logo2

ugm-logo

Blog

Laporan Kegiatan

Bimbingan Teknis Dinas Kesehatan Disaster Plan

Sulawesi Tengah, 22-25 Mei 2019

 dinkes disaster plan 1

 

Dinkes disaster plan untuk provinsi dan kabupaten merupakan langkah paling awal dan penting untuk rencana penanggulangan bencana daerah khususnya bidang kesehatan karena akan menjadi acuan pembuatan kontijensi plan kedepannya, termasuk untuk rencanan penanggulangan bencana rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya di daerah. Workshop Dinkes Disaster Plan ini akan membahas bagaimana upaya penyusunan dokumen dinkes Disaster Plan, apa saja komponen dan indikatornya, bagaimana pengaktifan klaster kesehatan pada saat bencana, hingga sharing pengalaman dalam mengembangkan Dinkes Disaster Plan.

Pelaksanaan

Hari 1

Hari I : 22 Mei 2019

Pembukaan

Kegiatan dimulai dengan menyampaikan tujuan dan bentuk kegiatan selama 4 hari dimana 2 hari penyampaian materi dan 2 hari penugasan. Selanjutnya akan di dampingi oleh PKMK FK-KMK UGM untuk meyelesaikan dokumen perencanaan penanganan bencana. Kepala Dinkes Provinsi berterima kasih kepada PKMK FK-KMK UGM karena selalu mendampingi Dinkes dalam penanganan bencana. Harapannya semua peserta dapat mengikuti kegiatan dengan seksama dan jika ada hal yang perlu ditanya atau didiskusikan silakan disampaikan ke PKMK FK-KMK UGM. Kegiatan ini akan menghasilkan dokumen perencanaan penanganan bencana dan akan kita pakai selanjutnya.

Materi 1. Pengantar Penyusunan Renkon/Dinkes Disaster Plan

Rencana kontijensi adalah proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontijensi atau situasi yang akan diperkirakan akan segera terjadi. Renkon akan diaktifkan jika akan benar-benar terjadi. Kapan waktu penyusunan renkon? Segera setelah tanda-tanda awal akan terjadi bencana. Berapa lama masa berlakunya renkon? Apabila terjadi bencana maka renkon diaktifkan, apabila tidak terjadi bencana maka perlu dikaji ulang. Skenario dan tujuan renkon disepakati bersama. Renkon harus dapat dioperasionalkan dalam rencana operasi tanggap darurat.

dinkes disaster plan 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Pengantar Penyusunan Dinkes Disaster Plan”

Materi 2. Komponen Dinas Kesesehatan Disaster Plan

Dokumen yang disusun harus seoperasional mungkin, disusun sesuai dengan karakteristik dinas kesehatan. Regulasi/kebijakan dalam dokumen perencanaan penanganan bencana berupa SK daerah, SK Dinkes (Tim), SK Klaster Kesehatan, SK Manajemen Relawan dan sebagainya. Relawan yang ada di Sulawesi Tengah harus tercatat juga di Dinkes Provinsi dan BPBD. Pengorganisasian berupa sistem komando, organisasi seluruh tim dan organisasi tiap bidang. Analisis risiko berupa potensi bencana, perhitungan analisis risiko dan prioritas. Fasilitas berupa penetapan fasilitas, denah evakuasi dan daftar kontak internal dan eksternal. Rencana tindak lanjut adalah setelah dokumen selesai maka perlu disosialisasikan ke internal dinas kesehatan dan minyiapkan SK.

dinkes disaster plan 3

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Diskusi Komponen Dinas Kesehatan Disaster Plan”

Diskusi :

  1. Boleh saja, harus tetap disesuaikan dengan renkon BPBD. Jika mereka memiliki renkon longsor dan banjir makan kita akan mengembangkan skenarionya dalam bidang kesehatan.
    • Ibu Misnah dari Dinkes Kab. Sigi : absen dan form dimana disiapkan dan siapa yang duduk untuk memegang itu? Karena berdasarkan pengalaman ada kekacauan dalam memegang form tersebut karena tidak dijelaskan siapa yang harusnya bertanggung jawab.

Akan dijelaskan di pengorganisasian, namun biasanya ada yang bertugas sebagai liason yang bertanggung jawab atas absen dan form. Kala dalam struktur organisasi biasanya di bidang sekretariat.

Materi 3. Standar Minimum Pelayanan Kesehatan dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan

Standar pelayanan manajemen kesehatan pertama sekali melakukan RHA, aktivasi klaster kesehatan dan mobilisasi EMT dan PHRRT. Penting untuk memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdampak berjalan sesuai standar dengan memperhatikan kebutuhan kelompok rentan. Dalam siklus penanganan bencana ada pre disaster, respone dan post-disaster. Penilaian risiko, mitigasi dan persiapan dilakukan pada pre-disaster. Pembentukan EMT disesuaikan dengan kapasitas di daerah, paling tidak satu daerah memiliki EMT type-1 moile.

dinkes disaster plan 4

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian Standar Pelayanan Minimum Kesehatan”

Diskusi :

  1. P2 Dinkes Prov Ibu Santi : ada beberapa program lain tidak lengkap laporannya misalnya rabies yang terjadi di pengungsian. Apakah semua program harus dilaporkan atau hanya program tertentu. Kemudian ada informasi yang tidak benar kami terima, bagaimana mengatasi kejadian tersebut?
    • Sifat manusia pada kondisi darurat takut terhadap isu sensitif, tidak semua laporan kita terima harus berdasarkan pada faktor pendukung. Semua program-program dan penyakit standar harus dilaporkan. Kemudian penyakit tambahan yang spesifik yang bisa terjadi di daerah tersebut juga harus diperhatikan dan dilaporkan. Form-form dalam surveilance ditambahkan penyakit spesifik tersebut.
    • Dalam form ada keterangan “dan lain-lain” yang terkait dengan penyakit dan kronologis. Kalau ada penyakit seperti rabies maka kita informasikan kepada relawan sehingga kita yang mendapatkan laporan bisa langsung kita crosscheck ke lapangan.
  2. Ibu Misnah dari Dinkes Kab. Sigi :Terkait makanan yang expired biasa ditentukan tanggal dan tahun. Misalnya expired bulan Agustus, apakah bulan Agustus masih bisa kita konsumsi?
    • Kalau untuk dikonsumsi terakhir 31 Agustus, namun jika menerima obat dari bantuan luar, maka waktu penerimaan minimal 1 tahun akan expired. Khusus untuk vaksin juga harus lebih ketat pengawasannya.

 

Materi 4. Pengorganisasian

Pengorganisasian ini penting terkait dengan siapa melakukan apa. Pengorganisasian tidak membentuk struktur organisasi baru namun pengembangan organisasi yang sudah ada. Organisasi harus sederhana dan jelas, dapat dimobilisasi dalam waktu singkat. Metode yang digunakan adalah crosswalk yaitu memindahkan SOTK yang ada ke struktur organisasi penanggulangan bencana, misalnya bagian sekretariat di ICS bisa diisi oleh sekretaris dinas, kalau sehari-hari mengurus keuangan maka dalam ICS dimasukkan ke dalam bidang keuangan. Catatan penting tetap memperhatikan kemampuan dan kapasitas bidang tersebut.

 

 

 

 

 

 

Strengthening Management System and Human Resource Capacity in Health Sector after Disaster in Central Sulawesi as an Initial Step for Community Disaster Preparedness

 

PENGANTAR

Pasca gempa, tsunami, dan likuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala tercatat dari 49 Puskesmas ada sebanyak 9 puskesmas terkena dampak dengan rusak berat dan 12 puskesmas dengan rusak ringan. Selain itu terdapat 2 rumah sakit mengalami kerusakan berat dan 11 rumah sakit mengalami kerusakan ringan. Pasca bencana masalah kesehatan yang timbul semakin kompleks. Banyak hal yang harus diperbaiki untuk mengembalikan pelayanan seperti semula sebelum terjadi bencana. Penguatan sistem manajemen dan peningkatan kapasasitas SDM kesehatan menjadi prioritas sasaran perbaikan sektor kesehatan pada masa recovery.

PKMK FKKMK UGM bekerja sama dengan Caritas Germany akan melakukan program pendampingan rutin dalam menguatkan sistem manajemen dan kapasitas SDM kesehatan pasca bencana Sulawesi Tengah. Fasilitas kesehatan yang menjadi sasaran program ini adalah Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah, Dinkes Kabupaten Sigi, RS Tora Belo dan Puskesmas Marawola. Fasilitas kesehatan tersebut terkena dampak langsung bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi. Program pendampingan ini akan dilakukan selama satu tahun melibatkan pemangku kebijakan, pemegang program dan masyarakat di lingkungan sasaran program.

 

TUJUAN

Penguatan sistem layanan kesehatan dan kapasitas sumber daya manusia dalam manajemen penanggulangan bencana sektor kesehatan pasca bencana Sulteng.

 

WAKTU PELAKSANAAN

Seluruh rangkaian kegiatan akan dilaksanakan mulai April 2019 – April 2020

 

KEGIATAN

Beberapa rencana kegiatan untuk mencapai tujuan program diantaranya :

  1. Koordinasi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah Sulawesi Tengah dalam mencapai tujuan program dan menfasilitasi kegiatan di Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, RS Tora Belo, Puskesmas Marawola dan masyarakat.
  2. Seminar kedaruratan medis dan manajemen klaster kesehatan
  3. Bimbingan teknis penyusunan dokumen perencanaan penanggulangan bencana (Dinkes Disaster Plan) di Dinkes Prov. Sulawesi Tengah dan Dinkes Kab. Sigi.
  4. Pelatihan aktivasi klaster kesehatan
  5. Bimbingan teknis penyusunan Hospital Disaster Plan di RS Tora Bello Kab. Sigi.
  6. Bimbingan teknis penyusunan dokumen perencanaan penanggulangan bencana (Puskesmas Disaster Plan) di Puskesmas Marawola Kab. Sigi
  7. Refreshing pelatihan pertolongan pertama (First Aid Training) untuk tenaga medis di Puskesmas Marawola.
  8. Refreshing pelatihan pertolongan pertama (First Aid Training) untuk tenaga non medis dan masyarakat di Puskesmas Marawola.
  9. Table Top Exercises (TTX) Dinkes Disaster Plan Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Sigi.

 

LAPORAN KEGIATAN :

Seluruh rangkaian dan pencapaian kegiatan yang sudah terlaksana akan dilaporkan melalui website ini. Silakan Klik pada kotak dibawah untuk melihat perkembangan pelaksananaan program.

Seminar Kedaruratan Medis dan Manajemen Klaster Kesehatan

Penyusunan Dinkes Disaster Plan

Pelatihan Aktivasi Klaster Kesehatan

Penyusunan Hospital Disaster Plan

Penyusunan Puskesmas Disaster Plan

First Aid Training Tenaga Medis

First Aid Training Non Tenaga Medis

First Aid Training Community

Sosialisasi dan Persiapan Table Top Exercise

Table Top Exercise RSUD Tora Bello

Table Top Exercise Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

Table Top Exercise (TTX) di Puskesmas Marawola Kabupaten Sigi

Table Top Exercise (TTX) di Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi  

Penguatan Kapasitas Sistem Manajemen dan SDM Kesehatan pasca Bencana Sulawesi Tengah 2019-2020

Training of Trainer (TOT) PSC 119 Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah dalam Penanganan Kasus Emergensi

Sosialisasi Dokumen Penanggulangan Bencana Sektor Kesehatan Sulawesi Tengah

 

PENUTUP

Demikian rencana dan pelaksanaan program penguatan sistem manajemen dan kapasitas sumber daya sektor kesehatan pasca bencana Sulawesi Tengah. Program ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana. PKMK FK-KMK UGM Divisi Manajemen Bencana Kesehatan bersama dengan Caritas melalui program akan terus mendukung perbaikan dan peningkatan pelayanan kesehatan Suawesi Tengah khususnya dalam krisis kesehatan dan bencana kesehatan.

Reportase

Penggalangan Dana Bencana

Melalui Konser Lagu - Lagu Nostalgia 70 - 80 an

20 Juli 2019

konser penggalangan dana bencana 1

“Pemaparan Program Penggalangan Dana”, Dok. Pokja Bencana FK - KMK UGM

Semboyan Pokja Bencana FK - KMK UGM “Mendampingi Secara Utuh”, menjadi dasar yang kuat bagi tim Pokja Bencana untuk terus terlibat dalam penanganan bencana baik dalam bidang medis maupun manajemen pengendalian bencana sektor kesehatan. Pokja Bencana melakukan penggalangan dana setiap tahunnya untuk mendukung kesiapsiagaan pelaksanaan program pada masa mendatang. Konser lagu - lagu nostalgia tahun 70 - 80 yang diselenggarakan pada 20 Juli 2019 di taman Hotel Mustokoweni Yogyakarta merupakan penggalangan dana ketiga oleh Tim Bencana FK- K MK UGM. Penggalangan dana dihadiri oleh para alumnus yang pernah terlibat dalam penanganan bencana.

konser penggalangan dana bencana 2

“Konser Lagu Nostalgia”, Dok. Pokja Bencana FK-KMK UGM

Kegiatan konser diawali dengan pemaparan selayang pandang penanganan bencana Pokja Bencana FK - KMK UGM. Dalam selayang pandang tersebut terdapat beberapa foto dan video keterlibatan Pokja Bencana FK - KMK dalam penanganan bencana sejak tsunami Aceh 2004, gempa Nias, gempa Padang, gempa Bantul, gempa dan tsunami Pangandaran, erupsi Gunung Merapi, gempa Lombok 2018, likuifaksi Sulawesi Tengah, dan tsunami Selat Sunda. Selanjutnya disampaikan pula program penggalangan dana kali ini dilaksanakan melalui Virtual Account dan sistem Go Pay. Tim Bencana mengundang salah satu peserta praktek langsung untuk mencoba penggalangan dana menggunakan Go Pay. Bagi individu atau kelompok yang bersedia memberikan donasi dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu kategori Gold dan kategori Platinum. Beberapa peserta langsung memberikan donasi pada saat konser. Total dana yang diperoleh per 29 Juli 2019 sebesar Rp. 32.750.000,00. Program penggalangan dana akan berjalan sepanjang tahun ini dan dikoordinir oleh tim Pokja Bencana FK – KMK UGM.

 

Reportase Ekspedisi Destana Tsunami Pantai Selatan Jawa

Klaster DIY

Gunung Kidul. 24 - 27 Juli 2019

Ekspedisi desa tangguh bencana (Destana) Tsunami bertujuan untuk meningkatkan ketangguhan desa dalam kesiapsiagaan bencana, utamanya tsunami. Ekspedisi ini dilaksanakan sejak 12 Juli 2019 hingga 14 Agustus 2019. Sedangkan chapter DIY sendiri dilakukan pada 24 Juli 2019 hingga 29 Juli 2019. Ekspedisi dilakukan di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak dari pusat dan daerah. Pihak pusat diwakili oleh BNPB, BMKG, dan BSN. Sedangkan pihak daerah diwakili oleh BPBD, akademisi dan relawan.

Titik awal ekspedisi Destana DIY dimulai dari Kabupaten Gunungkidul, tepatnya di Desa Sadeng. Tim terdiri dari 75 orang dari provinsi, tim dari kabupaten/kota DIY sebanyak 45 orang dan tim dari pusat 80 orang. Kami dari FK - KMK UGM bergabung dengan tim 75 sebagai anggota yang berasal dari akademisi.

Hari 1


Pemberangkatan tim 75 dilakukan dari BPBD DIY pada Rabu, 24 Juli 2019 jam 10.00 WIB bersama menuju Desa Sadeng. Peserta Ekspedisi dari FK - KMK UGM adalah :

  1. Sutono, SKp., M.Sc., M.Kep
  2. Bayu Fandhi Achmad, S.Kep., Ns., M.Kep
  3. Hersinta Retno Martani, S.Kep., Ns
  4. Yasni La Harsani, S.Kep., Ns

Sesampainya di Pantai Sadeng, dilakukan pembekalan oleh panitia pusat (BNPB). Pembekalan tersebut terdiri dari pemberian inspirasi oleh pihak BNPB yang diwakili Lilik Kurniawan, ST., MSi, selaku Direktur program Ekspedisi Destana. Lilik mengingatkan tim mengenai tujuan awal pelaksanaan Destana, yaitu memberikan suntikan semangat dan motivasi untuk terjun hadir di masyarakat khususnya masyarakat pantai yang punya potensi ancaman Tsunami. Diharapkan dengan adanya Ekspedisi Destana, masyarakat dapat merasa bahwa pihak pemerintah dan relawan hadir untuk membersamai masyarakat. Selanjutnya, pemaparan diberikan oleh Papang selaku PIC dari program Ekspedisi Destana chapter Jogja. Papang memberikan pengalaman positif dari pelaksanaan Destana Provinsi Jawa Timur. Akhirnya pembukaan Ekspedisi Destana dilakukan oleh Ketua Pelaksanaan BPBD DIY.

 

1 ekpedisi destana tsunami2  1 ekpedisi destana tsunami3 

Gambar 2 : Serah terima Pataka dari BPBD Jateng ke BPBD DIY

Gambar 3 : Pembukaan Ekspedisi Destana Tsunami

Briefing mengenai rundown acara diberikan oleh Iis selaku perwakilan BNPB. Acara Destana chapter DIY terdiri dari beberapa acara pokok yaitu sosialisasi mengenai kebencanaan ke aparatur desa, penilaian ketangguhan desa, sosialisasi kebencanaan ke tempat - tempat vital seperti pasar, sekolah dan tempat ibadah, dan malamnya akan ditutup dengan pentas seni rakyat terkait dengan kebencanaan.

Adapun tugas akademisi dalam ekspedisi ini adalah berpartisipasi dalam penilaian ketangguhan desa. Di DIY khususnya di wilayah pantai, tercatat ada 39 desa yang harus dilakukan assessment yang tersebar 18 desa di Gunungkidul, 8 desa di Bantul, dan 13 desa di Kulonprogo. Tim akademisi bertugas untuk menjadi fasilitator dalam pengisian indikator ketangguhan. Briefing awal mengenai modul penilaian ketangguhan diberikan oleh Eko T Paripurna dan tim Fasilitator Nasional (Fasnas) Destana di bawah coordinator yaitu BNPB. Selanjutnya tim akademisi menyamakan persepsi terhadap pengisian indikator penilaian dan pemahaman terhadap modul.

 1 ekpedisi destana tsunami4  1 ekpedisi destana tsunami5
Gambar 4. Briefing FasNas tentang teknis penilaian ketangguhan desa (PKD) Gambar 5. Pembagian area penilaian ketangguhan desa (PKD)

Sasaran dari penilaian indikator desa adalah berbagai lapisan desa yang terdiri dari aparatur desa, tokoh masyarakat, wakil perempuan, masyarakat umum dengan mempertimbangkan keterwakilan seperti disabilitas, gender, dan lain - lain. Tim akademisi selaku fasilitator diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk melakukan self appraisal terhadap ketangguhan desanya dalam menghadapi tsunami. Komponen penilaian ketangguhan sendiri terdiri dari beberapa aspek meliputi:

  1. Kualitas dan akses layanan dasar
  2. Dasar system penanggulangan bencana
  3. Pengelolaan resiko bencana
  4. Kesiapsiagaan darurat
  5. Kesiapsiagaan pemulihan

Fasilitator bertugas untuk memahamkan perwakilan masyarakat mengenai poin - poin pertanyaan yang ada pada setiap komponen. Selain itu, fasilitator memandu masyarakat dalam mengisi kuesioner yang ada dan menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Di akhir sesi, fasilitator memandu masyarakat dalam merumuskan rencana aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan ketangguhan desa. Briefing akhir dilakukan saat malam hari dengan agenda fiksasi acara hari selanjutnya. Hari pertama berfokus untuk memastikan kesiapan setiap elemen dalam pelaksanaan Ekspedisi Destana pada hari - hari selanjutnya.

Acara hari kedua rencananya dilakukan sosialisasi ke aparatur Desa Songbanyu mengenai kerentanan desa dalam menghadapi tsunami. Selanjutnya tim akademisi akan memandu jalannya penilaian ketangguhan desa. Acara ini mengundang perwakilan desa terkait. Tim akademisi juga mendorong masyarakat untuk dapat memeriahkan acara pentas seni dan film kebencanaan pada malam harinya. Adapun agenda sore pada hari kedua adalah pelaksanaan olahraga bersama dengan warga dalam rangka menyemarakkan Ekspedisi Destana. Hari kedua akan ditutup dengan pentas seni dan pemutaran film kebencanaan, serta evaluasi dalam mempersiapkan hari selanjutnya.

Demikian laporan kegiatan ekspedisi Destana Tsunami hari pertama, terimakasih.

Penanggung Jawab Tim

Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep

 

Lokakarya “Kesadaran Nasional Peduli Gempa dan Gunung Api”

Reportase

Lokakarya “Kesadaran Nasional Peduli Gempa dan Gunung Api”

 

1 lokakarya 1

Dok. FK-KMK UGM: Tim bencana FK-KMK UGM dan penyelenggaran kegiatan

Sejak sebulan yang lalu, tim bencana FK - KMK UGM bersama dengan Prof. dr. Sofia Mubarika dan dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K) mempersiapkan presentasi dan usulan kebijakan berdasarkan penelitian dan pengalaman tim bencana selama ini di lapangan. Tidak hanya itu, termasuk juga produk perguruan tinggi seperti kurikulum pembelajaran untuk S1 dan S2 kesehatan, modul untuk dinas kesehatan, rumah sakit, dan puskesmas, serta kit dalam kebencanaan bidang kesehatan. Pada kesempatan ini, FK-KMK UGM juga berpartisipasi dalam peluncuran buku nasional.

Buku yang kami luncurkan adalah buku “Pengalaman Relawan Medis di Medan Bencana” dan buku online pedoman perhitungan kapasitas pasca bencana yang dikerjakan bersama Kemenkes, Universitas Brawijaya, dan Universitas Hasanuddin, berjudul “Post Disaster Need Assessment in Health Sector”. Paparan singkat dari Prof. dr. Sofia Mubarikan dan dr. Hendro Wartatmo, Sp.BDKBD menjadi penutup dalam lokakarya sehari ini. Menarik sekali karena aspek determinan sosial dalam kesehatan, aspek manusia dalam kebencanaan, serta pelayanan medis dan manajemen bencana kesehatan disampaikan pada forum ilmiah kegempaan dan gunung api, dimana semua pakar sebelumnya membahas tentang alat, fisik, infrastruktur, dan hazard. Sebaliknya, kami pun belajar banyak hal dari aspek geologi, bangunan, struktur, dan sebagainya.

Lokakarya ini dilaksanakan pada 18 Juli 2019 di Auditorium Perpustakaan Nasional Indonesia, Jakarta. Lokakarya ini tidak saja dihadiri oleh para ilmuan bidang kegempaan dan gunung api, tetapi juga lintas kementerian dan stakeholder di daerah. Kesepakatan yang menarik di akhir pertemuan ini adalah kesadaran untuk menjadikan kesiapsiagaan bencana sebagai investasi untuk masa mendatang. Pembaca sekalian silakan mengakses materi acara ini pada link berikut shorturl.at/csL24.

1 lokakarya 2

1 lokakarya 3

Dok. FK-KMK UGM: (atas) Prof. dr. Sofia Mubarika saat menyampaikan mengenai aspek social budaya, (bawah) dr. Hendro mengenai lesson learnt FK - KMK UGM dalam bencana

Reportase oleh Madelina.