logo2

ugm-logo

Blog

Empat Desa di Kabupaten Luwu Terdampak Bencana Banjir

LUWU - Hujan deras yang terjadi di Kabupaten Luwu, menyebabkan terjadinya banjir dan merendam empat desa dari tiga kecamatan, sekira pukul 17.30 WITA, Senin, (14/3/2022).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu, mencatat wilayah yang terdampak banjir yakni Desa Rante Balla Kecamatan Latimojong, Desa Bone Lemo, Desa Saronda Kecamatan Bajo Barat dan Desa Malela Kecamatan Suli.

"Untuk sementara, pagi ini kami mencatat ada 4 desa yang terdampak banjir di 3 kecamatan, yakni Desa Rante Balla, Desa Bonelemo, Desa Saronda dan Desa Malela," ujar Sekretaris BPBD Luwu, Aminuddin Alwi.

"Hingga saat ini personel kami masih di lapangan membantu warga, membersihkan bekas banjir, dan mencatat kerugian dan jumlah rumah yang terdampak termasuk fasilitas umum," lanjutnya.

Informasi yang dihimpun, selain merendam rumah warga, banjir semalam juga menyebabkan kerusakan jembatan Sampaeng, jembatan besi di Bone Lemo serta fasilitas umum Dinas Pariwisata.

Kepala BPBD Luwu, Rahman Mandaria, menambahkan, pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut di BNPB dan BPBD Provinsi Sulawesi Selatan.

"Hasil koordinasi kami dengan BPBD Provinsi, hari ini akan menurunkan logistik ke Luwu," ujarnya.

Selain tim BPBD, tim dari Dinas Sosial dan Damkar Kabupaten Luwu, juga sudah turun membantu warga bahkan sejak semalam.

Gempa Guncang Nias Selatan, BNPB Sebut 364.880 Jiwa Berpotensi Terdampak

SANGALU - Peristiwa gempa berkekuatan (M) 6,7 dirasakan kuat warga di Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara pada Senin, 14 Maret 2022 pukul 04.09 waktu setempat. 

Pusat gempa berada pada 161 km tenggara Nias Selatan.  BPBD Nias Selatan menyebutkan, guncangan dirasakan kuat selama kurang lebih satu menit dan warga telihat sempat panik. 

Pusat gempa yang berada pada kedalaman 25 km ini dilaporkan tidak berpotensi tsunami. Sebanyak 364.880 jiwa berpotensi terdampak.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebutkan, selain di Kabupaten Nias Selatan, guncangan juga dirasakan sedang di beberapa wilayah lainnya seperti Kota Padang, Sumatra Barat. 

 

Pantuan BMKG mencatat kekuatan gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menunjukkan IV MMI di wilayah Nias Selatan, yang artinya dirasakan oleh orang banyak, gerabah pecah, dan dinding berderik. 

Sementara itu, di Padang, Siberut, dan Gunung Sitoli menunjukan kekuatan III MMI yang getarannya dirasakan di dalam rumah seakan ada truk yang berlalu.

selengkapnya https://www.sangalu.com

Pascagempa, Pasaman Barat Akhiri Status Tanggap Darurat Bencana

Merdeka.com - Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat mengakhiri status tanggap darurat pascabencana gempa Magnitudo 6,1. Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menetapkan status pemulihan selama 90 hari terhitung mulai 11 Maret hingga 8 Juni 2022.

"Pemerintah daerah kini menetapkan status tanggap darurat ke pemulihan. Sebanyak 1.240 rumah terverifikasi rusak berat akibat gempa beberapa waktu lalu," ujar Abdul dalam keterangan tertulis di Jakarta dilansir Antara, Jumat (11/3).

Status tersebut ditetapkan oleh Bupati Pasaman Barat melalui keputusan nomor 188.45/170/BUP-PASBAR/2022 tentang Penetapan Status Transisi Darurat Pemulihan Penanganan Bencana Alam Gempa Bumi di Kabupaten Pasaman Barat.

Abdul menjelaskan pada periode transisi ini, sistem komando penanganan darurat tetap melaksanakan fungsinya kepada warga terdampak, seperti pemenuhan kebutuhan dasar, pengendalian terhadap sumber ancaman bencana atau pun perlindungan kelompok rentan.

Di samping itu, upaya lain akan dilakukan oleh pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan fungsi prasarana dan sarana vital, perbaikan awal sosial-ekonomi masyarakat korban dan pengungsi. Pemerintah setempat juga tetap melakukan kaji cepat perkembangan situasi dan penanganan darurat bencana.

Pemerintah daerah telah memulai untuk membangun hunian sementara (huntara) sebanyak 25 unit. Huntara tersebut berada di Jorong Tanjung Beruang, Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, yang pembangunannya didukung oleh Palang Merah Indonesia (PMI) wilayah Pasaman Barat dan TNI.

Sebelumnya Pasaman Barat menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, mulai dari 25 Februari 2022 hingga berakhir pada 10 Maret 2022.

"Sementara itu, berdasarkan perkembangan data terkini di Pasaman Barat pada Jumat pukul 06.30 WIB, tercatat total rumah rusak mencapai 2.993 unit. Rincian kerusakan sebagai berikut, rumah rusak berat (RB) 1.240 unit, rusak sedang (RS) 703 dan rusak ringan (RR) 1.050," ujar Abdul.

Kerusakan lain yaitu pada fasilitas pendidikan dengan rincian RB 19 unit, RS 14 dan RR 42. Pada fasilitas kesehatan terdampak tercatat RB 6 unit, RS 5 dan RR 7, kemudian pada fasilitas tempat ibadah RB 22 unit, RS 7 dan RR 11, serta fasilitas kantor pemerintah tercatat RS 9 unit dan RR 29.

Pada masa transisi masih memberikan pelayanan kepada warga terdampak karena sebanyak 3.979 orang masih mengungsi. Dinas kesehatan setempat secara rutin melakukan pengecekan kesehatan kepada mereka yang masih berada di pos pengungsian, seperti di Nagari Kajai.

BNPB terus memberikan pendampingan kepada pemerintah daerah pada masa transisi ini, seperti sinkronisasi data kerusakan rumah dan fasilitas terdampak lainnya. [ray]

Ilmuwan Sebut Nuklir Dapat Hindari Bencana Tabrakan Asteroid

Suara.com - Para ilmuwan di University of California mengungkapkan bahwa umat manusia dapat menghindari bencana tabrakan asteroid dengan Bumi menggunakan nuklir.

Tim membuat hipotesis pemodelan bahwa manusia hanya memiliki waktu setengah tahun sebelum Bumi bertabrakan dengan asteroid berukuran 10 km.

Para ahli menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk bertahan hidup adalah dengan membuat senjata nuklir.

Alasan ditulis penelitian ini adalah untuk bertanya, bisakah seseorang mencegah bencana alam ini.

"Ini adalah upaya serius untuk melihat apakah umat manusia telah mencapai titik di mana kita dapat mencegah apa yang terjadi pada dinosaurus 65 juta tahun yang lalu," kata Philip Lubin, profesor fisika di UC Santa Barbara.

Dalam studi yang diterbitkan minggu lalu di database Arxiv, Lubin dan timnya pertama-tama menganalisis dampak tabrakan semacam itu di Bumi.

Dengan asteroid sebesar 10 km, batuan antariksa itu kemungkinan akan memusnahkan hampir semua kehidupan di Bumi dan menyebabkan suhu atmosfer meningkat hingga 300 derajat Celcius.

Mengingat skala waktu beberapa tahun, metode yang diajukan NASA sebelumnya untuk mencegah bencana seperti itu adalah menggunakan pesawat luar angkasa untuk membelokkan objek yang masuk ke Bumi.

Namun, Lubin menganggap mustahil untuk mengalihkan batu berukuran raksasa dengan kurun waktu hanya beberapa bulan.

Analisisnya menunjukkan bahwa satu-satunya pilihan yang layak dalam skenario itu adalah menggunakan serangan nuklir.

"Persenjataan nuklir pada dasarnya dirancang untuk mengancam negara lain, tetapi perangkat yang sama dapat digunakan untuk melindungi Bumi," tambah Lubin, seperti dikutip dari New York Post, Selasa (8/2/2022).

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada potensi untuk menghancurkan asteroid dengan seribu "penetrator" berbentuk lembing yang dimuat dengan hulu ledak nuklir.

Jumlah tersebut kurang dari 10 persen dari persenjataan dunia saat ini.

Senjata tersebut dapat diluncurkan dengan salah satu dari dua roket luar angkasa, yang saat ini sedang dikembangkan, yaitu Starship milik SpaceX dan Space Launch System (SLS) NASA.

Ledakan yang dihasilkan nantinya akan mengupas lapisan batuan luar angkasa seperti bawang.

Kemudian memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Meski begitu, Lubin mengaku upaya ini akan menimbulkan dampak lain.

Ledakan akan menciptakan puing-puing radioaktif yang kemudian akan menghujani Bumi.

"Meskipun itu adalah skenario yang tidak begitu baik, tetapi itu jauh lebih baik daripada hanya menerima nasib kita di tangan batu luar angkasa yang sangat besar," tutup Lubin kepada The Sun.

Peristiwa kepunahan besar terakhir di Bumi disebabkan oleh asteroid yang memusnahkan dinosaurus.

Batuan itu diyakini sebesar 12 km dan melenyapkan hampir 80 persen kehidupan di Bumi.

Sejak saat itu, Bumi telah dihantam oleh beberapa batuan antariksa lainnya yang lebih kecil namun tetap cukup berbahaya, termasuk meteor Chelyabinsk.

Chelyabinsk hanya memiliki lebar 20 meter, namun batu luar angkasa tersebut melukai 1.000 orang dan menghancurkan jendela 7.000 bangunan ketika jatuh di Rusia pada 2013.

Lubin mengatakan bahwa mengingat frekuensi Bumi dihantam oleh batuan luar angkasa, umat manusia memerlukan strategi yang baik untuk menghadapi apa pun yang mengarah ke Bumi.

Banjir di Sembakung dan Sembakung Atulai Nunukan Masih Tinggi

Tarakan: Permukiman warga di 13 desa di wilayah Kecamatan Sembakung dan Sembakung Atulai di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara,masih tergenang.
 
Kepala Kepolisian Sektor Sembakung Ipda Ishak Panggala mengatakan setelah sempat turun, genangan air kembali naik pada Minggu malam, 9 Januari 2022.
 
Menurut dia, genangan air masih merendam permukiman warga di Desa Tagul, Atap, Manuk Bungkul, Lubakan, Tujung, Pagar, dan Labuk di Kecamatan Sembakung.

Selain itu, ia melanjutkan, wilayah Desa Pulau Keras, Liuk Bulu, Binanun, Sabuluan, Lubok Buat, dan Katul di Kecamatan Sembakung Atulai juga masih tergenang.
 
"Kondisi warga dalam keadaan baik, belum ada warga yang dilaporkan kondisinya sakit akibat banjir," kata Ishak.
 
Kementerian Sosial juga sudah mengirimkan bantuan bagi korban banjir di dua wilayah kecamatan di Kabupaten Nunukan. 
 
"Ada pasokan logistik datang empat truk dari Kemensos, di antaranya ada sembako, tempat tidur, dan obat-obatan," terang dia.
 
Pada Minggu, 9 Januari 2022, Menteri Sosial Tri Rismaharini datang ke Sembakung untuk meninjau dampak banjir dan menjenguk warga yang terdampak bencana.
 

(MEL)