logo2

ugm-logo

In-House Training hari ke-lima

Hari Kelima

1. Presentasi draft Struktur Organisasi dan tugas pokok dan fungsinya
    Struktur Organisasi RSUD Sidoardjo
    Struktur Organisasi Tim Bencana RSUD Sidoardjo

2. Penempelan Emergency Sign
    Instalasi Bedah Sentral di jadikan ruang bedah definitif
    Ruang florence berubah menjadi ruang Pertemuan
    Ruang parkir ambulance di jadikan tempat ruang dekontaminasi
    Ruang poliklinik rawat jalan berubah menjadi ruang triase kartu kuning (delayed) saat bencana
    Ruang Triase Kartu Merah
    Ruangan kosong yang belum terpakai untuk Ruang Incident Command Post
    Ruang Media
    Penunjuk arah menuju kamar mayat

3. Mengembangkan unit Pelatihan
    Oleh : Prof. Dr. Laksono Trisnantoro., M.Sc., PhD


Deskripsi:

Materi penutupan disampaikan dalam bentuk diskusi, sebelumnya peserta telah dibagi ke dalam kelompok regionalnya masing-masing. Diharapkan nantinya pada tiap-tiap regional memiliki Plan of Action yang akan dikerjakan selanjutnya. Diskusi berlangsung selama 4 tahap.

4. Plan of Action masing-masing Regional dan RSUD Sidoarjo       
    Deskripsi:

    Para peserta yang terbagi dalam kelompok Regionalnya masing-masing, kemudian membuat
    Plan of Action (POA).
Adapun POA yang telah disusun adalah sebagai berikut:

A. POA RSUD Sidoardjo
Adapun Plan of Action RSUD Sidoardjo adalah sebagai berikut:

    • Minggu I  : Sosialisasi ke semua pihak struktural, sosialisasi  instalasi yg bersangkutan, kepala staff dan kepala ruangan
    • Minggu II : Pembuatan SOP di masing-masing unit, membuat  Labeling yang permanent, pembuatan shower untuk ruang dekontaminasi, pembuatan pintu darurat di sebelah selatan kamar jenazah.
    • Minggu III : Tim Bencana melakukan rapat Pleno dan mengikutsertakan Rumah Sakit Bayangkara untuk ikut terlibat dalam tim bencana RSUD Sidoardjo.
    • Minggu IV : Pandampingan HDP bersama tim

B. POA Regional Banjarmasin

    • Juni-Minggu II : Sosialisasi yang berupa seminar dan teleconference untuk rumah sakit se-Kalimantan Selatan.
    • Juni-Minggu IV s/d Juli-Minggu IV : Memfasilitasi minat pengembangan HDP dan melakukan pendampingan terhadap kegitan HDP di 2 Rumah Sakit terpilih.
    • Agustus-Minggu I : Persiapan simulasi HDP dan evaluasi terhadap pelaksanaan HDP di RSU Ansari Saleh.

C. POA Regional Jawa Timur

    • Juni-Minggu I : konsolidasi dan Sosialisasi
    • Juni-Minggu IV s/d Juli-Minggu III : Pembenahan HDP berupa: brain, software, hardware, dan pelatihan.
    • Juli-Minggu III : latihan/uji coba (in-house training)
    • Juli-Minggu IV : Simulasi & Evaluasi

D. POA Regional Makasar

    • Juni-Minggu I     : Persiapan Tim dilakukan oleh TIM TOF
    • Juni-Minggu II    : Audiensi bagian Direktur di RS Labu Baji dan RSUD Pare-Pare
    • Juni-Minggu IV  : Perencanaan kegiatan pelatihan HDP
    • Juli-Minggu I      : Pelaksanaan pelatihan HDP
    • Juli-Minggu III    : Evaluasi pelaksanaan HDP
    • Juli-Minggu IV   : Pemantauan

E.  POA Manado

    • Juni-Minggu I    : Rapat Koordinasi Tim Fasilitator, Dinaskes/PPK
    • Juni-Minggu II   : Sosialisasi Regional 9/RSUD Bitung, RSUP. Prof. R.D.Kandou
    • Juni-Minggu III  : Penyusunan anggaran/biaya/proposal
    • Juni-Minggu IV  : Evaluasi/respon kesiapan
    • Juli-Minggu I      : Kesiapan membahas hasil Sidoardjo
    • Juli-Minggu II s/d Minggu IV : Pembahasan rancangan pelaksanaan

Penutupan:

1. PPK DEPKES Dr. Lucky

Dr Lucky: Acara telah terlaksana sesuai dengan rencana, perencanaan dibidang bencana harus dilakukan. Kedepan rencana untuk 100 rumah sakit telah selesai, ini memerlukan kerjasama antara Kemenkes, PMPK UGM, dan WHO. Tugas perguruan tinggi memberikan pendampingan, penelitian, kita membutuhkan mereka, kemenkes penggunanya, dan rs adalah partisipannya. RSUD Sidoardjo kedepan menjadi tempat kemitraan, kita melihat, melakukan, dan perilakunya tepat.

2. PMPK FK UGM

Prof dr Laksono: atas nama PMPK UGM, saya mengucapkan terima kasih kepada RS SIDOARDJO yang telah bersedia menjadi tempat pertama dan baru ini menggunakan model baru yang merupakan adopsi dari ilmu-ilmu dari luar negeri. Ini yang kita harapkan, dengan adanya pelatihan ini, kita mencoba mempraktekan Hospital Disaster Plan secara aplikatif. Kami berharap banyak fasilitator yang akan terus membantu kita membuat HDP di 1200 RS di Indonesia. Kami dari UGM akan terus membantu, semoga kepercayaan ini akan selalu terjalin.

3. RSUD Sidoarjo

Dr Budi: kami mewakili RS Sidardjo mengucapkan terima kasih karena kami telah menjadi RS penelitian dan percontohan. Jika dalam pelatihan-pelatihan sebelumnya terkesan sulit dalam implementasinya, akan tetapi pelatihan kali ini sangat aplikatif di RS kita. Saya setuju, ada jaringan, ada website. Ini merupakan suatu keberuntungan untuk RS Sidoardjo. Kami telah siap dan nanti kami akan menyelesaikan HDP ini. Dengan adanya website ini kita bisa share dengan baik, kita bersama belajar untuk penanggulangan bencana di masing-masing RS kita. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas apa yang telah dilakukan di RS Sidoradjo, dan kami siap melanjutkan ini.

II.   Galeri foto

III.  Provider:

  1. PPK-Kementrian Kesehatan Indonesia
  2. WHO
  3. PMPK-UGM

IV.   Peserta:

1.    Regional Jatim
2.    Regional Bali
3.    Regional Kalimantan Selatan
4.    Regional Sulawesi Selatan
5.    Regional Sulawesi Utara

V.    Narasumber:

1.    Mudjiharto, SKM., MM
2.    Prof. Dr. Laksono Trisnantoro, MSc., PhD
3.    dr. Lucky Tjahjono, M.Kes
4.    dr. Emil Ibrahim, MARS
5.    dr. Vijay Nath Kyaw Win
6.    dr. Hendro Wartatmo. SpB., KBD
7.    dr. Adib A. Yahya, MARS
8.    Prof. Dr.Ir. Iman Satyarno, M.E
9.    Dr. Sudibyakto
10.  dr.  Sulanto Saleh Danu, Sp.FK
11.  Wisnu Martha Adiputra, SIP, MSi.
12.  dr. Ali Yahya Haedar
13.  dr. Bella Donna, M.Kes
14.  Sutjipto,MSc.,DAP&E
15.  dr. Hanevi Djasri, MARS
16.  dr. Adib A. Yahya
17.  Dr. Rahmat Hidayat, M.Psi

VI.    Fasilitator:

1. dr. Hendro Wartatmo. SpB., KBD
2. dr. Bella Donna, M.Kes

Daftar Nama Peserta per Regional:

•    Regional Jawa Timur

1. dr. dr. Ika Judianto, Sp.EM  (ketua)
2. dr. Sylvia Sari
3. dr. Puji Andayani, SKM
4. Tri Haryadi
5. Wahyu Bhakti

•    Regional Makasar

1. dr. Andry Usman, SpOT
2. dr. Heru Budianto
3. dr. Hesti Arbie
4. dr. Muhammadong, SKM, Mkes
5. dr. Prihantono
6. dr. Wasis Udaya, SpPD (ketua tim)
7. H. Lukman SKM, Mkes
8. Sumarni Saleh, SKM

•   Regional Manado

1. dr. Alvarez Z Moningka, Sp.OT  (ketua tim)
2. dr. Billy Mamanua, M.Biomed
3. dr. Hanny J.A Nayoan, M.Kes., Sp.Fk
4. dr. Hanry A.T. Takasenseran
5. dr. Jehosua Samratson V Sinolungan, MKes., DK
6. Jeavery S Bawatong, S.Kep, NS
7. Oldi Rember, S.Kep., NS
8. Syane Paula Petronela Doodoh, SKM

•    Regional Banjarmasin

Ketua tim   : Yuseran, SKM
Anggota tim

  1. dr. Akhyarudin Noor
  2. Edy Sabhara, SKM, Mkes
  3. Emma Susanti, S.Kep
  4. Herlina, dr. 
  5. M. Iqbal
  6. Mulkan Syahit
  7. Tut Barkinah, S.Si,T, MPd
  8. Yuseran, SKM

Hospital Disaster Plan Hari Ketiga

  1. Non Structural Component-Logistic
    Oleh : dr. Sulanto Saleh Danu., Sp.FK

         
          Deskripsi singkat:

Pada modul ini diberikan pengertian, pemahaman serta kepentingan komponen non-structural dirumah sakit pada situasi bencana. Bencana Rumah sakit dapat terjadi internal (yang menimpa RS) dan eksternal, dimana RS menerima korban bencana dalam jumlah banyak pada waktu bersamaan dalam situasi kapasitas dan sumberdaya rumah sakit  yang terbatas. Komponen non-structural merupakan komponen pokok operasional rumah sakit dan merupakan modal terbesar suatu rumah sakit (dapat mencapai 75% dari seluruh investasi yang ditanamkan). Pada bencana (baik pra-saat-paska) rumah sakit harus memiliki perencanaan operasional (Planning-yang tertuang dalam HDP) untuk evakuasi-pengamanan-operasional pelayanannya komponen non-structural.

Materi presentasi

  1. Media Management and Communication
    Oleh : Wisnu Martha Adiputra., SIP., M.Si

         
          Deskripsi singkat:

Penyampaian konsep dan penerapan komunikasi bencana dalam aktivitas rumah sakit, memberikan deskripsi atas komunikasi bencana serta mengenal implementasi komunikasi bencana di rumah sakit. Bagaimana peran media pada saat bencana? Dalam situasi bencana media ingin cepat dan lengkap informasinya, sementara rumah sakit dalam keadaan bencana sering berada dalam situasi yang chaos (kekacauan), emosional, dan pasti proses komunikasi itu tidak akan berjalan seperti keadaan normal, sehingga memungkinkan terjadinya miss communication

.Materi presentasi

  1. Surveilance
    Oleh : Sutjipto, SKM, M.Kes., DAP&E

         
          Deskripsi singkat:

Surveilans merupakan kegiatan yang dilakukan terus menerus, sistematik terhadap penyebaran penyakit serta kondisi yang berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit melalui kegiatan pengumpulan data, pengolahan, analisis, interpretasi data serta penyebaran informasi epidemiology yang dihasilkan. Surveilans harus disertai keputusan sebagai respons terhadap informasi epidemiology yang dihasilkan. Didaerah bencana surveilans-respons penyakit, faktor risiko dan gizi harus dilaksanakan agar angka kesakitan dan angka kematian korban bencana dapat ditekan serendah mungkin.

Materi presentasi

  1. Quality Management in Hospital Disaster Plan
    Oleh : dr. Hanevi Djasri., MARS

         
          Deskripsi singkat:

Berbicara mengenai manajemen bencana dan manajemen mutu, bagaimana jika keduanya digabung menjadi satu? Apabila kita berbicara mengenai manajemen mutu, pertama kita harus tahu syaratnya, yaitu harus memiliki sumber daya manusia. Selain itu, ada pula mengenai pelayanan, akan tetapi untuk Hospital Disaster Plan dalam kondisi bencana sulit untuk dilakukan dengan baik. Itulah kenapa kita memerlukan simulasi. Dalam menyiapkan Hospital Disaster Plan terutama dalam menajemen mutu hanya ada 2 hal yaitu komitmen dan sumber daya manusia.

Materi presentasi

  1. Pandemi
    Oleh :WHO

         
          Deskripsi singkat:

Dalam Hospital Pandemic Preparedness Plan yang dibutuhkan adalah rencana yang sederhana dan mudah di bagikan, serta mudah dimengerti oleh setiap bagian/aktor yang berhubungan yaitu staf, pasien, relawan, institusi pendukung dan lain sebagainya. Apakah yang dinamakan pandemi pada saat bencana, yaitu ketika ada banyak korban yang berdatangan di rumah sakit dan itu melebihi batas kemampuan rumah sakit dalam menampung pasien.

Materi presentasi

  1. Principles of Disaster Medicine
    Oleh : dr. Ali Yahya Haedar

         
          Deskripsi singkat:

Konsep dari Disaster Manajemen: menangani sebaik mungkin jika jumlah pasien banyak. Jika disaster itu terjadi akan banyak korban, terutama berdatangan di rumah sakit. Kita harus menyiapkan banyak hal, terutama menyiapkan masyarakat untuk menerima pengetahuan tentang disaster. Disaster medicine suatu praktek kedokteran yang berdasarkan pengetahuan dan keilmuan serta skill yang dibutuhkan untuk diagnose dan manajemen pasien akut

Materi presentasi

  1. Pre Hospital Care – Triage
    Oleh : dr. Hendro Wartatmo., SpB., KBD

         
          Deskripsi singkat:

Menyampaikan tentang Simple triase dan rapid transport. Ada pula mengenai Re-Triase, dimana triase itu harus dilakukan disemua tempat dan dilakukan secara berulang. Incident comander pada area triase sebaiknya dilakukan oleh orang yang paling berkompeten, dapat dibilang adalah orang yang ‘pintar’ dalam bidang tersebut. Perlu juga memperhatikan waktu dalam penentuan triase pada korban, sehingga apabila diagnosis cepat maka proses penanganan dan evakuasi pasien akan semakin cepat pula.

Materi presentasi

  1. Hospital Evacuation and Surge Capacity
    Oleh :dr. Bella Donna, M.Kes

         
          Deskripsi singkat:

Banyaknya pengalaman bencana yang terjadi baik di luar maupun di Indonesia sendiri, maka pemerintah dengan dibantu beberapa organisasi selalu mencoba untuk memperbaiki keadaan yang ada. Begitu juga dengan akibat dari bencana yang menyebabkan banyak korban datang ke Rumah Sakit. Akibat dari bertambahnya jumlah pasien di Rumah Sakit yang begitu banyak dan kekhawatiran terhadap bangunan Rumah Sakit, maka banyak pasien yang ditempatkan di areal parkir. Bila fasilitas dari rawat inap sudah penuh maka pihak Rumah Sakit akan menempatkan para korban ke ruangan lain ataupun di koridor Rumah Sakit. Bila keadaan bangunan Rumah Sakit tampak tidak layak huni maka para korban akan di tempatkan di luar Rumah sakit. Keadaan ini semua yang dikenal dengan sebutan surge capacity dan perpindahan para korban disebut dengan evakuasi.

Materi presentasi