logo2

ugm-logo

APDR3

Reportase

Indonesia Symposium Disaster Risk Reduction and Resilience

Asia Pacific Disaster Risk Reduction and Resilience (APDR3)

13-14 Juni 2013
Sheraton, Yogyakarta

 
pembukaan-apdr3

Sambutan pada pembukaan simposium secara bergantian di sampaikan oleh penyelenggara kegiatan, yakni Asia Pacific Disaster Risk Reduction and Resilience (APDR3), Kedutaan Besar Indonesia di Amerika, University of Hawaii Manoa, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Islam Indonesia. Dalam sambutannya, masing-masing universitas merasa senang dengan keterlibatan mereka dalam kegiatan ini. Mereka menyadari ancaman bencana di Indonesia dan berupaya melakukan sesuatu dalam rangka penanggulangan bencana.

Pembicara dalam simposium ini datang dari berbagai kalangan, pemerintah, pendidikan, LSM, dan pemerhati bencana. Dari pemerintah diwakili oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dimana dalam kesempatan ini, Dr. Syamsul Ma’arif, ketua BNPB langsung menyampaikan mengenai peran dan kegiatan BNPB dalam penanggulangan bencana di Indonesia selama ini. Desa Tanggap Bencana yang dirintis oleh BNPB yang disebar ke 63 daerah rawan bencana di Indonesia menjadi upaya penguatan kapasitas dan resilience kepada masyarakat.
  
pembicara1

pembicara2

Selama dua hari, para pembicara menyampaikan mengenai organisasi ataupun kegiatan pananggulangan bencana yang pernah dilakukan seperti:
1.    Early Warning for Landslide Hazard in Indonesia  oleh UGM
2.    Urban Resilience oleh Mercy Corps
3.    Earthquake : Innovative Professional Education oleh UII
4.    Resilience by Education oleh Hope Worlwide

Dalam simposium ini banyak ditemui hal yang menarik, salah satunya peserta berkesempatan berdiskusi lebih dalam sesuai dengan minat masing-masing. Pada hari pertama, telah dilaksanakan roundtable 1 dan 2. Dalam kesempatan ini, FK UGM bergabung pada roundtable 2 mengenai Urban Resilience: Understanding Cities to Address Disaster Risk. FK UGM menyampaikan hal-hal yang sudah pernah dilakukan dalam hal ini seperti pengembangan Regional Disaster Plan dan Hospital Disaster Plan. Diskusi ini berlangsung selama dua jam dengan hasil yaitu kesimpulan bersama terkait masalah yang diangkat dan bagaimana upaya penanggulangannya.gambar3

Pada hari kedua, FK UGM mengikuti dua roundtable yakni roundtable 3 dan 4 mengenai Earthquakes: Integrating Engineering and Social Sciences in Professional Programs dan Resilience through Education in Isolated Disaster Prone Communities. Roundtable kali ini mencoba membahas tentang pendidikan dan kurikulum kebencanaan yang ada di Yogyakarta.

Di sesi terakhir, semua peserta dikelompokkan kembali ke dalam roundtable-rondtable yang pernah diikuti sebelumnya. Dengan tujuan mendapatkan kesimpulan selama dua hari ini terkait upaya pengurangan risiko bencana di Indonesia. Hasil dari roundtable akan dikumpulkan dan akan di-follow up pada kesempatan yang akan datang.

Pada satu sesi tersendiri perwakilan dari beberapa pendonor bergabung ke depan dan menyatakan kesepakatan mereka untuk berkontribusi dalam upaya pengurangan risiko bencana di wilayah Asia Pacifik terutama Indonesia.
Penutupan simposium dilakukan tepat pukul 17.00 hari kedua. Secara simbolis ditutup oleh Direktur APDR3 dengan memberikan rangkaian bunga kepada perwakilan University of Hawaii, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama penyelenggara dengan semua peserta.

Penanggulangan Banjir Jakarta

Pengiriman Tim Kesehatan UGM Peduli Banjir Jakarta 21-28 Januari 2013

Oleh
Pokja Bencana FK UGM


1

Banjir Jakarta sejak pertengahan Januari menggerakkan Pokja Bencana FK UGM untuk mengirimkan Tim sebagai bentuk kepedulian. Tim yang dikirim berasal dari Rumah Sakit Sardjito, Rumah Sakit Akademik, dan Fakultas Kedokteran UGM yang kemudian menjadi satu kesatuan TIM Kesehatan UGM Peduli Banjir Jakarta. Anggota yang dikirimkan 4 orang dokter, 4 orang perawat, dan 2 orang mahasiswa FK.

Tim pertama kali berangkat pagi dan disusul tim kedua siang hari pada tanggal yang sama yakni 21 Januari 2013. Tim akan berada di Jakarta selama sepekan hingga tanggal 28 Januari 2013. Selain membawa perlengkapan, tim dibekali dengan logistik medis bagi korban banjir Jakarta.

Tim pertama terdiri dari dr. Hanif Afkari (RS. Sardjito), dr. Yulestrina Widiastuti (RS. Sardjito), Suparman, AMK (RS. Sardjito), Nika WS, S.Kep Ners (RS Akademik), Irhas Faisal (TBMM-FK UGM). Kemudian, tim kedua terdiri dari dr. Faturrahman (RS. Sardjito), dr. Desi Recsanti (RS. Sardjito), Wahyu Dwi N, AMK (RS. Sardjito), Angga Ardianto, S.kep Ners (RS Akademik) , dan Ghandi Irawan (mahasiswa FK UGM).

Hari pertama (21 Januari 2013) tiba di Jakarta, tim langsung menuju kementerian kesehatan dan bergabung dengan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) kementerian kesehatan. Tim bertemu dengan dr. Endro dan bu Heny (Kepala PPKK) untuk melakukan briefing. Ringkasan briefing bahwa kementerian kesehatan membentuk tim penanggulangan bencana banjir. Tim dibagi menjadi tim menetap (tim standby diposko yang telah dibuat) dan tim sirkuler (Tim berkeliling dimasyarakat diluar posko yang didirikan). Setiap tim yang terbentuk setelah melakukan kegiatan, harus melaporkan kegiatan setiap hari pukul 07.30 di kementerian kesehatan untuk ditindak lanjuti setiap masalah yang ada dan untuk koordinasi lebih lanjut.

Selasa, 22 Januari 2013. Tim melakukan pelayanan kesehatan di Kelurahan Bukit Duri, tepatnya di RW 11 yang terdiri dari 740 KK. Jumlah penduduk kurang lebih 2400 jiwa yang terdiri atas 200 anak-anak dan 100 orang lansia. 3 posko tersebut adalah Posko di Rumah ketua RT 3, Posko di Balai Warga (Paud), dan Posko di Rumah Ketua RW 43. Pada hari ini, tim kedatangan Rektor UGM yang juga memberikan bantuan kepada korban pengungsian berupa sembako.

Rabu, 23 Januari 2013. Hari ini, Tim Kesehatan FK UGM melakukan briefing di Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) kementrian kesehatan. Dalam arahan ini, tim kesehatan FK UGM berkoordinasi dengan PPKK untuk menuju lokasi pengungsian. Ada dua lokasi yang dituju, yakni wilayah Muara Baru dan Penjaringan Jakarta yang kemudian terbagi menjadi Posko Gudang Carvil, Muara Baru, Penjaringan dan Pos Hotel Aston Pluit, Jakarta Utara.

Di dua Posko pelayanan kesehatan didapatkan 350 pasien tertangani di Pos Gudang Carvil dan 32 pasien di Pos Hotel Aston Pluit. Berdasarkan perhitungan diketahui 10 penyakit terbanyak yang dikeluhkan pengungsi banjir di dua posko adalah ISPA, dermatitis, tinea pedis, gastro enteritis akut, common cold, myalgia, faringitis akut, febris, cephalgia, dan OA.

Kamis, 24 Januari 2013. Meski mengalami penurunan ketinggian air tetapi masih terdapat lokasi banjir yang terisolir dari bantuan luar. Menurut laporan tim salah satu lokasi tersebut adalah Muara Baru. Untuk menuju daerah lokasi Tim Kesehatan FK UGM dan PPKK kementrian kesehatan harus menggunakan perahu karet.

Jumlah pasien di pos SDN 03 Muara Baru sebanyak 65 pasien dengan 10 penyakit terbanyak seperti, tinea, pedis, ISPA, common cold, cephalgia, myalgia, gastro enteritis akut, hipertensi, vulnus apertum, anemia, dan combutio (1 pasien). Sedangkan Jumlah pasien di pos Penjaringan (Pabrik Baja) sebanyak 130 pasien dengan 10 penyakit terbanyak seperti ISPA, common cold, GEA, dermatitis, myalgia, chepalgia, vulnus apertum, hipertensi, tinea pedis, dan osteoartritis. Terlihat bahwa keluhan penyakit di dua posko tidak terlalu berbeda jauh. Keluhan ISPA, myalgia, dan common cold banyak di dua posko.

Jumat, 25 Januari 2013. Hari ini, Tim Kesehatan UGM Peduli Banjir Jakarta melakukan pelayanan kesehatan di tiga titik pengungsian. Tim mempersiapkan segala keperluan, transportasi menuju lokasi dengan parahu karet, dan membawa logistik untuk pengobatan. Tim mulai bergerak pukul 11.30 pagi.

Posko Pabrik Baja, posko Elektro, dan Jalan Marlina menjadi sasaran pelayanan kesehatan hari ini. Diketahui dari hasil tim assessment bahwa di lokasi pengungsian ini terjadi kesulitan untuk mendapatkan air bersih sehingga hari ini akan didatangkan pula tim mobil pompa air.

Total pengungsi yang diberikan pelayanan kesehatan hari sebanyak 460 orang. Dimana penyakit yang dikeluhkan tidak jauh berbeda dengan lokasi pengungsian hari-hari sebelumnya. ISPA masih menjadi keluhan yang utama. Namun, hari ini tim kesehatan merujuk 1 bayi yang lahir prematur dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan dehidrasi berat. Selain melakukan pengobatan, tim kesehatan juga melakukan promosi kesehatan seperti mencuci tangan yang baik dan benar.

26 Januari 2013. Tepat pukul 11.00 WIB Tim Kesehatan UGM Peduli Banjir Jakarta kembali mendatangi dua posko pengungsian yang kemarin telah didatangi, yaitu Pos Elektro dan Pos Jalan Marlina. Dua lokasi ini masih tergenangi banjir hingga saat ini dan warga masih membutuhkan bantuan.

Hingga pukul 15.00 WIB, tim kesehatan melakukan pelayanan kesehatan kepada 186 orang pengungsian. 10 Penyakit terbanyak meliputi ISPA, dermatitis, gastro enteritis akut, myalgia, common cold, faringitis akut, tinea pedis, febris, TTH, dan cephalgia. Hingga saat ini, ISPA masih menjadi keluhan utama warga dan pengungsi.

27 Januari 2013. Sepekan Tim Kesehatan berada di Jakarta untuk membantu korban dan pengungsian bencana banjir. Kerjasama yang baik antara Tim Kesehatan UGM dan kementrian kesehatan serta tim penanggulangan bencana lainnya telah dirasakan oleh warga dan pengungsi banjir. Terdapat permasalahan yang dirasakan oleh tim selama bertugas seperti koordinasi dan komunikasi antar tim, kurangnya peta wilayah dalam tanggapdarurat bencana, transportasi (traffic jump) dan kendaraan operasional yang kurang, serta kelengkapan peralatan tim yang masih harus dilengkapi.

Permasalahan dan kekurangan yang dirasakan saat ini harapannya dapat memberikan masukan bagi kegiatan selanjutnya, adapun usulan yang direkomendasikan tim adalah:

  1. Perlu diadakan suatu GIAT PELATIHAN SIMULASI BENCANA yang kontinu dan terintegrasi dalam setahun
  2. Mapping daerah bencana mutlak harus dimiliki Tim
  3. Mempunyai mobil operasional yang multiguna yang dapat sewaktu-waktu ada bencana siap dioperasikan
  4. Tim perlu dibekali peralatan sepeti: GPS, telephone satelit, Handy Talk (HT), dan adanya personal Kit yg standar.

More Articles ...