logo2

ugm-logo

Blog

Reportase

 Pelatihan Potensi Pembentukan Emergency Medical Team (EMT) AHS UGM untuk

Mendukung Kebijakan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK)

 

Hari 1: 2 Agustus 2023

emt anhss ugm 1

Dok. Pokja Bencana FK-KMK UGM: pembukaan oleh Dekan FK-KMK UGM

PKMK - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada bersama jejaring Academic Health System (AHS) Universitas Gadjah Mada mengadakan Pelatihan “Potensi Pembentukan Emergency Medical Team (EMT) AHS UGM untuk Mendukung Kebijakan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK)” pada 2-3 Agustus 2023 di Ruang Diskusi Lantai 2 Gedung Tahir Foundation FK-KMK UGM.

Pada hari pertama (2/8), dilakukan pembukaan acara oleh Dekan FK-KMK UGM, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH. Yodi menyampaikan ungkapan terima kasih atas kehadiran perwakilan jejaring AHS UGM dalam forum kali ini dan mengajak seluruh komponen menyambut baik kebijakan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK) yang telah dicanangkan pemerintah untuk penanggulangan bencana dan krisis kesehatan melalui transformasi sistem kesehatan pasca pandemi. Harapannya, tim medis AHS UGM yang selama ini selalu hadir pada kejadian bencana dapat terdata dengan baik, dapat bekerjasama dan bekerja dengan standar yang sama untuk masing-masing personal dalam respon kebencanaan. Oleh karena itu, melalui Pokja Bencana FK-KMK UGM, program peningkatan kapasitas anggota AHS yang terdiri dari rumah sakit dan dinas kesehatan di DIY dan Jawa Tengah ini dilakukan.

Materi pertama disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD dengan judul Sepak Terjang AHS UGM dalam Bencana. AHS UGM telah terlibat dalam penanggulangan bencana sejak 2018 di Gempa Lombok, disusul sebulan kemudian gempa, tsunami, dan likuifaksi Sulawesi Tengah, dan di akhir tahun terjadi tsunami Selat Sunda yang melanda Kabupaten Lampung Selatan dan Banten, kemudian ada respon erupsi Semeru hingga Gempa Mamuju dan Kabupaten Cianjur. Jika ke depannya akan memperbaiki kerjasama dan tata kerja, maka tetap ada tim medis dan manajemen yang akan dikuatkan ke depannya. AHS UGM tidak akan membentuk satu tim khusus dari rumah sakit, tetapi masing-masing rumah sakit sudah mendata kesiapan timnya sehingga kapanpun terjadi bencana sudah siap untuk digabungkan dengan tim dari rumah sakit lain dan universitas atas nama AHS UGM.

Sejalan dengan tekad AHS UGM untuk dapat memperbaiki alur penerjunan tim penanggulangan bencana, Pusat Krisis Kebencanaan Kementerian Kesehatan RI hadir menjelaskan kebijakan terbaru, yakni terkait Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK). Konsep TCK, ungkap Dr. Sumarjaya, SKM, MM,MFP, C.F.A, tidak seperti tim cadangan dalam sepak bola. TCK dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi existing resources dan mengakomodir bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak dan elemen masyarakat agar tepat sasaran, tertata, dan inklusif.

Puskris Kemenkes RI kemudian juga menjelaskan alur pendaftaran TCK, sistem dashboard TCK dan situasi kondisi sebaran TCK saat ini. Meski masih dalam tahap pengembangan, laman TCK diharapkan dapat menjadi rujukan bank data sumber daya nasional. Sehingga, cita-cita membentuk National Command Center yang ideal dapat tercapai. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menanggapi dengan usulan agar akses kepada bank data juga dapat diberikan kepada masing-masing pemangku kebijakan di daerah.

emt anhss ugm 2

Dok. Pokja Bencana FK-KMK UGM: situasi kelas saat diskusi

Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep melanjutkan dengan penjelasan terkait persiapan dalam penerjunan Emergency Medical Team (EMT). AHS UGM telah banyak berpengalaman dalam penerjunan tim dalam misi bencana. Namun, tim yang dikirimkan selalu bersifat insidentil dan tidak dipersiapkan secara kontinu, sehingga mindset yang terbentuk ketika tim terjun selalu berbeda. Dalam paparan, beliau menjelaskan terkait perbedaan jenis dan kelas EMT berdasarkan WHO maupun peraturan nasional.

Salah satu luaran utama pelatihan ini untuk dapat membentuk EMT tingkat 1 tipe Menetap (fixed-type 1 EMT). Selama jangka waktu 5 tahun hingga 2027, direncanakan akan dilakukan pelatihan intensif kepada 10 rumah sakit jejaring AHS UGM secara bertahap dan bergiliran. Sesuai kesiapan masing-masing rumah sakit dan rencana pelaksanaan dari dana hibah milik AHS UGM. Pelatihan akan melibatkan tim Pokja Bencana FK-KMK UGM dengan para pakarnya yang telah banyak berkiprah di bidang ini.

emt anhss ugm 3

Dok. Pokja Bencana FK-KMK UGM: Gde Yulian sedang menyampaikan materi

Selanjutnya, dijelaskan mengenai persiapan logistik EMT yang disampaikan oleh Gde Yulian Yogadhita, Apt., M.Epid. Tidak seperti dugaan umum, logistik EMT yang pertama kali harus dipastikan justru logistik non medis yang berkaitan dengan individu, tim dan operasional. Untuk dapat membentuk EMT berstandar internasional, bahkan dibutuhkan 3 tahun dalam memenuhi prinsip keselamatan dan keamanan dalam penerjunan EMT. Beliau menyebutkan, bahwa prinsip persiapan logistik telah dijelaskan di dalam pedoman milik Puskris Kemenkes RI dan harus disiapkan secara matang dan seksama. Titik berat ini akan menjadi salah satu konten utama pelatihan berkesinambungan dalam pembentukan EMT AHS UGM.

Sebagai penutup pelatihan hari pertama, Madelina Ariani, SKM., MPH., mengajak rekanan rumah sakit jejaring AHS UGM menilai potensi dan kapasitas EMT masing-masing rumah sakit dengan kuesioner yang telah dibuat. Dari asesmen yang dilakukan, diharapkan rumah sakit jejaring mengetahui dan memahami kondisi EMT yang dimiliki. Tim pelatih juga akan menggunakan hasil asesmen untuk stratifikasi kesiapan EMT dari 10 rumah sakit jejaring, dan melakukan penjadwalan pelatihan bertahap bergiliran hingga 2027 mendatang.

Kegiatan ini diteruskan pada sesi kedua, 3 Agustus 2023, yang akan lebih membahas permasalahan teknis operasional EMT.

Reportase oleh dr. Alif Indira dan Madelina A.

Reportase Seminar Awal Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Kota Yogyakarta

rencana penanggulangan bencana 1

1 Agustus 2023


Pada Selasa (1/8/2023) BPBD Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Pusat Studi Manajemen Bencana Universitas Pembangunan Negeri Veteran Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan seminar bertajuk “Seminar Awal Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Kota Yogyakarta” bertempat di Hotel Tjokro Style pada pukul 08.30-12.30 WIB. Seminar dihadiri oleh pemangku kebijakan dan jejaring penanggulangan bencana mulai dari Pemerintah Kota Yogyakarta, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinar P3AP2, Dinas Perdagangan, Dinas Dukcapil, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, PDAM, PMI, Polres dan Kodim, Kwarcab, BMKG, BPPTKG, PDM dan PCNU, BPKAD, Satpol PP, ORARI dan RAPI, serta akademisi dari berbagai universitas. FK-KMK UGM turut hadir dalam acara tersebut, diwakili oleh Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM dan Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-KMK UGM.

Penyelenggaraan seminar bertujuan untuk memberikan gambaran awal terkait penyusunan dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kota Yogyakarta selama periode 5 tahun ke depan. Penyusunan RPB ini diharapkan dapat memperbaiki upaya penanggulangan bencana khususnya di Kota Yogyakarta, dan meningkatkan kapasitas daerah dalam lingkup kebencanaan dan ketahanan.

Acara dibuka dengan sambutan dari Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta yang menyampaikan urgensi penyusunan RPB sebagai layanan dasar pada pelaksanaan setiap kegiatan penanggulangan bencana di Kota Yogyakarta. Dalam penyusunan RPB, penting untuk memperhatikan kolaborasi pentahelix yang melibatkan multisektor dan multi komunitas, agar perspektif yang diberikan lebih komprehensif dan menyentuh berbagai aspek.

Seminar dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Siti Nur Santi Iriyani, S.T., M.Eng selaku Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Kota Yogyakarta mengenai “Urgensi RPB dalam Rencana Pembangunan”. Siti menjelaskan bahwa untuk mewujudkan pembangunan yang aman dan berkelanjutan, maka di dalamnya perlu memperhatikan upaya dan aspek pengurangan risiko bencana yang tidak dapat dilepaskan dari aspek pembangunan. Indonesia menargetkan sebagai Negara Tangguh Bencana pada 2045, yang dapat dicapai melalui; penanggulangan bencana yang tangguh dan berkelanjutan, tata kelola penanggulangan bencana yang profesional dan inklusif, serta penanganan darurat bencana serta pemulihan pasca bencana yang prima. Beliau menyayangkan bagaimana alokasi anggaran pada fase bencana yang lebih berat pada upaya rehabilitasi dan rekonsiliasi (sebesar 90%) dibandingkan upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana (hanya sebesar 10%). Pihaknya mengharapkan, meski Provinsi DIY belum memiliki RPB, Kota Yogyakarta dapat memulai menyusun RPB sesuai Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) milik BNPB yang telah sejalan dengan RPJMN 2020-2024 dan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030.

Materi kedua, disampaikan oleh Dr. Arif Rianto Budi Nugroho, S.T., M.Si selaku perwakilan dari Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta. Dalam materinya, Arif menjelaskan bagaimana alur sistem RPB dan bagaimana tahapan penyusunan dokumen RPB yang dapat mengacu pada pedoman yang telah diterbitkan oleh BNPB. Pihaknya juga melakukan diseminasi Data Kajian Risiko Bencana Kota Yogyakarta. Dari data tersebut, ditemukan bahwa terdapat 7 potensi ancaman dan kerentanan Kota Yogyakarta diantaranya; banjir, wabah penyakit, cuaca ekstrim, gempa bumi, kegagalan teknologi, kekeringan, dan letusan gunung api. Dalam penyusunan RPB, harus dilakukan penentuan prioritas risiko bencana yang ditangani. Tidak semua risiko bencana menjadi prioritas dalam 5 tahun ke depan. Meski disusun saat ini, RPB masih dapat direvisi dalam jangka kurang lebih 2 tahun jika terdapat bencana. RPB berbeda dengan kerangka kebijakan. RPB tidak hanya menunjuk siapa berperan apa, tapi juga mencantumkan anggaran serta sarana prasarana yang digunakan dalam agenda yang dirumuskan. Harapannya, dengan RPB dapat menunjukkan dan menilai ketangguhan bencana di suatu daerah. Posisi RPB dapat dijadikan sebagai payung dari berbagai dokumen kebencanaan.

rencana penanggulangan bencana 2

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dari para peserta seminar kepada para pembicara. Diskusi yang berjalan seputar dengan mitigasi dan perawatan bangunan cagar budaya, pelibatan sektor lain dalam upaya penanggulangan bencana (seperti sekolah, asrama mahasiswa, dan ormas), anggaran kebencanaan, perubahan nominal dalam kebencanaan akibat UU OBL, pentingnya perhatian kepada aspek psikososial dalam lingkup kebencanaan (bagaimana infrastruktur dalam penanggulangan bencana bersifat sensitif dan inklusif sehingga humanis), serta bagaimana pelatihan dapat diberikan kepada pihak strategis sebagai upaya penanggulangan bencana (seperti pelaku wisata dan industri). PKMK FK-KMK UGM khusus menyoroti dokumen RPB sebagai potensi baru dalam mendorong upaya klaster kesehatan dalam menyusun perencanaan baik program maupun anggaran. Harapannya perencana program penanggulangan krisis kesehatan di Dinas Kesehatan dapat melihat peluang ini dalam memperjuangkan anggaran kegiatan untuk kegiatan kesiapsiagaan krisis kesehatan kedepan, termasuk memanfaatkan forum penyusunan dokumen RPB untuk sharing program, anggaran dan capaian untuk penanggulangan krisis kesehatan.

rencana penanggulangan bencana 3

Seminar ini hanyalah awal permulaan dari rangkaian seminar penyusunan RPB selanjutnya. BPBD Kota Yogyakarta bertekad kuat untuk terus secara aktif melibatkan berbagai pihak dengan prinsip pentahelix (melibatkan akademisi, pemerintah, LSDM, dunia usaha, dan media) dalam penyusunan RPB. Hasil seminar ini juga menyimpulkan bahwa proses monitoring dan evaluasi menjadi tantangan besar dalam pelaksanaan dan penyusunan RPB sehingga perlu dipikirkan sistem yang baik.

Reporter dr. Alif Indira dan Madelina A, MPH – Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK

Reportase

 Kunjungan Davao Medical School Philippine :

Ingin Belajar Kegiatan dan Kurikulum Bencana Kesehatan di FK-KMK UGM

29 Juli 2023


kunjungan davao medical school

Dok. Pokja Bencana FK-KMK UGM: Foto bersama dengan tamu dari Davao Medical School, Dekanat, dan Tim Pokja Bencana FK-KMK UGM

Pada Sabtu, 29 Juli 2023, Dekanat Fakultas Kedokteran, bagian kurikulum dan Tim Pokja Bencana FK-KMK UGM menerima kunjungan dari perwakilan Davao Medical School Philippine di Ruang Diskusi Lantai 2 Gedung Tahir Foundation, FK-KMK UGM. Tujuan utama kunjungan untuk studi banding kurikulum kebencanaan bagi mahasiswa program S1.

Kegiatan diawali dengan sambutan oleh perwakilan dekanat, yakni dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D yang menyebutkan tentang kesamaan letak geografis dan profil risiko bencana alam antara Indonesia dan Filipina. Kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari perwakilan Davao Medical School Philippine, Dr. Ma Victoria Lim yang menuturkan tujuan kedatangan sekaligus menyampaikan terima kasih atas perkenanan FK-KMK UGM menerima kunjungan.

Sesi diskusi diawali dengan penyampaian materi oleh Madelina Ariani, SKM, MPH tentang perjalanan respons kemanusiaan oleh Pokja Bencana di bawah PKMK FK-KMK UGM hingga dapat menyusun kurikulum dan menjadikannya salah satu keistimewaan pendidikan program sarjana di FK-KMK UGM. Selain itu, dijelaskan pula mengenai kerja sama Pokja Bencana dengan berbagai pihak dan pemangku kebijakan di berbagai level di Indonesia maupun Internasional. Materi dilanjutkan oleh Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM selaku Kaprodi Kedokteran FK-KMK UGM yang menjelaskan alur kurikulum pendidikan mahasiswa kedokteran selama menempuh pendidikan S1 hingga profesi di FK-KMK UGM serta bagaimana implementasi kurikulum kebencanaan sejak semester awal hingga akhir.

Sesi tanya jawab berlangsung hangat. Di Davao, hanya ada satu tema kebencanaan di semester awal, belum terintegrasi pada semua semester dan menjadi pembelajaran Inter-profesional education (IPE). Selain itu di Davao juga belum ada juga kelompok studi khusus atau kelompok kerja yang bertugas merancang kurikulum kebencanaan dan merespons kebencanaan.

Tim Pokja Bencana memberikan tanggapan mengenai bagaimana kiprah tim dalam berbagai aktivitas kebencanaan di Indonesia. dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD menyampaikan lika-liku perjalanan Pokja Bencana dan tantangan yang ada, serta peran serta Pokja Bencana di ASEAN melalui AIDHM. Pak Sutono, S.Kep., M.Sc., M.Kep juga menyampaikan bagaimana kurikulum kebencanaan juga telah diterapkan di program pendidikan sarjana keperawatan FK-KMK UGM. Selain itu, perwakilan tim Pokja Bencana juga memberikan perspektif mahasiswa ketika menjalani kurikulum kebencanaan, khususnya saat melakukan kegiatan bersama dengan masyarakat seperti simulasi bencana.

Davao Medical School Philippine bertekad untuk lebih fokus dan serius dalam mengembangkan kurikulum kebencanaan di sekolahnya. Mereka ingin menjalin komunikasi dan kerja sama lebih lanjut dengan FK-KMK UGM sebagai role model penyusunan kurikulum dan pembentuk kelompok kerja divisi Bencana.

Reportase oleh : dr. Alif Indiralarasati dan Madelina A, MPH – PKMK UGM

REPORTASE

Congress World Association on Disaster and Emergency Medicine
(WADEM) ke 22

Killarney, Irlandia 9-12 Mei 2023

Reportase oleh Madelina A


World Association for Disaster and Emergency Medicine (WADEM) Congress ke-22 akan berlangsung pada 9-12 Mei 2023 di Killarney, Irlandia. Kongres dengan tema "Kompleksitas dan Kontinuitas" bertujuan untuk memberikan program ilmiah yang inovatif dan dinamis. Program ilmiah ini menawarkan keragaman minat dan keahlian profesional yang mengeksplorasi inovasi dan praktik terbaik secara global dalam aspek kesehatan kesiapsiagaan darurat, manajemen bencana, dan bantuan kemanusiaan. Kongres akan mencakup lebih dari 30 pembicara internasional dan lokal terkenal, serta serangkaian sesi interaktif dan inovatif yang dirancang untuk mempublikasikan pengalaman tiap delegasi dalam penanganan bencana alam dan bencana non alam. FK KMK UGM dan PKMK FK-KMK UGM turut berpartisipasi mengikuti WADEM Congres dengan mengirimkan 3 orang dosen pengajar dan peneliti : dr. Bella Donna, MPH ; Madelina Ariani, MPH ; dan Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. Terdapat 6 abstrak kajian ilmiah yang diterima dan akan ditampilkan melalui presentasi oral dan poster. Selain presentasi oral dan poster, momen ini juga akan dimanfaatkan tim untuk meeting inisiasi kerja sama antara AIDHM/AANDHM dengan WADEM. 

Persiapan

Persiapan keberangkatan Staff ASEAN Institute for Disaster Health Management (AIDHM) ke WADEM Congress Irlandia

Bicara tentang WADEM, sepertinya sudah menjadi rutinintas tim Divisi Manajemen Bencana Kesehatan (MBK) PKMK FK-KMK UGM untuk berpartisipasi aktif dalam Congress dua tahunan ini. Kalau penulis sendiri, Congress WADEM di Cape Town, Afrika Selatan tahun 2015 lalu adalah pengalaman yang pertama. Namun, bagi konsultan senior Divisi MBK PKMK, mereka sudah terlibat sejak awal tahun 2000-an.

wadem persiapan 1

Dok. PKMK FK-KMK UGM: Sebelum pandemi di Congress WADEM 2019 di Brisbane

Kami merasakan kerinduan mendalam untuk dapat bertemu dengan rekanan bencana kesehatan di seluruh dunia saat WADEM Congress 2021 lalu ditangguhkan karena masih dalam situasi pandemi COVID-19. Namun, semacam reuni penggiat kebencanaan bidang kesehatan seluruh dunia saat WADEM Congress ke-23 diumumkan jadi dilaksanakan di Killarney Irlandia pada 2023. “Wow! di Benua Eropa,” teriak penulis dalam hati. Ini adalah pengalaman pertama menginjakkan kaki di Eropa bagi penulis. Oleh karena itu, sejak tahun lalu Divisi MBK PKMK sudah mempersiapkan abstract terbaik dari aktivitas dan penelitian yang dilakukan selama ini, berharap dapat dipresentasikan pada kelas oral ataupun poster di Congress WADEM.

Setelah penantian harap-harap cemas karena ada ribuan abstract yang diterima panitia WADEM, akhirnya pengumuman penerimaan abstrak di Desember 2022 menyatakan bahwa 5 abstract DIV MBK PKMK diterima presentasi oral dan 1 presentasi poster. Yeay, tim DIV MBK mulai mempersiapkan budget dan jadwal perjalanan sejak saat itu.

wadem persiapan 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM: Awal ide kolaborasi AAN-DHM dan WADEM pada pertemuan Bangkok Januari 2023

Semesta mendukung, pada pertemuan ASEAN Academic Network on Disaster Health Management (AAN-DHM) pada awal 2023 di Bangkok, Thailand menyatakan bahwa ARCH Project akan menghubungi Komite WADEM untuk potensial kolaborasi DHM di ASEAN ke depannya. Otomatis, Indonesia (Kementerian Kesehatan dan FK-KMK UGM) sebagai host country Sekretariat ASEAN Institute for DHM harus berangkat juga ke WADEM Congress untuk inisiasi meeting dengan President dan Komite WADEM. Dengan demikian, semakin kuat alasan Indonesia untuk hadir pada WADEM Congress tahun ini.

Sejak itu, persiapan penyusunan proposal potensial kerjasama AAN-DHM dan WADEM serta diskusi dengan Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, Dekan FK-KMK UGM, Direktur PKMK FK-KMK UGM dan juga ARCH Project terus dilakukan. Di sela-selanya, tim DIV MBK yang juga pengurus AIDHM tetap sibuk dengan pengurusan visa, advokasi pendanaan ke Fakultas, PKMK dan Kementerian Kesehatan. Sayangnya, perwakilan Kemenkes mendadak tidak bisa berangkat sehingga rapat dengan Komite WADEM hanya diwakili oleh tim DIV MBK PKMK UGM.

wadem persiapan 3

wadem persiapan 4

Dok. PKMK FK-KMK UGM: Rapat, diskusi kegiatan AIDHM dan AANDHM yang selalu disisipkan juga agenda kolaborasi dengan WADEM pada Congress 2023.

REPORTAGE
PKMK UGM INVOLVEMENT IN FOCUS GROUP DISCUSSIONS (FGD)
MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS FOR INDONESIA'S CHAIRMAN IN ASEAN

Wednesday, March 23rd 2023

aidhm meeting

FK-KMK UGM Documentation: Greetings FGD from Yuliana Bahar as Director of ASEAN Socio-Cultural Cooperation and Madelina Ariani, SKM, MPH as FGD moderator.

Focus Group Discussions by the Ministry of Foreign Affairs of Republic Indonesia with the theme “ASEAN Health Diplomacy: Development Manufacturing of Pharmaceuticals and Medical Devices towards Regional Independence and Resilience”. This activity began with forewords delivered by Yuliana Bahar as the Director of ASEAN Socio-Cultural Cooperation, Yuliana stated that one of the priorities of Indonesia's chairmanship in ASEAN is increasing health capacity in view of public health risk readiness also Indonesia to be Epicentrum of Growth ASEAN.

First explanation delivered by drg. Grace Lovita Tewu, M.Sc from Indonesian Ministry of Health, with the discussion about ASEAN health cooperation priority Indonesia’s chairman 2023 period. Second explanation presented by dr. Ira Cyndira Tresna, M.I.Kom about ASEAN Cooperation Disaster Health Management which is detailed on AIDHM, Safe Hospital, and ASEAN Academic Conference that be held in Yogyakarta. Last explanation presented by M. Rahman Roestan as the Director of Operation PT. Bio Farma stated that challenges and opportunities from the use of drugs and vaccines, especially COVID-19.

Discussion responder was by Director of Center for Health and Policy Management Universitas Gadjah Mada Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes. MAS. Various phenomena from a pandemic that has been conducted are regional AMS security cooperation internally. The basis is to do well at the national level, especially ASEAN, such as the PoA ALD safe hospital which requires mapping of actors at the national level and AMS, as well as the use of drugs and pharmaceuticals and medical devices. Thus, there is visible harmonization in maintaining ASEAN's resilience and not competing with each other.

Discussion session included lots of input from all participants, primary from Indonesian Ministry of Industry, Indonesian Ministry of Cooperatives, MDMC, and Indonesian Ministry of Foreign Affairs. In the end of discussion, dr. Andre stated that his gratitude for PKMK UGM being involved in ASEAN and AIDHM activities.

 

Reporter: Gusti Sultan Arifin, S.Tr.T., S.S (AIDHM Secretariat)