logo2

ugm-logo

Basarnas Kejar Golden Time dalam Penanganan Bencana

KBRN, Jakarta: Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menyebut kecepatan penanganan menjadi kunci penyelamatan nyawa korban bencana. Ia menilai, setiap informasi kedaruratan harus segera ditindaklanjuti agar tidak melewati ‘golden time’ atau batas waktu krusial.

“Jadi pada saat itu memang hitungannya atau tuntutan dari badan SAR nasional adalah golden time. Pada saat ada informasi, diharapkan paling lambat tidak boleh lebih dari 20 menit, tim SAR sudah harus berangkat,” ucapnya saat dialog bersama Pro3 RRI, di Studio Pro3, Selasa (12/8/2025).

Menurutnya, ‘golden time’ itu merupakan periode 72 jam pertama setelah bencana. Sebab diharapkan korban masih berpeluang ditemukan, dan diselamatkan dalam kondisi hidup.

Syafii menyebut, Basarnas memiliki sistem terpusat melalui pusat panggilan 115 untuk informasi awal. Selain itu, terdapat juga Basarnas Command Center di kantor pusat untuk analisis cepat dan instruksi lapangan.

Informasi yang diterima akan segera disebarkan ke seluruh kantor SAR wilayah untuk mengoordinasikan langkah penanganan darurat. Dengan begitu, bantuan dapat dipastikan tiba di lokasi kejadian secepat mungkin, demi menyelamatkan korban bencana.

Syafii menegaskan, peralatan disesuaikan dengan karakter wilayah sehingga operasi dapat dilakukan lebih efektif dan tepat sasaran. “Kita punya visi di badan SAR nasional, kita ingin mewujudkan organisasi badan SAR nasional yang profesional, modern dan teruji,” katanya.

3.473 Warga Kabupaten Bogor Terdampak Bencana Selama 2 Hari

Jakarta - BPBD Kabupaten Bogor mencatat sebanyak 3.473 warga terdampak bencana selama dua hari. Bencana di Bogor terjadi mulai dari angin kencang, banjir, hingga tanah longsor.
"Total KK (kartu keluarga) terdampak sebanyak 940, dengan total jiwa terdampak 3.473 jiwa," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, Selasa (12/8/2025).

Data tersebut tercatat hingga Senin (11/8). Total 65 bencana terjadi selama dua hari tersebut.

Bencana tanah longsor sebanyak 15 kasus. Kemudian terbanyak bencana banjir dengan 33 kasus.

"Kemudian angin kencang 17 kasus dan banjir 33 kasus," jelasnya.

Bencana tersebut dipicu mulanya hujan deras yang melanda kawasan Kabupaten Bogor setiap sore hingga malam. Hujan deras menyebabkan bencana di sejumlah titik.

"Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang berlangsung cukup lama setiap sore hari menyebabkan kadar air dalam tanah dan debet air di hulu sungai meningkat hingga terjadi bencana di beberapa titik lokasi di Kabupaten Bogor," sebutnya.

Bencana tersebut terjadi di 11 kecamatan di Kabupaten Bogor, dengan 28 desa/kelurahan terdampak. Sejumlah fasilitas umum pun mengalami kerusakan.

"Jalan 3, jembatan 1, TPT (tembok penahan tanah) 3, dan sektor perikanan 1," tuturnya.

Selain itu, total 115 rumah warga mengalami kerusakan akibat bencana itu. Ada rumah warga yang mengalami kerusakan ringan hingga berat.

"Rumah rusak ringan sebanyak 70, rusak sedang sebanyak 39, dan rusak berat sebanyak 6," pungkasnya.

selengkapnya https://news.detik.com

More Articles ...