logo2

ugm-logo

Blog

REPORTASE WEBINAR “KESIAPSIAGAAN LOGISTIK MEDIK PADA BENCANA: REFLEKSI SEMINAR ASM POKJA BENCANA 9 MARET 2017”

webinar logistik bencanaWebinar series divisi manajemen bencana PKMK FK UGM untuk Maret mengangkat topik Kesiapsiagaan Logistik Medik pada Bencana: Refleksi Seminar ASM Pokja Bencana 9 Maret 2017. Webinar tersebebut menghadirkan 2 orang pembicara. Sesi pertama oleh dr. Sulanto Saleh-Danu, Sp.FK dari Pokja Bencana FK UGM membahas tentang kebutuhan logistik saat bencana. Pembicara menyebutkan bahwa saat bencana terjadi, logistik yang diperlukan meliputi logistik kesehatan maupun non kesehatan. Terdapat banyak bantuan logistik medik saat bencana, namun terdapat inkoordinasi dalam berbagai aspek pemanfaatannya. Penyakit yang muncul saat bencana seperti tetanus serta penanganan bencana yang dapat dilakukan dibahas pada sesi ini. Sesi kedua oleh Danang Samsu, ST yang merupakan manager Pusdalob BPBD DIY. Salah satu hal menarik yang dibahas oleh pembicara terkait logistik adalah pembentukan klaster logistik oleh BPBD untuk jangka panjang di wilayah Yogyakarta. Penjelasan selengkapny Klik Disini arrow, external, leave, link, open, page, url icon

 

Pengantar Web Bencana, 14 – 20 Maret 2017

Selamat berjumpa kembali kepada seluruh pembaca setia webite bencana kesehatan. Minggu ini kita masih diliputi dengan berita tentang kejadian banjir di nusantara. Peta rawan banjir dan tanah longsor di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar wilayahnya berada di titik rawan banjir dan tanah longsor. Pulau Jawa juga harus berbesar hati karena memiliki daerah dengan titik rawan banjir terbanyak di nusantara. Berdasarkan informasi yang dilaporkan oleh BNPB pada 9 Maret 2017, diketahui bahwa 3 bulan awal di tahun ini mencatat kejadian banjir sebanyak 765 kejadian. Indonesia juga tidak bisa bersantai diri, karena setelah melewati musim penghujan disertai cuaca ekstrim. Mei menjadi awal musim kemarau. Permasalahan baru juga muncul seiring dengan perubahan musim tersebut. Ancaman kebakaran hutan, kekeringan menjadi lembaran baru dalam cerita nusantara kita. Selanjutnya, peran apakah yang dapat kita berikan kepada negeri ini? Itu merupakan pertanyaan yang tepat bagi semua kalangan. Peran masyarakat awam, pemerintah sebagai pemangku kebijakan serta petugas kesehatan sebagai sentral pemberi layanan kesehatan di setiap fase kejadian menjadi harus didiskusikan. Minggu ini kami menghadirkan 4 informasi menarik untuk dibaca dan direnungkan bagi semua kalangan.

Informasi pertama tentang pelaksanaan seminar pengelolaan logistik medis pada 9 Maret 2017 lalu di KPTU UGM. Seminar Annual Scientific Meeting (ASM) ini menghadirkan 5 orang pembicara. Pada sesi pertama, fokus bahasannya terkait kebijakan logistik medis serta pembelajaran dari gempa Nepal. Pada sesi kedua; pembicara memaparkan tentang kasus infeksi serta pencegahan dan pengendalian natural disaster atau bencana alam. Hal menarik yang disampaikan pada sesi ini adalah kurang dari 24 hari pasca gempa, kasus tetanus tercatat sebanyak 50 kasus. Permasalahan dalam pendistribusian bantuan obat juga dipaparkan seperti bantuan obat tiba-tiba yang tidak diimbangi dengan kualitas obat yang tidak selalu bagus. Sedangkan pada gempa Pidie tidak ditemukan korban yang menderita tetanus sebelum maupun pada masa tanggap darurat.  Reportase lengkapnya dapat disimak di sini (link ke reportase ASM 9 Maret 2017).

Webinar selanjutnya dilaksanakan pada 30 Maret 2017 sebagai tindak lanjut seminar tentang pengelolaan logistik medis pada tanggal 9 Maret 2017 lalu. Diskusi mendalam tentang kebijakan logistik medis serta hal-hal menarik terkait materi ini dibahas pada webinar ini. TOR selengkapnya simak di sini (link ke webinar yang rutin).

Persiapan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan saat ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan media. Salah satu media yang dapat digunakan adalah buku. Minggu ini kami mengulas tentang buku yang berjudul “Hospital Safety Index : Guide for Evaluators (2nd Edition)”. Buku ini memaparkan tentang penjelasan langkah-langkah bagaimana penggunaan checklist penilaian keamanan rumah sakit dan bagaimana evaluasi dapat digunakan untuk menilai keamanan struktural dan non struktural kapasitas manajemen bencana dari sebuah rumah sakit. Buku ini digunakan secara luas oleh berbagai lembaga di berbagai negara, sehingga dapat menjadi pilihan bacaan bagi para evaluator. Penjelasan lengkapnya dapat diperoleh melalui http://www.preventionweb.net/publications/view/50957 dan http://www.preventionweb.net/files/50957_hospitalsafetyindexevaluators.pdf

Rekan pembaca, cara kedua yang dapat digunakan adalah dengan mengikuti kursus. Collaborating Centre for Oxford University and CHUK for Disaster and Medical Humanitarian Response (CCOUC) mengadakan kursus di musim panas tentang metodologi penelitian untuk kebencanaan dan respon medis. Kursus dilaksanakan selama 5 hari pada Juli 2017. Materi kursus yang diberikan berupa prinsip desain penelitian, metode penelitian kuantitatif dan kualitatif,  perkembangan terbaru metodologi penelitian, topik terkini pada setting kebencanaan dan kemanusiaan serta implementasi dan aplikasi penelitian di setting praktik. Bagi pembaca yang tertarik di bidang kebencanaan dan kemanusiaan dapat mengikuti kegiatan ini. Terdapat beasiswa terbatas bagi peserta terbaik dengan pemberian biaya untuk kursus dan transportasi yang dikeluarkan. Penjelasan lengkap kegiatan tersebut dapat disimak melalui http://www.preventionweb.net/events/view/51609?id=51609

RIBUAN RUMAH TERENDAM BANJIR DI BIMA

Hujan deras yang merata di Bima dan Sumbawa menyebabkan banjir besar di beberapa daerah. Ribuan rumah terendam banjir di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Rabu (21/12/2016) pukul 03.00 Wita.

Lima kecamatan di Kota Bima terendam banjir setinggi 1-2 meter meliputi Kecamatan Rasanae, Rasanae Timur, Rasanae Barat dan Punda. Tinggi banjir di wilayah Lewirato, Sadia, Jati Wangi, Melayu, Pena Na'e mencapai 2 meter. Ribuan rumah terendam banjir. Masyarakat dievakuasi. Tahanan di LP Kota Bima juga dievakuasi karena terendam banjir.

Di Kabupaten Bima banjir merendam di Desa Maria dan Desa Kambilo Kecamatan Wawo. Data sementara tercatat 25 rumah rusak berat, 5 rumah hanyut, 3 rumah rusak sedang, dan 1 jembatan negara putus. 

Sementara itu banjir juga merendam Desa Unter Kroke Kecamatan Unter Iwis Kabupaten Sumbawa. Sebanyak 120 KK/610 jiwa terdampak, 1 rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang dan 2 jembatan desa putus. Tinggi banjir 1-2 meter. Penerbangan dari Mataram ke Bima belum dapat dilakukan karena bandara terendam banjir.

BPBD bersama dengan TNI, Polri, SAR, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan evakuasi warga. Pelayanan kesehatan diberikan bagi warga. Kebutuhan mendesak perahu karet, permakanan, selimut, tenda, air bersih, obat-obatan, makanan bayi dan lainnya.

BPBD masih melakukan pendataan. Untuk informasi lebih lanjut hubungi Agung (BPBD Provinsi NTB 081907533775).

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

 

Rangkuman

Workshop Koordinasi Penanganan Korban Bencana oleh Emergency Medical Team (EMT)

Yogyakarta, 27-29 Juni 2016


Dihadiri oleh 55 peserta berasal dari DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali, terdiri dari:

  1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
  2. Dinas Kesehatan
  3. Rumah Sakit
  4. Universitas (Fakultas Kedokteran)
  5. LSM
  6. SAR

Pokok pembahasan:

  1. EMT
  2. Revisi SOP
  3. Persiapan simulasi pada 25-29 Juli 2016 di Yogyakarta

Poin rangkuman:

  1. Definisi EMT untuk Indonesia

Merujuk pada definisi dari WHO, EMT adalah Emergency Medical Team atau tim medis reaksi cepat adalah sebuah unit bekerja dengan kriteria tertentu dan kapasitas standar minimal tertentu dari sebuah institusi pemerintah atau organisasi non-pemerintah yang kerjanya dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai koordinator klaster kesehatan nasional dan di bawah koordinasi sub-klaster pelayanan medis (Foreign Medical Team Working Group, 2013)

Emergency Medical Team Indonesia bergerak di bawah koordinasi sub-klaster pelayanan kesehatan. Harus ada penanggungjawab di nasional, saat ini akan merujuk pada Pusat Krisis Kesehatan.

Berasal dari institusi pemerintah maupun organisasi non pemerintah

Standar kompetensi untuk EMT dikembalikan kepada masing-masing profesi yang bergabung didalamnya di Indonesia dalam bentuk kollegium/ organisasi profesi.

  1. Pembagian tipe EMT (waktu pengiriman dan kompetensi)
  • Usulan bahwa TRC yang ada di depkes disamakan dengan TRC yang ada di penanggulangan becana BNPB
  • Tipe TRC ngikut depkes:
  • Merujuk pada WHO, ada 3 tipe EMT 1,2 dan 3.
  • Perlu pemahaman bersama bahwa EMT khusus untuk penanganan resusitasi dan stabilisasi, tetapi tetap membutuhkan kompetensi medis khusus/spesialis untuk penanganan definitif.
  • Pembagian level EMT di Indonesia perlu dispesifikan lagi berdasarkan waktu dan kompetensi.
  • Contoh EMT level 1a dan 1 b.
  • Contoh EMT level 1 kompetensinya harus menguasai PPGD, BLS dst.
  1. Penguatan jejaring EMT di Indonesia
  • Emergency Medical Team Indonesia bergerak dibawah koordinasi sub-klaster pelayanan kesehatan. Harus ada penanggungjawab di nasional, saat ini akan merujuk pada Pusat Krisis Kesehatan.
  • EMT dari institusi pemerintah ataupun dari NGO harus terdata, setelah ini ada mekanisme sosialisasi secara nasional mengenai EMT di Indonesia.
  • Setiap Tim EMT yang datang ke suatu lokasi bencana wajib melaporkan informasi berikut ke bagian Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten, Provinsi, BPBD Kabupaten dan Provinsi setempat.
  1. Revisi SOP
    • Secara umum, dalam membuat peraturan lebih baik untuk mempertimbangkan konteks nasional, meski masing-masing daerah telah memiliki kekhususan, misalnya pusbankes yang hanya ada di Jogja.
    • Secara umum, definisi atau glosari pada SOP lebih di perjelas sehingga siapapun yang membaca akan memahami maksud dari perumus SOP (reader perspective)
    • SOP dari BPBD yang mengatur mengenai pencarian, pertolongan, dan penyelamatan korban
    • Mengenai SOP koordinasi lebih baik untuk dibagi menjadi dua, SOP koordinasi SAR Kesehatan
    • SOP teknis pembagian waktu dan tugas saat beroperasi
  1. SOP dari Dinas Kesehatan yang mengatur penanganan kesehatan pada bencana khususnya mengenai Klaster kesehatan dan EMT
  • Memperjelas istilah-istilah yang digunakan, seperti ambulan gawat darurat: milik siapa? EMT dari mana saja? Sumber daya apa dan siapa?
  • Memperinci kelengkapan, logistic apa yang dibutuhkan lebih diperinci.
  • Memperhatikan aspek waktu pelaksanaan
  • Dinas kesehatan perlu mempertimbangkan rekomendasi dari NGO untuk penempatan pos kesehatan
  1. Kelengkapan form/ checklist
  • Pada form penerimaan bantuan, tambahkan kolom kadaluarsa obat
  • Pada form daftar penerimaan/ regist, kolom tempat bisa diganti dengan pos dan tambahkan kolom kompetensi
  • Tambahkan file kartu tanda pengenal untuk EMT, siapkan pada masa pra becana
  1. Untuk persiapan simulasi Juli mendatang
  • Skenario dari INSARAG dan BASARNAS, namun untuk kesehatan masukan dari kita
  • ada 6 kelas simulasi nantinya, 4 pos untuk SAR, 1 untuk NEMA, dan 1 untuk LEMA--disinilah EMT bermain
  • ada tiga kabupaten di DIY nanti yang telibat: Sleman, Kota Yogya, dan Bantul --artinya dinas kesehatan, BPBD siap-siap sebagai pelaku
  • pemain adalah EMT local (DIY dan Jawa Sekitar) dan EMT International
  • EMT diluar Yogya, akan mengirimkan fungsional baik dari RS maupun universitas
  • Pengganggu pada saat simulasi: person yang menanyakan visa, media massa, kabupaten pengganggu.
  • Tujuan simulasi untuk menguji penerapan EMT di masing-masing negara.
  • Berikan usul kasus untuk kerjaan SAR Medis.
  • Observer dengan tugas spesifik.