logo2

ugm-logo

Hosdip Tugu Hari Kedua

Sesi I

Pembahasan Skenario
Dr. Hendro Wartatmo

Kegiatan hari kedua dimulai dengan pembahasan scenario yang diberikan oleh Dr. Hendro Wartatmo, SpB.KBD, dengan judul “Kecelakaan Bus”. Didalam scenario diceritakan “Kalau misalnya sekali waktu operator dari rumah sakit ini mendapat telpon bahwa ada kecelakan di jalan tol, terjadi tabrakan antara 2 bus yang sedang melintas dijalan itu. Setelah mendengar kejadian tersebut, apa yang harus dilakukan operator ini dan mau apa?. Kalau didalam HDP di atur oleh siapa?. Setelah operator tersebut mendengar kabar seperti itu, berarti korban kecelakaan tersebut akan masuk ke rumah sakit, di rumah sakit ada atau tidak yang bertanggung jawab apabila terjadi diluar jam kerja dan yang akan menghubungi ketua HDPnya.?

Berdasarkan scenario tersebut, dilakukan diskusi dengan peserta mengenai apa saja yang harus dilakukan dan langkah-langkah yang ditempuh untuk menindak lanjuti kabar yang didapatkan oleh operator tersebut. Harus dipastikan apakah memang benar terjadi tabrakan atau tidak karena hal ini akan menentukan langkah pihak rumah sakit dan tim penanggulangan bencana. Pada sesi ini juga dijelaskan mengenai revisi kelengkapan HDP yang sudah dimiliki oleh RSUD Tugurejo, dan komponen mana yang harus diperbaiki serta harus ditambahkan oleh RSUD Tugurejo agar HDP yang sudah dipunyai menjadi lebih operasional.

 

Sesi II

Lanjutan Pembahasan Skenario
Dr. Agus Barmawi, SpB.KBD

Kemudian dilanjutkan oleh Dr. Agus Barmawi, SpB.KBD beliau menjelaskan bawa untuk HDP itu pasti tidak akan benar dan tidak ada yang langsung bisa membuat HDP itu dengan benar, karena harus selalu menyesuaikan dengan keadaan. Khususnya kita harus mengetahui hazard mapping yang mungkin terjadi. Tidak pernah terjadi yang namanya bencana itu menyesuaikan dengan HDP dari yang telah dibuat oleh rumah sakit. Seperti yang kita ketahui bahwa bencana itu bukan milik siapa-siapa, namun yang terjadi adalah bahwa bencana itu akan menjadi tanggungjawab kita bersama. Pada saat ada bencana, memang perlu adanya Aktivasi yang harus jelas. Misalnya pada waktu merapi, aktivasi sudah di aktifkan sendiri, begitu sudah terjadi letusan yang berdampak pada adanya korban jiwa. Ternyata sekarang ada media masa yang membantu siap siaga yang mengaktifkan. Pada sesi ini beliau juga menambahkan penjelasan mengenai pentingnya kelengkapan komponen HDP yang harus dimiliki oleh pihak rumah sakit.

 

Sesi III

Dr. Hendro Wartatmo, SpB.KBD
Simulasi Denah Evakuasi RS

Pada sesi ini, dilakukan pembahasan mengenai Denah Evakuasi yang sudah dimiliki oleh RSUD Tugurejo, beberapa hal yang dibahas dan perlu dipikirkan tim rumah sakit terhadap denah yang ada, antara lain mengenai akses untuk keluar lewat jalan belakang, pengaturan tempat parker dan lalu lintas dari ambulans, ruang triage dan juga ruang untuk wartawan atau media, akses untuk keamanan pasien, jalur keluar masuk pasien di rumah sakit, penyeragaman sign jalur evakuasi agar mudah terbaca baik siang maupun malam, mapping dari wilayah rumah sakit agar kalau terjadi bencana maka akan mudah untuk menyebarkan pasien.

Sesi IV

Penyampaian Hasil Resume dari Tim Rumah sakit
Hasil resume dari Peserta In House Training untuk Revisi Draft Hospital Disaster Plan yang dimiliki oleh RSUD Tugurejo Semarang:

1.  Bagian Perencanaan dan keuangan

  1. Kebijakan dan mapping baik internal maupun eksternal rumah sakit
  2. Struktur organisasi pelaksana penanggulangan bencana
  3. Networking (jaringan) dengan lintas sektoral
  4. Membuat SOP (5W + 1H)
  5. Protap aktivasi untuk menggerakkan semua SDM yang ada, serta Protap Aktivasi apabila bencana terjadi saat di luar jam kerja
  6. Memfasilitasi seluruh kebutuhan dalam upaya penanggulangan bencana
  7. Cheklist untuk hospital disaster plan
  8. Monitoring dan evaluasi.

2. Bagian operasional

  1. Protap

Misalnya protap triage (dengan memasukkan penjelasan untuk penanganan jumlah korban dengan jumlah SDM yang harus tersedia), aktivasi, rekam medis, pencatatan pasien, keamanan UGD, Peminjaman alat kesehatan keruangan lain, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, dekontaminasi area, pemanggilan tim, pengiriman pasien dengan semua networking, ambulans, dan tim eksternal untuk UGD dan rumah sakit serta perumusan protap bersama.

  1. Fasilitas: area dekontaminasi, ruang infeksi, alur jalur pasien dari dating sampai ke perawatan dan keluar, Area untuk korban gelang hijau dan keluarga
  2. Form untuk kelengkapan penanggulangan bencana
  3. Atribut untuk triage (gelang triage)

3.  Bagian Logistik

  1. Kebijakan belum ada dari direktur
  2. Struktur kendalanya mengenai SDM
  3. Protap sudah ada sebagian misal pemakaian alat kesehatan, sanitasi, ambulans, pengiriman makanan dan gizi, protap manajemen bantuan, protap untuk pengklaim obat untuk penggantian, protap mengelola pemberian, protap untuk penerimaan obat
  4. Belum ada uraian tugas setelah terbentuk struktur organisasi
  5. Membuat kartu kendali
  6. Fasilitas untuk bencana belum ada, masih menggunakan fasilitas yang ada, khususnya ruangan juga masih terbatas
  7. Obat-obatan (penunjang medis dan non medis)
  8. Membuat laporan dari struktur organisasi yang ditugaskan.

4.Sistem koordinasi

  1. Untuk protap masuk bagian mana, pemulangan pasien, sistem aktivasi, penetapan ruangan, fasilitas, debriefing
  2. Uraian tugas untuk tim koordinasi
  3. Adanya tim kecil yang bekerja untuk merumuskan HDP.

Penutupan

Sesi terakhir adalah penutupan rangkaian kegiatan Workshop In House Training RSUD Tugurejo Semarang. Pada kesempatan ini disampaikan kata sambutan dari Tim Divisi Manajemen Bencana PMPK FK UGM yang disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB.KBD sedangkan tim RSUD Tugurejo diwakili oleh Kepala Bidang Pelayanan, dr. Noorjanah Pujiastuti, SpS.

Dalam kata sambutan yang disampaikan oleh dr.Hendro Wartatmo, SpB.KBD beliau berharap agar HDP yang dimiliki oleh rumah sakit tidak hanya untuk keperluan akreditasi rumah sakit, namun HDP yang dibuat bersifat operasional. Sementara itu, dr. Noorjanah Pujiastuti, SpS menyampaikan harapan yang senada, beliau menginginkan agar kegiatan yang telah dilaksanakan bermanfaat bagi rumah sakit dan bisa menghasilkan HDP yang operasional dan bisa di evaluasi, meskipun membuat perencanaan penanggulangan bencana, namun semoga tidak terjadi bencana di rumah sakit.


Gallery Hari ke-2

{gallery}2012/3/tugurejo2{/gallery}

Hosdip Tugu Hari Pertama

Pembukaan

Direktur RSUD Tugurejo
Dr. Endang Agustinar, M.Kes
Sambutan-1Sambutan pertama disampaikan oleh Direktur RSUD Tugurejo Semarang, dr. Endang Agustinar, M.Kes. Dalam kata sambutan yang beliau sampaikan bahwa dalam kegiatan ini diikutkan seluruh aspek yang ada di rumah sakit, karena beliau mengharapkan semua aspek mengetahui mengenai Hospital Disaster Plan (HDP) secara teori yang benar dan pelaksanaannya. Teman-teman mungkin juga sudah pernah mengakses mengenai HDP, namun kalau ada narasumber langsung maka akan lebih mempermudah pemahaman mengenai konsep HDP. Beliau menghimbau kepada peserta agar bisa melakukan sharing dengan narasumber terhadap materi HDP yang sudah dimiliki rumah sakit, serta diharapkan terbentuknya tim Penanggulangan Bencana yang baik dan benar serta berada dibawah bidang .

PMPK FK UGM
Dr. Bella Donna, M.Kes
Sambutan-2Sambutan kedua oleh dr. Bella Donna, M.Kes selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana PMPK FK UGM menyampaikan bahwa selama ini yang kita ketahui bahwa ada rumah sakit yang mempunyai HDP hanya dengan copy paste HDP dari rumah sakit lain yang sudah mempunyai HDP, salah satu alasan karena untuk keperluan akreditasi. Sementara itu, antara rumah sakit dengan rumah sakit lain tentunya berbeda, biasanya untuk workshop kita tanyakan ke rumah sakit apa sudah punya HDP atau belum, kalau belum sama sekali akan dilakukan pendampingan dengan adanya pengenalan mengenai HDP kemudian dilakukan pendampingan. Sedangkan, di RSUD Tugurejo sudah punya dokumen HDP, artinya rumah sakit sudah sangat baik sekali, jadi nanti kita akan mengetes isi dari dokumen tersebut kemudian langsung aplikasi. Dalam kegiatan kita ini, hari pertama sekilas materi mengenai HDP, apasaja yang harus ada di dokumen tersebut, kemudian untuk hari kedua nanti kita akan table top. Intinya HDP yang dipunya tiap rumah sakit berbeda tergantung dari rumah sakit masing-masing.


Narasumber I : Dr. Adib Yahya, MARS

Materi I : Prinsip-Prinsip Hospital Disaster Plan
Materi pertama mengenai Prinsip-prinsip HDP, beliau menjelaskan bahwa beberapa rumah sakit sudah punya HDP, namun biasanya copy paste dari rumah sakit lain. Seharusnya kita mengetahui prinsip dari HDP itu apa, bagaimana dan siapa yang harus menguasainya, agar kita bisa menggunakan disaster planning yang kita buat dengan baik. Dalam membuat HDP, kita harus memperhatikan mengenai teori bencana, bahwa secara umum dirumah sakit bisa terjadi dua jenis bencana yaitu bencana yang berasal dari dalam rumah sakit maupun dari luar rumah sakit. Rumah sakit tentunya harus memiliki kesiapan dalam menghadapi bencana baik dari pra bencana sampai ke pascabencana, salah satunya dengan mengetahui hazard mapping terhadap lingkungan rumah sakit. Selain itu, perlu diperhatikan juga mengenai pusat komando rumah sakit, sistem komunikasi, manajemen lalu lintas, keamanan, pengunjung, sukarelawan, penerimaan korban, lokasi-lokasi utama di rumah sakit, tim lapangan, daftar kontak, rumah sakit yang terisolasi, dan latihan. Ingat HDP tanpa kesiapan tidak ada gunannya, perencanaan tanpa dilakukan latihan lebih berbahaya daripada tidak punya perencanaan sama sekali.

Materi II : Pengorganisasian Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit dan Operasional
Materi kedua mengenai Pengorganisasian Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit dan Operasional. Dalam bencana, kekacauan tidak bisa dicegah namun diupayakan seminimal mungkin. Hal ini bisa dilakukan dengan adanya perencanaan yang baik serta adanya pengorganisasian dalam penanggulangan bencana. Penyusunan organisasi penanggulangan bencana yang dilakukan tidak usah macam-macam, kita menyesuaikan dengan struktur sehari-hari yang ada di rumah sakit, simple dan tidak usah terlalu rumit. Saat bencana rumah sakit tidak boleh tutup dan harus tetap melayani pasien seperti biasa. Untuk penyusunan bagan organisasi kita bisa menggunakan metode crosswalk, minimal staffing dan fleksibilitas. Di dalam pembuatan struktur organisasi juga dibuat uraian tugas yang lebih simple dibuat dalam kartu tugas (job action sheet). Salah satu bagian yang penting adalah seksi operasional karena berhubungan dengan pengobatan pasien, evakuasi, alternatif lokasi pelayanan (surge capacity), keamanan pelayanan serta keberlangsungan pelayanan rumah sakit. Beliau juga menyebutkan bahwa penting seksi operasional dalam manajemen bencana adalah sebagai core bisnisnya, jadi seksi operasi ini jadi kiblat seksi yang lainnya, misalnya seksi logistic, perencanaan, keuangan

Materi III : Sistem Koordinasi
Materi ketiga yang dibawakan pemateri pertama adalah mengenai system koordinasi. Bencana yang terjadi secara tiba-tiba akan berdampak pada kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan pelayanan kesehatan. Biasanya terjadi kelemahan dalam hal koordinasi, komunikasi, komando dan kolaborasi serta perlunya control. Kalau terjadi bencana yang besar, maka koordinasi akan susah sekali, untuk itulah agar koordinasi bisa berjalan maka diperlukan adanya networking (jaringan) baik dari tingkat kabupaten (Dinas Kesehatan) maupun dengan provinsi, nasional bahkan internasional. Oleh karena itu, bangunlah networking dari sekarang, komunikasi yang baik dan tetap terpelihara akan memudahkan mendapatkan bantuan melalui jaringan serta menghidupkan fungsi komunikasi


Narasumber 2 : Dr. Bella Donna, M.Kes

Materi IV : Logistik
Materi ke-empat mengenai logistic, dijelaskan bahwa dalam keadaan bencana logistic merupakan salah satu seksi yang berperan penting. Kalau kita berbicara dalam situasi normal, jelas rumah sakit melakikan pelayanan terhadap rawat jalan, rawat inap, IGD, yang ditunjang oleh SDM, organisasi, system informasi dan anggaran yang mana tujuannya adalah untuk menjaga mutu pelayanan rumah sakit. Hal ini tentu tidak bisa disamakan dengan kondisi bencana dimana rumah sakit akan rusak, kemudian banyaknya korban yang membanjiri rumah sakit dalam waktu singkat dan cepat, disisi lain fasilitas, daya tampung, sumberdaya yang ada terbatas termasuk logistik seperti obat-obatan/medicines (olm), air bersih dan kesehatan lingkungan, suplai kesehatan/peralatan : alat operasi, material kedokteran/reagensia/alat radiologi, peralatan nersing, dll (olm), suplai makanan, perlindungan/shelter, listrik, transportasi, komunikasi dan administrasi, kebutuhan individu seperti: pendidikan, kesehatan mental, sumberdaya manusia, tenaga bantuan/relawan stok sembako, kebutuhan hidup selama periode bencana. Dalam manajemen logistic tetap melalui proses seleksi, penyediaan/pengadaan, distribusi serta penggunaan dengan tetap membutuhkan manajemen support baik dari organisasi, SDM (kualitas maupun kuantitas), system informasi manajemen serta pembiayaan.

Materi V : Perencanaan dan Keuangan
Materi terakhir mengenai perencanaan dan keuangan, meskipun bencana tidak dapat diprediksi dan dibayangkan, namun bencana akan bisa saja terjadi. Oleh karena itu, bagian perencanaan harus mempersiapkan perencanaan yang operasional dalam bencana untuk membuat kondisi kekacauan yang terjadi seminimal mungkin. Dalam struktur organisasi penanggulangan bencana, bidang perencanaan membawahi 4 seksi yaitu Seksi SDM, seksi situasi, dokumentasi, demobilisasi. Sementara itu, bidang keuangan membawahi seksi pengadaan, seksi pencatatan waktu, seksi biaya dan seksi klaim. Perencanaan yang dibuat harus simple dan fleksibel serta tetap memperhatikan aspek koordinasi, kepemimpinan serta komunikasi.

Gallery Hari Pertama:

{gallery}2012/3/tugurejo1{/gallery}