logo2

ugm-logo

Blog

Yogyakarta, 27 Oktober - 2 November 2013


pengantar-1

Bencana merupakan pengalihan antara risiko bahaya dan kerentanan serta pembagian dengan kapasitas, artinya dengan meningkatkan kapasitas maka dampak bencana yang ditimbulkan bisa diminimalisir. Peningkatan kapasitas harus melibatkan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha agar terjalin kerjasama menghadapi bencana. Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana sektor Kesehatan yang digagas oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, WHO, dan Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan FK UGM berikut adalah salah satu upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam penanganan bencana. Kegiatan ini telah berlangsung selama seminggu (17/10/2013 -2/11/2013) di Yogyakarta yang dihadiri perwakilan dari 27 provinsi di Indonesia. Berikut reportase kegiatan selama lima hari:

hari-1 hari-2 hari-3 hari-4 hari-5

Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan (PKMK)
Fakultas Kedokteran UGM

Menyelenggarakan

SEMINAR

Strategi Menyusun HOSPITAL DISASTER PLAN (HDP)

Selasa, 12 November 2013
Ruang Senat KPTU FK UGM Lt. 2 Yogyakarta

Pengantar

Kita tidak dapat menahan bencana yang dapat terjadi kapan dan di mana saja tanpa dapat diduga: di rumah atau di tempat bekerja apalagi dengan cakupan wilayah Indonesia yang sangat luas di ring of fire bumi dan di antara pelat Australia dan Asia menjadikan hampir seluruh wilayah Indonesia rawan bencana.

Belajar dari berbagai pengalaman bencana yang terjadi di Indonesia, secara otomatis rumahsakit akan menjadi pusat rujukan. Oleh karena itu dalam usaha meminimalkan resiko bencana, diharapkan rumahsakit mempunyai perencanaan dan prosedur untuk penanganan bencana dalam bentuk Hospital Disaster Plan. Dengan adanya perencanaan ini diharapkan rumahsakit dapat menangani korban secara lebih baik dalam situasi bencana. Pentingnya rencana penanggulangan bencana bagi rumahsakit didukung dengan Undang-undang RI no.44 tahun 2009 dan salah satu Pembahasan Akreditasi Rumahsakit tahun 2012, dimana kesiapan menghadapi bencana menjadi elemen penilaian standar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) 6.

Sayangnya hampir seluruh rumahsakit di Indonesia belum sepenuhnya dapat menangani korban bencana dengan cepat dan tepat. Hal ini terjadi karena fungsi, struktur, medical support, dan manajemen support yang kolap. Di samping itu, masing-masing rumahsakit memiliki cara penanganan korban yang beragam sehingga belum memiliki keseragaman dalam penanganan maupun kesiapannya.

Beberapa tahun terakhir ini PKMK bekerja sama dengan Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Kementerian Kesehatan dan WHO dalam melakukan In House Training HDP di beberapa rumahsakit. Mengingat prosedur Penanggulangan Bencana (Disaster Plan, DP) adalah serangkaian prosedur yang sudah disiapkan sebelumnya maka sebuah Disaster Plan hanya akan dapat dijalankan bila sesuai dengan kapasitas dan kompetensi staf yang dilatih, di evaluasi, dan diperbaiki secara periodik. Oleh karena itu perlu pengembangan HDP dan pelatihan terus menerus.

Strategi pelatihan berbeda-beda. Disamping pendampingan tatap muka In House Training, pengembangan lainnya adalah menggunakan cara e-learning melalui website bencana kesehatan www.bencana-kesehatan.net. Diharapkan dengan pengembangan HDP bedasarkan e-learning ini akan meringankan biaya rumahsakit-rumahsakit dalam menyusun HDP secara mandiri. Dalam hal ini strategi pendanaan pelatihan yang bertumpu pada pendekatan e-learning menjadi hal penting untuk dibahas.

  Tujuan

  1. Mendiskusikan perlunya rumahsakit Disaster Plan.
  2. Mengetahui lebih jelas kebijakan pemerintah terhadap Hospital Disaster Plan.
  3. Membahas pengalaman beberapa (negeri dan swasta) rumahsakit dalam menangani situasi bencana.
  4. Membahas strategi untuk pendanaan pelatihan Hospital Disaster Plan dengan menggunakan e-learning dan tatap muka.

Jadwal Acara

Kegiatan

Narasumber

Registrasi

 

Pembukaan

Perwakilan Dekanat FK UGM

Ketua Pokja Bencana FK UGM

Sesi I :


  Pembicara :
  Direktur BUK Rujukan Kementerian Kesehatan RI

  Peran Kemenkes dalam regulasi Hospital Disaster Plan (BUK
  Rujukan Kemenkes), terkait Akreditasi RS.

 pdfDownload Materi

  Moderator : dr. Handoyo Pramusinto SpB BS


Coffe Break

 

Sesi II

Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI).

Stephani M Nainggolan

pdfKesiapan rumahsakit dalam penyusunan Hospital Disaster Plan


Direktur RSU Panembahan Senopati Bantul

dr. Gandung Bambang Hermanto

Pengalaman rumahsakit dalam menyusun hospital disaster planpdfDownload Materi

Moderator : Sutono, SKp

ISHOMA dan Kunjungan Pameran

 

Sesi III:

Pembicara :

1.   Dr. Sulanto Saleh Danu, SpFK

      Pengembangan modul HDP

pdfDownload Materi

2.   Direktur RSU Panti Nugroho Yogyakarta

      dr. Tendean Arif Wibowo
      Pengalaman rumahsakit  dalam menyusun 
      Hospital Disaster Plan

pdfDownload Materi


Moderator : dr. Bella Donna, M.Kes

 Penutup

 Dr Handoyo Pramusinto SpB BS

Note :
Peserta  membawa HDP rumah sakit masing-masing

Peserta Yang Diharapkan

  1. Pimpinan dan Staff yang bertanggung jawab pada manajemen bencana di rumahsakit
  2. Dinas Kesehatan
  3. Pimpinan dan dosen Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat
  4. Dosen/peneliti/pemerhati bidang manajemen bencana
  5. Mahasiswa S1,dan  S3

 

Biaya Pendaftaran:

Diharapkan peserta dapat mendaftarkan secara kelompok. Biaya pendaftaran adalah:

1 orang Rp 250.000,-

2 orang Rp 400.000,-

3 orang Rp 500.000,-

4 orang Rp 600.000,-

Fasilitas: Paket meeting dan dan sertifikat ber SKP-IDI

Biaya dapat ditransfer melalui :

Bank BNI atas nama : PKMK FK UGM

No. Rekening : 0203024192


INFO dan PENDAFTARAN :

Hendriana Anggi / Dewi Catur

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Gedung IKM (sayap utara) Lt. 2

Fakultas Kedokteran UGM

Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta 55281

Telp      : 0274 - 549425

HP        : 081227938882/ Anggi, 0818263653/dewi

Email    : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. / This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

 

In House Training Hospital disaster plan Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit

inhouse-training-rs-panti-nugroho hdp tora belo

Agenda In House Training
Rencana Penyusunan Program Penanggulangan Bencana di Rumah sakit (Hospital Disaster Plan)

RSUD Tugurejo Semarang
13-14 Maret 2012

Waktu

Topik

Pemateri

Hari ke-I

08.00 – 08.30

Registrasi Peserta

Panitia

08.30 – 08.45

Pembukaan

 

- Dr. Endang Agustinar, M.Kes (Direktur RSUD Tugurejo Semarang)
- Dr. Bella Donna, M.Kes (PMPK FK UGM)

08.45 – 09.45

Prinsip-prinsip HDP

Dr. Adib Yahya, MARS

09.45 – 10.00

Coffee Break

Panitia

10.00 – 11.00

Pengorganisasian dan Operasional

Dr. Adib Yahya, MARS

11.00 – 12.00

Sistem Koordinasi

12.00 – 13.00

ISHOMA

Panitia

13.00 – 14.00

Logistik

Dr. Bella Donna, M.Kes

14.00 – 15.00

Perencanaan dan Keuangan

15.00 – 16.00

Paparan Skenario

Fasilitator

Hari ke-II

08.30 – 09.00

Penjelasan Table Top

Dr. Hendro Wartatmo, Sp.B.KBD

09.00 – 09.15

Coffee Break

Panitia

09.15 – 12.00

Table Top Exercise

Dr. Hendro Wartatmo, Sp.B.KBD

12.00 – 13.00

ISHOMA

Panitia

13.00 – 14.00

Presentasi Hasil Table Top

Peserta

14.00 – 16.00

Revisi Draft HDP

Dr. Hendro Wartatmo, Sp.B.KBD dan Dr. Agus Barmawi, SpB.KBD

16.00 – 16.30

Closing

Tim RS dan PMPK FK UGM

Sesi I

Pembahasan Skenario
Dr. Hendro Wartatmo

Kegiatan hari kedua dimulai dengan pembahasan scenario yang diberikan oleh Dr. Hendro Wartatmo, SpB.KBD, dengan judul “Kecelakaan Bus”. Didalam scenario diceritakan “Kalau misalnya sekali waktu operator dari rumah sakit ini mendapat telpon bahwa ada kecelakan di jalan tol, terjadi tabrakan antara 2 bus yang sedang melintas dijalan itu. Setelah mendengar kejadian tersebut, apa yang harus dilakukan operator ini dan mau apa?. Kalau didalam HDP di atur oleh siapa?. Setelah operator tersebut mendengar kabar seperti itu, berarti korban kecelakaan tersebut akan masuk ke rumah sakit, di rumah sakit ada atau tidak yang bertanggung jawab apabila terjadi diluar jam kerja dan yang akan menghubungi ketua HDPnya.?

Berdasarkan scenario tersebut, dilakukan diskusi dengan peserta mengenai apa saja yang harus dilakukan dan langkah-langkah yang ditempuh untuk menindak lanjuti kabar yang didapatkan oleh operator tersebut. Harus dipastikan apakah memang benar terjadi tabrakan atau tidak karena hal ini akan menentukan langkah pihak rumah sakit dan tim penanggulangan bencana. Pada sesi ini juga dijelaskan mengenai revisi kelengkapan HDP yang sudah dimiliki oleh RSUD Tugurejo, dan komponen mana yang harus diperbaiki serta harus ditambahkan oleh RSUD Tugurejo agar HDP yang sudah dipunyai menjadi lebih operasional.

 

Sesi II

Lanjutan Pembahasan Skenario
Dr. Agus Barmawi, SpB.KBD

Kemudian dilanjutkan oleh Dr. Agus Barmawi, SpB.KBD beliau menjelaskan bawa untuk HDP itu pasti tidak akan benar dan tidak ada yang langsung bisa membuat HDP itu dengan benar, karena harus selalu menyesuaikan dengan keadaan. Khususnya kita harus mengetahui hazard mapping yang mungkin terjadi. Tidak pernah terjadi yang namanya bencana itu menyesuaikan dengan HDP dari yang telah dibuat oleh rumah sakit. Seperti yang kita ketahui bahwa bencana itu bukan milik siapa-siapa, namun yang terjadi adalah bahwa bencana itu akan menjadi tanggungjawab kita bersama. Pada saat ada bencana, memang perlu adanya Aktivasi yang harus jelas. Misalnya pada waktu merapi, aktivasi sudah di aktifkan sendiri, begitu sudah terjadi letusan yang berdampak pada adanya korban jiwa. Ternyata sekarang ada media masa yang membantu siap siaga yang mengaktifkan. Pada sesi ini beliau juga menambahkan penjelasan mengenai pentingnya kelengkapan komponen HDP yang harus dimiliki oleh pihak rumah sakit.

 

Sesi III

Dr. Hendro Wartatmo, SpB.KBD
Simulasi Denah Evakuasi RS

Pada sesi ini, dilakukan pembahasan mengenai Denah Evakuasi yang sudah dimiliki oleh RSUD Tugurejo, beberapa hal yang dibahas dan perlu dipikirkan tim rumah sakit terhadap denah yang ada, antara lain mengenai akses untuk keluar lewat jalan belakang, pengaturan tempat parker dan lalu lintas dari ambulans, ruang triage dan juga ruang untuk wartawan atau media, akses untuk keamanan pasien, jalur keluar masuk pasien di rumah sakit, penyeragaman sign jalur evakuasi agar mudah terbaca baik siang maupun malam, mapping dari wilayah rumah sakit agar kalau terjadi bencana maka akan mudah untuk menyebarkan pasien.

Sesi IV

Penyampaian Hasil Resume dari Tim Rumah sakit
Hasil resume dari Peserta In House Training untuk Revisi Draft Hospital Disaster Plan yang dimiliki oleh RSUD Tugurejo Semarang:

1.  Bagian Perencanaan dan keuangan

  1. Kebijakan dan mapping baik internal maupun eksternal rumah sakit
  2. Struktur organisasi pelaksana penanggulangan bencana
  3. Networking (jaringan) dengan lintas sektoral
  4. Membuat SOP (5W + 1H)
  5. Protap aktivasi untuk menggerakkan semua SDM yang ada, serta Protap Aktivasi apabila bencana terjadi saat di luar jam kerja
  6. Memfasilitasi seluruh kebutuhan dalam upaya penanggulangan bencana
  7. Cheklist untuk hospital disaster plan
  8. Monitoring dan evaluasi.

2. Bagian operasional

  1. Protap

Misalnya protap triage (dengan memasukkan penjelasan untuk penanganan jumlah korban dengan jumlah SDM yang harus tersedia), aktivasi, rekam medis, pencatatan pasien, keamanan UGD, Peminjaman alat kesehatan keruangan lain, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, dekontaminasi area, pemanggilan tim, pengiriman pasien dengan semua networking, ambulans, dan tim eksternal untuk UGD dan rumah sakit serta perumusan protap bersama.

  1. Fasilitas: area dekontaminasi, ruang infeksi, alur jalur pasien dari dating sampai ke perawatan dan keluar, Area untuk korban gelang hijau dan keluarga
  2. Form untuk kelengkapan penanggulangan bencana
  3. Atribut untuk triage (gelang triage)

3.  Bagian Logistik

  1. Kebijakan belum ada dari direktur
  2. Struktur kendalanya mengenai SDM
  3. Protap sudah ada sebagian misal pemakaian alat kesehatan, sanitasi, ambulans, pengiriman makanan dan gizi, protap manajemen bantuan, protap untuk pengklaim obat untuk penggantian, protap mengelola pemberian, protap untuk penerimaan obat
  4. Belum ada uraian tugas setelah terbentuk struktur organisasi
  5. Membuat kartu kendali
  6. Fasilitas untuk bencana belum ada, masih menggunakan fasilitas yang ada, khususnya ruangan juga masih terbatas
  7. Obat-obatan (penunjang medis dan non medis)
  8. Membuat laporan dari struktur organisasi yang ditugaskan.

4.Sistem koordinasi

  1. Untuk protap masuk bagian mana, pemulangan pasien, sistem aktivasi, penetapan ruangan, fasilitas, debriefing
  2. Uraian tugas untuk tim koordinasi
  3. Adanya tim kecil yang bekerja untuk merumuskan HDP.

Penutupan

Sesi terakhir adalah penutupan rangkaian kegiatan Workshop In House Training RSUD Tugurejo Semarang. Pada kesempatan ini disampaikan kata sambutan dari Tim Divisi Manajemen Bencana PMPK FK UGM yang disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB.KBD sedangkan tim RSUD Tugurejo diwakili oleh Kepala Bidang Pelayanan, dr. Noorjanah Pujiastuti, SpS.

Dalam kata sambutan yang disampaikan oleh dr.Hendro Wartatmo, SpB.KBD beliau berharap agar HDP yang dimiliki oleh rumah sakit tidak hanya untuk keperluan akreditasi rumah sakit, namun HDP yang dibuat bersifat operasional. Sementara itu, dr. Noorjanah Pujiastuti, SpS menyampaikan harapan yang senada, beliau menginginkan agar kegiatan yang telah dilaksanakan bermanfaat bagi rumah sakit dan bisa menghasilkan HDP yang operasional dan bisa di evaluasi, meskipun membuat perencanaan penanggulangan bencana, namun semoga tidak terjadi bencana di rumah sakit.


Gallery Hari ke-2

{gallery}2012/3/tugurejo2{/gallery}