logo2

ugm-logo

Pembukaan 10 years Tsunami Aceh

Seminar International on Disaster Health Management

Memperingati 10 Tahun Kejadian Bencana Aceh:
Mengambil Pelajaran dan Stratgeti untuk Pengembangan Manajemen Bencana Sektor Kesehatan di Indonesia

University Club dan Senat KPTU FK UGM
17-18 Desember 2014
Yogyakarta, Indonesia

pembukaan

Dilanjutkan dengan penampilan tarian Saman yang merupakan tarian tradisional masyarakat Aceh. Tarian Saman yang juga dikenal dengan tarian 1000 tangan ini dibawakan oleh 11 orang mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM. Harapannya tarian ini dapat mewakilkan kegembiraan masyarakat Aceh sekarang yang dapat bangkit dari duka tsunami 10 tahun silam.

Sambutan pertama disampaikan oleh dr. Handoyo Pramusinto, Sp. BS selaku Ketua Pokja Bencana FK UGM. Singkat dan padat apa yang beliau sampaikan, yakni mengenai pentingnya sebuah kejadian untuk diambil sebagai sebuah pelajaran dan kita disini semua berkumpul untuk membahas, mendiskusikan, dan bersyukur jika hal ini dapat menjadi titik untuk menyusun strategi ke depannya.

Sambutan selanjutnya, disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, Sp.Onk. Beliau menyambut hangat kedatangan semua peserta dan pembicara baik dari dalam dan luar negeri yang terlibat dalam kegiatan ini. Tujuan kita disini semuanya sama, yakni duduk dan berdiskusi untuk manajemen bencana yang lebih baik ke depannya, khususnya di sektor kesehatan. UGM memang pernah terlibat selama kurang lebih 4 tahun dalam penanggulangan bencana di Aceh lalu dan ini bisa dijadikan dasar pengalaman yang baik untuk menyusun strategi ke depannya, misalnya mengenai peran universitas. Harapannya, seminar yang diselenggarakan oleh Pokja Bencana FK UGM dan PKMK ini dapat bermanfaat sebagai bahan rekomendasi manajemen bencana sektor kesehatan di Indonesia.

Secara simbolis, pembukaan dibuka dengan pembunyian sirine peringatan tsunami oleh Dekan Fakultas Kedokteran UGM.

Sebagai keynote speaker dalam seminar ini adalah Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc., Ph.D, beliau juga merupakan pemimpin proyek penanggulangan bencana Tsunami Aceh selama empat tahun (2004-2008). Beliau menyampaikan mengenai kronologi bantuan UGM untuk tsunami Aceh silam serta pengembangan apa yang dilakukan setelah bantuan tersebut. Saat ini misalnya, FK UGM telah mengembangkan kurikulum bencana untuk mahasiswa kesehatan (kedokteran umum dan keperawatan), mahasiswa S2 kesehatan masyarakat, serta membantu mengembangkan perkuliahan manajemen bencana kesehatan pada sekolah manajemen bencana UGM. Melalui seminar ini beliau berharap kita semua dapat berfikir untuk merumusakan mengenai manajemen bencana sektor kesehatan yang lebih baik ke depannya.

Acara selanjutnya adalah istirahat pagi, peserta juga disuguhkan dengan pemutaran dokumentasi kegiatan Fakultas Kedokteran UGM dan Pokja Bencana dalam penanggulangan bencana yang terjadi di Indonesia.

saman

Dilanjutkan dengan penampilan tarian Saman yang merupakan tarian tradisional masyarakat Aceh. Tarian Saman yang juga dikenal dengan tarian 1000 tangan ini dibawakan oleh 11 orang mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM. Harapannya tarian ini dapat mewakilkan kegembiraan masyarakat Aceh sekarang yang dapat bangkit dari duka tsunami 10 tahun silam.

Sambutan pertama disampaikan oleh dr. Handoyo Pramusinto, Sp. BS selaku Ketua Pokja Bencana FK UGM. Singkat dan padat apa yang beliau sampaikan, yakni mengenai pentingnya sebuah kejadian untuk diambil sebagai sebuah pelajaran dan kita disini semua berkumpul untuk membahas, mendiskusikan, dan bersyukur jika hal ini dapat menjadi titik untuk menyusun strategi ke depannya.

Sambutan selanjutnya, disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, Sp.Onk. Beliau menyambut hangat kedatangan semua peserta dan pembicara baik dari dalam dan luar negeri yang terlibat dalam kegiatan ini. Tujuan kita disini semuanya sama, yakni duduk dan berdiskusi untuk manajemen bencana yang lebih baik ke depannya, khususnya di sektor kesehatan. UGM memang pernah terlibat selama kurang lebih 4 tahun dalam penanggulangan bencana di Aceh lalu dan ini bisa dijadikan dasar pengalaman yang baik untuk menyusun strategi ke depannya, misalnya mengenai peran universitas. Harapannya, seminar yang diselenggarakan oleh Pokja Bencana FK UGM dan PKMK ini dapat bermanfaat sebagai bahan rekomendasi manajemen bencana sektor kesehatan di Indonesia.

Secara simbolis, pembukaan dibuka dengan pembunyian sirine peringatan tsunami oleh Dekan Fakultas Kedokteran UGM.

Sebagai keynote speaker dalam seminar ini adalah Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc., Ph.D, beliau juga merupakan pemimpin proyek penanggulangan bencana Tsunami Aceh selama empat tahun (2004-2008). Beliau menyampaikan mengenai kronologi  bantuan UGM untuk tsunami Aceh silam serta pengembangan apa yang dilakukan setelah bantuan tersebut. Saat ini misalnya, FK UGM telah mengembangkan kurikulum bencana untuk mahasiswa kesehatan (kedokteran umum dan keperawatan), mahasiswa S2 kesehatan masyarakat, serta membantu mengembangkan perkuliahan manajemen bencana kesehatan pada sekolah manajemen bencana UGM. Melalui seminar ini beliau berharap kita semua dapat berfikir untuk merumusakan mengenai manajemen bencana sektor kesehatan yang lebih baik ke depannya.

Acara selanjutnya adalah istirahat pagi, peserta juga disuguhkan dengan pemutaran dokumentasi kegiatan Fakultas Kedokteran UGM dan Pokja Bencana dalam penanggulangan bencana yang terjadi di Indonesia

BACK

 

Press Release ASM

Seminar Pengembangan Kesiapsiagaan Daerah dalam Penanggulangan Bencana atau Regional Disaster Plan (RDP) danSafety Awareness pada Relawan Bencana

asm-14

Yogyakarta, Jumat (14/03/14) telah berlangsung seminar mengenai Kesiapsiagaan Daerah dalam Penanggulangan Bencana dan safety awareness untuk relawan bencana. Seminar ini diselenggarakan oleh Pokja Bencana FK UGM bekerjasama dengan Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan (PKMK) UGM dalam rangkaian Annual Scientific Meeting Fakultas Kedokteran UGM setiap tahunnya.

Kejadian bencana yang semakin meningkat di hampir seluruh wilayah Indonesia sepertinya belum mendapat perhatian serius pemerintah daerah. Pemerintah masih terfokus pada fase tanggap darurat dalam penanggulangan bencana sehingga perencanaan dan kesiapsiagaan daerah sering terabaikan. Kejadian bencana yang meningkat harusnya menjadi alarm buat birokrasi kabupaten/kota dan masyarakatnya untuk menaikkan status kewaspadaan pada level lebih tinggi. Kabupaten/kota seharusnya sudah memiliki standar-standar penyelamatan yang memadai sebagai kesiapan menjamin keselamatan penduduknya. Terlebih bagi wilayah indonesia yang berada dalam negara rawan bencana yang dikenal sebagai cincin api (ring of fire). Sayangnya belum banyak kabupaten/kota yang memiliki perencanaan kesiagaan bencana.

Hal inilah yang melatarbelakangi pengangkatan tema mengenai pengembangan kesiapsiagaan daerah dalam penanggulangan bencana. Seminar ini menghadirkan pembicara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, PMI, PKMK FK UGM, serta Organisasi Kemanusiaan seperti Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan YAKKUM Emergency Unit (YEU). Peserta seminar hadir dari berbagai instansi seperti BPBD, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan Mahasiswa Magister Bencana. Seminar dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama membahas mengenai peran nasional, daerah, dan pembelajaran bencana selama ini dalam pengembangan kesiapsiagaan daerah dalam penanggulangan bencana. Sesi kedua membahas mengenai keamanan dan manajemen relawan bencana.

Seminar ini menghasilkan banyak catatan untuk kajian lebih lanjut mengenai pengembangan kesiapsiagaan penanggulangan bencana di daerah dan manajemen relawan ke depannya. Catatan tersebut antara lain mengenai kajian istilah “regional” dalam Regional Disaster Plan begitu juga dengan kejelasan difinisi bencana. Seluruh dokumentasi, reportase, dan materi seminar dapat disimak pada website bencana kesehatan www.bencana-kesehatan.net.

More Articles ...