut. Dalam banyak kasus, tanah longsor dipicu oleh peristiwa tertentu. Misalnya hujan lebat, gempa bumi, lereng miring untuk membangun jalan, dan lain sebagainya.
  • Curah Hujan Ekstrem
    Curah hujan ekstrem adalah curah hujan yang jatuh di suatu lokasi tertentu dengan intensitas tinggi melebihi batas atas curah hujan biasanya dalam waktu tertentu. Fenomena ini bisa dipicu oleh awan konventif (cumulonimbus) yang masif dan mencapai atmosfer yang tinggi.
    Selain curah hujan dengan intensitas yang tinggi, awan ini juga dapat disertai golakan angin kencang, hujan es, dan potensi puting beliung.
  • Angin Kencang
    Angin kencang adalah naiknya kecepatan angin lebih dari 27,8 km/jam dari wilayah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke wilayah dengan tekanan udara yang lebih rendah.
  • Puting Beliung
    Puting beliung adalah kumpulan angin yang berputar dengan kecepatan tinggi. Fenomena ini dapat berlangsung selama beberapa menit, yang biasa terjadi saat pergantian musim hujan ke musim kemarau (pancaroba).

B. Bencana Hidrometeorologi Kering

Sementara itu, bencana hidrometeorologi terjadi akibat kelangkaan hujan atau dalam kurun waktu yang lama tidak terjadi hujan akibat kemarau panjang. Fenomena ini sering terjadi pada periode musim kemarau. Contohnya:

  • Kekeringan
    Kekeringan adalah defisit curah hujan pada suatu wilayah dalam periode tertentu, yang dapat menyebabkan penurunan kelembaban tanah dan kerusakan tanaman.
  • Kebakaran Hutan dan Lahan
    Fenomena ini juga sering disebut karhutla, yakni terbakarnya banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rumput di suatu wilayah. Fenomena ini disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia.
  • Kualitas Udara Buruk
    Kualitas udara buruk berkaitan dengan tingkat polusi udara yang tinggi, kualitas udara ini ditentukan oleh konsentrasi polutan berdasarkan indeks kualitas udara lainnya.

Tips Menghadapi Bencana Hidrometeorologi

Dirangkum dari laman BPBD Yogyakarta dan Bogor, berikut ini cara dan tips menghadapi bencana hidrometeorologi:

  1. Pastikan talang air bersih dan lancar.
  2. Pastikan atap tidak bocor.
  3. Periksa kondisi pintu rumah dan perbaiki jika rusak.
  4. Periksa jendela dan pastikan tidak rusak atau retak.
  5. Perhatikan lingkungan sekitar. Pantau kondisi pohon, tiang listrik, reklame, dan Penerangan Jalan Umum (PJU).
  6. Cari tahu tentang potensi bencana di lingkungan sekitar.
  7. Ikuti laporan cuaca terkini.
  8. Siapkan perlengkapan darurat.
  9. Cari tahu langkah tanggap bencana.
  10. Hindari berteduh di bawah pohon.
  11. Menjaga kebersihan.
  12. Menjaga kebugaran tubuh.
  13. Konsumsi air putih untuk cegah dehidrasi.

Demikian penjelasan tentang bencana hidrometeorologi, mulai dari pengertian, jenis, hingga tips menghadapinya. 

Upaya Mitigasi Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan-Kemarau

Jakarta - Bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). Demikian penjelasan menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi di musim hujan maupun musim kemarau. Macam-macam bencana hidrometeorologi yaitu banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga kualitas udara buruk.

Dalam rangka menghadapi bencana hidrometeorologi, masyarakat diminta untuk senantiasa waspada. Salah satunya dengan mengenal upaya mitigasi bencana hidrometeorologi. Lantas, bagaimana upaya bencana hidrometeorologi?

Upaya Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Berikut ini beberapa upaya mitigasi bencana hidrometeorologi secara umum, sebagaimana dihimpun detikcom dari laman resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari beberapa daerah:

  1. Senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, seperti tidak membuang sampah sembarangan.
  2. Mencari tahu dan memahami tentang potensi bencana hidrometeorologi di lingkungan sekitar tempat tinggal.
  3. Melakukan mitigasi struktural, seperti pengerukan atau normalisasi sungai, rehabilitasi embung dan pembuatan sumur resapan.
  4. Mitigasi non-struktural, seperti penyuluhan sosialisasi kepada masyarakat, pelatihan untuk aparatur dan relawan untuk simulasi evakuasi mandiri.
  5. Aktivasi posko siaga darurat bencana di tingkat kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, terutama di daerah yang rawan bencana.
  6. Pantau informasi prakiraan cuaca dan diseminasi peringatan dini bencana hidrometeorologi.
  7. Kesiapsiagaan personil, logistik dan peralatan.
  8. Siapkan jalur-jalur evakuasi dan tempat pengungsian serta pemasangan rambu evakuasi sebagai tanda bahaya di desa rawan bencana.
  9. Membuat susunan rencana kontijensi per jenis dan ideologi bencana.
  10. Melakukan gladi dan simulasi tanggap darurat bencana hidrometeorologi.
  11. Melakukan patroli sungai, tebing, tanggul dan saluran-saluran air lainnya.
  12. Melakukan operasi Tanggap Darurat Bencana (TDB) pada saat terjadi bencana hidrometeorologi.
  13. Kaji cepat/assessment kebutuhan Tanggap Darurat Bencana (TDB).
  14. Operasi Pencarian dan pertolongan) dan evakuasi.
  15. Perlindungan kelompok rentan.
  16. Pemenuhan kebutuhan dasar.
  17. Rehabilitasi darurat sarana dan prasarana vital.
  18. Siapkan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana.
  19. Memperhatikan saran dan himbauan dari saluran resmi pemerintah.
  20. Segera koordinasi dengan pihak terkait penanganan bencana hidrometeorologi.

Macam-macam Bencana Hidrometeorologi

Sebagai tambahan informasi,, perlu diketahui pula macam-macam bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di musim hujan dan musim kemarau, serta saat pancaroba (pergantian musim hujan ke musim kemarau). Berikut macam-macam bencana hidrometeorologi seperti dikutip dari laman resmi BMKG:

Macam-macam bencana hidrometeorologi di musim hujan:

  • Banjir, yakni luapan air yang meredam tanah yang biasanya kering, yang dapat terjadi akibat limpahan air dari sungai, danau atau laut.
  • Tanah longsor, yang terjadi ditandai oleh kemiringan lereng yang curam atau landai, seperti di pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut, yang dipicu oleh peristiwa tertentu.
  • Curah hujan ekstrem, yang dipicu oleh pertumbuhan awan konvektif (cumulonimbus) yang masif dan mencapai atmosfer yang tinggi.

Macam-macam bencana hidrometeorologi di musim pancaroba:

  • Angin kencang, adalah naiknya kecepatan lebih dari 27,8 km/jam dari wilayah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke wilayah dengan tekanan udara lebih rendah.
  • Puting beliung, adalah kumpulan angin yang berputar dengan kecepatan tinggi yang dapat berlangsung selama beberapa menit, yang biasa terjadi saat pergantian musim hujan ke musim kemarau (pancaroba).

Macam-macam bencana hidrometeorologi di musim kemarau:

  • Kekeringan, adalah defisit curah hujan pada suatu wilayah dalam periode tertentu, yang dapat menyebabkan penurunan kelembaban tanah dan kerusakan tanaman.
  • Kebakaran hutan dan lahan (karhutla), adalah penurunan terbakarnya banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rumput di suatu wilayah, yang disebabkan faktor alam maupun faktor manusia.
  • Kualitas udara buruk, ini berkaitan dengan tingkat polusi udara yang tinggi, kualitas udara ini ditentukan oleh konsentrasi polutan berdasarkan indeks kualitas udara lainnya.

More Articles ...