logo2

ugm-logo

Table Top Exercise Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

Laporan Kegiatan

Table Top Exercises Penanggulangan Bencana Sektor Kesehatan

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
25 Februari 2020

 ttx 1

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Table Top Exercise (TTX) HDP RSUD Tora Bello

Pengantar

Table top exercises (TTX) ini dirancang untuk menguji kemampuan teoritis dan manajemen (berdasarkan dokumen) petugas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (Dinkes Prov. Sulteng) untuk menanggapi situasi bencana yaitu bagaimana mereka memahami tugas dan fungsi mereka saat bencana. Kemudian dari proses TTX ini dihasilkan informasi dan tindakan apa saja yang perlu ditambahkan dalam dokumen. Kegiatan ini dilaksanakan di Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah peserta 100 orang terdiri dari staf dinkes provinsi, DVI Bidokkes Sulteng, BPBD, Dinas Sosial Sulteng, FK Universitas Tadulako, FKM Universitas Tadulako, dan FK Universitas Alkhaeraat.

Pelaksanaan

                Pada pembukaan disampaikan bahwa saat bencana dinkes provinsi lebih berperan ke fungsi koordinasi dan pengawasan tindakan respon di dinkes kabupaten, rumah sakit dan puskesmas. Dokumen sudah ada, namun belum maksimal sehingga dalam kegiatan TTX ini nantinya ada informasi - informasi penting yang belum tertulis bisa dituangkan kembali saat revisi. Staf yang terlibat harus memahami apa yang menjadi peran fungsinya saat bencana. PKMK FK - KMK juga menyampaikan bahwa TTX ini bukanlah ujian namun salah metode yang dilakukan untuk menguji dokumen dinkes disaster plan provinsi apakah sudah operasional, apakah semua orang yang terlibat dalam dokumen sudah benar - benar paham tugasnya masing - masing.

ttx 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM “TTX sesi pertama penerimaan informasi bencana”

Sesi pertama menilai bagaimana peserta menerima dan memproses informasi kejadian bencana, pengaktifan klaster kesehatan dan manajemen relawan kesehatan/ EMT. Narasumber menanyakan alur informasi awal kejadian bencana, siapa yang bertanggung jawab dan informasi apa yang dibutuhkan. Dinkes belum menuliskan alur dan ceklis informasi tersebut dalam dokumen. Peserta yang bertugas di penerimaan relawan masih keliru menjelaskan dan memahami bagaimanan manajemen penerimaan relawan. Dokumen belum tersosialisasikan secara merata kepada seluruh staf yang berperan di dalam dokumen.

Sesi kedua menilai manajemen bantuan logistik kesehatan, non kesehatan dan pengaktifan sub - sub klaster kesehatan. Dalam pelaksanaan dan pengaktifan sub klaster SOP alur program belum dimasukkan ke dalam dokumen. Secara umum, sub klaster sudah memahami apa yang menjadi tugas fungsi mereka. Pemahaman yang perlu ditingkatkan adalah tindakan awal yang akan dilakukan sub klaster saat pertama sekali diaktifkan dan menerima informasi bencana. Hal lain yang perlu diperhatikan dan ditambahkan dalam dokumen adalah SOP rujukan dan terkait manajemen penanganan jenazah.

ttx 3

Sesi ketiga menilai pembuatan peta respon, manajemen pencatatan, analisis, dan pelaporan data dan informasi. Pada sesi ini ada praktek pembuatan peta respon dan input data informasi untuk laporan harian klaster kesehatan. Praktek dibantu oleh peserta dari Universitas Tadulako dan Universitas Alkhairaat berperan sebagai relawan. Selanjutnya pada sesi 4 praktek rapat koordinasi lintas sektor. Komandan yang bertugas melaporkan kegiatan klaster kesehatan kepada BPBD dan sektor lainnya. Secara keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik. Rencana selanjutnya adalah tim penyusun akan melengkapi dokumen. Dinkes provinsi juga akan membantu dan mendorong Dinkes Kab. Sigi, Puskesmas Maeawola dan RSUD Tora Bello untuk memperbaiki dokumen disaster plan mereka.

Reporter : Happy R Pangaribuan

Reportase Webinar Outlook Bencana Kesehatan 2020

Reportase Webinar

Outlook Bencana Kesehatan 2020

Yogyakarta, 16 Januari 2020


outlook1

Dok. PKMK FK - KMK UGM “Outlook Bencana Kesehatan 2020”

 

Pengantar     

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM mengadakan diskusi outlook bencana kesehatan 2020 dengan mengangkat isu rumusan penguatan dinas kesehatan dalam menghadapi bencana dan krisis kesehatan termasuk penguatan pembiayaan, koordinasi lintas program dan kerja sama perguruan tinggi di daerah. Kegiatan ini dilakukan juga melalui webinar dengan sasaran peserta dari dinkes provinsi/kabupaten/kota, rumah sakit, puskesmas, BPBD provinsi/kabupaten/kota, Fakutas Kedokteran/Kesehatan Masyarakat, peneliti, mahasiswa dan pemerhati bencana kesehatan. Dari hasil diskusi outlook terdapat dua poin penting yang menjadi perhatian khusus yaitu penguatan dinkes provinsi dan penguatan peran perguruan tinggi dalam penanggulangan bencana sektor kesehatan.

Pelaksanaan

Peserta yang menghadiri langsung outlook sebanyak 25 orang dan diikuti secara webinar dari 38 titik di Indonesia. Materi yang disampaikan terbagi menjadi dua yaitu outlook krisis kesehatan Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes dan outlook bencana kesehatan Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM. Kemudian ditanggapi oleh pembahas dan diskusi dengan peserta.

outlook2

Dok. Peserta Webinar “Peserta Webinar dari FK Universitas Tadulako (kiri) dan FK Universitas Alkhairaat (kanan)

 Outlook Pusat Krisis Kesehatan Tahun 2019 - 2020

Materi ini disampaikan oleh dr. Budi Sylvana, MARS selaku Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Indonesia. Jumlah kejadian bencana tertinggi 2019 terjadi di Jawa Barat, DKI, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Riau. Konsentrasi penduduk Indonesia banyak di provinsi tersebut. Hasil pantauan Pusat Krisis Kesehatan data kejadian bencana pada 2019 terdapat 2.954 bencana. Jumlah korban krisis kesehatan 2019 kurang lebih 2,5 juta jiwa dan lebih dari 1 juta penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan. Paradigma manajemen bencana sekarang ini adalah pengurangan risiko bencana dengan tidak mengesampingkan program respon. Selama ini rata - rata masalah yang muncul di lokasi pengungsian adalah keterbatasan ketersediaan air bersih. Selama 2015 - 2019 Pusat Krisis Kesehatan telah melakukan intervensi ke Kabupaten/Kota dengan kegiatan asistensi kapasitas kabupaten/kota dalam manajemen krisis kesehatan. Pada 2020 akan difokuskan ke penguatan provinsi yaitu melalui asistensi kapasitas manajemen krisis kesehatan, pendampingan penyusunan peta respon, pendampingan penyususnan rencana kontijensi, table top exercise dan simulasi. Selengkapnya DISINI

outlook3

Dok. Peserta Webinar “Materi Outlook Krisis Kesehatan tahun 2019-2020”

Kaleidoskop dan Outlook Bencana Kesehatan dari Divisi Manajemen Kesehatan PKMK FK - KMK UGM

Materi ini disampaikan oleh dr. Bella Donna M.Kes selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM. Secara umum, beberapa kegiatan yang dilakukan oleh divisi adalah respon bencana, call for proposal, kurikulum/pelatihan/buku, kerjasama/pendampingan, konferensi dan publikasi. Penguatan provinsi dalam penanggulangan bencana menjadi tantangan bersama. Ketahanan kesehatan, klaster kesehatan dan rencana kontijensi menjadi kegiatan penting bagi dinas kesehatan. Outlook Divisi Manajemen Bencana Kesehatan 2020 akan melakukan upaya penguatan ketahanan kesehatan di Kabupaten/Kota melalui penyusunan dokumen rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan yang operasional sesuai dengan ancaman masing - masing daerah (disimulasikan, dikomunikasikan ke lintas sektor). Pada 2020 ada beberapa program yang dilakukan bekerja sama dengan Caritas yaitu pendampingan Sulawesi Tengah melalui perluasan pendampingan ke Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Akan dilaksanakan juga Training of Trainer (ToT) untuk pendampingan penyusunan dokumen dinkes, rumah sakit dan puskesmas. Dimana sasaran ToT ini adalah dinas kesehtan dan perguruan tinggi (FK Universitas Tadulako dan FK Universitas Alkhairaat), harapannya setelah pelaksanaan ToT pendampingan ke kabupaten lainnya bisa dilakukan oleh sumber daya lokal. Selengkapnya DISINI

outlook4 

Dok. PKMK FK.KMK UGM “Sesi Materi Kaleidoskop dan Outlook Bencana Kesehatan”

 

Pembahas

dr. Hendro Wartatmo, SpB - KBD

Pengetahuan kita terkait bencana belum terstruktur, pendidikan bencana juga belum menyeluruh. Kita lihat banjir Jakarta, kelihatannya ada ketidaksinkronan early warning system antara BPBD DKI dengan aparat DKI. Artinya ilmu terkait bencana ini belum meluas. Saat ini kita berusaha kearah bagaimana menerapkan ilmu kebencanaan ini.

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD

Membahas dalam konteks waktu dan ada efek samping dari politik dalam bencana ini. Siap tidak negara, pemerintah dengan masyarakat itu bekerja sama? Kerja sama ini akan rumit pada era teknologi dan digital sekarang ini. Pertanyaan selanjutnya adalah dimana peran perguruan tinggi? Harapannya jangan sampai lengah, karena variasi bencana ini semakin banyak. Kira membutuhkan sumber daya lokal untuk mengembangkan manajemen bencana kesehatan ini di masing - masing daerah.

Sakinah SE, MT

Dinkes Sulawesi Tengah sudah menyusun peta rawan bencana di kabupaten/kota. Contohnya frekuensi bencana banjir di Kabupaten Sigi sangat tinggi. Dinkes juga sudah membentuk tim dalam klaster kesehatan dan sekarang dokumen dinkes disaster plan atau sering disebut dengan rencana kontijensi sudah disusun dan sekarang masih proses tahap revisi dimana penyusunan dokumen tersebut didampingi langsung oleh PKMK FK - KMK UGM. Pada 2020 ini program - program kita di bidang UPT K2T telah didiskusikan juga dengan PKMK FK - KMK UGM dan dalam pelaksanaan program ke depan akan tetap bekerja sama. Pendampingan dari perguruan tinggi ini sangat dibutuhkan. FK Universitas Alkhairaat juga menambahkan bahwa mereka memiliki visi kesehatan matra, jadi sangat mendukung pelaksanaan program penanggulangan bencana kesehatan. Pengembangan melalui kurikulum bencana di universitas akan tetap dilakukan dan tentu tidak lepas dari arahan dinas kesehatan.

outlook5

Dok. PKMK FK-KMK UGM “ Sesi Pembahas dan Diskusi”

Diskusi :

Pada sesi diskusi, peserta menanyakan beberapa hal berikut :

  1. Terkait rancangan kurikulum nasional tentang kebencanaan yang bisa diaplikasikan sebagai panduan. à Fakultas Kedokteran yang memiliki kurikulum bencana itu masih sedikit. Masalahnya berbeda, jikakurikulum untuktrauma itu sudah ada polanya namun kalau di manajemen belum ada. Melihat dari SNI terkait tentang pendidikan kebencanaan kesehatan, kalau untuk UGM sendiri sudah melewati batas-batas SNI yang ada Dikti. Inilah yang menjadi tantangan, harapannya tahun ini kita bisa mengaktikan forum perguruan tinggi untuk menyamaratakan kurikulum bencana kesehatan di fakultas kesdokteran bencana. Perluasan pendidikan ini juga bisa dimasukkan melaluiKKN tematik mahasiswa yang dikirimkan ke daerah rawan bencana.
  2. Pembagian tugas dalam penanggulangan bencana, sistem koordinasi lintas sektor, siapa yang menjadi leading -
    • Pada program BPBD DIY sudah mengembangkan sistem bersama sama dengan sektor lainnya. Akan ada gladi posko dan gladi lapangan untuk melatih sistem. Jadi dari kegiatan tersebut akan terlihat masing - masing peran dari sektor. SK Klaster kesehatan DIY sekarang ini sudah disusun, klaster kesehatan sudah beberapa kali melakukan rakornis, ini merupakan salah satu strategi untuk pembagian tugas dan pemahaman peran masing - masing institusi
    • Pada dinkes DIY terkait klaster kesehatan, mengikuti sistem yang sudah dibentuk oleh BPBD, mengikuti komando yang sudah ditentukan di ICS saat bencana. Dinkes juga mencoba membuat mekanisme pengorganisasian sistem komando bencana ini pada Dinkes Kesehatan Kabupaten/Kota, dan sistem pengorganisasian ini juga menyesuaikan dengan ICS yang ada di BPBD.
  3. Bagaimana pendekatan secara manajemen terkait dengan bencana sosial.
    • Pendekatan yang akan dialkuakn baik itu bencana sosial akan dilakukan Dinkes Provinsi langsung jadi provinsi sebagai aktor atau pelaku pada kabupaten dan kota

 

Reporter : Happy R Pangaribuan

More Articles ...