logo2

ugm-logo

Reportase hari 3: Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Sektor Kesehatan

Reportase hari 3:

Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Sektor Kesehatan

Fokus pada Koordinasi Bidang Kesehatan

Yogyakarta, Rabu 30 Oktober 2013


hari3-foto

Materi dihari ketiga adalah inti dari pelatihan ini, bagaimana koordinasi lintas sektor dapat berjalan dengan baik pada masa bencana. Penugasan oleh fasilitator berhubungan dengan penyampaian pesan, komunikasi koordinasi, dan publikasi informasi kepada masyarakat.

Dr. Hendro Wartatmo dari FK UGM menyampaikan materi mengenai Coordination of Health Cluster During Disaster Response. Penyebab masalah pada masa bencana adalah inadequate coordination sehingga perbaikan koordinasilah yang bisa membuat penanganan bencana menjadi lebih teratur. Dalam koordinasi diperlukan seorang komandan dan struktur/alur komando. Inilah cikal bakal pembentukan Incident Commander pada masa bencana.

Komunikasi pada masa bencana sering kali tidak bertanggungjawab, terutama mengenai jumlah korban. Tentu saja informasi yang tidak bertanggungjawab bisa meresahkan penerima informasi. Saat ini BNPB, BMKG, dan pemantauan volkanologi terus melakukan perbaruan dalam menjalin komunikasi sehingga informasi bencana yang terkait dengan peringatan dini bisa dilakuan lebih baik. Begitu juga dengan pendirian Media Center sehingga arus infomasi berasal dari satu pintu untuk masyarakat.


Back Kembali ke Halaman Utama Pelatihan

Reportase hari 2: Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Sektor Kesehatan

Reportase hari 2:

Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Sektor Kesehatan

Fokus pada Koordinasi Bidang Kesehatan

Yogyakarta, Selasa 29 Oktober 2013


emss

Materi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) disampaikan oleh Dr. Tri Wahyu Murni. SPGDT merupakan sistem yang terbentuk dari pre hospital, hospital, hingga jejaring antar hospital. Sistem ini tidak akan berjalan baik jika masing-masing tahapan tidak sama-sama diperbaiki. Upaya perbaikan sistem di pre hospital lebih ditekankan pada komunikasi dan transportasi sehingga korban dibawa dan tiba di rumah sakit dengan selamat dan di rumah sakit pun dapat segera melakukan tindakan pertolongan.

Penugasan oleh fasilitator hari ini, berkaitan dengan materi surveilans pada masa bencana. sebelumnya materi disampaikan oleh Prof. Hari Kusnanto. Beberapa penyakit yang terjadi biasanya sudah bisa kita perkirakan berdasarkan kejadian bencana sebelumnya atau jenis bencananya. Misalnya, banjir lebih identik dengan penyakit kulit dan demam, sedangkan bencana gunung api misalnya lebih identik dengan panyakit pernafasan. Tindakan surveilans harus dilakukan cepat sehingga diketahui segera kebutuhan logistik dan bantuan untuk korban bencana.

Penetapan status bencana sangat diperlukan sebagai legalitas. Penetapan status bencana oleh kepala daerah hingga presiden tergantung skala bencana. Materi ini langsung disampaikan oleh perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Back Kembali ke Halaman Utama Pelatihan

More Articles ...