logo2

ugm-logo

Blog

Laporan Harian

Tim Academic Health System (AHS) UGM Peduli Gempa Lombok

(FK-KMK UGM, RSUP dr. Sardjito, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, RS UGM, RSPAU dr. S Harjolukito)

1 peduli lombok

Gempa Lombok Juli 2018 telah mendorong civitas akademik UGM berkoordinasi baik dari dalam maupun luar kampus, rumah sakit jejaring, maupun alumi serta pemerintah daerah terdampak. Namun, secara tidak terduga  gempa besar kembali terjadi pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 dengan kekuatan 6,8 SR yang belum berpotensi tsunami hingga kemudian gempa susulan pada hari yang sama hingga 7 SR dan dinyatakan berpotensi tsunami- meski dinyatakan potensi tsunami diakhri pada hari yang sama. Hal tersebut membuat pihak universitas serta Pokja bencana AHS UGM yang terdiri dari FK-KMK, RSUP dr Sardjito, RSUP Soeradji Tirtonegoro, RSPAU Hardjulukito, RSA UGM langsung melakukan rapat koordinasi dan memutuskan keberangkatan tim AHS UGM ke Lombok.

Media ini akan kita gunakan untuk berbagi informas kegiatan harian tim UGM di Lombok. Harapannya informasi ini dapat kita gunakan untuk mengetahui kondisi di sana khususnya untuk sektor kesehatan.

 

Rapat koordinasi

Rapat Koordinasi Keberangkatan

1 Rapat Koordinasi di Senat

Yogyakarta, Senin, 6 Agustus 2018 – di ruang eksekutif senat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM pukul 08.00 WIB telah berkumpul dekanat, Pokja Bencana FK-KMK UGM, PKMK, KAGAMA Kedokteran, RSA UGM, RS Sardjito dan pihak terkait lainnya untuk membahas keberangkatan tim serta melakukan persiapan.

Dari koordinas ini diputuskan ada tiga tim UGM berangkat:

  • Tim A berangkat Senin,   6 Agustus 2018 pukul 15.00 WIB
  • Tim B berangkat Senin,   6 Agustus 2018 pukul 17.00 WIB
  • Tim C berangkat Selasa, 7 Agustus 2018 pukul 07.00 WIB

Secara garis besar, tim ini akan melakuan assessment dan pelayanan kesehatan serta bergabung di bawah komando Klaster Kesehatan Lombok dan Pusat Krisis. Keperluan tim dan logistik medis berasal dari RSA dan RS Sardjito.

Dok. FK-KMK UGM: Rapat koordinasi di ruang KPTU Lantai 2 FKKMK UGM

 

Review Kejadian Arus Mudik dan Balik 2018

pemantauan arus mudikJumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi sejak H-8 hingga H+8 lebaran tahun ini mengalami penurunan hingga 30 persen. Jumlah kejadiannya menurun dari 2.745 kejadian pada tahun 2017 lalu menjadi 1.921 kejadian pada tahun ini. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bagian Penerangan Satuan (Kabag Pensat) Divisi Humas Polri Kombes Polisi Yusri Yunus pada Minggu (24/6/2018) lalu.

Jumlah korban meninggal pada arus mudik dan balik kali ini juga mengalami penurunan hingga 34 persen dibandingkan pada tahun lalu (2017). Secara keseluruhan terdapat 454 orang meninggal hingga H+8 lebaran tahun ini, sedangkan pada 2017 tercatat 683 orang meninggal. Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI menyebutkan bahwa, hingga H+5 lebaran pertolongan pertama yang diberikan pada korban setengahnya dilakukan di puskesmas, lainnya dilakukan di rumah sakit dan pos kesehatan.

Apabila dilihat secara keseluruhan, lalu lintas pada arus mudik dan balik di pulau Jawa selalu menjadi sorotan tiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena kepadatan arus mudik dan balik yang tercatat. Salah satu provinsi di Indonesia yang arus mudik dan baliknya padat adalah Jawa Timur. Tercatat di provinsi Jawa Timur sendiri jumlah korban meninggal hingga 21 Juni 2018 adalah 54 orang. Sedangkan secara nasional keseluruhan terdapat 454 oang meninggal hingga H+8 lebaran tahun ini

Menurut Pusat Krisis Kesehatan Regional Jawa Timur dalam analisa dan evaluasi jenis kecelakaan di 38 kabupaten/kota, hingga 21 Juni 2018 diketahui bahwa urutan penyebab kecelakaan secara berurutan adalah kecelakaan tunggal, kecelakaan kendaraan roda 2 dengan roda 2 serta kecelakaan roda 2 dengan roda 4. Setengah dari jumlah korban meninggal di tempat, lainnya meninggal saat di rumah sakit maupun saat masih dalam perjalanan ke rumah sakit.

posko kesehatanPada kejadian arus mudik dan balik, kondisi kesehatan pemudik dapat menurun. Penanganan yang tepat pada oleh petugas kesehatan pada Pos Kesehatan yang telah tersedia harus efektif mengingat kondisi arus balik dan mudik yang beresiko meningkatkan dampak penyakit. Tren penyakit yang dialami pemudik menurut laporan pada Pos Kesehatan di Jawa Timur secara berurutan adalah infeksi saluran nafas akut, gangguan pencernaan atas, hipertensi dan diare. Kejadian ini sebagian besar terjadi pada umur > 5 tahun. Contohnya pada kejadian infeksi saluran nafas akut sebagai tren penyakit utama, jumlah kejadian pada umur > 5 tahun mencapai 1224, sedangkan pada umur < 5 tahun hanya 435 kejadian.

Secara keseluruhan disebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya kemacetan yang dialami selama arus mudik dan balik kali ini adalah masih adanya mobil barang yang melewati jalan tol selama masa operasi ketupat. Faktor sosialisasi aturan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang kurang gefektif serta kurang tegasnya anggota lalu lintas dalam penegakan hukum khususnya pelanggaran operasional mobil penumpang pada 12-14 Juni dan 23-24 Juni menjadi menjadi penyebabnya. Akan tetapi, hal ini tidak mengurangi kenyataan bahwa terdapat peningkatan kesiapan Pemerintah dengan terjadinya penurunan baik angka kecelakaan hingga jumlah korban meninggal pada tahun ini.

pdfLaporan Pemantauan Bidang Kesehatan
Arus Mudik/Balik Lebaran Tahun 2018 oleh Pusat Krisis Kesehatan Regional Jawa Timur

 


Disusun Oleh: Dzurriyatun Thoyyibah ZA.

Sumber:

  1. Laporan Pemantauan Mudik/Balik Lebaran Tahun 2018 oleh Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI
  2. LaporanPemantauan Bidang Kesehatan
    Arus Mudik/Balik Lebaran Tahun 2018
  3. Laporan Kepala Bagian Penerangan Satuan (Kabag Pensat) Divisi Humas Polri Kombes Polisi Yusri Yunus pada Minggu (24/6/2018) yang dikutip dari CNN Indonesia dan Kompas Nasional

Reportase :

Rapat Koordinasi Penyiapan Skenario dan Rencana Penanganan Erupsi Merapi saat Libur Lebaran 2018

Yogyakarta , 6 Juni 2018
Ruang Sidang Gedung KPTU lt.3 FKKMK UGM
Reportase oleh Intan Anatasia


rakor persiapan bencana 2018 merapi 01

Yogyakarta memiliki potensi terjadi bencana yang bermacam-macam dan salah satu yang kerap terjadi yaitu Gunung Merapi, dengan siklus 4 tahun sekali. Dari bulan Mei sampai dengan Juni sudah terjadi 3 kali letusan freatik dan status Gunung Merapi sudah meningkat dari Normal menjadi Waspada. Letusan freatik pertama terjadi pada 11 Mei 2018 kemudian terjadi kembali pada 21 Mei 2018. Update terakhir letusan freatik terjadi pada 1 Juni 2018 pukul 08.20 WIB dengan ketinggian kolom 6000 meter kearah barat laut dengan durasi 2 menit dan amplitudo 77mm. Fenomena ini tidak terlalu berbahaya, tetapi kita tetap perlu selalu siap dalam menghadapinya. Persiapan yang dilakukan sudah harus dimulai sejak sebelum terjadinya bencana. Sebentar lagi umat muslim di Indonesia akan merayakan libur Lebaran dan seluruh pegawai baik negeri maupun swasta akan mendapatkan libur nasional mulai dari 12 Juni 2018 sampai 20 Juni 2018. Oleh karena itu, sangat diperlukan rapat koordinasi untuk mempersiapkan skenario dan rencana penanganan bencana Erupsi Merapi saat libur Lebaran untuk mengantisipasi jika terjadi Erupsi Merapi pada saat jangka waktu tersebut.

Kelompok Kerja Bencana (POKJA BENCANA) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada mecoba untuk menginisiasi rapat koordinasi untuk mempersiapkan skenario dan rencana penanganan bencana erupsi Merapi saat libur Lebaran dengan mengundang beberapa instansi terkait dalam penanganan bencana ini. Beberapa instansi yang menghadiri rapat koordinasi ini yakni Pokja Bencana FKKMK UGM, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Pusbankes 118, Dinas Kesehatan Provinsi DIY, RSUP Dr. Sardjito, Rumah Sakit Akademik UGM, Tim Bantuan Medis Mahasiswa (TBMM) Panacea FKKMK UGM dan NIKATANA. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul, melakukan koordinasi untuk mengevaluasi kebijakan, rencana, prosedur, peran dan tanggung jawab serta memperjelas peran, tugas dan tanggung jawab ;mengukur kesiapsiagaan dari kelompok pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanggulangan bencana; dan menyusun, menyiapkan skenario dan rencana dalam penanganan Erupsi Merapi saat libur Lebaran 2018.

rakor persiapan bencana 2018 merapi 04

Ketua Pokja Bencana FKKMK UGM, dr. Handoyo Pramusinto Sp.BS(K) memberikan sedikit pengantar kegiatan sebelum masuk ke sesi diskusi. Beliau menyampaikan betapa pentingnya kita untuk selalu siap siaga terhadap bencana karena tidak ada yang bisa memprediksi kapan bencana itu datang. Oleh karena itu, dirasa sangatlah penting untuk melakukan koordinasi ini terlebih Merapi sudah mulai bergejolak dari bulan Mei, tidak ada salahnya sebelum kita menghadapi libur panjang nasional kita melakukan persiapan untuk memastikan kesiapsiagaan masing-masing instansi apabila bencana yang tidak kita inginkan ini terjadi saat periode Lebaran. Acara ini dibuka oleh dr. Mei Neni Sitaresmi Sp.(A)K,P.hd selaku Wakil Dekan Bidang Kerja Sama, Alumni dan Pengabdian Masyakarat. Mei berharap dengan adanya kegiatan ini setiap instansi dapat melakukan simulasi apabila Erupsi Merapi terjadi saat Libur Lebaran dan dapat memastikan kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana ini yang harapannya akan menjadi masukan saat kembali ke instansi masing-masing.

Masuk pada sesi diskusi yang di fasilitasi oleh dr. Bella Donna, M.Kes dan Sutono S.Kp., M.Sc.M.Kep selaku tim dari Pokja Bencana FKKMK UGM. Sutono membacakan kembali skenario dan beberapa pertanyaan terkait kesiapsiagaan yang telah masing-masing instansi lakukan jika erupsi Merapi yang terjadi saat libur Lebaran. Kemudian Bella Donna mulai menanyakan ke masing-masing instansi mengenai persiapan yang telah dilakukan oleh masing-masing instansi untuk mengatasi apabila terjadi erupsi Merapi saat Libur Lebaran 2018.

Hasil Diskusi Rapat Koordinasi:

  1. Persiapan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Akademik UGM adalah sudah melakukan koordinasi dengan Tim Hospital Disaster Plan
  2. Persiapan yang dilakukan oleh RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta adalah melakukan koordinasi dengan Tim Hospital Disaster Plan dengan Manajemen Rumah Sakit ; melakukan pemetaan untuk ruang perawatan untuk luka bakar jika terjadi erupsi Merapi; mempersiapkan satuan tugas untuk tambahan pada situasi lebaran ini ; persiapan untuk mengirimkan EMT yaitu memastikan peralatan dan ambulance untuk mengirimkan tim.
  3. Persiapan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman adalah melakukan koordinasi lintas sektor; meng-update informasi dari BPPTKG; memastikan situasi di sekitar wilayah gunung merapi terkait dengan objek wisata yang ada; berkoordinasi dengan dinas pariwisata untuk memastikan kondisi aman selama libur lebaran; mempersiapkan tim yang ada di posko selama libur lebaran; berkoordinasi dan meng-update berita ke BPBD DIY.
  4. Persiapan yang dilakukan oleh Pusbankes 118 adalah melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Yogyakarta dan lintas sektor terkait untuk mengetahui kondisi terkait Merapi saat ini; mengkoordinir semua rumah sakit untuk selalu siaga dalam menghadapi Lebaran dan situasi erupsi Merapi serta mengatur jadwal untuk mobilisasi tim dari rumah sakit; mempersiapkan ambulance untuk keperluan lebaran dan situasi darurat; meng-update informasi mengenai sistem rujukan di rumah sakit dengan dinas kesehatan; mempersiapkan logistik untuk situasi darurat saat lebaran dan erupsi Merapi.
  5. Persiapan yang dilakukan oleh Pokja Bencana FKKMK UGM adalah melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait penangan bencana erupsi Merapi; mempersiapkan tim Pokja Bencana jika harus berangkat ke lokasi bencana dan pengungsian; mempersiapkan logistik seperti masker dan bantuan-bantuan kesehatan lainnya; melakukan koordinasi dengan tim DERU.
  6. Persiapan yang dilakukan oleh TBMM FKKMK UGM adalah mempersiapkan tim yang akan fokus memantau keadaan Merapi; melakukan persiapan logistik terutama masker yang bisa disalurkan ke masyarakat; melakukan koordinasi dengan tim bantuan mahasiswa dari universitas lain; melakukan latihan untuk mengantisipasi bencana serta mengundang pembicara untuk menambah wawasan mengenai mitigasi bencana.
  7. Persiapan yang dilakukan oleh Nikatana UGM adalah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan tim bantuan mahasiswa; memantau situasi Merapi.
  8. Persiapan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta adalah melakukan koordinasi baik internal maupun eksternal; untuk lebaran dinas kesehatan sudah memantau persiapan rumah sakit dan puskesmas di seluruh Yogyakarta, sampai saat ini berjalan lancar dan sudah siap menghadapi situasi lebaran; melakukan koordinasi dan koordinasi dengan BPBD DIY dan RSUP Dr. Sardjito; melakukan komunikasi dengan subklaster kesehatan untuk memudahkan koordinasi dan dalam mengaktifkan klaster kesehatan saat situasi darurat saat lebaran dan erupsi merapi; sudah mempersiapkan logistik terutama masker apabila ada erupsi susulan.

Informasi tambahan selama rapat:

  1. Untuk tim bantuan mahasiswa perlu diminta kontaknya jika sewaktu-waktu dibutuhkan bantuannya.
  2. Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta menyampaikan alur rujukan saat terjadi situasi darurat jika memang kasusnya adalah luka bakar maka pasien langsung dibawa ke RSUP Dr. Sardjito namun untuk kasus lainnya rujukan disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas rumah sakit lainnya. Dinas Kesehatan selalu berkoordinasi dengan BPBD DIY dan lintas sektor untuk selalu memantau situasi gawat darurat dan terkait bencana. Dinkes Provinsi DIY juga selalu melakukan latihan bersama dengan lintas sektor lain.
  3. BPBD Sleman mengharapkan seluruh lintas sektor bisa melakukan persiapan terfokus pada situasi level Waspada saat ini, misalnya dengan menyiapkan logistik masker dan penyiapan psikososial masyarakat di area Merapi saat ini.
  4. Semua sektor diharapkan untuk mempersiapkan kejadian terburuk yang mungkin terjadi apabila terjadi Erupsi Merapi saat kondisi lebaran agar masyarakat tidak panik. Harapannya sektor pariwisata Sleman tidak terganggu karena situasi erupsi Merapi ini.
  5. Memperbaiki koordinasi untuk mengirimkan bantuan medis agar dapat terkoordinasi dengan baik dengan lintas sektor lain terkait penanganan bencana.

Kesimpulan rapat koordinasi kali ini adalah selalu melakukan koordinasi dan komunikasi serta selalu siap siaga dalam situasi apapun baik lebaran atau erupsi Merapi; perlu diadakannya terapi psikososial untuk masyarakat di sekitar lereng Merapi untuk mencegah post trauma akibat Erupsi Freatik Merapi belakangan ini; untuk saat ini BPBD Sleman menyatakan lokasi sekitaran Merapi masih dalam kondisi Aman untuk dikunjungi saat libur Lebaran.

BIMBINGAN TEKNIS DAN REVIEW

DOKUMEN HOSPITAL DISASTER PLAN

H Boutique Hotel Yogyakarta, 29 – 31 Januari 2018


Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK UGM) mengadakan bimbingan teknis penyusunan perencanaan penanganan bencana di rumah sakit. Acara ini berlangsung di H Boutique Hotel Yogyakarta. Kegiatan tersebut dibuka oleh dr. Bella Donna. M. Kes selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK FKKMK UGM. bimbingan teknis dan review dokumen HDP ini diikuti berbagai Rumah sakit yang ada di Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini salah satunya adalah membentuk kesiapsiagaan rumah sakit yang disusun dalam suatu dokumen untuk menghadapi bencana yang terjadi baik itu internal maupun eksternal.

1 bimtek

Dok. PKMK FK UGM: Foto bersama Narasumber dan Peserta

Bimbingan teknis dan review dokumen HDP ini berlangsung selama tiga hari, hari pertama diawali dengan penyampaian materi overview HDP dan akreditasi rumah sakit yang disampaikan oleh dr. Bella Donna. M. Kes, dilanjutkan dengan materi komponen HDP yang disampaikan oleh Intan Anastasia, M.Sc., Apt. Kegiatan hari kedua peserta menerima materi mengenai pengorganisasian oleh dr. Handoyo Pramusinto, Sp. BS(K), analisis risiko dan hazard mapping oleh dr. Bella Donna. M. Kes, penyusunan SOP oleh Madelina Ariani, SKM., MPH. Setiap materi yang disampaikan kepada peserta dilengkapi dengan penugasan dan langsung didampingi oleh fasililtator terkait materi yang diberikan agar nantinya setelah kegiatan ini selesai peserta dapat membawa draft dokumen hospital disaster plan untuk rumah sakit.

Hari terakhir kegiatan bimbingan teknis dan review dokumen HDP diisi dengan kunjungan lapangan ke RS Panti Nugroho agar perserta dapat melakukan sharing pengalaman terkait pelaksanaan dokumen HDP di RS Panti Nugroho dan melihat secara langsung fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh RS Panti Nugroho sehingga dokumen HDP dapat teruji operasionalisasinya.

2 bimtek

Dok. PKMK FK UGM: Foto bersama Peserta Bimbingan Teknis dan Review Dokumen HDP dengan civitas RS Panti Nugroho

Dokumen hospital disaster plan sangat penting dimiliki oleh setiap rumah sakit, harapannya dokumen hospital disaster plan ini tidak berakhir sebagai dokumen tetapi menjadi budaya di rumah sakit untuk keselamatan petugas dan pasien, mengingat rumah sakit sebagai peranan utama dalam kesiapan penanganan bencana dan dalam menangani korban bencana.

Reporter : Nilasari, SKM, MPH

Laporan

TIM UGM PEDULI AGATS

 


Krisis kesehatan yang terjadi di Kabupaten Asmat menjadi pembahasan serius oleh civitas akademika Universitas Gadjah Mada, termasuk yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) yang memiliki Pokja Bencana segera melakukan koordinasi untuk tindak lanjut kasus Asmat ini. Koordinasi yang dilakukan juga bekerjasama dengan universitas dan Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan.

1 tim ugm for agat 1

Dokumentasi Tim: Tim UGM

Sebelum keberangkatan tim UGM ke Agats, pada 22 Januari 2018, dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Kerjasama dan Pengabdian Masyarakat dr. Mei Neni Sitaresmi, SpA(K)., PhD dilakukan rapat koordinasi tentang situasi di Asmat dan paparan oleh Ketua Pusat Krisis Kesehatan. Hasilnya adalah diperlukan bantuan untuk jangka panjang atau pada tahap recovery.

Pada 22 januari 2018,Pengabdian Masyarakat UGM mengirimkan surat ke FKKMK UGM agar menugaskan perwakilan untuk ikut dalam TIM DERU UGM ke Agats. dr. Hendro Wartatmo, Sp.BD dan Sutono, S.Kp, M.Sc ditugaskan ke Agats sebagai perwakilan FKKMK UGM yang juga merupakan anggota Pokja Bencana FKKMK UGM.

Namun tim UGM mengalami kendala ketika pembentukan tim seperti adanya keputusan yang mendadak sehingga waktu persiapan singkat, misi ketika ke Amsat belum jelas. Tetapi dibantu dengan adanya sumber daya yang cukup, networking yang luas dan manajemen yang bagus sehingga membantu adanya pembentukan tim ini. Laporan dari tim inilah yang menjadi dasar rekomendasi rencana kegiatan selanjutnya.

 

 

2 tim ugm for agat 2

Dokumentasi tim: Koordinasi dengan Bupati

 

Selama 1 minggu (23-28 Januari 2018) berikut temuan dan hasil asesmen tim tentang kondisi Asmat:

  1. Masalah gizi merupakan problem kronis, respon akut untuk Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan difteri sudah cukup. Tim UGM melakukan assessment untuk bantuan program jangka menengah.
  2. Permasalahan keuangan tidak terlalu menjadi persoalan tetapi masalah fasilitas dan peralatan (yang baru beberapa bulan ada) yang tidak digunakan sebagaimana mestinya.
  3. Birokrasi yang-inefisien, . program banyak tetapi luaran program tidak jelas.
  4. Masalah perilaku dan budaya yang mempengaruhi proses layanan dan sistem kesehatan yang berjalan sehingga intervensi selanjutnya perlu mempertimbangkan hal ini.
  5. Medan yang ekstrim atau berat
  6. Masih adanya masalah politik.

 3 tim ugm for agat 3

Dokumentasi Tim: Situasi di Puskesmas Akats

 

4 tim ugm for agat 4

Dokumentasi tim: Pasien di ruang rawat inap puskesmas Akats

 

Selain permasalahan di atas, ketika tim di Puskesmas Akats ditemukan juga permasalahan sebagai berikut:

  • Kecamatan Akats (50 Km dari Agats): 18 desa, terdapat beberapa puskesmas (4 bangunan rusak, petugas masih ada) dan desa terjauh 3 jam dengan menggunakan SB-45 PK
  • Jumlah penduduk yang di-c over : 6613 jiwa (Asmat : 96.000)
  • SDM : kepala puskesmas (SKM), tidak ada dokter, pegawai kontrak
  • Kriteria/ indikator/tool assessment status nutrisi tidak jelas
  • Pencatatan dan pelaporan diragukan valinasinya
  • Penduduk sering berpindah tempat tinggal
  • Pendapat dari Kapus: masalah biroksasi terkait anggaran, perilaku masyarakat, beratnya medan.
  • Dari 23 distrik (Kecamatan) di Asmat, baru 18 ada puskesmas. Hanya 5 puskesmas yang ada dokternya.

 

 5 rsud agats

Dokumentasi Tim: RSUD Agats

 6 rsud agats

Dokumentasi Tim: Suasana RSUD Agats

 

Sedangkan permasalahan yang ada di rumah sakit:

  • Terdapat 84 tt, HCU, OK, UGD, Lab. Radiologi
  • UGD ; 70 Kunjungan /hari – cukup tinggi
  • Gaji : SpB 43-68 juta, DU 12-14 juta, perawat 6 juta. Tetapi tidak ada tenaga yang mau ditempatkan.

 

 7 tim ugm agats

Dokumentasi Tim: Tim UGM

 

Berdasarkan hasil temuan tersebut maka Tim UGM yang berangkat memberikan usulan sebagai berikut:

Usulan Kegiatan selanjutnya sebagai berikut:

  1. Membantu pelayanan program bantuan supaya terjamin sampai ke konsumen: HPK  diperluas, kontrol hingga level  konsumen
  2. Membantu ketersediaan nakes sementara
  3. Program jangka menengah
  • Pengiriman mahasiswa KKN ke Asmat
  • Pengiriman Dokter intership ke Puskesmas
  • Bisa adanya pengiriman residen bedan (dan lainnya) ke RSU Agast
  • Keterlibatan universitas, RS Sarjito, Kemenkes

 8 assesment

Dokumentasi Tim: Rapat koordinasi hasil asesmen tim UGM

Menanggapi hasil asesmen ini, maka tanggal 2 februari 2018, dilaksanakan kembali webinar koordinasi untuk mendengarkan hasil asesmen tim yang berangkat. Webinar ini kembali melibatkan Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan dan juga organisasi Dokter Bhineka Tunggal Ika. Berikut catatan rencana tindak lanjut:

  1. Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes menginformasikan bahwa pemerintah akan segera mengeluarkan pernyataan bahwa situasi KLB sudah teratasi sehingga kegiatan jangka menengah dapat dilaksanakan. Selain itu, pemerintah akan merencanakan penguatan puskesmas di Kabupaten Asmat sehingga kegiatan selanjutnya dapat bergabung dalam penguatan sistem baik di dinas kesehatan dan puskesmas.
  2. Membuat proposal program sebagai acuan untuk melakukan kegiatan jangka panjang dengan sumber pendanaan yang bisa diandalkan. Tidak hanya dilakukan pendampingan harus diberikan contoh langsung menyelesaikan suatu masalah dan selalu dikontrol. Hal ini membutuhkan waktu yang lama sehingga harus berkesinambungan.
  3. Hasil pertemuan ini akan dilaporkan ke UGM untuk melibatkan unsur yang lain.

9 webinar

Dokumentasi Tim: Kepala Pusat Krisis Kemenkes sedang menyampaikan usul

 

Dituliskan oleh Madelina berdasarkan laporan Tim UGM 

1.    Melakukan kegiatan untuk melakukan pendampingan misalnya di satu kecamatan untuk menyelesaikan permasalahan disana. Tidak hanya masalah medis hanya orang medis saja, tetapi juga dengan antropologi, sosiologi, psikologi dan lain-lain.  Tidak hanya dilakukan pendampingan harus diberikan contoh langsung menyelesaikan suatu masalah dan selalu dikontrol. Hal ini membutuhkan waktu yang lama sehingga harus berkesinambungan.