logo2

ugm-logo

Pengantar Minggu ini 13 - 19 Agustus 2013

Terima Konsekuensi Jika Salah Menilai Resiko Bencana

bagan-bencana

Semakin banyak bencana yang terjadi tidak menentukan perbaikan pengalaman masyarakat menghadapi bencana. Ketidakwaspadaan, lemahnya sistem peringatan dini, kepatuhan masyarakat yang rendah, dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap resiko bencana telah membawa korban jiwa dan harta yang lebih banyak, bahkan dengan kejadian bencana yang sama di tempat yang sama.

Dalam jurnalnya Task Force on Quality Control of Disaster Management klik-disini mendifinisikan resiko bencana sebagai hitungan dan penyimpulan kemungkinan sesuatu yang negatif akan terjadi. Masih ada tiga kemungkinan sebelum bencana kesehatan terjadi, yakni kemungkinan hazard terjadi atau akan terjadi, kemungkinan hazard menjadi event, dan event yang menyebabkan kerusakan. Resiko bencana kesehatan adalah produk dari probabilitas keempat kesempatan di atas. Sehingga ketika pemerintah atau masyarakat mampu mengendalikan probabilitas ini dengan baik, maka kecil kemungkinan event menjadi bencana kesehatan. Penilaian resiko bencana dapat digunakan sebagai alat untuk mengubah ancaman menjadi strategi nasional dalam pengurangan resiko. klik-disini

Di dalam penilaian resiko bencana terdapat dua tipe kesalahan. Kesalahan tipe I (berlebihan dalam memandang resiko) adalah memprediksi bencana akan terjadi tetapi tidak terjadi. Kesalahan Tipe II (meremehkan resiko bencana) adalah memprediksi tidak akan terjadi bencana kesehatan tetapi bencana terjadi. Kesalahan melakukan penilaian resiko memiliki konsekuensinya masing-masing. Upaya yang dilakukan adalah mengurangi kesalahan tipe I agar tidak menimbulkan kekhawatiran berlebihan dengan meningkatkan keakuratan prediksi kejadian bencana dan ketahanan agar kesalahan tipe II tidak terjadi yang menimbulkan kepanikan dan korban yang banyak. klik-disini

Pengantar Minggu ini 29 Juli - 5 Agustus 2013

Manajemen Penanggulangan Pasca Bencana

bencana

Negara kita telah menghadapi lima macam bencana di Juli ini. Sebut saja, Gempa di Aceh dan Padang. Banjir besar di Kendari, Gorontalo, Pekalongan, dan Bandar Lampung. Bencana asap di Aceh dan Riau yang juga menggegerkan negara tetangga. Tanah longsor di Gorontalo serta angin puting beliung di Sumatera Utara dan Sukabumi. Rentetan bencana alam ini telah menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat.  Berikut dampak gempa klik-disini dan banjir klik-disini bagi masyarakat.

Upaya penanggulangan bencana merupakan siklus yang terus berputar. Selesai masa tanggap darurat bencana, penanggulangan beralih pada upaya recovery sekaligus penyusunan rencana dan bahan pembelajaran untuk bencana yang akan datang. Misalnya pembuatan atlas risiko bencana berikut ini, Modelling the spatial distribution of five natural hazards in the context of the WHO/EMRO Atlas of Disaster Risk as a step towards the reduction of the health impact related to disasters. Namun, masih disayangkan penanggulangan bencana yang dilakukan baik dari pemerintah atau pun relawan lebih banyak bersifat jangka pendek. Bahkan korban bencana menyuarakan bahwa yang mereka butuhkan tidak hanya makanan tetapi bagaimana dampak bencana ini bisa terselesaikan dengan segera.  Harapannya, mereka mampu beraktivitas kembali segera pasca bencana. Pada kasus banjir misalnya, bagaimana upaya pengaliran air bah sehingga daerah yang terendam cepat kering. Jurnal yang berjudul Disaster Recovery Plan ini barangkali bisa menjadi pertimbangan penyusunan upaya pemulihan bencana.

Bantuan yang datang, tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Seperti bantuan pembangunan kembali rumah ibadah, sekolah, dan sarana umum lainnya oleh pemerintah Arab Saudi bagi korban Gempa Aceh. Sayangnya, pembangunan yang begitu cepat ini sudahkah memperhatikan pembangunan jangka panjang untuk menghadapi bencana yang akan datang. Misalnya bagaimana membangun perumahan atau rumah sakit yang tahan gempa?. Sudahkah pembangunan rumah sakit dipersiapkan untuk menghadapi bencana yang akan datang seperti mempersiapkan sistem kegawat daruratan rumah sakit silahkan klik-disini dan mempersiapkan tim tanggap darurat yang efektif Sustained Effectiveness of a Primary Team Based Rapid Response System.