17 November 2020

Dok. PKMK FK-KMK UGM ”Penugasan kelompok penyusunan Program, Project, Vision, Mission“
Sesi ini diawali dengan penjelasan kembali terkait gambaran umum rencana pelaksanaan TOT disaster plan. Kegiatan ini akan berkelanjutan dimana setelah mendapatkan TOT, peserta bersedia dan mampu menjadi Fasilitator dan Pendamping dalam meningkatkan kapasistas manajemen penanggulangan bencana dan krisis kesehatan di dinas kesehatan, rumah sakit dan puskesmas. Selanjutnya pemaparan dari Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt terkait ”Program, Project, Vision Mission“. Melalui materi ini peserta bisa memahami apa yang dimaksud dengan program, visi dan misi dalam merencanakan sebuah kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Program adalah proses yang terorganisir didisain secara sistematis dan strategis dengan dukungan proyek untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sehubungan dengan visi. Sementara project adalah proses yang terorganisir didisain secara sistematis dan strategis terdiri dari kegiatan kegiatan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan sehubungan dengan tujuan dan visi.
Selanjutnya peserta dibagi menjadi 3 kelompok yaitu (1) Kelompok Puskesmas Disaster Plan; (2) Kelompok Hospital Disaster Plan; (3) Kelompok Dinkes Disaster Plan. Masing - masing kelompok didampingi oleh fasilitator. Setiap kelompok mencoba menyusun program, project, vision, mission. Fasilitator telah menyiapkan template untuk pengisian penugasan tersebut. Adapun komponen yang harus diisi adalah visi-misi, program - goal, project – objective – activity -strategi. Masing-masing kelompok berproses dengan baik dan mereka dibebaskan untuk mengeluarkan pendapat. Hasil penugasan ini akan dikoreksi dan direview kembali pada TOT selanjutnya.
Reporter : Happy R Pangaribuan
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM
18 November 2020

”Dok. PKMK FK-KMK UGM ”Diskusi pada pemaparan materi Disaster Plan (kiri) dan Review penugasan Program, Project, Vision, Mission“
Pada sesi hari ini peserta TOT mendapatkan materi pembelajaran dari dr. Bella Donna, M.Kes terkait dengan disaster plan. Perlu membangun kapasitas untuk mengelola keadaan darurat dan bencana serta mempersiapkan dalam menghadapi risiko ke depan, tepat waktu. Langkah kesiapan menghadapi bencana dimulai dari identifikasi risiko, menyusun perencanaan, menyiapkan sistem komando/klaster dan terakhir implementasi dan latih. Di dalam sistem klaster keseahtan akan terbangun koordinasi tim, kolaborasi bantuan dan integrasi sistem. Disaster Plan ini dibuat untuk menghadapi keadaan darurat yang masih bisa ditanggulangi oleh kapasitas lokal, disusun bersama pihak - pihak yang terlibat. Skenario dan tujuan disepakati bersama serta menetapkan peran dan tugas setiap pihak yang terkait. Dokumen perencanaan yang disusun oleh dinkes, RS dan puskesmas menjadi bagian dari dokumen renkon daerah yang dibuat oleh BPBD.
Dokumen perencanaan penanggulangan bencana dan kriris kesehatan harus sedetail mungkin dan sesuai kebutuhan sehingga dapat dioperasionalkan dalam rencana operasi tanggap darurat. Dokumen ini dikaji ulang secara periodik berdasarkan perubahan komponen risiko bencana yang berdampak terhadap kesehatan.
Selanjutnya peserta dibagi kembali dalam kelompok berdasarkan kelas TOT yang dipilih. Kelompok TOT Puskesmas Disaster Plan ada sebanyak 11 orang, TOT Hospital Disaster Plan ada sebanyak 16 orang dan TOT Dinkes Disaster Plan ada sebanyak 10 orang. Peserta kelompok melanjutkan review penugasan Program, Project, Vision, Mission. Setelah mendapatkan materi dari dr. Bella Donna, peserta lebih mudah me - review kembali hasil penugasan. Secara umum mereka sudah memahami bagaimana proses penyusunan rencana program sehingga muncul satu project yang dapat meningkatkan penanganan bencana dan krisis kesehatan.
Reporter : Happy R Pangaribuan
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM
19 November 2020

Dok. PKMK FK-KMK UGM „Pemaparan Analisis Risiko (kiri) dan Prakter pembuatan peta respon (kanan)“
Sesi hari ini ada 2 materi yang disampaikan yaitu : (1) Analisis Risiko dan Pengembangan Skenario oleh Madelina Ariani, MPH dan (2) Peta Risiko oleh Gde Yulian Yogadhita, Apt, M.Epid. Madelina menekankan bahwa sektor kesehatan, untuk membuat perencanaan bencana membutuhkan pendekatan multidisiplin dan multi sektor. Melakukan identifikasi potensi hazard adalah langkah awal yang tepat untuk menyusun perencanaan/ kesiapsiagaan yang tepat. Perencanaan yang efektif dengan mengetahui serta menggunakan sumber yang ada untuk menghadapi bencana sangat penting untuk menentukan atau memprediksi kejadian yang nyata kedepannya dan bagaimana menyusun respon yang tepat terhadap ancaman tersebut. Pemaparan materi diselangselingi dnegan penugasan analisis risiko dan penyusunan skenario.
Pada pemaparan peta risiko Gde Yulian menyampaikan Peta Risiko Bencana merupakan gambaran Tingkat Risiko bencana suatu daerah secara spasial dan non spasial berdasarkan Kajian Risiko Bencana suatu daerah. Ini tercantum dalam Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 tentang pedoman pengkajian umum risiko bencana. Sedangkan peta respon merupakan respon kapasitas daerah dalam merespon kedaruratan yang disajikan dalam bentuk peta yang berisi bahaya (single hazard), kapasitasm alur respon, dan jalur evakuasi. Peta respon diletakkan di tempat yang mudah dilihat, selalu diupdate berdasarkan hasil laporan perkembangan. Selanjutnya peserta kembali kemasing-masing kelompok dan melakukan praktek penyusunan peta respon.
Reporter : Happy R Pangaribuan
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM
24 November 2020

Dok. PKMK FK-KMK UGM ” Diskusi Materi Sistem pengorganisasian berbasis Incident Command System (ICS)“
Penyelenggaraan TOT kali ini dilakukan via online dimanana sesi ini merupakan lanjutan dari kegiatan TOT yang sebelumnya dilaksanakan onsite. Materi pertama disampaikan oleh dr. Hendro tentang sistem pengorganisasian berbasi ICS. Sistem pengorganisasian ini penting untuk menetapkan bagaimana proses inisiasi atau mulai bekerjanya organisasi penanggulangan bencana dan siapa yang mempunyai kewenangan atas itu. ICS sebagai sistem komando untuk perintah, kontrol dan sumber daya selama suatu kegiatan berlangsung. Artinya struktur yang dibentuk hanya berlaku saat kejadian, misalnya saat tanggap darurat. Sistem komando itu bukan organisasi tetapi sistem yang mengatur komandonya. Fungsi komando membagi habis tugas personilnya, menetapkan prosedur komunikasi antar elemen pendukung dan membuat program cadangan untuk situasi darurat yang terjadi diluar rencana.
Pada sesi diskusi peserta menanyakan sebaiknya simulasi dilakukan berapa kali. Simulasi menunjukkan kemampuan yang dimiliki, demonstrasi menunjukkan apa yang idealnya. Simulasi dilakukan sekali setahun untuk melihat kekurangan dan yang perlu diperbaiki apa jadi bukan untuk sekedar syarat akreditasi. Setelah sesi diskusi, melalui aplikasi brakroom zoom peserta dibagi menjadi 3 kelas sesuai dengan kelompok TOT yang dipilih yaitu kelompok puskesmas disaster plan, hospital disaster plan dan dinkes disaster plan. Dalam kelompok terdapat fasilitator yang mengarahkan. Peserta mencoba menyusun satu struktur pengorganisasian saat bencana berdasarkan sistem komando. Selama penugasan peserta lebih mudah memahami karena sebelumnya pada kegiatan pre fornas mereka sudah mendapatkan materi ini apalagi ada fasilitator yang bisa memberi arahan dan masukan selama proses pengerjaan. Struktur organisasi yang dibangun saat bencana, harus sejalan dengan struktur organisasi sehari - hari. Artinya sebagian besar strukturnya menyerupai, bidang logistik saat sehari-hari menjadi penanggung jawab tim logistik di struktur tim bencana.
Reporter : Happy R Pangaribuan
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM
25 November 2020

Dok. PKMK FK-KMK UGM ”Pemaparan materi Logistik saat Bencana (kiri) dan peserta TOT Hospital Disaster Plan (Kanan)
Pada awal kegiatan sesi hari ini semua peserta masih digabungkan dalam satu room untuk mendapatkan materi pembelajarand dari dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK tentang Logistik Medik dan Fasilitas saat Bencana.Kesiapan logistik medik ini ada dalam setiap fase bencana yaitu logistik medik pada fase pra bencana, fase respon dan pasca bencana. Penyimpanan logistik medik bencana tergantung pada fase bencana, tipe bencana, dampak bencana, lokasi bencana, komunikasi dan transportasi. Dalam mempersiapkan logitik medik pada saat respon, penting terlebih dahulu diketahui data informasi situasi di lokasi bencana, informasi ini didapatkan dari tim surveilans dan tim RHA. Dalam menyiapkan logistik medik untuk operasional (pelayanan) harus berdasarkan pedoman pengobatan.
Selanjutnya melalui aplikasi brakroom zoom peserta dibagi menjadi 3 kelas sesuai dengan kelompok TOT yang dipilih yaitu kelompok puskesmas disaster plan, hospital disaster plan dan dinkes disaster plan.Pada room kelompok puskesmas disaster plan terdapat 2 materi yang disampaikan yaitu data informasi oleh Madelina Ariani, MPH dan komunikasi risiko manajemen relawan oleh Gde Yulian Yogadhita, Apt, M.Epid. Pada Kelompok TOT Hospital Disaster Plan disampaikan materi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi oleh dr. Handoyo Pramusinto, SpB dan materi Hospital Safety Index oleh Madelina Ariani, MPH. Pada kelompok TOT Dinkes Disaster Plan disampaikan materi Aktivasi Klaster Kesehatan dan materi Data Informasi oleh dr. Bella Donna, M.Kes. Seluruh materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dari masing - masing kelompok TOT. Melalui materi data informasi dan manajemen risiko, puskesmas dapat memahami alur informasi dan formulir apa saja yang disiapkan di puskesmas dalam penanganan bencana dan krisis kesehatan. Pada materi pengendalian penyakit infeksi rumah sakit dapat memahami bagaimana tim PPI ini bekerja dan mampu mengendalikan penularan penyakit di rumah sakit. Pada materi aktivasi klaster kesehatan dinas kesehatan sebagai leading sektor dan koordinato klaster kesehatan dapat memahami sistem pengaktifan klaster kesehatan, bidang apa saja yang terlibat dan bagaimana membangun koordinasi dalam sistem klaster kesehatan.
Reporter : Happy R Pangaribuan
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM
26 November 2020

Dok. PKMK FK-KMK UGM ”Presentase penugasan dari kelompok TOT Hospital Disaster Plan“
Pada pertemuan TOT hari ini berfokus pada teknis pengerjaan dokumen disaster plan. Peserta langsung dibagi melalui aplikasi zoom peserta (melalui break out room) berdasarkan kelompok TOT (kelompok puskesmas disaster plan, hospital disaster plan dan dinkes disaster plan). Proses teknis pengerjaan dokumen disaster plan di dalam kelompok didampingi oleh fasilitator dari PKMK FK - KMK UGM. Masing - masing kelompok berdiskusi mengisi draft dokumen disaster plan. Setelah pengerjaan selesai, peserta kembali digabungkan dalam satu room dan masing - masing kelompok mempersentasikan hasil penugasan.
Pada penugasasan kelompok TOT Dinkes Diasaster Plan, di latar belakang dokumen dimasukkan gambaran umum demografi, kebijakan, bencana dan analisis risiko. Dasar hukum diisi dengan kebijakan - kebijakan yang update serta keputusan - keputusan terkait yang mendukung dokumen perencanaan ini misalnya dari BPBD setempat. Untuk Bab 2, gambaran umum demografi dimasukkan, semua kapasitas masing-masing daerah yang didampingi dinkes mulai dari SDM dan fasilitas lainnya. Untuk bab 3 untuk pengorganisasian disesuaikan dengan struktur organisasi dinkes setempat. Dalam struktur komando disusun sesuai dengan ICS di dinkes. Tupoksi membagi habis tugas dari yang ada di struktur. Di analisis risiko akan menghasilkan bencana apa yang menjadi prioritas untuk disiapkan dari hasil perhitungan. Skenario yang disusun berdasarkan dari hasil analisis risiko tersebut. SOP untuk semua jenis bencana yang umum, misalnya pengaktifan klaster, sistem koordinasi, sistem data dan informasi, mobilisasi petugas kesehatan dan sebagainya.
Pada penugasan kelompok TOT Hospital Disaster Plan data dan sarana dimasukkan dalam dokumen. Tim - tim yang siap melakukan pelayanan dimasukkan juga dalam komponen ketenagaan. Semua tenaga kesehatan yang memiliki keahlian tertentu didata. Analisis risiko mulai dengan mengidentifikasi data - data empiris dari sekitar rumah sakit. Terdapat sistem komando dan kontrol khusus untuk skenario, kapasitas fungsionalnya seperti apa dan lebih baik jika dilengkapi tabel pengkategorian risiko bencana. Dalam sistem komando disusun orang - ornag yang bekerja saat bencana, komando ya jelas, dan ada pembagian tugas yang jelas. Untuk fasilitas.
Lampiran berupa SOP yang dilakukan dalam setiap tahapan penanggulangan bencana.
Pada penugasan Kelompok TOT Puskesmas Disaster Plan, mencoba menyusun dokumen disaster plan Puskesmas Kaleke. Daftar istilah disesuaikan dengan konten. Pada latar belakang dimasukkan gambaran geografis puskesmas, informasi umum bencana mulai sulteng sampai ke pkm dan pentingnya menyusus naskah disaster plan. Dasar hukum sudah ada, tapi ini penting untuk dicek kembali supaya dasar hukum yang disusun sudah update. Pada gambaran umum wilayah kerja dimasukkan profil kesehatan, vulnerability dan 12 standar SPM puskesmas. Struktur organisasi dan ketenagaan mengambil dari struktur puskesmas. Sama juga dengan ketenagaan sesuai dengan yg ada di puskesmas. Sistem komando akan membuat bagannya dan akan didiskusikan dan disepakati dengan pihak Puskesmas Kaleke. Terkait SOP disesuaikan dengan kebutuhan puskesmas.
Reporter : Happy R Pangaribuan
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM