logo2

ugm-logo

BPBD Lampung Imbau Waspada Bencana Banjir, Longsor dan Puting Beliung

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Memasuki musim hujan, BPBD Provinsi Lampung meningkatkan kewaspadaan dini dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.

Hal itu merupakan tindak lanjut dari surat BMKG Nomor KL.00.01/003/KPWR/XII/2023 tentang prekiraan puncak musim hujan 2023/2024 yang terjadi di Januari hingga April 2024.

"Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan dini dalam menghadapi bencana hidrometeorologi di awal 2024, Pemerintah Provinsi Lampung sudah membuat surat edaran ke 15 kabupaten dan kota untuk mengantisipasi adanya bencana banjir, longsor, puting beliung," ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Lampung Joni Toyib, Minggu (28/1/2024).

Dikatakannya, bila pihaknya akan melakukan penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi selama 145 hari mendatang.

Kewaspadaan bencana mengarah pada bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan banjir rob.

Ia mengaku, ada langkah siaga lain yang juga akan dilakukan yang di antaranya dengan mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana di seluruh kabupaten serta kota, melakukan pemangkasan ranting pohon dan penertiba baliho semi permanen untuk menghidari korban jiwa dan harta akibat pohon tumbang.

Selain itu, terdapat rencana penguatan lereng dan pembersihan saluran irigasi guna antisipasi bencana banjir dan gerakan tanah.

Kemudian akan dilakukan penguatan drinase dan pemeriksaan sarana prasarana, antisipasi dampak setelah kebakaran hutan dan lahan yang kemungkinan akan membawa sisa material.

"Melakukan pemantuan sampah pada batang tubuh sungai tepatnya dihulu dan hilir sungai, kemudian pembersiahan sungai dari sampah dan enceng gondok yang berpotensi menyumbat pembuangan air," ujarnya.

Selanjutnya, mengantisipasi poteni banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir yang secara umum dapat berdampak pada aktivitas masyarakat pesisir dan pelabuhan.

Menyiapkan petunjuk evakuasi bencana, membentuk posko kesiapsiagaan untuk memantau keadaan terkini, serta melakukan edukasi ke masyarakat mengenai antisipasi potensi bencana hidrometeorologi.

"Dan untuk mengantisipasi adanya dampak bencana alam saat pelaksanaan Pemilu, biasanya pihak desa yang memang rawan banjir akan mencari tempat yang lebih tinggi dan aman," tambahnya.

Menurutnya selama lima tahun terakhir, pihaknya melihat dalam pelaksanaan pemilihan umum belum ada tempat pemungutan suara (TPS) yang terdampak banjir.

Meski demikian pihaknya tetap berharap pelaksanaan pemungutan suara 14 Februari nanti bisa berlangsung dengan baik.

"Langkah antisipasi, kesiapsiagaan, dan kewaspadaan dalam meghadapi dampak bencana hidrometeorologi sudah disiapkan, jadi harapannya semuanya aman," tutupnya.

74 Desa Terdampak Banjir, Kabupaten Muaro Jambi Berstatus Tanggap Darurat Penanganan Bencana Hidrometeorologi

METROJAMBI.COM - Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi bersama stakeholder terkait telah menaikan status penanganan bencana hidrometeorologi dari siaga darurat menjadi tanggap darurat.

Status tanggap darurat penanganan bencana hidrometeorologi ini ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama 14 hari ke depan, terhitung tanggal 23 Januari sampai dengan tanggal 5 Februari 2024.

"Status tanggap darurat itu fleksibel ya. Artinya, kalau misal nanti ada kenaikan lagi kita bisa perpanjang, kalau misal sudah surut kita perpendek, kita lihat situasi dan keadaan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Muaro Jambi Budhi Hartono, Jumat (26/1).

Budhi Hartono mengatakan, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi telah melakukan berbagai upaya untuk membantu para warga yang terdampak banjir.

Dikatakannya lagi, pemerintah daerah juga telah memberikan bantuan berupa ribuan paket sembako kepada masyakarat yang terdampak bencana banjir ini.

"Kita bersinergi bersama TNI/Polri untuk membantu masyarakat. Kemarin kita sudah menyalurkan bantuan ribuan paket sembako secara serentak di enam kecamatan yang terdampak banjir," katanya.

Lebih lanjut, Budhi Hartono menyampaikan, sebanyak 74 desa yang tersebar di enam Kecamatan dalam Kabupaten Muaro Jambi yang mengalami kebanjiran.

Enam Kecamatan itu, katanya, yakni Sekernan, Kumpeh, Kumpeh Ulu, Taman Rajo, Jambi Luar Kota (Jaluko), dan Maro Sebo.

"Ada beberapa yang mengungsi, kita bantu dengan pendirian tenda untuk pengungsian itu, kita berikan juga paket sembako untuk keperluan mereka selama mengungsi," pungkasnya.

More Articles ...