logo2

ugm-logo

Blog

Radius bahaya Gunung Lokon jadi 500M

Radius bahaya Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, berkurang 500 meter dari radius sebelumnya. Hal ini membuat puluhan pengungsi dapat kembali ke rumah mereka masing-masing mulai besok, Sabtu, 23 Juli 2011.

Berdasarkan laporan dari Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Jumat, 22 Juli 2011, radius bahaya kini menjadi 3 km. Sebelumnya: 3,5 km.

Sebanyak 50 pengungsi dari wilayah Kakaskasen I, Kinilow dan Kinilow I, mulai besok akan dipulangkan ke tempat mereka masing-masing. "Pemulangan pengungsi yang bermukim di luar radius 3 km akan dilaksanakan mulai besok dan pada hari Minggu, setelah makan siang," kata Sutopo.

Jumlah pengungsi saat ini berjumlah 5.319 jiwa yang berasal dari daerah di radius 3 km dari gunung Lokon. Mereka masih harus tinggal di pengungsian sampai situasi benar-benar aman.

"Pemkot Tomohon bersama BNPB dan TNI POLRI besok pagi akan memasang sejumlah patok pembatas merah sebagai pertanda batas aman warga," ujar Sutopo.

Menurut laporan BNPB, hingga saat ini aktivitas Gunung Lokon masih aktif. Tremor masih terus terjadi, juga hembusan asap dengan ketinggian maksimal 200 meter dari bibir kawah. Lontaran material pijar menjangkau 2,5 km dari kawah Tompaluan. Hujan abu mengguyur lebat sampai radius 3 km dr kawah Tompaluan.

Belum dapat diprediksi kapan Gunung Lokon akan tenang kembali. Hal ini terutama disebabkan oleh keanehan urutan ledakan gunung tersebut. Karakteristik Gunung Lokon dikatakan para ahli berbeda dengan gunung-gunung lain ketika hendak meledak. Hal ini membuat Lokon sulit diramalkan

Radius Zona Berbahaya Gunung ditingkatkan jadi 3Km

Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, masih berstatus awas. Meski begitu, kini lontaran material pijar jauh lebih pendek, maksimum 2,5 km. Karena itu, daerah bahaya Gunung Lokon yang semula 3,5 km pun diubah menjadi 3 km.

"Daerah bahaya dalam radius 3 km dari Kawah Tompaluan. Masyarakat yang bertempat tinggal di luar radius 3 km dapat kembali ke rumah masing-masing dan melakukan kegiatan seperti biasa," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Dr Surono, Kamis (21/7/2011).

Continue Reading

Gunung Soputan berstatus Waspada dan Gunung Lokon Awas (Level IV)

Setelah sempat meletus dan menyemburkan abu vulkanik setinggi 6 kilometer serta awan panas, kondisi Gunung Soputan di Sulawesi Utara berangsur tenang. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahkan menurunkan status Soputan. "Berdasarkan hasil analis pemantauan secara visual dan kegempaan, kegiatan vulkanik Soputan menunjukkan penurunan aktivitas yang signifikan, baik frekuensi maupun insensitas gempa vulkanik, guguran dan letusan. Oleh karena itu status Soputan diturunkan dari Siaga menjadi Waspada," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Kamis 21 Juli 2011.

Continue Reading

Masyarakat Sekitar Gunung Lokon diimbau tetap waspada

Masyarakat yang berada di sekitar Gunung Lokon diimbau tetap waspada. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak 12.006 jiwa yang berada pada radius 3,5 kilometer masih terancam awan panas dan lahar. Sedangkan sebanyak 28.016 jiwa yang berada pada radius 5 kilometer masih terancam batu pijar dan debu pekat.

"Status Gunung Lokon sampai sekarang masih awas. Kami masih belum tahu kapan status tersebut akan diturunkan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Rabu (20/7). Sampai saat ini getaran (tremor) Gunung Lokon masih terus berlangsung. BNPB masih terus memonitor gunung tersebut dengan peralatan tercanggih yang mereka miliki.

Continue Reading

Gempa 5,2 skala Richter Mengguncang Mentawai

Bengkulu-Gempa berkekuatan 5,2 skala Richter yang mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, Rabu (20/7) sekitar pukul 12.52 WIB, dirasakan sampai di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Masyarakat sempat panik dan berhamburan keluar kantor dan rumah.
Setelah dianggap aman, warga kembali bekerja karena getarannya sangat singkat. "Kami hingga saat ini masih cemas kalau ada getaran gempa, terlebih daerah itu sangat rawan bencana gempa dan tsunami," kata Penarik Zakaria, warga setempat.
Kepala BMKG Kepahiang Dadang membenarkan bahwa gempa 5,2 SR itu tidak berpotensi tsunami. Lokasinya berada 3.62 lintang selatan (LS) dan 98.97 bujur timur (BT). Pusat gempa itu terjadi 159 kilometer barat daya Mentawai, Sumbar, dengan kedalaman 10 kilomter.

sumber:metronews.com