logo2

ugm-logo

Pelatihan Aktivasi Klaster Kesehatan

Laporan Kegiatan

Workshop Aktivasi Klaster Kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

Palu, 27-28 Mei 2019

workshop dinkes 1

Pada fase pemulihan bencana Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah menyusun rencana aksi penanggulangan bencana. Isu strategik dalam rencana aksi tersebut berupa penyusunan program pengurangan risiko bencana dan mitigasi pada pra bencana; penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan pada saat bencana; serta koordinasi dan pelaksanaan pemulihan pasca bencana. Workshop Aktivasi Klaster Kesehatan ini sesuai dengan kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana pada isu strategik Dinkes Provinsi. Pada workshop ini akan dibahas apa itu bagaimana pengaktifan klaster kesehatan, siapa saja yang bertugas dam klaster kesehatan dan bagaimana pembuatan peta respon dalam klaster kesehatan.

 

Pelaksanaan

Hari 1

 

Senin, 27 Mei 2019

Materi 1. Manajemen klaster kesehatan saat bencana

Salah satu kebutuhan saat terjadi bencana yaitu bagaimana kemampuan kita mengaktifkan klaster kesehatan. Dinas kesehatan akan membentuk klaster kesehatan dimana semua komando terkait pelayanan kesehatan berpusat dalam klaster kesehatan. Untuk kesehatan punya 6 subklaster kesehatan (subklaster pelayanan kesehatan, sub klaster pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan dan penyiapan air bersih, sub klaster kesehatan reproduksi, sub klaster kesehatan jiwa, sub klaster DVI, subklaster gizi) dan 3 tim (tim data dan informasi, tim logistik kesehatan dan tim promotif kesehatan).

 

Materi 2. Manajemen Relawan

Manajemen relawan sudah diatur pada perka BNPB no17/2011. Penting bagi relawan harus tahu apa yang dilakukannya setibanya di lokasi bencana. Relawan harus membawa peralatan sendiri, bukan meminjam barang yang diperlukan di daerah bencana. Selain memiliki kualifikasi dan pelatihan khusus, Tim Penanggulangan Bencana harus proaktif, transparan, dan bersedia berkolaborasi.

workshop dinkes 2 

Dok. PKMK FK-KMKUGM “Manajemen Relawan”

 

Diskusi :

  1. Ibu Misnawati (Dinkes Sigi) :
    • Apakah setiap subklaster harus duduk di klaster bersama-sama di dalam tenda (pos komando)?
    • Saat bencana kemarin orang Surveilans hanya mencatat dalam klaster kesehatan sedangkan orang surveilans biasanya lebih sering turun ke lapangan. Sehingga timbul masalah, laporan yang selalu diminta oleh pusat tidak tersedia. Karena orang-orang yang turun ke lapangan bukan orang-orang surveilans. Sebaiknya ada kejelasan siapa yang harus melakukan pencatatan, pelaporan dan siapa yang turun ke lapangan. Supaya tidak tumpang tindih seperti yang terjadi di Sigi .
  2. Ibu Nining (Dinkes Sigi): Apakah pergantian waktu RHA1 – RHA2 – RHA3 sudah ditentukan?
    Tanggapan dari PKMK FK-KMK UGM
    • Setiap subklaster tidak harus duduk bersama dalam satu tenda (pos komando). Tetapi jika memang mau duduk bersama tidak masalah. Misalnya subklaster yankes duduk di depan, dan surveilans berada di belakang mencatat pelaporan penyakit. Yang penting kita sudah punya tempat berkumpul, meski tidak dalam satu tenda yang penting jangan jauh-jauh dan wajib berkumpul pada waktu yang ditentukan.
    • Jangan sampai saat bencana terjadi One Man Show. “Merasa kalau saya tidak turun ke lapangan saya tidak tahu”. Tidak ada yang tahu pencatatan surveilans kalau bukan orang surveilans sendiri. Walaupun orang surveilans yang paling sering ke lapangan. Kita bisa percayakan ke tenaga relawan tetapi dengan form yang sesuai dengan standar surveilans.
    • Pencatatan surveilans sebaiknya dimasukan dalam SOP bencana. Pengalaman di Lombok tidak adanya bagian Surveilans. Sehingga pencatatan Surveilans tidak diadakan oleh relawan, karena tidak ada yang mengolah data surveilans di pos komando. Ditakutkan data bisa keluar dari klaster kesehatan dan diambil alih oleh wartawan melalui relawan. Pentingnya surveilans adalah mengelola data yang telah dikumpulkan oleh relawan. Data yang dikumpulkan harus menghasilkan informasi agar relawan bisa merasa dihargai.
    • Waktu pergantian RHA 1 – RHA 2 – RHA 3 tidak ditentukan, waktu pergantian melihat kondisi sesuai dengan keputusan kepala daerah.

 

Materi 3. SOP, Data, dan Informasi

Laporan harian data informasi klaster kesehatan penting untuk menentukan strategi penanggulangan bencana. Pada materi SOP, data, dan informasi masing-masing kelompok Dinkes Provinsi dan Dinkes Sigi diberikan contoh mengisi laporan harian klaster kesehatan. Misalnya pada subklaster pelayanan kesehatan meliputi total tenaga relawan kesehatan harian, tim relawan kesehatan harian, kapasitas relawan kesehatan harian, sebaran tim relawan medis, data korban, layanan rumah sakit, dan fasilitas kesehatan rusak. Subklaster pengendalian penyakit meliputi laporan 3 besar penyakit, dan potensi wabah. Serta subklaster lainnya.

workshop dinkes 3

Dok. PKMK FK-KMK UGM “SOP, Data dan Informasi”

 

 

Penutup

Demikian laporan penyelenggaraan workshop ini kami buat. Secara keseluruhan kegiatan ini berjalan dengan baik. Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dan Dinas kesehatan kabupaten Sigi sangat antusias dengan adanya kegiatan ini. Selanjutnya, kegiatan ini akan diteruskan dengan pendampingan penyusunan dokumen rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan di masing-masing daerah Dinas Kesehatan pada bulan Juni mendatang. Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FKKMK UGM dan Caritas Germany sebagai penyelenggara program akan berkomitmen demi tercapainya tujuan program.

Reportase : Happy R Pangaribuan

Laporan Kegiatan Bimbingan Teknis Dinas Kesehatan Disaster Plan

Laporan Kegiatan

Bimbingan Teknis Dinas Kesehatan Disaster Plan

Sulawesi Tengah, 22-25 Mei 2019

 dinkes disaster plan 1

 

Dinkes disaster plan untuk provinsi dan kabupaten merupakan langkah paling awal dan penting untuk rencana penanggulangan bencana daerah khususnya bidang kesehatan karena akan menjadi acuan pembuatan kontijensi plan kedepannya, termasuk untuk rencanan penanggulangan bencana rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya di daerah. Workshop Dinkes Disaster Plan ini akan membahas bagaimana upaya penyusunan dokumen dinkes Disaster Plan, apa saja komponen dan indikatornya, bagaimana pengaktifan klaster kesehatan pada saat bencana, hingga sharing pengalaman dalam mengembangkan Dinkes Disaster Plan.

Pelaksanaan

Hari 1

Hari I : 22 Mei 2019

Pembukaan

Kegiatan dimulai dengan menyampaikan tujuan dan bentuk kegiatan selama 4 hari dimana 2 hari penyampaian materi dan 2 hari penugasan. Selanjutnya akan di dampingi oleh PKMK FK-KMK UGM untuk meyelesaikan dokumen perencanaan penanganan bencana. Kepala Dinkes Provinsi berterima kasih kepada PKMK FK-KMK UGM karena selalu mendampingi Dinkes dalam penanganan bencana. Harapannya semua peserta dapat mengikuti kegiatan dengan seksama dan jika ada hal yang perlu ditanya atau didiskusikan silakan disampaikan ke PKMK FK-KMK UGM. Kegiatan ini akan menghasilkan dokumen perencanaan penanganan bencana dan akan kita pakai selanjutnya.

Materi 1. Pengantar Penyusunan Renkon/Dinkes Disaster Plan

Rencana kontijensi adalah proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontijensi atau situasi yang akan diperkirakan akan segera terjadi. Renkon akan diaktifkan jika akan benar-benar terjadi. Kapan waktu penyusunan renkon? Segera setelah tanda-tanda awal akan terjadi bencana. Berapa lama masa berlakunya renkon? Apabila terjadi bencana maka renkon diaktifkan, apabila tidak terjadi bencana maka perlu dikaji ulang. Skenario dan tujuan renkon disepakati bersama. Renkon harus dapat dioperasionalkan dalam rencana operasi tanggap darurat.

dinkes disaster plan 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Pengantar Penyusunan Dinkes Disaster Plan”

Materi 2. Komponen Dinas Kesesehatan Disaster Plan

Dokumen yang disusun harus seoperasional mungkin, disusun sesuai dengan karakteristik dinas kesehatan. Regulasi/kebijakan dalam dokumen perencanaan penanganan bencana berupa SK daerah, SK Dinkes (Tim), SK Klaster Kesehatan, SK Manajemen Relawan dan sebagainya. Relawan yang ada di Sulawesi Tengah harus tercatat juga di Dinkes Provinsi dan BPBD. Pengorganisasian berupa sistem komando, organisasi seluruh tim dan organisasi tiap bidang. Analisis risiko berupa potensi bencana, perhitungan analisis risiko dan prioritas. Fasilitas berupa penetapan fasilitas, denah evakuasi dan daftar kontak internal dan eksternal. Rencana tindak lanjut adalah setelah dokumen selesai maka perlu disosialisasikan ke internal dinas kesehatan dan minyiapkan SK.

dinkes disaster plan 3

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Diskusi Komponen Dinas Kesehatan Disaster Plan”

Diskusi :

  1. Boleh saja, harus tetap disesuaikan dengan renkon BPBD. Jika mereka memiliki renkon longsor dan banjir makan kita akan mengembangkan skenarionya dalam bidang kesehatan.
    • Ibu Misnah dari Dinkes Kab. Sigi : absen dan form dimana disiapkan dan siapa yang duduk untuk memegang itu? Karena berdasarkan pengalaman ada kekacauan dalam memegang form tersebut karena tidak dijelaskan siapa yang harusnya bertanggung jawab.

Akan dijelaskan di pengorganisasian, namun biasanya ada yang bertugas sebagai liason yang bertanggung jawab atas absen dan form. Kala dalam struktur organisasi biasanya di bidang sekretariat.

Materi 3. Standar Minimum Pelayanan Kesehatan dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan

Standar pelayanan manajemen kesehatan pertama sekali melakukan RHA, aktivasi klaster kesehatan dan mobilisasi EMT dan PHRRT. Penting untuk memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdampak berjalan sesuai standar dengan memperhatikan kebutuhan kelompok rentan. Dalam siklus penanganan bencana ada pre disaster, respone dan post-disaster. Penilaian risiko, mitigasi dan persiapan dilakukan pada pre-disaster. Pembentukan EMT disesuaikan dengan kapasitas di daerah, paling tidak satu daerah memiliki EMT type-1 moile.

dinkes disaster plan 4

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian Standar Pelayanan Minimum Kesehatan”

Diskusi :

  1. P2 Dinkes Prov Ibu Santi : ada beberapa program lain tidak lengkap laporannya misalnya rabies yang terjadi di pengungsian. Apakah semua program harus dilaporkan atau hanya program tertentu. Kemudian ada informasi yang tidak benar kami terima, bagaimana mengatasi kejadian tersebut?
    • Sifat manusia pada kondisi darurat takut terhadap isu sensitif, tidak semua laporan kita terima harus berdasarkan pada faktor pendukung. Semua program-program dan penyakit standar harus dilaporkan. Kemudian penyakit tambahan yang spesifik yang bisa terjadi di daerah tersebut juga harus diperhatikan dan dilaporkan. Form-form dalam surveilance ditambahkan penyakit spesifik tersebut.
    • Dalam form ada keterangan “dan lain-lain” yang terkait dengan penyakit dan kronologis. Kalau ada penyakit seperti rabies maka kita informasikan kepada relawan sehingga kita yang mendapatkan laporan bisa langsung kita crosscheck ke lapangan.
  2. Ibu Misnah dari Dinkes Kab. Sigi :Terkait makanan yang expired biasa ditentukan tanggal dan tahun. Misalnya expired bulan Agustus, apakah bulan Agustus masih bisa kita konsumsi?
    • Kalau untuk dikonsumsi terakhir 31 Agustus, namun jika menerima obat dari bantuan luar, maka waktu penerimaan minimal 1 tahun akan expired. Khusus untuk vaksin juga harus lebih ketat pengawasannya.

 

Materi 4. Pengorganisasian

Pengorganisasian ini penting terkait dengan siapa melakukan apa. Pengorganisasian tidak membentuk struktur organisasi baru namun pengembangan organisasi yang sudah ada. Organisasi harus sederhana dan jelas, dapat dimobilisasi dalam waktu singkat. Metode yang digunakan adalah crosswalk yaitu memindahkan SOTK yang ada ke struktur organisasi penanggulangan bencana, misalnya bagian sekretariat di ICS bisa diisi oleh sekretaris dinas, kalau sehari-hari mengurus keuangan maka dalam ICS dimasukkan ke dalam bidang keuangan. Catatan penting tetap memperhatikan kemampuan dan kapasitas bidang tersebut.

 

 

 

 

 

 

More Articles ...

Di dunia magis kasino online, Spin Gratis adalah salah satu bonus yang paling dicari, menawarkan pemain kesempatan untuk memutar gulungan permainan slot tanpa mempertaruhkan uang mereka sendiri. Pemain Austria memiliki berbagai pilihan fantastis untuk menikmati bonus ini, dan panduan komprehensif kami untuk https://smartbonus.at/freispiele/ Free Spins memberikan wawasan mendetail tentang penawaran Free Spins terbaik yang tersedia. Panduan ini dirancang untuk membantu pemain pemula dan berpengalaman menavigasi berbagai bonus Free Spins yang ditawarkan oleh kasino online top Austria. Panduan kami mempelajari mekanisme Free Spins, menjelaskan cara kerjanya dan cara memaksimalkan potensinya. Baik itu bagian dari paket sambutan atau penawaran yang berdiri sendiri, penting untuk memahami syarat dan ketentuan, seperti persyaratan taruhan dan batasan permainan. Perbandingan dan ulasan kami tentang berbagai penawaran spin gratis memastikan Anda memiliki informasi terbaru di ujung jari Anda. Kami juga memberikan tips ahli tentang cara mendapatkan hasil maksimal dari putaran gratis ini dan meningkatkan peluang Anda untuk mengubahnya menjadi kemenangan nyata. Dengan panduan kami, Anda akan diperlengkapi dengan baik untuk memanfaatkan penawaran spin gratis terbaik di Austria, menjadikan setiap sesi slot lebih menarik dan berpotensi memberi Anda hadiah.