logo2

ugm-logo

Blog

Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Jawa Timur dan Bali

Gempa Bumi

Jakarta - Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo M 6,4 mengguncang wilayah Jawa Timur dan Bali pada Kamis (11/10/2018) pukul 01.57 WIB.

BMKG melaporkan episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,47 Lintang Selatan dan 114,43 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 55 km arah timur laut Kota Situbondo, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur pada kedalaman 12 km.

sumber: Liputan6.com

Gempa dan Tsunami Mengakibatkan ribuan orang terkubur, meninggal 1.948, hilang 843

palu

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, penghentian harus dilakukan karena identifikasi jenazah yang sudah lebih dari 10 hari akan luar biasa susah dan bisa menimbulkan penyakit, lapor Quinawaty Pasaribu dari BBC News Indonesia.

"Peraturan pencarian Basarnas, pencarian itu dilakukan tujuh hari dan ditambah tiga hari. Setelah konsultasi, (pencarian akan dihentikan Kamis) dengan pertimbangan kalau sudah 14 hari jenazah sudah sulit diidentifikasi," ucap Kepala BNPB, Willem Rampangilei saat konferensi pers di Graha BNPB, Senin (08/10).

Namun begitu, proses tanggap darurat akan terus dievaluasi dan baru diputuskan pada 10 Oktober nanti.

"Setelah 11 Oktober itu mau bagaimana, saya minta pemda dan masyarakat agar berdialog dengan tokoh adat," sambungnya.

Untuk proses pencarian korban sendiri, BNPB mengaku hanya bisa menggunakan eskavator amphibi dan satu alat penarik yang hingga saat ini belum didapat.

"Tapi kami masih berupaya mendatangkan."

Dari catatan lembaga tersebut, jumlah korban yang masih hilang mencapai 835 orang, korban meninggal dan sudah dimakamkan tercatat 1.948 jenazah. Sedangkan korban luka 10.679 orang.

Willem Rampangilei juga mengatakan, hingga kini akses pelayanan kesehatan di lokasi yang terisolir masih dalam perbaikan, terutama jalur darat. Oleh karena itu, evakuasi medis dilakukan melalui udara.

"Ada 12 helikopter, di antaranya tiga milik BNPB, lima milik TNI, tiga milik PMI, dan sisanya Basarnas," jelas Willem.

Belasan helikopter itu juga, kata Willem, digunakan untuk mendistribusikan logistik makanan dan minuman ke daerah yang sulit dijangkau.

Sebelumnya, juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan pers hari Minggu (07/10) mengatakan, berdasarkan laporan kepala desa, mungkin "sekitar 5.000 orang".

Sutopo mengatakan, petugas akan tetap berusaha mencari korban ini hingga Kamis, 11 Oktober mendatang.

Jika tidak ditemukan, maka besar kemungkinan, mereka akan dinyatakan hilang.

Pemulihan kehidupan normal

Kepala BNPB juga memastikan sudah 14 rumah sakit yang berfungsi penuh dari total 33.

Terkait dengan pelayanan air bersih, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) disebutkan telah mengebor 50 sumur di lokasi-lokasi pengungsian.

Sedangkan kegiatan pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengusahkaan kembali masuk sekolah. Untuk itu Kemendikbud telah menyiapkan 240 tenda serupa ruang kelas dengan standar UNICEF. Sementara layanan pemerintahan, sudah kembali beroperasi mulai dari pemerintah provinsi hingga kota.

Saat ini pula, BNPB kembali mengajukan dana siap pakai penanggulangan bencana sebesar Rp500 miliar ke Kementerian Keuangan. Dana itu akan digunakan untuk operasional BDBD dan posko di Palu, Donggala, dan Sigi. Termasuk di dalamnya pengadaan tenda dan logistik.

Sampai saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus memverifikasi data ribuan korban yang belum ditemukan akibat rekahan tanah atau likuifaksi di Balaroa dan Petobo. Kepala BNPB, Willem Rampangilei, mengatakan angka itu didapat dari kepala desa dan dinas kependudukan dan catatan sipil.

"Yang terkubur tidak ada angka pasti. Kami sekarang di satgas sedang menampung laporan masyarakat yang kehilangan keluarga," kata Willem.

"Data sangat dinamis, sehingga validasi betul-betul dilakukan dengan baik. Nanti kami kumpulkan dan verifikasi lagi berapa sebetulnya jumlah korban di masing-masing daerah."

Ia juga menyebut, proses pendataan korban hilang atau meninggal akan terus dilakukan tanpa batas waktu. Hal itu dilakukan lantaran menyangkut uang santunan kepada ahli waris.

"Ini bukan pekerjaan singkat, harus sabar dan teliti sehingga tidak ada yang terlewat."

Sementara itu, lokasi bekas likuifaksi tersebut kemungkinan akan dijadikan monumen setelah ada kesepakatan dengan pemerintah daerah dan masyarakat.

"Kalau dijadikan kuburan massal mungkin tidak. Setelah diurug, mungkin akan dijadikan monumen."

Yang disaksikan wartawan BBC di Jono Oge

Wartawan BBC News Indonesia, Silvano Hadjid dan Dwiki Martha, melewati banyak jalan yang retak dan bergelombang dari Palu ke Desa Jono Oge yang berjarak sekitar 15 kilometer.

Di beberapa bagian, jalan merekah hingga 10 sampai 50 sentimeter.

Hak atas foto BBC News Indonesia
Image caption Yunus, warga penyandang tunanetra, memegang benda-benda keras untuk bertahan hingga akhirnya ia bisa diselamatkan.

Untuk menemui korban gempa di Desa Jono Oge, wartawan BBC News Indonesia harus melewati jalan-jalan yang ambles, termasuk dengan kedalaman dua meter.

Salah satu kawasan yang terkena likuifaksi masih basah sehingga harus dicari jalan putar.

Di sepanjang perjalanan, banyak bangunan yang terlihat ambles hingga satu meter dan kendaraan harus berhenti dan perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki.

Tim BBC News Indonesia sempat jatuh ke lumpur sedalam 30 sentimeter. Di bagian lain, kedalaman lumpur mencapai satu meter.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan lebih dari 360 unit rumah rusak akibat gempa di Desa Jono Oge.

"Berdasarkan citra satelit dari LAPAN, sekitar 202 hektare wilayah Jono Oge, Kabupaten Sigi, terdampak likuifaksi" kata Sutopo.

BNPB: Lokasi Gempa Likuifaksi di Kota Palu Akan Jadi Ruang Terbuka Hijau

Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tiga kelurahan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yaitu Petobo, Balaroa dan Jono Oge akan ditutup dan tak lagi dijadikan hunian masyarakat.

Di wilayah yang ditelan lumpur atau likuifaksi itu, pemerintah berencana membangun ruang terbuka hijau dan monumen untuk dijadikan sebagai tempat bersejarah.

"Lokasi likuifaksi itu akan ditutup dan akan dijadikan ruang terbuka hijau serta menjadi memorial park atau tempat bersejarah dan akan dibangun monumen." kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (9/10/2018).

Selain itu, ia mengungkapkan, para korban yang selamat dari musibah itu akan menggelar doa bersama untuk para korban yang tewas. Doa bersama rencana akan dilakukan pada Kamis besok.

Doa bersama itu juga bertepatan dengan berakhirnya masa pencarian korban di lokasi likuifaksi Kota Palu. Penghentian pencarian tersebut mempertimbangkan kondisi jenazah yang ditemukan dalam keadaan membusuk dan sudah tak lagi dikenali.

"Korban yang berhasil dievakuasi, jika sudah 14 hari itu sudah melepuh atau susah dikenali. Jenazah yang ditemukan langsung dimakamkan. Karena berpotensi menimbulkan penyakit," ungkap Sutopo.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menghentikan pencarian korban meninggal dunia pada Kamis besok di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Wilayah yang akan dihentikan itu yakni di Kelurahan Petobo, Balaroa dan Jono Oge.

Sutopo mengatakan, ketiga daerah yang dihentikan untuk pencarian korban itu merupakan wilayah yang terjadi atau terkena likuifaksi.

"Jadi mulai 11 Oktober 2018 secara resmi proses evakuasi disetop," kata Sutopo.

sumber: Liputan6.com

Citra Satelit Amblesan Tanah akibat Gempa di Palu dan Sigi

Citra satelit amblesan tanah di Palu (Foto: LAPAN)

Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali merilis data satelit penginderaan jauh dampak kerusakan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng), secara khusus di Palu dan Sigi.

Dalam siaran persnya, Kamis (4/10/2018) LAPAN bersama ITB dan AIT Thailand menghitung kerusakan di dua amblesan akibat gempa di Kota Palu. Dua amblesan yang dimaksud berada di wilayah Petobo (Kota Palu) dan Jono Oge (Kabupaten Sigi).

Data Satelit Penginderaan Jauh yang digunakan adalah data Pleiades tanggal 6 Juli 2018, data satelit Sentinel 2 tanggal 17 September 2018 (Sebelum Gempa), dan 2 Oktober 2018 (Setelah Gempa).

Menurut Kepala Bagian Humas LAPAN Jasyanto, data Sentinel 2 merupakan data satelit milik Uni Eropa yang dapat diunduh secara bebas. Data Sentinel 2 memiliki resolusi spasial 10 m. Data Sentinel 2 digunakan untuk delineasi luas wilayah amblesan sedangkan data Pleiades digunakan untuk identifikasi kerusakan bangunan.

 

Amblesan Tanah akibat Gempa di Palu dan Sigi Dilihat dari AntariksaCitra satelit amblesan tanah Palu (Foto: LAPAN)

"Berdasarkan metode visual interpretation diperoleh, luasan area amblesan di Petobo adalah 180 Ha dengan bangunan rusak sejumlah 2.050 dan kemungkinan rusak 168 bangunan," ujarnya.

Sedangkan, luas amblesan di Jono Oge adalah 202 Ha dengan bangunan rusak 366 dan kemungkinan rusak adalah 23 bangunan. "Walaupun luasan amblesan di Jono Oge lebih luas tetapi karena pemukiman jarang maka kerusakan bangunannya lebih sedikit."

 

Amblesan Tanah akibat Gempa di Palu dan Sigi Dilihat dari AntariksaCitra satelit amblesan tanah Sigi (Foto: LAPAN)

Dikatakan Jasyanto, saat ini tim akan terus menyisir jumlah kerusakan dengan data satelit penginderaan jauh dari berbagai sumber, baik dari Stasiun Bumi Parepare milik LAPAN maupun dari komunitas internasional.

Aktivitas Seismik di Indonesia Timur Meningkat Sejak Gempa Lombok

Aktivitas Seismik di Indonesia Timur Meningkat Sejak Gempa Lombok

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan aktivitas seismik di wilayah Indonesia Timur meninggkat tajam. BMKG menyebut peningkatan itu sejak terjadinya gempa di Lombok beberapa waktu lalu.

"Sejak gempa Lombok aktivitas seismik di Indonesia timur meningkat tajam," kata Kepala Bidang Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono di Kantor BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).

Namun, menurut Daryono, hingga saat ini belum ada teknologi atau alat yang bisa memprediksi datangnya gempa tersebut.

"Tapi hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa prediksi tepat dan akurat kapan, dimana, besaran gempa itu terjadi," imbuhnya.

Dia juga belum memastikan apakah peristiwa gempa di satu daerah bisa memicu gempa di daerah lain. Sebab, menurutnya belum ada ilmu yang bisa menjelaskan terkait perambatan gempa tersebut.

"Konteks saling picu itu baru dapat terjadi bila berada di segmen yang berdekatan, jadi kalau beda sumber gempa, hingga saat ini belum bisa dijelaskan karena belum ada ilmu yang menjelaskan secara empirik adanya perambatan," ujarnya.

Dia menambahkan bila terjadi gempa yang hampir bersama kemungkinan itu hanya kebetulan saja. Sebab, Indonesia memiliki 6 zona subduksi aktif dengan 265 sesar aktif.

"Itu hanya kebetulan bersama saja, di Indonesia memang banyak sumber gempa. Kita memiliki 6 zona subduksi aktif. Dari 6 itu dibagi 16 segmen dan sesar aktif yang baru dikenali ada 295. Kalau ada gempa yang saling berdekatan itu bukan berarti saling picu dan merambat tapi memang sumber gempa itu miliki medan akumilasi stress sendiri, maksimum, kapan pecahnya sendiri, itu yang harus kita pahami," jelasnya.
(ibh/rvk)