logo2

ugm-logo

Blog

In-House Training hari ke-lima

Hari Kelima

1. Presentasi draft Struktur Organisasi dan tugas pokok dan fungsinya
    Struktur Organisasi RSUD Sidoardjo
    Struktur Organisasi Tim Bencana RSUD Sidoardjo

2. Penempelan Emergency Sign
    Instalasi Bedah Sentral di jadikan ruang bedah definitif
    Ruang florence berubah menjadi ruang Pertemuan
    Ruang parkir ambulance di jadikan tempat ruang dekontaminasi
    Ruang poliklinik rawat jalan berubah menjadi ruang triase kartu kuning (delayed) saat bencana
    Ruang Triase Kartu Merah
    Ruangan kosong yang belum terpakai untuk Ruang Incident Command Post
    Ruang Media
    Penunjuk arah menuju kamar mayat

3. Mengembangkan unit Pelatihan
    Oleh : Prof. Dr. Laksono Trisnantoro., M.Sc., PhD


Deskripsi:

Materi penutupan disampaikan dalam bentuk diskusi, sebelumnya peserta telah dibagi ke dalam kelompok regionalnya masing-masing. Diharapkan nantinya pada tiap-tiap regional memiliki Plan of Action yang akan dikerjakan selanjutnya. Diskusi berlangsung selama 4 tahap.

4. Plan of Action masing-masing Regional dan RSUD Sidoarjo       
    Deskripsi:

    Para peserta yang terbagi dalam kelompok Regionalnya masing-masing, kemudian membuat
    Plan of Action (POA).
Adapun POA yang telah disusun adalah sebagai berikut:

A. POA RSUD Sidoardjo
Adapun Plan of Action RSUD Sidoardjo adalah sebagai berikut:

    • Minggu I  : Sosialisasi ke semua pihak struktural, sosialisasi  instalasi yg bersangkutan, kepala staff dan kepala ruangan
    • Minggu II : Pembuatan SOP di masing-masing unit, membuat  Labeling yang permanent, pembuatan shower untuk ruang dekontaminasi, pembuatan pintu darurat di sebelah selatan kamar jenazah.
    • Minggu III : Tim Bencana melakukan rapat Pleno dan mengikutsertakan Rumah Sakit Bayangkara untuk ikut terlibat dalam tim bencana RSUD Sidoardjo.
    • Minggu IV : Pandampingan HDP bersama tim

B. POA Regional Banjarmasin

    • Juni-Minggu II : Sosialisasi yang berupa seminar dan teleconference untuk rumah sakit se-Kalimantan Selatan.
    • Juni-Minggu IV s/d Juli-Minggu IV : Memfasilitasi minat pengembangan HDP dan melakukan pendampingan terhadap kegitan HDP di 2 Rumah Sakit terpilih.
    • Agustus-Minggu I : Persiapan simulasi HDP dan evaluasi terhadap pelaksanaan HDP di RSU Ansari Saleh.

C. POA Regional Jawa Timur

    • Juni-Minggu I : konsolidasi dan Sosialisasi
    • Juni-Minggu IV s/d Juli-Minggu III : Pembenahan HDP berupa: brain, software, hardware, dan pelatihan.
    • Juli-Minggu III : latihan/uji coba (in-house training)
    • Juli-Minggu IV : Simulasi & Evaluasi

D. POA Regional Makasar

    • Juni-Minggu I     : Persiapan Tim dilakukan oleh TIM TOF
    • Juni-Minggu II    : Audiensi bagian Direktur di RS Labu Baji dan RSUD Pare-Pare
    • Juni-Minggu IV  : Perencanaan kegiatan pelatihan HDP
    • Juli-Minggu I      : Pelaksanaan pelatihan HDP
    • Juli-Minggu III    : Evaluasi pelaksanaan HDP
    • Juli-Minggu IV   : Pemantauan

E.  POA Manado

    • Juni-Minggu I    : Rapat Koordinasi Tim Fasilitator, Dinaskes/PPK
    • Juni-Minggu II   : Sosialisasi Regional 9/RSUD Bitung, RSUP. Prof. R.D.Kandou
    • Juni-Minggu III  : Penyusunan anggaran/biaya/proposal
    • Juni-Minggu IV  : Evaluasi/respon kesiapan
    • Juli-Minggu I      : Kesiapan membahas hasil Sidoardjo
    • Juli-Minggu II s/d Minggu IV : Pembahasan rancangan pelaksanaan

Penutupan:

1. PPK DEPKES Dr. Lucky

Dr Lucky: Acara telah terlaksana sesuai dengan rencana, perencanaan dibidang bencana harus dilakukan. Kedepan rencana untuk 100 rumah sakit telah selesai, ini memerlukan kerjasama antara Kemenkes, PMPK UGM, dan WHO. Tugas perguruan tinggi memberikan pendampingan, penelitian, kita membutuhkan mereka, kemenkes penggunanya, dan rs adalah partisipannya. RSUD Sidoardjo kedepan menjadi tempat kemitraan, kita melihat, melakukan, dan perilakunya tepat.

2. PMPK FK UGM

Prof dr Laksono: atas nama PMPK UGM, saya mengucapkan terima kasih kepada RS SIDOARDJO yang telah bersedia menjadi tempat pertama dan baru ini menggunakan model baru yang merupakan adopsi dari ilmu-ilmu dari luar negeri. Ini yang kita harapkan, dengan adanya pelatihan ini, kita mencoba mempraktekan Hospital Disaster Plan secara aplikatif. Kami berharap banyak fasilitator yang akan terus membantu kita membuat HDP di 1200 RS di Indonesia. Kami dari UGM akan terus membantu, semoga kepercayaan ini akan selalu terjalin.

3. RSUD Sidoarjo

Dr Budi: kami mewakili RS Sidardjo mengucapkan terima kasih karena kami telah menjadi RS penelitian dan percontohan. Jika dalam pelatihan-pelatihan sebelumnya terkesan sulit dalam implementasinya, akan tetapi pelatihan kali ini sangat aplikatif di RS kita. Saya setuju, ada jaringan, ada website. Ini merupakan suatu keberuntungan untuk RS Sidoardjo. Kami telah siap dan nanti kami akan menyelesaikan HDP ini. Dengan adanya website ini kita bisa share dengan baik, kita bersama belajar untuk penanggulangan bencana di masing-masing RS kita. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas apa yang telah dilakukan di RS Sidoradjo, dan kami siap melanjutkan ini.

II.   Galeri foto

III.  Provider:

  1. PPK-Kementrian Kesehatan Indonesia
  2. WHO
  3. PMPK-UGM

IV.   Peserta:

1.    Regional Jatim
2.    Regional Bali
3.    Regional Kalimantan Selatan
4.    Regional Sulawesi Selatan
5.    Regional Sulawesi Utara

V.    Narasumber:

1.    Mudjiharto, SKM., MM
2.    Prof. Dr. Laksono Trisnantoro, MSc., PhD
3.    dr. Lucky Tjahjono, M.Kes
4.    dr. Emil Ibrahim, MARS
5.    dr. Vijay Nath Kyaw Win
6.    dr. Hendro Wartatmo. SpB., KBD
7.    dr. Adib A. Yahya, MARS
8.    Prof. Dr.Ir. Iman Satyarno, M.E
9.    Dr. Sudibyakto
10.  dr.  Sulanto Saleh Danu, Sp.FK
11.  Wisnu Martha Adiputra, SIP, MSi.
12.  dr. Ali Yahya Haedar
13.  dr. Bella Donna, M.Kes
14.  Sutjipto,MSc.,DAP&E
15.  dr. Hanevi Djasri, MARS
16.  dr. Adib A. Yahya
17.  Dr. Rahmat Hidayat, M.Psi

VI.    Fasilitator:

1. dr. Hendro Wartatmo. SpB., KBD
2. dr. Bella Donna, M.Kes

Daftar Nama Peserta per Regional:

•    Regional Jawa Timur

1. dr. dr. Ika Judianto, Sp.EM  (ketua)
2. dr. Sylvia Sari
3. dr. Puji Andayani, SKM
4. Tri Haryadi
5. Wahyu Bhakti

•    Regional Makasar

1. dr. Andry Usman, SpOT
2. dr. Heru Budianto
3. dr. Hesti Arbie
4. dr. Muhammadong, SKM, Mkes
5. dr. Prihantono
6. dr. Wasis Udaya, SpPD (ketua tim)
7. H. Lukman SKM, Mkes
8. Sumarni Saleh, SKM

•   Regional Manado

1. dr. Alvarez Z Moningka, Sp.OT  (ketua tim)
2. dr. Billy Mamanua, M.Biomed
3. dr. Hanny J.A Nayoan, M.Kes., Sp.Fk
4. dr. Hanry A.T. Takasenseran
5. dr. Jehosua Samratson V Sinolungan, MKes., DK
6. Jeavery S Bawatong, S.Kep, NS
7. Oldi Rember, S.Kep., NS
8. Syane Paula Petronela Doodoh, SKM

•    Regional Banjarmasin

Ketua tim   : Yuseran, SKM
Anggota tim

  1. dr. Akhyarudin Noor
  2. Edy Sabhara, SKM, Mkes
  3. Emma Susanti, S.Kep
  4. Herlina, dr. 
  5. M. Iqbal
  6. Mulkan Syahit
  7. Tut Barkinah, S.Si,T, MPd
  8. Yuseran, SKM

Hospital Disaster Plan Hari Ketiga

  1. Non Structural Component-Logistic
    Oleh : dr. Sulanto Saleh Danu., Sp.FK

         
          Deskripsi singkat:

Pada modul ini diberikan pengertian, pemahaman serta kepentingan komponen non-structural dirumah sakit pada situasi bencana. Bencana Rumah sakit dapat terjadi internal (yang menimpa RS) dan eksternal, dimana RS menerima korban bencana dalam jumlah banyak pada waktu bersamaan dalam situasi kapasitas dan sumberdaya rumah sakit  yang terbatas. Komponen non-structural merupakan komponen pokok operasional rumah sakit dan merupakan modal terbesar suatu rumah sakit (dapat mencapai 75% dari seluruh investasi yang ditanamkan). Pada bencana (baik pra-saat-paska) rumah sakit harus memiliki perencanaan operasional (Planning-yang tertuang dalam HDP) untuk evakuasi-pengamanan-operasional pelayanannya komponen non-structural.

Materi presentasi

  1. Media Management and Communication
    Oleh : Wisnu Martha Adiputra., SIP., M.Si

         
          Deskripsi singkat:

Penyampaian konsep dan penerapan komunikasi bencana dalam aktivitas rumah sakit, memberikan deskripsi atas komunikasi bencana serta mengenal implementasi komunikasi bencana di rumah sakit. Bagaimana peran media pada saat bencana? Dalam situasi bencana media ingin cepat dan lengkap informasinya, sementara rumah sakit dalam keadaan bencana sering berada dalam situasi yang chaos (kekacauan), emosional, dan pasti proses komunikasi itu tidak akan berjalan seperti keadaan normal, sehingga memungkinkan terjadinya miss communication

.Materi presentasi

  1. Surveilance
    Oleh : Sutjipto, SKM, M.Kes., DAP&E

         
          Deskripsi singkat:

Surveilans merupakan kegiatan yang dilakukan terus menerus, sistematik terhadap penyebaran penyakit serta kondisi yang berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit melalui kegiatan pengumpulan data, pengolahan, analisis, interpretasi data serta penyebaran informasi epidemiology yang dihasilkan. Surveilans harus disertai keputusan sebagai respons terhadap informasi epidemiology yang dihasilkan. Didaerah bencana surveilans-respons penyakit, faktor risiko dan gizi harus dilaksanakan agar angka kesakitan dan angka kematian korban bencana dapat ditekan serendah mungkin.

Materi presentasi

  1. Quality Management in Hospital Disaster Plan
    Oleh : dr. Hanevi Djasri., MARS

         
          Deskripsi singkat:

Berbicara mengenai manajemen bencana dan manajemen mutu, bagaimana jika keduanya digabung menjadi satu? Apabila kita berbicara mengenai manajemen mutu, pertama kita harus tahu syaratnya, yaitu harus memiliki sumber daya manusia. Selain itu, ada pula mengenai pelayanan, akan tetapi untuk Hospital Disaster Plan dalam kondisi bencana sulit untuk dilakukan dengan baik. Itulah kenapa kita memerlukan simulasi. Dalam menyiapkan Hospital Disaster Plan terutama dalam menajemen mutu hanya ada 2 hal yaitu komitmen dan sumber daya manusia.

Materi presentasi

  1. Pandemi
    Oleh :WHO

         
          Deskripsi singkat:

Dalam Hospital Pandemic Preparedness Plan yang dibutuhkan adalah rencana yang sederhana dan mudah di bagikan, serta mudah dimengerti oleh setiap bagian/aktor yang berhubungan yaitu staf, pasien, relawan, institusi pendukung dan lain sebagainya. Apakah yang dinamakan pandemi pada saat bencana, yaitu ketika ada banyak korban yang berdatangan di rumah sakit dan itu melebihi batas kemampuan rumah sakit dalam menampung pasien.

Materi presentasi

  1. Principles of Disaster Medicine
    Oleh : dr. Ali Yahya Haedar

         
          Deskripsi singkat:

Konsep dari Disaster Manajemen: menangani sebaik mungkin jika jumlah pasien banyak. Jika disaster itu terjadi akan banyak korban, terutama berdatangan di rumah sakit. Kita harus menyiapkan banyak hal, terutama menyiapkan masyarakat untuk menerima pengetahuan tentang disaster. Disaster medicine suatu praktek kedokteran yang berdasarkan pengetahuan dan keilmuan serta skill yang dibutuhkan untuk diagnose dan manajemen pasien akut

Materi presentasi

  1. Pre Hospital Care – Triage
    Oleh : dr. Hendro Wartatmo., SpB., KBD

         
          Deskripsi singkat:

Menyampaikan tentang Simple triase dan rapid transport. Ada pula mengenai Re-Triase, dimana triase itu harus dilakukan disemua tempat dan dilakukan secara berulang. Incident comander pada area triase sebaiknya dilakukan oleh orang yang paling berkompeten, dapat dibilang adalah orang yang ‘pintar’ dalam bidang tersebut. Perlu juga memperhatikan waktu dalam penentuan triase pada korban, sehingga apabila diagnosis cepat maka proses penanganan dan evakuasi pasien akan semakin cepat pula.

Materi presentasi

  1. Hospital Evacuation and Surge Capacity
    Oleh :dr. Bella Donna, M.Kes

         
          Deskripsi singkat:

Banyaknya pengalaman bencana yang terjadi baik di luar maupun di Indonesia sendiri, maka pemerintah dengan dibantu beberapa organisasi selalu mencoba untuk memperbaiki keadaan yang ada. Begitu juga dengan akibat dari bencana yang menyebabkan banyak korban datang ke Rumah Sakit. Akibat dari bertambahnya jumlah pasien di Rumah Sakit yang begitu banyak dan kekhawatiran terhadap bangunan Rumah Sakit, maka banyak pasien yang ditempatkan di areal parkir. Bila fasilitas dari rawat inap sudah penuh maka pihak Rumah Sakit akan menempatkan para korban ke ruangan lain ataupun di koridor Rumah Sakit. Bila keadaan bangunan Rumah Sakit tampak tidak layak huni maka para korban akan di tempatkan di luar Rumah sakit. Keadaan ini semua yang dikenal dengan sebutan surge capacity dan perpindahan para korban disebut dengan evakuasi.

Materi presentasi

Hospital Disaster Plan Hari Pertama

1. Koordinasi dalam Manajemen Bencana
    Oleh: Drs. Mudjiharto., MM (PPK –DEPKES)


Deskripsi singkat:

Beliau memberikan penjelasan mengenai keadaan bencana di Indonesia, bahwa Indonesia merupakan negara rawan  bencana. Oleh karena itu, menjadi tugas kita bersama untuk menyiapkan diri, terutama bagi rumah sakit. Rumah sakit memiliki peranan penting saat terjadi bencana, terutama dalam penanganan korban. Berdasarkan latar belakang ini kita membuat Hospital Disaster Plan untuk menyiapkan rumah sakit dalam menghadapi bencana. Dalam Hospital Disaster Plan ini nantinya akan dibina networking agar akses kerjasama lebih mudah. Hospital Disaster Plan adalah salah satu program di pusat krisis, dimana tim dari PPK tidak bekerja sendiri akan tetapi bekerja sama dengan unit lain di Kementrian Kesehatan. Acara kali ini adalah angkatan kedua yang sebelumnya dilaksanakan di Yogyakarta untuk Wilayah Barat.

Materi Presentasi

2. Hospital Preparedness and Hospital Disaster Plan
    Oleh: dr. Emil Ibrahim., MARS


Deskripsi singkat:

Beliau menyampaikan tentang peran rumah sakit dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana. Ada satu istilah Indonesia sebagai “supermarket bencana” karena begitu banyak bencana yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Oleh karena itu, diperlukan kesiapan rumah sakit sebagai sebuah organisasi yang menjadi tempat pertama yang didatangi pada saat bencana. Beliau memaparkan banyak foto di daerah yang pernah terjadi bencana, serta buku pedoman tentang kesiapan rumah sakit dalam menghadapi bencana yang diterbitkan oleh Yanmed.


Materi presentasi

3. Role of University in Disaster Management of Health Sector
    Oleh: dr. Hendro Wartatmo., SpB., KBD


Deskripsi singkat:

Beliau menyampaikan pentingnya peran perguruan tinggi dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana. Ada banyak bidang ilmu yang ada di perguruan tinggi yang memiliki peran dalam bencana, misalnya teknik sipil tentang struktur bangunan, bidang studi psikologi tentang kesehatan mental, dan lain sebagainya. Dengan peran perguruan tinggi disini bertujuan untuk membantu program Hospital Disaster Plan lebih terstruktur.

Materi presentasi

4. Ethic and Legal Aspect in Disaster Management
    Oleh: dr. Vijay Nath Kyaw Win


Deskripsi singkat:

Bahwa kita sebagai manusia tidak hanya tahu tentang moral yang baik, akan tetapi bagaimana melakukan hal tersebut untuk menghargai orang lain. Hal ini ada kaitannya dengan keberadaan kita pada saat bencana, bagaimana kita dapat menempatkan orang lain aman atau sebaliknya. Pentingnya aspek hukum dalam penanganan korban juga disampaikan pada sesi ini.

Materi presentasi

Pembekalan Fasilitator Wilayah Timur dan In House Training RS Sidoarjo

Pembekalan Fasilitator Wilayah Timur dan In-house Training RS Sidoarjo-Jatim untuk Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit

 

alt

Pada tanggal 8 – 12 Mei 2010 telah dilaksanakan kegiatan “Pembekalan Fasilitator Wilayah Timur dan In-house Training RS Sidoarjo-Jatim untuk Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit”, untuk kegiatan Pembekalan Fasilitator ini bertempat di Hotel Java Paragon, sedangkan untuk In-House Training dilakukan di RS Sidoarjo Surabaya. Kegiatan pembekalan yang dilakukan bertujuan agar peserta memahami prinsip-prinsip Hospital Disaster Plan kemudianmampu melakukan In-House Training sampai selesai serta mampu melakukan monitoring hasil In-House Training. Untuk pelatihan calon fasilitator, diharapkan peserta sebagai fasilitator memahami Hospital Disaster Plan, memahami bahwa Hospital Disaster Plan berbeda di tiap rumahsakit, kemudian mendapatkan fasilitator yang mandiri dan berkualitas serta benar-benar mempunyai komitmen untuk membantu rumahsakit membuat Hospital Disaster Plan dan menjadi tim yang berperan aktif dalam Disaster Plan disetiap wilayah regional serta bisa mencari sumber pendanaan di daerahnya masing-masing. Sementara itu, dalam pelatihan in-house training di RS Sidoarjo diharapkan peserta di RS mampu membuat Plan of Action atau POA yang operasional dan setelah in-house training peserta mampu mempraktekkan Hospital Disaster Plan.

Ada 4 tahap dalam Proses Pelatihan yang telah dilakukan, yaitu: tahap pertama dilakukan dengan pelatihan jarak Jauh melalui teleconference kepada semua peserta untuk mensosialisasikan materi modul Hospital Disaster Plan dengan harapan menjadi dasar pengetahuan bagi para fasilitator; tahap kedua diselenggarakan di tempat pelatihan dengan pemberian pembekalan bagi peserta pelatihan yang bermanfaat untuk menambah wawasan bagi calon fasilitator, sehingga sebelum tahap selanjutnya dilaksanakan peserta dapat lebih memahami dan menguasai materi yang akan diberikan; tahap selanjutnya adalah para fasilitator akan langsung melakukan pelatihan awal di sebuah rumah sakit daerah dan rumah sakit yang terpilih adalah RS Sidoarjo, tahap ini bersifat in-house training. Tahap keempat adalah para fasilitator di luar wilayah Surabaya kembali ke tempat masing-masing. Fasilitator Surabaya dan pusat akan terus mendampingi RS Sidoarjo dalam menyusun Hospital Disaster Plan. Proses pelatihan akan dilanjutkan melalui website. Para fasilitator lain (di luar wilayah Surabaya) diharapkan mengikuti proses pelatihan dengan menyimak perubahan apa yang ada di RS Sidoardjo melalui website. Diharapkan metode ini mampu mendukung tersedianya fasilitator di 9 regional yang ada dan yang siap membantu rumah sakit yang berada di daerah rawan bencana di Indonesia dalam membuat Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit atau Hospital Disaster Plan.

Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri atas peserta fasiliator, yaitu mereka yang sudah mengikuti Training of Fasilitator jarak jauh, mempunyai komitmen yang jelas dan kuat terhadap program disaster planning dan mempunyai pemahaman yang cukup terhadap salah satu atau beberapa modul Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit atau HDP yang telah di ajarkan sebelumnya. Sementara itu, untuk Peserta In-House Training adalah Manajemen Rumah Sakit yang telah memahami prinsip-prinsip kesiapan rumah sakit dalam menghadapi bencana (Hospital Preparedness). Untuk mengikuti rangkaian Kegiatan yang dilaksanakan, bisa mengklik pada tombol dibawah ini:

Agenda Kegiatan

altaltaltaltalt

Emergency Sign Post

Hospital Disaster Plan Hari Kedua

  1. Epidemiology of Natural Disaster
    Oleh : dr. Sudibyakto

         
          Deskripsi singkat
:

Membicarakan tentang definisi bencana, bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Perubahan paradigma dalam manajemen bencana di dunia dan perkembangannya di Indonesia. Analisis potensi bencana alam di Indonesia seperti Gempa bumi, Tsunami, Banjir, Tanah Longsor, Erupsi Gunung Api, Kekeringan dan Kebakaran, dan Kegagalan Teknologi (Technological Failure). Tingkat kerawanan bencana dan bagaimana melakukan asesmen (assessment) serta analisis potensi risiko yang akan terjadi dan teknik/metode bagaimana mengembangkan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam upaya mengurangi risiko. Berbagai upaya mitigasi risiko bencana, baik secara struktural maupun non-struktural dan berbagai kasus pengurangan risiko bencana termasuk garis besar penyusunan “disaster management plan” juga dibahas dalam sesi ini.

Materi presentasi

  1. Structural Component
    Oleh : Prof. Dr.Ir. Iman Satyarno., M.E

         
          Deskripsi singkat: 
  

Kejadian gempa di Indonesia beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa sebagian dari rumah sakit yang ada tenyata tidak aman terhadap gempa. Hal ini terbukti dengan adanya rumah sakit yang rusak atau bahkan roboh saat terkena sehingga tidak dapat menangani pasien. Padahal rumah sakit tergolong bangunan vital yang harus tetap dapat beroperasi dan melayani pasien setelah terjadinya gempa. Kerusakan atau robohnya rumah sakit dapat menambah jumlah korban karena pasien akibat gempa yang datang tidak dapat tertangani. Untuk itu para manajemen dan dokter rumah sakit seharusnya bisa mendeteksi kerentanan yang ada dan juga mengerti langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mengurangi tingkat kerentanan bangunan rumah sakit baik sebelum terjadi gempa maupun setelah terjadi gempa

Materi presentasi

  1. Principal of Hospital Disaster Plan
    Oleh : dr. Hendro Wartatmo., SpB., KBD

         
          Deskripsi singkat:

Bagaimana membuat Hospital Disaster Plan dan mengapa harus ada Hospital Disaster Plan?. Dalam SK Menkes tentang penguatan rumah sakit dilakukan melalui 4 cara yaitu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, meningkatkan sarana dan prasarana, meningkatkan manajemen dan melakukan pelatihan. Pada waktu bencana, rumah sakit memiliki kebutuhan yang melampaui batas kemampuan sehingga terjadi kekacauan. Kekacauan ini dapat dihindari oleh rumah sakit jika RS tersebut sudah memilki persiapan dengan baik yaitu memiliki Hospital Disaster Plan. Hospital Disaster Plan berbeda untuk setiap rumah sakit karena tiap rumah sakit mempunyai tipe bahaya yang berbeda. Adapun langkah-langkah menyusun Hospital Disaster Plan adalah adanya kebijakan, membentuk komite gawat darurat bencana, membuat struktur organisasi komite gawat darurat bencana, membuat protap, form dan fasilitas-fasilitas, mensosialisasikan program tersebut, melakukan pelatihan dan simulasi.

Materi presentasi

  1. Mental Health
    Oleh : Dr. Rahmat Hidayat., M.Psi

         
          Deskripsi singkat:

Bencana dampat menimbulkan dampak pada kondisi fisik, emosi, dan pikiran seseorang yang dapat berlanjut ke arah gangguan-gangguan mental dan perilaku. Selain itu, bencana pada umumnya berpengaruh negatif terhadap perasaan aman dan terlindung, yang dapat menurunkan kinerja dan keberfungsian seseorang. Hal ini, dialami baik oleh masyarakat luas yang terpapar bencana, maupun oleh staf medis, paramedis, teknis dan administratif rumah sakit. Penanganan kesehatan mental primer pada umumnya bukan merupakan bagian dari emergency response dari rumah sakit. Namun penurunan keberfungsian staf yang berdampak pada kemampun kerja dalam situasi emergency harus menjadi perhatian setiap rumah sakit. Karena itu dukungan psikososial bagi staf rumah sakit perlu menjadi bagian dalam Hospital Disaster Plan (HDP).

Materi presentasi

  1. Management Deceased :
    Oleh : dr. I. B. GD. Surya Putra P, Sp.F

         

          Deskripsi singkat:

Bahwa pada saat bencana banyaknya korban tidak dapat diprediksi, baik korban hidup maupun korban meninggal. Korban meninggal akibat bencana kemudian di rujuk ke rumah sakit. Untuk korban meninggal pada prinsipnya dilakukan identifikasi atau mengenal jati diri. Sehingga korban meninggal tersebut dapat diketahui kejelasan jati dirinya dan dapat diserahkan kepada keluarganya sehingga nanti dapat dimakamkan. Korban meninggal banyak yang harus ditangani, akan tetapi kapasitas kamar mayat dirumah sakit terkadang belum memenuhi kapasitas. Dalam penatalaksanaan korban meninggal yang paling penting adalah ketepatan bukan kecepatan.

Materi presentasi

  1. SIM in Disaster
    Oleh : dr. Lucky Tjahjono., M.Kes

         
          Deskripsi Singkat:

Penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana harus dilakukan secara cepat, tepat dan hal tersebut akan terjadi apabila didukung oleh informasi kejadian bencana dan akibat yang ditimbulkannya secara cepat, tepat dan akurat.

Materi presentasi

  1. Conceptual Framework in Disaster Management.
    Oleh : dr. Lucky Tjahjono., M.Kes

         
          Deskripsi Singkat:

Krisis kesehatan yang timbul akibat bencana memerlukan penanganan yang terkoordinasi dari berbagai pihak baik lintas program maupun lintas sektor yang terkait dalam penanganan krisis kesehatan di Rumah Sakit akibat bencana. Dengan terintegrasi dan terkoordinasinya penanganan krisis kesehatan mulai dari upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat sampai pemulihan krisis kesehatan di Rumah Sakit akibat bencana oleh berbagai pihak yang terlibat, diharapkan dampak yang timbul akibat bencana dapat ditekan seminimal mungkin.

Materi presentasi

  1. Activasi and Deactivation
    Oleh : dr. Lucky Tjahjono., M.Kes

         
          Deskripsi Singkat:

Aktifasi Hospital Disaster Plan adalah suatu proses ekskalasi struktur organisasi rumah sakit dalam keadaan normal menjadi struktur dalam keadaan bencana. Deaktifasi Hosdip adalah suatu proses normalisasi dari struktur organisasi dalam keadaan bencana kembali menjadi struktur normal. Keduanya dilakukan berdasarkan parameter yang telah disepakati.

Materi presentasi

  • 1
  • 2
Di dunia magis kasino online, Spin Gratis adalah salah satu bonus yang paling dicari, menawarkan pemain kesempatan untuk memutar gulungan permainan slot tanpa mempertaruhkan uang mereka sendiri. Pemain Austria memiliki berbagai pilihan fantastis untuk menikmati bonus ini, dan panduan komprehensif kami untuk https://smartbonus.at/freispiele/ Free Spins memberikan wawasan mendetail tentang penawaran Free Spins terbaik yang tersedia. Panduan ini dirancang untuk membantu pemain pemula dan berpengalaman menavigasi berbagai bonus Free Spins yang ditawarkan oleh kasino online top Austria. Panduan kami mempelajari mekanisme Free Spins, menjelaskan cara kerjanya dan cara memaksimalkan potensinya. Baik itu bagian dari paket sambutan atau penawaran yang berdiri sendiri, penting untuk memahami syarat dan ketentuan, seperti persyaratan taruhan dan batasan permainan. Perbandingan dan ulasan kami tentang berbagai penawaran spin gratis memastikan Anda memiliki informasi terbaru di ujung jari Anda. Kami juga memberikan tips ahli tentang cara mendapatkan hasil maksimal dari putaran gratis ini dan meningkatkan peluang Anda untuk mengubahnya menjadi kemenangan nyata. Dengan panduan kami, Anda akan diperlengkapi dengan baik untuk memanfaatkan penawaran spin gratis terbaik di Austria, menjadikan setiap sesi slot lebih menarik dan berpotensi memberi Anda hadiah.