logo2

ugm-logo

Banjir Hulu Sungai Tengah semakin parah

Barabai (ANTARA) - Banjir yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sejak Kamis (14/1) pukul 02.00 dini hari semakin parah akibat hujan yang terus menerus turun, kalaupun reda hanya sebentar, kemudian hujan lagi hingga pukul 21.00 Wita malam masih berlanjut.

Banjir terparah dalam sejarah Kabupaten HST ini makin dipersulit dengan aliran listrik yang padam di seluruh wilayah Barabai dan sekitarnya.

Air PDAM juga macet dan sinyal internet down atau tidak bisa diakses, sehingga membuat masyarakat kesulitan untuk berkomunikasi dan meminta bantuan.

"Dari pukul delapan tadi listrik sudah mati, leding tidak jalan dan internet tidak bisa digunakan," kata Jamal, warga Barabai.

Beberapa wilayah yang parah terkena banjir adalah Desa Alat, Hantakan, Aluan, Barabai Darat dan Barabai Timur termasuk areal perkotaan dan berada di pinggiran sungai Barabai.

Fasiltas pemerintah yang biasanya aman dari banjir, tahun ini juga turut terendam yaitu kantor Bupati HST, kantor DPRD, rumah jabatan bupati dan wakil bupati, rumah jabatan Ketua DPRD, rumah Sekda dan fasilitas pemerintah lainnya.

Selain itu banjir juga merendam Mapolres HST, pasar Murakata Barabai, Pasar Keramat, Pujasera, Pasar Garuda serta Lapangan Pelajar dan Dwi Warna berubah bak lautan yang kedalamannya mencacapai 1,5 meter hingga 2 meter.

Banjir terparah, juga terjadi di Kecamatan Pandawan yaitu Desa Pajukungan, Palajau dan Mahang. Bahkan di Desa Jaranih dan Masiraan, ketinggian air sudah lebih 2 meter sampai atap rumah warga.

Di Kecamatan LAU juga tak luput terkena luapan air sungai seperti Walangku, Kasarangan Samhurang hingga desa Tabat dan beberapa desa di Kecamatan Haruyan.

Saat ini, para pengungsi di alihkan ke daerah-daerah tertinggi dan masjid. Namun masih kekurangan logistik dan perlu bantuan.

Pemkab HST juga telah mendirikan dapur umum di halaman Gedung Juang Barabai.

Sampai malam ini kegiatan evakuasi warga pun masih dilakukan oleh tim relawan dan TNI POLRI. Bahkan bantuan relawan penyelamatan dari beberapa Kabupaten tetangga juga berdatangan.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada laporan warga terkait korban banjir.

Banjir yang cukup parah ini, menyebabkan banyak kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor, tidak sempat diselamatkan pemiliknya dan dibiarkan terendam banjir di jalanan.

Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Sosial Pemprov Kalsel, sebanyak 71.339 orang atau 19.502 kepala keluarga yang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Selatan, terdampak banjir besar yang terjadi sejak Senin (11/1) 2021.

Berdasarkan data harian data bencana Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis, banjir merendam 26 kecamatan di tujuh kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan.

Tujuh kabupaten dan kota yang terendam banjir yaitu, Kabupaten Tapin, satu kecamatan yaitu Kecamatan Binuang, kemudian Kota Banjarbaru, tiga kecamatan, Kabupaten Tanah Laut, delapan kecamatan dan Kabupaten Banjar, enam kecamatan.

Selanjutnya, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, tiga kecamatan, Hulu Sungai Selatan, tiga kecamatan dan Kabupaten Balangan satu kecamatan.

Membantu para korban banjir, dinas sosial masing-masing daerah, telah mendirikan posko penanganan banjir dan dapur umum.

sumber: https://kalsel.antaranews.com/berita/227632/banjir-hst-semakin-parah-listrik-padam-dan-pdam-macet

Berita Banjir di Kalsel: Air Capai 2 Meter, Warga Butuh Pertolongan

tirto.id - Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan mengalami banjir yang cukup parah. Bahkan, pada Kamis, 14 Januari 2021 ini, debit air cukup tinggi dan mencapai 2 meter.

Akibatnya, seperti diwartakan Antara, warga yang tinggal di sekitar aliran sungai masih terjebak banjir dan membutuhkan pertolongan.

Sejak Rabu, 13 Januari, curah hujan cukup tinggi sehingga menyebabkan sungai meluap dan air cepat naik, bahkan sampai menggenangi wilayah kota.

"Pada Rabu sekitar pukul 23:00 Wita sudah ada info bahwa di Desa Alat dan wilayah Kecamatan Hantakan bahwa air sungai mulai meluap," kata Warga Barabai, Rizky.

Oleh karena itu, jajaran TNI-POLRI melakuan patroli guna mengimbau masyarakat Kota Barabai untuk siaga dan waspada terhadap banjir. Para relawan dan TNI POLRI pun kewalahan mengavakuasi warga.

Menurut Rizky, hujan kala itu tidak berhenti sehingga air sungai cepat meluap, bahkan sekitar pukul 02.00 wita dini hari, banjir sudah mulai masuk ke kota Barabai.

"Karena tidak menduga separah ini, banyak warga yang masih terjebak banjir dan menyelematkan diri naik ke tas atap rumah," kata dia.

Ia mengatakan, di wilayah dekat aliran sungai Barabai, ketinggian air bahkan lebih dari dua meter.


Dampak Banjir di Kalsel: Jalur Trans Kalimantan Terputus

Selain itu, banjir di Kalsel juga telah menyebabkan terputusnya jalur Trans Kalimantan karena sisi jembatan Astambul-Mataraman runtuh diterjang banjir pada Kamis, 14 Januari.

Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten Tapin sudah berkoordinasi dengan pihak perusahaan tambang batu bara agar membuka jalur alternatif untuk menghubungkan hilir mudik kendaraan dari Hulu Sungai - Banjarmasin.

Terkait dengan hal itu, Kasat Lantas Polres Tapin, Iptu Guntur Setyo Pambudi, mengatakan, ada banyak lubang di jalur alternatif lintas tambang batu bara karena sedang ada perbaikan.

"Jalur alternatif, sedang dilakukan perbaikan. Saat ini masih berlangsung koordinasi pengalihan arus lalu lintas," kata Guntur kepada Antara.

Ia menjelaskan, saat ini kondisi di jalur trans Kalimantan di titik Marabahan - Margasari masih memperihatinkan karena ada sekitar 5 km yang belum diaspal sehingga ada banyak mobil yang amblas dan masih terperangkap.

Kondisi jalur trans Kalimantan di titik Marabahan - Margasari di Kabupaten Tapin yang belum diaspal sekitar 5 km memperihatinkan, banyak mobil yang amblas dan terperangkap.


Polsek, Kantor Camat dan Batalion TNI Terendam Banjir

Banjir di Kalsel juga berdampak pada terendamnya sarana penting pelayanan publik, termasuk Polsek, Kantor Camat dan Puskesmas di di Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, bahkan tinggi airnya mencapai 1,5 meter.

"Menurut keterangan Pak Camat Mataraman, kondisi banjir sekarang paling parah sejak tahun 2006," kata Kapolres Banjar AKBP Andri Koko Prabowo seperti diwartakan Antara.

Selain itu, total ada sembilan desa yang ikut terdampak banjir, jumlahnya mencapai kurang lebih 3.000 Kepala Keluarga.

Koko mengatakan, polisi bersama SAR gabungan sudah mengevakuasi warga yang rumahnya diterjang banjir. Akan tetapi, sebagian warga masih belum mau mengungsi karena menduga banjir akan segera surut.

"Sudah kami sampaikan bahwa curah hujan masih tinggi dan belum ada tanda-tanda air akan surut dalam waktu dekat," bebernya.

Walau demikian, Koko memastikan posko pengungsian dan tenda-tenda darurat sudah disiapkan. Selain itu, Polres Banjar dibantu oleh Polda serta Brimob bersama TNI, BPBD, Dinas Sosial dan relawan juga sudah mendirikan dapur umum untuk penyediaan makanan.

"Nasi bungkus setiap harinya juga kami bagikan dari rumah ke rumah untuk warga yang masih bertahan," jelasnya.

Sejak Selasa kemarin, banjir juga mulai menyebar di Kecamatan Pengaron. Total, kata Koko, ada sekitar 1.500 Kepala Keluarga yang terdampak banjir tersebut. Namun, kini sudah berdiri dapur umum serta tenda darurat di samping Polsek Pengaron, Polres Banjar jajaran Polda Kalimantan Selatan.

"Kami terus monitor ketinggian air, dimana banjir tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Banjar dengan ketinggian air bervariasi," ungkap Koko.

Selain itu, banjir juga ikut menyebar ke komplek Batalion TNI-AD Barabai, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Seperti dilaporkan Antara, banjir sudah masuk kesatriaan Batalion Infanteri di Barabai Darat tersebut.

Namun banjir yang masuk komplek Batalion TNI-AD di Desa Batali - Barabai tersebut belum setinggi lutut, tetapi warganya sudah waspada dan siap siaga kalau terjadi hal-hal terburuk dari dalam bencana itu.

More Articles ...