logo2

ugm-logo

Pemdes Petaling Update Data Kerusakan Rumah Dampak Bencana

KBRN, Bangka : Pemerintahan Desa (Pemdes) Petaling Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka terus melakukan pendataan terhadap kerusakan rumah warga terdampak bencana angin kencang yang terjadi siang tadi, Rabu (20/8/2025).

Dikatakan Kades Petaling Ahmad Supandi, jumlah rumah terus bertambah dari hasil pendataan hingga malam ini sejumlah 32 rumah termasuk satu sekolah dan 1 pondok pesantren terdampak angin kencang.

“Kami perkirakan bisa lebih dari jumlah itu rumah yang terdampak, saat ini kita terus lakukan update data, dan menerima laporan warga yang mengalami dampak bencana ini,” ujar Ahmad Supandi.

Sejauh ini, diungkapkannya, belum ada penanganan dari desa kepada rumah terdampak, kecuali pendataan rumah terdampak untuk dilaporkan ke BPBD dan pemerintah daerah.

“Karena kita baru lakukan pendataan sore hingga malam ini, sehingga belum bisa untuk beri bantuan apapun, dan kami juga terus berkoordinasi mengenai bantuan nanti, apakah bisa ngutang dulu terpal di toko bangunan atau apa, karena malam, toko pun sudah tutup,” kata dia.

Dari hasil pendataan, menurutnya, kerusakan rumah yang terdampak angin kencang dengan berbagai kategori, mulai rusak ringan hingga berat.

Wonogiri Ukir Sejarah! Seluruh Desa Sudah Punya Destana, 294 Desa Tangguh Bencana Sekaligus

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabupaten Wonogiri mencatat sejarah sebagai daerah pertama di Jawa Tengah, yang berhasil membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di seluruh wilayahnya.

Pencapaian monumental ini terungkap dalam kegiatan Silaturahmi dan Latihan Bersama Relawan Penanggulangan Bencana Kabupaten Wonogiri Tahun 2025 yang digelar di GOR Giri Mandala Wonogiri, Selasa (12/8/2025). Acara diisi juga simulasi vertical rescue korban tersangkut di dahan pohon, pemadaman kebakaran, hingga edukasi ular.

Kepala Pelaksana BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, mengaku terkesan dengan prestasi Wonogiri.

“Setahu saya, di Jawa Tengah baru Wonogiri yang semua desanya sudah terbentuk Destana. Kalau bicara se-kabupaten seluruh desa sudah jadi Destana, ya baru Wonogiri,” tegasnya.

Bergas Catursasi Penanggungan menjelaskan bahwa pencapaian ini bukan sekadar simbol. Tetapi bukti nyata bahwa masyarakat Wonogiri telah memiliki kapasitas tinggi dalam mitigasi bencana.

“Kita sedang silaturahim dengan teman-teman relawan Wonogiri dalam rangka penguatan kapasitas, dan lihat sendiri di sini tidak hanya silaturahim tapi diisi oleh beberapa edukasi baik itu secara langsung maupun secara keilmuan,” sebut dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, kalau menunggu bencana datang, jelas tidak mungkin. Semua pihak harus menyiapkan masyarakat agar saat bencana terjadi, mereka tidak panik.

“Ini bagian dari mitigasi non-struktural yang fokus pada sumber daya manusia,” tutur dia.

Ia juga mengingatkan bahwa saat ini Indonesia memasuki fenomena La Nina atau kemarau basah, di mana hujan cenderung turun singkat namun deras. Kondisi ini membutuhkan kesiapsiagaan ekstra, termasuk mengedukasi warga untuk mengamankan barang berharga seperti kasur dan peralatan elektronik sebelum banjir datang.

Sementara Bupati Wonogiri Setyo Sukarno, menegaskan bahwa prinsip penanggulangan bencana kini berubah dari sekadar tanggap darurat menjadi pendekatan proaktif yang mencakup pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, hingga pemulihan. Menurutnya, kolaborasi pentahelix — pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media — menjadi kunci agar Wonogiri siap menghadapi berbagai ancaman bencana.

“Hadirnya semua pihak akan memastikan Wonogiri mampu pulih dari dampak bencana secara lebih efektif,” kata Bupati.

Saat ini, Wonogiri telah memiliki 294 Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana. Ke depan, para Camat diminta segera membentuk Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) untuk memperkuat koordinasi dan respons cepat di wilayah masing-masing.

Bupati juga memberikan apresiasi tinggi kepada para relawan yang tanpa pamrih bergerak membantu sesama.

“Setiap tindakan dan pengorbanan relawan adalah investasi tak ternilai bagi terwujudnya Wonogiri yang tangguh, aman, dan berdaya,” tegasnya.

Dengan sinergi kuat antar elemen, Wonogiri diharapkan menjadi model nasional dalam penanggulangan bencana berbasis komunitas. Aris Arianto

 

More Articles ...