logo2

ugm-logo

JK Dorong Kearifan Lokal Dilibatkan Dalam Mitigasi Bencana

Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan pada acara Jakarta Food Security Summit-4 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (8/3). Jakarta Food Security Summit-4 yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia tersebut bertemakan

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) mendorong agar kearifan lokal dapat dilibatkan dalam mitigasi bencana. Hal ini disampaikannya ketika membuka Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan di Universitas Andalas, Rabu (2/5).

Dalam pidatonya, JK mengatakan, pendekatan kearifan lokal dapat mengurangi jumlah korban bencana. Dia mencontohkan ketika terjadi bencana tsunami di Aceh, penduduk Pulau Simeulue lebih tanggap terhadap bencana. Penduduk di pulau tersebut memiliki kebiasaan atau budaya untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi saat terjadi gempa.

Dengan demikian, ketika bencana tsunami menerjang Aceh jumlah korban di Pulau Simeulue lebih sedikit. Padahal pusat gempa jaraknya tidak terlalu jauh dari pulau tersebut.

"Jumlah korban bisa dikurangi karena budaya dan pengetahuan," ujar JK.

JKa menegaskan, datangnya bencana tidak bisa diprediksi namun dapat diantisipasi. Oleh karena itu, pengetahuan dan budaya masyarakat dapat membantu mengurangi jumlah korban jiwa serta kerugian ekonomi.

JK  meminta agar masyarakat dapat belajar mengurangi risiko bencana berdasarkan pengalaman di berbagai daerah. Misalnya, tsunami Aceh, gempa di Yogyakarta dan Padang. Pengurangan risiko tersebut dapat dilakukan melalui edukasi terhadap bangunan rumah penduduk yang berada di daerah rawan gempa.

"Gempa tidak mematikan, yang menyebabkan kematian itu bangunan yang runtuh," kata JK. 

Parts of Kenya hit by deadly floods, about 200,000 displaced

https://static.euronews.com/articles/462141/1024x576_462141.jpg?1525186777

Hiribae Mame stood waist-deep in water outside her wrecked house in eastern Kenya, one of around 200,000 people forced to flee by weeks of floods, landslides and heavy rains.

Kenya’s Red Cross estimates at least 100 have also died in the downpours since early April, a humanitarian disaster that it says needs emergency funding.

“I have lost 12 chicken and four goats. We were not able to save all of them and I can’t access the house because the door can’t open,” said the mother-of-four in the town of Tana River in lower Coast region.

Her youngest daughter clung to her neck, the girl’s feet just touching the water. Mattresses and wreckage floated by as handmade boats ferried people, animals and goods to safer ground.

Floods have blocked major roads across central and northern Kenya and coastal areas – the route from the capital Nairobi to the main port Mombasa was under water last week.

Eight people were killed when mudslides destroyed their homes as they slept in the hilly central region of Murang’a on Friday night, said Kenya Red Cross Secretary General Abbas Gullet.

Gullet said the military and police had deployed helicopters for rescue missions but more efforts were needed.

Outbreaks of water-borne diseases were another concern across Kenya, he added.

“We would urge the national government to declare this a national disaster so that deliberate effort can be made and resources mobilised to help the affected people,” Gullet told reporters in the capital on Sunday.

“We need a national disaster management fund set up.”

REUTERS

More Articles ...