logo2

ugm-logo

Mitigasi Bencana Dikenalkan Sejak Dini Lewat MPLS Sekolah

Palangka Raya, Kabar SDGs – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya memanfaatkan momentum Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025 untuk memberikan edukasi mitigasi bencana kepada siswa baru. Kegiatan ini merupakan inisiatif bersama antara BPBD dan sejumlah sekolah yang ingin menyisipkan materi kesiapsiagaan bencana dalam rangkaian orientasi siswa.

Edukasi tersebut telah dilakukan di beberapa sekolah, di antaranya SMP Negeri 9, SMP Muhammadiyah, dan SMP Negeri 11 Palangka Raya. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Palangka Raya, Heri Pauzi, menjelaskan bahwa permintaan datang langsung dari pihak sekolah yang menilai pentingnya pengetahuan kebencanaan sejak usia sekolah.

Dalam sesi edukasi, para pelajar diperkenalkan pada konsep dasar mitigasi bencana, mulai dari pengurangan risiko hingga upaya tanggap darurat. BPBD menekankan bahwa strategi penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga memerlukan kesadaran dan peran aktif masyarakat termasuk pelajar. Pemahaman sejak dini diharapkan menjadi bekal penting agar para siswa mampu bersikap cepat dan tepat jika menghadapi bencana di kemudian hari.

Kegiatan edukatif tersebut disambut positif oleh para siswa yang terlibat. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi dan terlibat aktif dalam sesi tanya jawab serta diskusi interaktif. BPBD melihat hal ini sebagai sinyal bahwa pelajar memiliki ketertarikan besar terhadap isu kebencanaan dan siap menjadi bagian dari masyarakat yang tanggap bencana.

BPBD berharap kegiatan serupa dapat menjangkau lebih banyak sekolah di Kota Palangka Raya ke depannya, sebagai langkah awal membangun budaya sadar bencana secara kolektif dan berkelanjutan di lingkungan pendidikan.

Mahasiswa Fakultas Teknik Kenalkan Teknologi Peringatan Dini dan Gelar Simulasi Evakuasi Bencana di Desa Rawan

Desa Gunungsari, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso -- 29 Juni 2025

Sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat, tim mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember dari Program Mahasiswa Berdesa (PROMAHADESA) melaksanakan kegiatan pengenalan teknologi Early Warning System (EWS) dan simulasi evakuasi bencana di Desa Gunungsari. Kegiatan ini didukung penuh oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur dan disambut antusias oleh warga desa.

Kegiatan ini merupakan bagian awal dari upaya membentuk masyarakat tangguh bencana dengan memperkenalkan teknologi sederhana namun efektif dalam mendeteksi potensi banjir. Mahasiswa menjelaskan cara kerja alat pendeteksi dini yang menggunakan sensor untuk membaca parameter ketinggian air, kekeruhan, dan pH air di sungai sekitar. Data dari sensor kemudian dikirimkan secara otomatis ke alat penerima (receiver) yang telah dipasang di rumah Kasun dan lokasi terdampak lain. Bila terdeteksi potensi banjir, sistem akan memicu sirine dan alarm, serta secara otomatis mengirim pesan peringatan melalui WhatsApp ke warga yang telah terdaftar.

Selain pengenalan teknologi, dilakukan juga simulasi evakuasi bencana, di mana warga dilatih untuk:

Mengevakuasi masyarakat serta kelompok rentan.
Berkumpul di titik kumpul yang telah ditentukan.
Menuju tempat evakuasi akhir melalui jalur evakuasi paling aman.
Menunggu di tempat evakuasi akhir yang merupakan lokasi aman sampai keadaan dinyatakan normal.
Simulasi ini tidak hanya bertujuan untuk melatih fisik, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kesiapsiagaan. Jalur evakuasi telah dipetakan bersama masyarakat dan menjadi bagian penting dari sistem tanggap darurat di desa

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dan antusiasme yang tinggi dari perangkat desa maupun tokoh masyarakat. Meskipun implementasi alat EWS secara penuh belum dilakukan dalam kegiatan ini, edukasi mengenai cara kerjanya telah memberikan pemahaman awal yang kuat bagi warga. Tingginya partisipasi ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Gunungsari memiliki kesadaran yang kuat terhadap pentingnya kesiapsiagaan bencana dan siap untuk bersama-sama membangun sistem tanggap darurat yang efektif dan berkelanjutan.

Program Mahasiswa Berdesa membuktikan bahwa pendekatan edukatif berbasis teknologi lokal dapat menjadi fondasi penting dalam menciptakan desa tangguh bencana. Kolaborasi mahasiswa, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.

 

More Articles ...