logo2

ugm-logo

Budi Gunawan: Prabowo Tidak Toleransi Pembakaran Hutan untuk Buka Lahan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melarang pembakaran hutan dengan dengan dalih membuka lahan baru. Presiden Prabowo Subianto menyampaikan itu dalam rapat terbatas penanganan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Jakarta pada Sabtu, 2 Agustus 2025.

“Sesuai arahan presiden, pemerintah mengambil sikap jelas tidak ada toleransi untuk pembakaran hutan sebagai cara membuka lahan,” kata Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan melalui keterangan tertulis pada Ahad, 3 Agustus 2025. 

Impor Dilonggarkan untuk MBG. Berapa Kisaran Harga Ompreng di Marketplace? 

Budi mengatakan Prabowo telah menginstruksikan agar pemerintah menyediakan alternatif teknologi modern bagi masyarakat dan perusahaan yang ingin membuka lahan. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara ini menyebut program ini mencakup penyediaan alat berat, teknologi land clearing yang ramah lingkungan, dan bantuan teknis dari Kementerian terkait

Prabowo, kata Budi, akan menyediakan akses terhadap teknologi modern yang lebih efisien dan tidak merusak lingkungan. Program bantuan teknologi ini akan diluncurkan secara bertahap di wilayah-wilayah rawan karhutla, khususnya di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Menurut dia,  Pemerintah juga akan memberikan pendampingan kepada petani dan pelaku usaha tentang metode pembukaan lahan yang berkelanjutan.

Mengapa PDIP Memutuskan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo
 

Sebelumnya Kementerian Lingkungan Hidup menyegel empat perusahaan dan menutup satu pabrik sawit di Riau atas meluasnya kebakaran lahan dan hutan di provinsi itu beberapa waktu terakhir.

Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup KLH Rizal Irawan mengatakan pihaknya mendeteksi sejumlah titik panas atau hotspot di area konsesi lima perusahaan tersebut.

“Setiap pemegang izin wjib memastikan lahannya tidak terbakar, tidak ada alasan pembiaran karena mitigasi adalah kewajiban yang melekat pada setiap konsesi,” kata Rizal melalui keterangan tertulis pada Ahad, 27 Juli 2025.

Rizal mengatakan empat perusahaan yang disegel itu merupakan pemegang izin konsesi kebun sawit dan perizinan berusaha pemanfaatan hutan (PBPH). Mereka adalah PT Adei Crumb Rubber, PT Multi Gambut Industri, PT Tunggal Mitra Plantation, dan PT Sumatera Riang Lestari.

Areal konsesi keempat perusahaan itu memiliki beberapa hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang. Oleh karena itu, mereka dikenai sanksi administrasi dan penyegelan.

Sedangkan, satu perusahaan lain yang kegiatan operasionalnya dihentikan adalah PT Jatim Jaya Perkasa. Perusahaan itu mengoperasikan pabrik kelapa sawit. Berdasarkan penelusuran kementerian, perusahaan itu memiliki satu hotspot dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.

Kepolisian Daerah Riau sebelumnya mengungkap 44 kasus kejahatan kehutanan berupa pembakaran serta perambahan hutan atau illegal logging sepanjang Januari hingga Juli 2025. Sebanyak 2.225 hektare hutan mengalami kerusakan akibat kejahatan lingkungan tersebut.

BMKG Peringatkan Wilayah RI Siap Siaga Hujan Lebat Vs Kebakaran Hutan

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan waspada terhadap meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi akibat menurunnya curah hujan pada awal Agustus. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan, kondisi atmosfer di sebagian wilayah Jambi menunjukkan anomali curah hujan yang rendah, bahkan saat wilayah ini berada di puncak musim hujan.

Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Karhutla di Kantor Gubernur beberapa waktu lalu. Kata dia, berdasarkan peta potensi kemudahan terbakar, sebagian besar wilayah Jambi berada dalam zona biru atau kategori rendah.

"Sebagian besar Jambi mengalami puncak musim kemarau di bulan Juli dan Agustus, dan kami memprediksi curah hujan akan menurun drastis di sepuluh hari pertama Agustus dan hanya berkisar 20-50 mm. Ini harus diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko karhutla di beberapa wilayah," kata Dwikorita dalam keterangan di situs resmi, dikutip Sabtu (2/8/2025).

"Pada tanggal 30 Juli, 1-3 Agustus, dan 5 Agustus, terpantau sejumlah zona merah dan kuning, terutama di wilayah utara Jambi yang berbatasan dengan Riau, menunjukkan tingkat kemudahan terbakar sangat tinggi," ucapnya.

Pada saat yang bersamaan, potensi hujan ekstrem juga menjadi ancaman nyata di sebagian besar wilayah lain di Indonesia. Berdasarkan data cuaca 30 Juli 2025, hujan lebat tercatat di Atang Sanjaya, Bogor (186.0 mm) serta di Kuantan Tengah, Riau (133.2 mm) diikuti oleh hujan sedang di wilayah Bengkulu (37.0 mm) dan Kalimantan Barat (36.5 mm).

Fenomena ini didorong oleh kondisi dinamika atmosfer yang memberikan peran dalam pertumbuhan awan hujan, terutama oleh aktifnya Gelombang Rossby Ekuator di selatan Indonesia serta keberadaan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatra yang memicu penumpukan massa uap air.

Dalam kondisi yang kontras ini, di mana risiko kekeringan pemicu karhutla meningkat sementara potensi hujan lebat menguat di wilayah lain seperti sebagian besar Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua, menuntut kewaspadaan ganda.

Dinamika atmosfer sepekan ke depan
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan akan meningkat dalam sepekan ke depan. Kondisi ini didukung oleh berbagai faktor, mulai dari skala global, regional, hingga lokal, yang secara kolektif menciptakan kondisi atmosfer yang labil dan kondusif untuk pembentukan awan-awan hujan dengan intensitas bervariasi.

Analisis kondisi iklim global menunjukkan ENSO dan Dipole Mode berada pada kategori netral. Sementara itu, nilai SOI yang positif (+10.1) turut memberikan kontribusi pada peningkatan suplai uap air akibat melemahnya aliran massa udara dari Pasifik. Namun, pengaruhnya tidak signifikan secara merata dan cenderung lebih berdampak pada pembentukan pola konvektif di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

Secara regional, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) diprediksi akan mulai aktif di Samudra Hindia Barat Sumatra pada 1-2 Agustus 2025. Aktifnya MJO ini akan berkombinasi dengan gelombang atmosfer lain seperti Kelvin, Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency yang persisten, terutama di Samudra Hindia barat daya Sumatra, perairan selatan Jawa hingga NTT, Selat Makassar, dan sebagian besar wilayah Indonesia bagian timur, yang secara signifikan meningkatkan potensi aktivitas konvektif di wilayah tersebut.

Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) diprediksi akan terbentuk dan memanjang di Perairan barat laut Aceh, Selat Malaka, Laut Natuna, Selat Karimata, lintas Kalimantan (dari timur ke barat), lintas Sulawesi (dari Teluk Tomini hingga Selat Makassar), dan lintas Papua (dari tengah hingga Papua Barat dan dari selatan hingga Laut Arafura). Daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terpantau di Perairan utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Maluku Utara.

Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan secara signifikan di sepanjang daerah tersebut.

Masyarakat diimbau mewaspadai potensi peningkatan kecepatan angin permukaan hingga mencapai di Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Laut Filipina, Samudra Hindia Selatan Jawa hingga barat daya Bengkulu, dan Samudra Pasifik Timur Filipina, yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang di sekitar wilayah perairan tersebut.

"Dengan memperhatikan kompleksitas dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan proaktif dalam mengantisipasi potensi cuaca signifikan. Di satu sisi, ancaman kekeringan dengan potensi kebakaran hutan dan lahan tetap perlu diwaspadai," demikian peringatan BMKG dalam rilis prospek cuaca periode tanggal 1-7 Agustus 2025.

Namun di sisi lain, terdapat ancaman lain berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat (khususnya di wilayah Aceh, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung dan Sulawesi Barat pada awal Agustus), angin kencang, dan gelombang tinggi juga perlu diantisipasi di wilayah masing-masing selama sepekan ke depan.

Selengkapnya di sini: https://www.cnbcindonesia.com/news/20250802145305-4-654479/bmkg-peringatkan-wilayah-ri-siap-siaga-hujan-lebat-vs-kebakaran-hutan

More Articles ...