logo2

ugm-logo

458 Jiwa di Korban Banjir Bandang Popayato Barat Butuh Pakaian dan Makanan

https://asset.kompas.com/crop/0x0:1000x667/750x500/data/photo/2018/05/01/1294674404.jpg

KOMPAS.com – Sebanyak 125 kepala keluarga atau 458 jiwa harus mengungsi karena menjadi korban banjir bandang di Popayato Barat, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo pada Selasa (1/5/2018).

Sucipto Abdullah, angota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Gorontalo, mengatakan saat ini para pengungsi memiliki kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi.

“Kebutuhan yang mendesak saat ini adalah sandang, termasuk selimut, makanan bayi dan makanan siap saji,” ujar dia, Rabu (2/5/2018).

Kebutuhan ini mendesak lantaran sejumlah peralatan, obat-obatan dan kendaraan operasional Pusat Kesehatan Masyarakat Popayato Barat terendam banjir. Demikian juga kendaraan, ternak dan harta benda milik warga yang tidak bisa diselamatkan ke tempat yang aman.

  “Pemerintah dibantu masyarakat sudah mendata kerugian akibat banjir ini dan membantu menangani pengungsi,” lanjut dia.

Data sementara, para pengungsi ini berasal dari Desa padengo sebanyak 45 KK atau 153 jiwa (45 rumah) dan dari Desa Dudewulo sebanyak 80 KK atau 305 jiwa (72 rumah). Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Sosial dan Tagana Kabupaten Pohuwato sudah mendirikan dapur umum untuk melayani kebutuhan makanan para pengungsi.

Diberitakan sebelumnya, banjir bandang yang terjadi Selasa sore di Popayato Barat disebabkan oleh curah hujan yang lebat. Dua desa yang parah terkena dampak ini adalah Padengo dan Dudewolo. Ketinggian air di permukiman warga mencapai lebih dari 1 meter.

Banjir Landa Hampir Seluruh Wilayah Babel

Foto Berita Banjir Landa Hampir Seluruh Wilayah Babel

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Bangka Belitung, Mikron Antariksa mengatakan, berdasarkan data yang telah dihimpun, banjir dan angin kencang mendominasi bencana yang sering terjadi di wilayah itu.

"Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir bencana angin kencang atau puting beliung sudah terjadi sebanyak 83 kali di berbagai lokasi di Babel," katanya di Pangkalpinang.

Sedangkan untuk banjir bandang dan banjir rob, sejak awal Januari 2015 sampai dengan akhir April 2018, telah terjadi sebanyak 269 kali di beberapa wilayah kabupaten kota.

Untuk mengantisipasi beberapa potensi bencana yang ada, pihaknya telah melakukan beberapa upaya, seperti menghimpun seluruh perencanaan program penanggulangan banjir di setiap kabupaten/kota.

"Dari hasil pengumpulan data tersebut, kami susun menjadi grand desain untuk penanggulangan bencana banjir di Bangka Belitung," ujarnya.

Selain itu, BPBD Provinsi Babel juga akan membentuk penanggulangan bencana yang diberi nama Tim Tantangan (Tanggap, Tangkas dan Tangguh).

Tim Tantangan ini terdiri atas seluruh komponen bangsa, mulai dari unsur pemerintah, TNI, Polri, masyarakat dan relawan serta dunia usaha. Tim ini rencananya dibentuk sampai tingkat desa dan kelurahan.

"Kami juga akan membuat program desa/kelurahan tangguh bencana, sehingga terciptalah masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana yang terjadi," katanya.

BPBD juga akan membuat aplikasi tanggap bencana untuk memberikan informasi seputar potensi bencana yang akan terjadi di wilayah itu.

Aplikasi tanggap bencana ini nantinya akan didesain khusus yang bisa digunakan masyarakat untuk menerima informasi potensi bencana dan bencana yang sudah terjadi secara dalam jaringan.

sumber: wartaekonomi.co.id

More Articles ...