logo2

ugm-logo

Blog

Banjir Bandang Terjang Parigi Moutong, 5 Rumah dan Rumah Sakit Tinombo Rusak

PARIGI, iNews.id - Banjir bandang menerjang Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Bencana itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah itu sejak Selasa (30/7/2019) pagi.

Bencana itu juga merusak sejumlah infrastruktur di antaranya Rumah Sakit Raja Tombolotutu Tinombo dan lima rumah warga rusak dihantam banjir.

“Banjir akibat luapan sungai Tinombo karena intensitas hujan cukup tinggi sejak (Selasa) pagi dan puncaknya pukul 13.00 WITA, dampak kerusakan akibat banjir bisa saja bertambah,” kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Parigi Moutong, Ariesto.

Dia menyebutkan, banjir setinggi sekitar 75 centimeter itu merendam sejumlah desa dan Rumah Sakit Tinombo. Luapan air bercampur material lumpur meluap hingga ke teras dan sejumlah ruangan rumah sakit, serta menghanyutkan satu sepeda motor milik pegawai, akibatnya membuat para pasien panik.

"Ruang Radiologi rumah sakit rusak parah akibat dihantam banjir. Kondisi pasien saat ini sudah aman, tidak ada proses evakuasi pasien. Satu masjid di Desa Tinombo juga ikut terendam," ungkap Aresto.

Tim reaksi cepat Tagana Dinas Sosial setempat sudah melakukan upaya identifikasi dan kordinasi lapangan dengan sejumlah pihak berwenang sejak siang.

Dia memaparkan, dari informasi diterima pihaknya bahwa dibagian hulu sungai terdapat kubangan, saat hujan dengan intensitas tinggi, air tidak dapat terbendung sehingga badan sungai tidak mampu menampung aliran air deras akibatnya air meluap hingga kepemukiman warga.

"Kami masih melakukan evakuasi warga di wilayah terparah ke tempat aman. Untuk sementara situasi masih tetap kondusif," katanya.

Camat Tinombo, Hayati mengatakan, hujan di wilayah itu sudah reda manun cuaca masih mendung. Hujan yang mengguyur selama dua hari berturut-turut memicu terjadinya luapan air. "Situasi arus lalu lintas di jalur trans sulawesi masih tetap lancar, " ujar Hayati.

Banjir Parigi Moutong, Fasilitas Rumah Sakit Rusak

Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir menerjang Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, dan merendam sebagian wilayah di kecamatan itu, Selasa (30/7). Hal itu disebut akibat hujan deras.

Wilayah yang terendam banjir itu diantaranya Desa Siavu dan Desa Silabia, Kecamatan Tinombo. Data sementara, sekitar lima rumah di kecamatan itu rusak dihantam banjir. Sejumlah infrastruktur rumah sakit Raja Tombolotutu Tinombo pun dikabarkan rusak.

"Banjir akibat luapan sungai Tinombo karena intensitas hujan cukup tinggi sejak Selasa pagi dan puncaknya pukul 13.00 WITA, dampak kerusakan akibat bajir bisa saja bertambah, " kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Parigi Moutong Ariesto, dikutip dari Antara.

Diketahui, Kecamatan Tinombo terletak dibagian utara Parigi Moutong dan berjarak 86 kilometer dari Parigi, Ibu Kota Kabupaten tersebut.

Ariesto menyebut ketinggian rendaman air itu mencapai 75 sentimeter atau sekitar setinggi paha orang dewasa.

Rumah Sakit Tinombo menjadi salah satu sasaran banjir. Luapan air bercampur material lumpur meluap hingga ke teras dan sejumlah ruangan rumah sakit serta menghanyutkan satu sepeda motor milik pegawai. Akibatnya, para pasien panik.

"Ruang Radiologi rumah sakit rusak parah akibat dihantam banjir. Kondisi pasien saat ini sudah aman, tidak ada proses evakuasi pasien. Satu masjid di Desa Tinombo juga ikut terendam, " ungkap Aresto.

Tim reaksi cepat Tagana Dinas Sosial setempat sudah melakukan upaya identifikasi dan kordinasi lapangan dengan sejumlah pihak berwenang sejak siang.

Dari informasi diterima pihaknya, Ariesto menyebut terdapat kubangan di bagian hulu sungai. Saat hujan turun dengan intensitas tinggi, air tidak dapat terbendung. Badan sungai pun tidak mampu menampung aliran air yang deras. Air pun meluap hingga pemukiman warga.

"Kami masih melakukan evakuasi warga di wilayah terparah ke tempat aman. Untuk sementara situasi masih tetap kondusif," katanya menambahkan.

Camat Tinombo Hayati mengatakan hujan di wilayah itu sudah reda meski cuaca masih mendung. Ia menyebut hujan yang mengguyur selama dua hari berturut-turut memicu terjadinya luapan air.

"Situasi arus lalu lintas di jalur trans sulawesi masih tetap lancar, " ujar Hayati.

 

127 Gunung Aktif, Pemda Perlu Alokasi Dana Mitigasi Bencana

Bambang Soesatyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 127 gunung api aktif di Indonesia 19 di antaranya terletak di Pulau Jawa. Beberapa di antara aktivitas gunung tersebut meningkat seperti Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Bromo, dan Gunung Tangkuban Parahu. Terakhir erupsi Gunung Tangkuban Perahu yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Jumat (26/7).

Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, dan Pos Pemantau untuk terus memantau aktivitas gunung berapi tersebut. "Juga memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai status terbaru gunung-gunung tersebut kepada masyarakat," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/7).

Kemudian Bamsoet juga mendorong BPBD dan Pemda untuk melakukan langkah-langkah mitigasi bencana untuk masyarakat. Hal itu untuk menghadapi dampak yang ditimbulkan akibat meletusnya gunung berapi. Kemudian mendorong BNPP, Basarnas, BNPB, dan BPBD untuk melakukan sosialisasi dan simulasi evakuasi dan mitigasi bencana secara komprehensif kepada seluruh masyarakat.

"Tidak hanya kepada masyarakat yang berada di wilayah terjangkau, namun sampai kepada masyarakat di wilayah yang sulit terjangkau dan rawan bencana," ungkap politikus Partai Golkar itu.

Selain itu, Bamsoet juga mendorong Pemda mengalokasikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk melakukan simulasi evakuasi dan mitigasi bencana kepada masyarakat Indonesia. Sehingga sosialisasi itu sampai ke daerah yang wilayahnya yang sulit terjangkau dan rawan bencana. "Alokasi anggaran untuk membangun tempat evakuasi dan anggaran dalam menghadapi bencana," ucapnya.

Selanjutnya, Bamsoet mendorong Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Dinas Pariwisata untuk memberikan peringatan kepada wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Kemudian mengimbau masyarakat untuk aktif memperhatikan informasi terkini mengenai status gunung berapi yang disampaikan oleh PVMBG.

"Serta selalu tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh berita atau informasi yang belum diketahui kebenarannya jika terjadi bencana alam, dan selalu mengikuti arahan dari petugas di lapangan untuk evakuasi," tutup Bamsoet.

Tangkuban Perahu Normal, Aparat Tetap Siaga di Pos Bencana

Tangkuban Perahu Normal, Aparat Tetap Siaga di Pos Bencana

Bandung Barat - Kondisi kawasan Tangkuban Perahu beberapa hari usai erupsi cenderung kondusif. Abu vulkanik sudah tak lagi turun di sekitar kawasan wisata tersebut. "Situasi cukup kondusif, tidak ada hal-hal yang signifikan sampai saat ini," ucap Kapolsek Lembang Kompol Sutarman kepada detikcom, Sabtu (28/7/2019).

Dari pos pengamanan, Sutarman menuturkan kondisi kawasan Tangkuban Perahu saat ini normal. Meski begitu, untuk aktifitas wisatawan saat ini masih ditutup.

"Jadi pemantauan saat ini normal. Namun untuk kegiatan wisatawan ke Tangkuban Perahu belum dibuka, nunggu keputusan dari geologi. Untuk pengamanan, pos siaga bencana baik pos satu dan pos dua masih bertahan," tutur Sutarman.

Sutarman menambahkan hujan abu vulkanik usai erupsi pun saat ini sudah tak terjadi. Kondisi saat ini, kata dia, sudah normal seperti biasanya.

"Kalau abu hanya saat kejadian. Kemarin dan sampai saat ini nggak ada reaksi kembali. Kalau asap di kawah sudah biasa lagi, sudah memutih," katanya.

Seperti diketahui gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi pada Jumat (26/7) lalu. Hujan abu vulkanik sempat turun dan bekasnya menyelimuti area wisata tersebut.

sumber: detik.com

Usai Erupsi, Posko Bencana Disiagakan di Tangkuban Parahu

Usai Erupsi, Posko Bencana Disiagakan di Tangkuban Parahu

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian menyiagakan posko bencana di gerbang Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu setelah erupsi pada Jumat (26/7).

Kantor berita Antara melaporkan bahwa posko tersebut sudah berdiri dan sejumlah mobil ambulans sudah terparkir di sekitarnya.

Sementara itu, petugas kepolisian dan petugas siaga bencana juga masih berpatroli di sekitar posko bencana tersebut.

Kapolres Subang, AKBP M Joni, memastikan bahwa tidak ada korban jiwa akibat erupsi pada Jumat siang ini.


"Tidak ada korban jiwa di tiga wilayah, hanya korban yang mengalami luka bagian mata. Itu juga karena abu erupsi," kata Joni.

Joni mengatakan bahwa saat ini, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengantisipasi jika erupsi kembali terjadi.

Gunung Tangkuban Parahu yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada Jumat (26/7), pukul 15.48 WIB. Kolom abu teramati dengan ketinggian kurang lebih 200 meter di atas puncak.

Asap tebal warna kelabu tebal dan abu mengarah ke Timur - Utara - Selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi 5 menit 30 detik.

PVMBG meminta masyarakat di sekitar gunung untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh isu-isu yang tidak benar, serta memantau peringatan maupun informasi dari pemerintah daerah atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. (has)