logo2

ugm-logo

Blog

OUTLOOK DIVISI MANAJEMEN BENCANA TAHUN 2014

Situasi bencana yang sering terjadi di Indonesia membuat RS tetap menjadi yang utama sebagai tempat yang didatangi oleh korban bencana. Hal ini mendorong kesiapan RS untuk tetap dan perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana. Pada tahun 2014, Divisi Manajemen Bencana masih mengembangkan pendampingan In House Training Hospital Disaster Plan (HDP) di beberapa Rumah Sakit di Indonesia. Kegiatan Perencanaan In House Training dan Pendampingan Hospital Disaster Plan antara lain:

  • In HouseTraining di RSUD BanjarBaru, Kalimantan Selatan
  • In House Training di RSUD Baddarudin Tanjung, Kalimantan Selatan
  • In House Training Penyusunan HDP RSUD Malinau, Kalimantan Timur
  • Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan HDP RSI Klaten

Berdasarkan seminar dan simulasi bencana yang dilakukan di Kabupaten Gunungkidul maka dibutuhkan adanya koordinasi dan komunikasi yang terpadu antar sektor. Regional Disaster Plan (RDP) atau Rencana Penanggulangan Bencana Daerah (RPBD) yang melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta sektor lainnya perlu dikuatkan kembali. Dengan sistem kewaspadaan terpadu maka diharapkan tiap daerah sudah siap dalam menghadapi bencana. Kegiatan Perencanaan Regional Disaster Plan antara lain:

  • Disaster emergency Resilience for the most vulnerable
  • Pelatihan Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan (Basic First Aid) di Masyarakat bagi Security dan Driver di lingkungan Fakultas Kedokteran UGM
  • Pengembangan modul disaster preparedness atau kesiapsiagaan bagi masyarakat.
  • Pelatihan Regional Disaster Plan BPBD DIY
  • Pendampingan Regional Disaster Plan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul
  • Pelatihan Community Mental Health Nursing (CMHN )

Divisi Manajemen Bencana memiliki website yang berfungsi sebagai media publikasi kegiatan divisi manajemen bencana, maka ditahun 2014 outlook kegiatan website akan menyesuaikan dengan kegiatan divisi manajemen bencana kesehatan dan kegiatan PKMK secara umum yang berkaitan dengan manajemen bencana kesehatan. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh website bencana antara lain:

  • Banyaknya agenda pertemuan dan seminar bencana baik dalam dan luar negeri akan menjadi masukan bagi rencana dan penyusunan agenda mendatang di website bencana kesehatan diantaranya:
    1. Call for Abstract : International Science Policy workshop 2014 : Ecosystem based disaster risk reduction and climate change adaptation guiding development policies in the 21st century by United nations University Institute for Enviromenment and Human Security www.ehs.unu.edu
    2. Disaster resilience: safeguarding and securing society, including adaptating to climate change by European Commission www.ec.europa.eu

  • Mengingat pada kegiatan ASM tahun 2013, divisi Manajemen Bencana dan Pokja Bencana FK UGM telah melakukan fundraising kepada alumnus FK UGM maka ditahun 2014, video dokumentasi kegiatan penanggulangan bencana kesehatan di Indonesia yang pernah dilakukan oleh FK UGM dan divisi manajemen bencana akan disusun dan ditambahkan ke website bencana kesehatan. Dengan adanya video ini di website bencana kesehatan, harapannya penggalangan dana untuk korban bencana dapat dilaksanakan sepanjang tahun dan terpublikasi dengan baik pada semua pembaca website bencana kesehatan.
  • Mengingat salah satu kegiatan divisi Manajemen Bencana adalah melakukan pelatihan penyusunan rencana penanggulangan bencana di rumah sakit, maka tidak jarang rumah sakit juga membutuhkan peralatan yang berhubungan dengan penanganan bencana misalnya keamanan, penunjuk arah, alarm peringatan, dan sistem informasi. Berdasarkan hal ini, website bencana kesehatan berencana akan menyediakan ruang iklan untuk perusahaan terkait sistem informasi dan alat-alat safety seperti ini.

Kaleodoskop Bencana Kesehatan 2013

harian2

Pokja Bencana memiliki website bencana di alamat www.bencana-kesehatan.net. Website ini menjadi tempat bagi Divisi Manajemen Bencana mendokumentasikan kegiatan, promosi, dan publikasi. Di website bencana juga dilakukan penulisan artikel dan review penelitian mengenai kebencanaan guna memenuhi kebutuhan pengunjung website akan kajian kebencanaan.

Setiap selasa pagi website bencana kesehatan menerbitkan pengantar mingguan. Pengantar mingguan berisikan beberapa kegiatan antara lain:

  1. Publikasi agenda mendatang baik yang diselenggarakan oleh divisi manajemen bencana ataupun kegiatan dari luar yang berkaitan dengan bencana kesehatan.
  2. Isu dan berita bencana nasional yang dapat diulas dan ditambahkan dengan materi dari jurnal nasional dan internasional.
  3. Ulasan mengenai artikel, buku, dan jurnal bencana baik nasional maupun internasional.
  4. Publikasi hasil kegiatan divisi manajemen bencana.
  5. Informasi lainnya yang berkaitan dengan manajemen bencana kesehatan.

Arsip pengantar mingguan dapat ditelusuri di halaman website bencana kesehatan. Kami mengupayakan antara pengantar minggu satu dengan yang lainnya saling berkaitan, terutama jika pengantar yang diangkat merupakan pembahasan mengenai pembelajaran manajemen bencana.

hotnews2

Selain pengantar mingguan, website bencana kesehatan juga mengembangkan publikasi informasi diantara jeda pengantar mingguan. Informasi ini kami masukkan dalam sebuah menu Hot News. Arsip hot news selama tahun 2013 dapat dilihat pada halaman website bencana kesehatan.

kegiatan-tahun-2013

Semua kegiatan yang dipublikasikan oleh website bencana kesehatan didokumentasikan pada arsip tahun 2013. Berikut beberapa gambaran kegiatan pada tahun 2013:

jan

Banjir_Jakarta_2013_01Awal tahun 2013, Indonesia mendapat musibah bencana banjir yang meluas tepatnya di ibukota negara, Jakarta. Sejak ditetapkan sebagai masa tanggap darurat banjir pada tanggal 17 Januari maka Kelompok Kerja (Pokja) Bencana FK UGM yang terdiri dari Rumah Sakit Sardjito, Rumah Sakit Akademik, dan FK UGM mengirimkan tim untuk penanggulangan banjir Jakarta. Tim UGM Peduli Banjir Jakarta ini berkerjasama dengan Kementerian Kesehatan yaitu Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan untuk menolong korban banjir sejak tanggal 21-27 Januari 2013. Bencana banjir di Jakarta merupakan kejadian yang berulang kali terjadi tiap tahun. Tetapi banjir kali ini terjadi akibat kurangnya disiplin masyarakat tetapi juga pengaruh dari peningkatan suhu air laut sehingga angin Moonson membawa banyak uap air dari laut ke daratan Jakarta yang menyebabkan hujan ekstrim yang lama. Pembangunan dan aktivitas manusia telah berdampak pada pemanasan global. Kawasan hijau di Jakarta telah berkurang dalam lima puluh tahun ini sehingga menyebabkan hilangnya daerah resapan.

Masih terkait dengan kejadian tersebut, pada 21-25 Januari 2013, Tim Divisi Manajemen Bencana Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan, IKM FK UGM , Dinas Kesehatan DIY, dan tim dari Kabupaten Gunungkidul bertandang ke Umea University Sweden dalam rangka Lokakarya Mitigasi Perubahan Cuaca dan Adaptasi Kebijakan Disektor Kesehatan. Banyak hal yang dibahas dalam pertemuan ini terutama mengenai climate change yang berdampak pada kejadian bencana dan kesehatan, kebijakan kesehatan terkait hal ini, dan penerapan sistem informasi (e-health) di sektor kesehatan.

feb

Pokja Bencana kedatangan kunjungan dari USAID. Dalam pertemuan ini kedua belah pihak saling bertukar informasi mengenai kegiatan penanggulangan bencana yang pernah dilakukan. Hal yang dibahas terutama kegiatan dan andil Pokja Bencana dalam penanggulangan bencana yang terjadi di Indonesia selama 10 tahun ini.

Pokja Bencana ikut terlibat dalam Dies Natalis FK UGM dengan mengadakan Pameran Ilmiah Kebencanaan di Indonesia dan Seminar Pengaruh “Perubahan Iklim (Climate Change)” pada Manajemen Bencana dan Dampaknya di Sektor Kesehatan Dengan kasus Penanggulangan Bencana Banjir di Jakarta. Dua kegiatan ini termasuk dalam rangkaian Annual Scientific Meeting FK UGM 2013.

maret

gb1

Pemeran Ilmiah Kebencanaan di Indonesia dilaksanakan pada 2 Maret 2013 yang bertepatan dengan pembukaan Dies Natalis FK UGM. Bertempat di Lobby Auditorium FK UGM dan berlangsung selama satu hari. Pameran ilmiah kebencanaan mendapat sambutan yang meriah karena mendokumentasikan kegiatan dalam keterlibatan penanggulangan bencana selama 10 tahun terakhir di Indonesia dari gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 hingga Banjir Jakarta tahun 2013. Tidak hanya itu, keunikan dari pameran bencana ini adalah kepemilikan kurikulum bencana bagi mahasiswa S1 Pendidikan Kedokteran dan Keperawatan FK UGM, mahasiswa S2 minat Kebijakan Manajemen Pelayanan Kesehatan, dan keterlibatan Pokja Bencana dalam pembelajaran Magister Manajemen Bencana UGM. Bahkan sambutan diberikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan bersedia memberikan tanda tangan pada salah satu poster penanggulangan bencana.

Di tahun ini, Divisi Bencana memiliki sebuah program baru yakni Program Alumnus Peduli Bencana. Dengan program ini, Pokja Bencana FK UGM akan melakukan penggalangan dana dari alumnus FK UGM secara rutin. Dana ini akan digunakan Pokja Bencana untuk keberangkatan tim ke daerah bencana ataupun kegiatan Pokja Bencana lainnya. Masih bertepatan dengan acara Temu Alumni Dies Natalis FK UGM maka pada 2 Maret malam, Pokja Bencana melakukan Fundraising untuk peluncuran program sekaligus penggalangan dana dari alumnus secara langsung pada malam Temu Alumni FK UGM. Menarik, dimana para alumnus baik secara perorangan ataupun kelompok tahun angkatan bersedia dan berkomitmen untuk menyumbang melalui Pokja Bencana.

Seminar Pengaruh “Perubahan Iklim (Climate Change)” pada Manajemen Bencana dan Dampaknya di Sektor Kesehatan Dengan kasus Penanggulangan Bencana Banjir di Jakarta dilaksanakan pada 6 Maret 2013. Bertempat di Gedung Pascasarjana lantai 2 FK UGM selama satu hari penuh. Pembicara berasal dari Umea University dan pembahas berasal dari UGM serta perwakilan tim UGM yang peduli banjir Jakarta. Seminar dihadiri lebih dari 60 peserta yang berasal dari mahasisa S1, S2, S3, umum, instansi pemerintah, LSM, rumah sakit pemerintah dan swasta, universitas lain, serta peneliti. Harapan dari terselenggaranya seminar ini ialah terdapat kesamaan pemikiran mengenai manajemen bencana terkait dampak climate change, selain itu guna membedah kasus banjir Jakarta dan pengalaman tim dalam penanggulangan bencana tersebut sehingga diperoleh poin-poin mengenai langkah selanjutnya yang harus dipersiapkan dalam masa bencana.

Dikesempatan yang sama, Prof. Laksono Trisnantoro selaku Board Advisory dari Pokja Bencana mensosialisasikan Pokja Bencana FK UGM kepada peserta. Pokja Bencana menyampaikan visi dan misi untuk andil sebagai yang terdepan dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Untuk itu, Pokja Bencana sangat membuka diri untuk bekerjasama dengan pihak luar dari FK UGM untuk bersama-sama melakukan penanggulangan bencana di Indonesia.

april

cc-map-day2

Workshop Climate Change and Adaptation Policies in Health Sector yang diselenggarakan oleh PKMK FK UGM dan Umea University pada bulan April merupakan lanjutan dari workshop serupa yang dilaksanakan di Umea Swedia. Workshop kali ini langsung diarahkan untuk melihat keadaan Kabupaten Gunungkidul sebagai daerah yang akan menjadi model percontohan pemanfaatan sistem informasi kesehatan. Workshop ini bertujuan sebagai upaya penguatan adaptasi mitigasi di sektor kesehatan dalam menghadapi dampak climate change bagi kedua negara, Indonesia dan Swedia. Seperti yang diketahui bahwa Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah yang rawan terhadap longsor bila terjadi musim penghujan, serta terjadi bencana kekeringan bila masuk musim kemarau. Pada proyek ini juga tim Swedia dan tim divisi Manajemen Bencana PKMK berkunjung ke puskesmas, dinas kesehatan dan RSUD di Kabupaten Gunungkidul guna melihat kesiapan Rumah Sakit dan pemda setempat terhadap kesiapannya dalam penanggulagan bencana serta kebutuhan sistem informasi di sektor kesehatan. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke RS Sarjito yang juga melihat bagaimana kesiapan RS Sarjito dan pengalamannya dalam penanggulangan bencana yang sudah dilakukan selama ini.

Pada bulan yang sama tentara Amerika dan Tentara Nasional Indonesia bekerjasama dengan beberapa universitas dan salah satunya adalah UGM. Kegiatan ini disebut Pacific Angel yang bertujuan untuk mendekatkan militer kepada masyarakat dengan berbagai kegiatan sosial seperti pelayanan pengobatan gratis meliputi pemeriksaan mata, umum, fisiotherapi dan pemeriksaan gigi serta memberikan penyuluhan HIVAIDS, TBS, Hypertensi dan Gaya hidup sehat. Tim dari Pokja Bencana juga berkesempatan mengikuti latihan pengungsian Medik udara ( Aeromedical Evacuation). Disini tim Divisi melibatkan mahasiswa FK UGM dan RS Akademik serta RS Sarjito. Dalam situasi bencana maka tentara selalu terlibat dari mulai pendirian tenda maupun evakuasi , dan itu akan selalu bersinggungan dengan masyarakat, sehingga kegiatan Pacific Angel ini dianggap sebagai pendekatan TNI dengan masyarakat.

maret

hdpDivisi Manajemen Bencana PKMK membantu rumah sakit dalam menyusun dan mempersiapkan pelatihan Hospital Disaster Plan (HDP). HDP merupakan modul dan pelatihan bagi rumah sakit dalam mempersiapkan penanganan kejadian bencana di daerahnya. Tahun ini divisi Manajemen Bencana membantu RS Magetan dalam penyusunan HDP. HDP dirasa dibutuhkan dan sangat penting bagi RS mengingat banyaknya bencana di Indonesia dan RS merupakan tempat yang paling utama dan paling banyak didatangi korban bencana.

 

nov

Fakultas Kedokteran memiliki kurikulum bencana untuk mahasiswa S1 dan S2. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Divisi Manajemen Bencana PKMK adalah melakukan pameran ilmiah setiap tahunnya. Kegiatan ini dilakukan demi menunjang perkuliahan pada Blok 4.1 di kuliah kedokteran mengenai Manajemen Bencana (Disaster Management) dan Medikal Bencana (Disaster Medicine). Serta melakukan seminar strategi penyusunan Hospital Disaster Plan guna menunjang perkuliahan mahasiswa Magister Manajemen Bencana UGM, Kebijakan Manajemen Pelayanan Kesehatan dan mahasiswa MMR, tetapi juga mengundang rumah sakit yang ada di Indonesia sebagai kesiapan RS yang ada di Indonesia.

 

des

Pada akhir tahun, Divisi kembali mengadakan Internatonal Symposium on Climate Change and Health Mitigation and Adaptation in Health sector with focus on Research, Policy and Action. Ini merupakan penutup kegiatan yang dilaksanakan di Yogyakarta serta dilakukan pula simulasi di kabupaten Gunungkidul. Berbagai upaya untuk mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim dengan mengantisipasi, merencanakan dan menanggapi resikonya perlu dilakukan. Kemampuan adaptasinya berkaitan erat dengan kemampuan negara, akses teknologi, sumber daya politik, sosial dan ekonomi serta adanya kebijakan nasional dan instrumen untuk memandu para pengambil keputusan. Strategi adaptasi yang bertujuan untuk mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim idealnya harus berkelanjutan dan menghindari menyebabkan kenaikan lebih lanjut emisi gas rumah kaca. Di bidang kesehatan e-health merupakan strategi yang menarik untuk beradaptasi terhadap iklim dan memainkan faktor kunci dalam mitigai serta menjadi cara efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim.

Dalam rangkaian simposium ini, kembali dilakukan pameran ilmiah untuk melihat sejauh mana tim kita melakukan kegiatan terkait penanggulangan bencana. Hal ini juga menunjang kegiatan simulasi yang dilakukan di desa Gedangsari dengan melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul. Desa Gedangsari dipilih menjadi tempat simulasi karena desa tersebut riskan terhadap bencana tanah longsor dan sudah memiliki desa Tangguh Bencana, sekaligus menguji coba kesiapan desa tersebut jika terjadi bencana. Selain desa ini, RSUD Wonosari juga melakukan yang sama simulasi demi menguji coba dokumen HDP yang ada di Rumah Sakit tersebut, setelah sebelumnya dilakukan Table Top Exercise.

Hasil yang diperoleh dari simulasi kelihatan belum ada koordinasi secara terpadu baik dari BPBD setempat dengan masyarakat dan pihak Puskesmas maupun Rumah Sakit.

 

Reportase Sesi 3 CCMAP

International Symposium on Climate Change and Health
Mitigation and adaptation in The Health Sector with Focus on Research, Policy and Action

sesi3-1

Sambil menikmati makan siang dan istirahat sholat, peserta diajak untuk melihat pameran ilmiah yang digelar di lobby auditorium FK UGM. Gambar di atas menunjukkan pengalaman-pengalaman FK UGM dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Selain itu, PKMK FK UGM juga menampilkan poster mengenai kurikulum kebencanaan untuk mahasiswa S1 dan S2 di FK UGM. Poster lainnya berupa Hospital Disaster Plan dan Regional Disaster Plan.

sesi3-2

Sebelum sesi 3 dimulai, Annika Siwertz dari kedutaan Swedia memberikan kenang-kenangan kepada UGM yang diwakili oleh Prof. Hari Kusnanto. Dalam pesan yang disampaikan oleh kedua belah pihak, mereka sama-sama mengucapkan terimakasih dan berharap kerjasama ini terus berlangsung ke depannya.

sesi3-3

Sesi ketiga membahas tentang eHealth sebagai strategi yang menjanjikan bagi sektor kesehatan. Sesi ini menghadirkan tiga pembicara yang akan membahas mengenai eHealth baik pengembangannya dan manfaatnya. Harapannya, peserta dapat memahami bahwa eHealth merupakan upaya mitigasi adaptasi bagi dampak perubahan iklim dan upaya pemerataan pelayanan kesehatan antardaerah.

Dr. Asa Holmner menjelaskan apa yang dimaksud dengan eHealth sebagai upaya penyebaran sumber daya dan pelayanan kesehatan melalui media elektronik. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam siklus kehidupan kita, transportasi adalah hal yang sering kita gunakan padahal itu merupakan penyebab tingginya emisi gas buang di udara. eHealth memberikan solusi untuk mengurangi dampak emisi gas melalui transportasi eletronik yang ditawarkan. Jika dikaitkan dengan bencana, maka penggunaan eHealth sangat bermanfaat dalam upaya pelayanan rujukan data korban.

Penerapan eHealth di Indonesia memberikan manfaat tersendiri untuk menghubungkan layanan kesehatan antarpulau. Namun, sekaligus hal tersebut menjadi tantangan, salah satunya adalah regulasi dan pemanfaatannya. Saat ini, pemanfaatan sistem informasi kesehatan terbanyak sebagai medical documentation dan masih rendah sebagai transfer data pasien antarrumah sakit atau layanan kesehatan. Justru, masing-masing layanan kesehatan memiliki sistem informasinya sendiri-sendiri, atau belum terintegrasi satu sama lain. Persepsi manajer layanan kesehatan terhadap telemedicine cukup tinggi tetapi kita dihadapkan pada banyak tantangan seperti, rendahnya kompetensi penggunaan teknologi Informasi, rendahnya kebijakan dan peraturan, terbatasnya infrastruktur, isu kebudayaan, dan biaya.

Sebagai salah satu tempat proyek penerapan eHealth adalah Kabupaten Gunung Kidul. Di kesempatan ini, drg. Widodo, MM sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul memaparkan mengenai electronic medical record. Tantangan yang dirasakan Kabupaten Gunung Kidul tidak jauh berbeda seperti yang disampaikan oleh dr. Lutfan Lazuardi seperti yang dirasakan oleh daerah-daerah lain di Indonesia, salah satunya adalah rendahnya kemampuan penggunaan IT.

sesi3-4

Reportase Sesi 4 CCMAP

International Symposium on Climate Change and Health
Mitigation and adaptation in The Health Sector with Focus on Research, Policy and Action

sesi4

Sesi keempat dimoderatori oleh Prof. Laksono Trisnantoro. Dalam sesi ini, moderator bersama dengan para narasumber membahas mengenai peningkatan, kesiapsiagaan, dan respon sistem kesehatan terkait pemanfaatan sistem informasi dalam menghadapi perubahan iklim. Tiga narasumber yang dihadirkan dari Swedia yang akan membahas pelayanan gawat darurat di wilayah terpencil, dari Ericson mengenai dampak IT pada pengembangan sosioekonomi, dan dari Dinas Kesehatan DIY, dr Arida Oetami, M.Kes mengenai prioritas provinsi dalam menghadapi perubahan iklim dan kesehatan.

Lena Kroik memulai presentasinya dengan memutar sebuah film dokumenter. Film ini mengisahkan kecelakaan yang terjadi di sebuah daerah terpencil di Swedia. Korban gawat darurat membutuhkan pertolongan segera, maka first responder menelpon pusat pertolongan dan terjadilah koordinasi pelayanan kesehatan sehingga beberapa saat kemudian ambulans udara bisa didatangkan untuk menyelamatkan korban. Pembelajaran yang dapat diambil dari paparan Lena adalah pemetaan wilayah, sumber daya, dan peralatan sangat membantu dalam membangun sistem informasi.

Dari Ericson, sebagai salah satu pengembang IT di Indonesia, Crist B Ngantung menjelaskan mengenai dampak ICT terhadap pengembangan sosioekonomi. Bagaimana ICT berpengaruh pada nilai GDP dan household.

Menyadari bahwa wilayah Yogya rentan terhadap bencana serta belajar dari berbagai pengalaman bencana yang pernah terjadi, maka Dinas Kesehatan DIY melakukan kesiapsiagaan dengan pemetaan Kawasan Risiko Bencana, pemantauan, penyebaran informasi, koordinasi aktif dengan SKPD terkait, melakukan kesiapsiagaan logistik, dan rekomedasi kegiatan teknis yang berkaitan dengan mitigasi. Kegiatan kesiapsiagaan ini berkaitan dengan sistem informasi yang dibangun oleh Dinas Kesehatan DIY, misalnya dalam melakukan pemetaan wilayah berisiko dan merekam kegiatan surveilans.


Reportase Sesi 2 CCMAP

International Symposium on Climate Change and Health
Mitigation and adaptation in the health sector with focus on research, policy and action

sesi2-iscc

Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim salah satunya dilakukan dengan penelitian sebagai dasar dalam pembuatan keputusan di bidang kesehatan. Di sesi dua dalam simposium ini kita diajak untuk memahami gap-gap dalam penelitian, penguatan sistem kesehatan, dan pemaparan mengenai persepsi terhadap perubahan iklim dan peran kesehatan di dalamnya.

Prof. Hari Kusnanto dari Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM menyampaikan tentang gap-gap penelitian dalam perubahan iklim. Banyak penelitian yang menampilkan hubungan antara kesakitan masyarakat dengan perubahan iklim ataupun bencana yang diakibatkan perubahan iklim. Namun, belum semua hasil penelitian menjadi dasar dalam pembuatan kebijakan kesehatan, terutama di negara berkembang.

Prof. Laksono Trisnantoro menyampaikan definisi adaptasi kebijakan dalam menghadapi perubahan iklim. Adaptasi kebijakan tersebut adalah upaya dari pemerintah termasuk dalam membuat legislasi, peraturan, dan insentif untuk memfasilitasi sebuah sistem yang bertujuan untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim. Namun disayangkan, hingga saat ini tidak ada peraturan daerah yang khusus mengatur atau berhubungan dengan perubahan iklim. Dalam paparannya, beliau juga menjelaskan mengenai tantangan dalam adaptasi kebijakan baik di tingkat nasional ataupun daerah, salah satunya minimnya penelitian dampak perubahan iklim bagi kehidupan sosial dan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Diselingi dengan gurauan dan dibuka sesi pendapat dari peserta, paparan dari dr. Nawi Ng memberikan kesimpulan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk peduli pada dampak perubahan iklim bagi kesehatan masyarakat dan peran lebih dari profesional kesehatan merupakan upaya adaptasi menghadapi perubahan iklim. Pada rangking berapakah sebenarnya perubahan iklim dan pemanasan global menjadi perhatian bagi kita semua? Satu, dua, atau tiga kah?