logo2

ugm-logo

Reportase hari 5: Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Sektor Kesehatan

Reportase hari 5:

Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Sektor Kesehatan

Fokus pada Koordinasi Bidang Kesehatan

Yogyakarta, Jumat 1 November 2013


hari5-foto

Hari kelima ini, peserta diajak untuk melakukan kunjungan lapangan ke Dinas Kesehatan DIY, Rumah Sakit dr. Sardjito, dan Hunian Tetap di Karang Kendal Merapi. Kunjungan lapangan hari ini masih berhubungan dengan simulasi koordinasi pada masa bencana malam sebelumnya. Kali ini peserta ditugaskan untuk mengumpulan informasi melalui wawancana pada narasumber terkait tentang koordinasi dan pengalaman mereka sewaktu kejadian Merapi beberapa tahun lalu.

Di Dinas Kesehatan DIY, peserta mendapat paparan langsung dari kepala dinas kesehatan. Untuk melakukan koordinasi beliau menekankan pada pembentukan jejaring dan komunikasi baik informal atau pun formal. Apalagi bencana Merapi yang melibatkan beberapa kabupaten dan provinsi yang mengitari Gunung Merapi sehingga penanganan yang dilakuan tidak bisa sendiri oleh DIY saja.

Di rumah sakit Sardjito, peserta mendapat paparan dari beberapa narasumber terlibat langsung pada saat Merapi tahun 2010 untuk penanganan pasien. Rumah sakit Sardjito menjadi tempat rujukan utama korban bencana, di sinilah Rumah Sakit Sardjito menjadi komandan dalam perawatan korban. Rumah sakit Sardjito tidak melakukan tugasnya sendiri, melainkan membangun jejaring dengan 73 rumah sakit lainnya di Yogyakarta.

Kunjungan terakhir, ke Hunian Tetap Karang Kendal yang berjarak 10 Km dari puncak Merapi. Pada saat kejadian, seluruh penduduk di desa ini diungsikan dan desa mereka mengalami kehancuran akibat awan panas dan debu vulkanik. Namun, kini mereka dapat kembali dan mendiami hunian yang lebih teratur dengan fasilitas yang nyaman. Bagi masyarakat, kejadian Merapi tahun 2010 menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi mereka, mereka menyatakan keikutsertaannya untuk mengikuti perintah pemerintah jika suatu saat Merapi “batuk” kembali dan mereka harus turun untuk mengungsi.

Penutupan pelatihan pengurangan risiko bencana sektor kesehatan dilaksanakan pada Jumat malam ditandai dengan penuturan refleksi dan rekomendasi masing-masing kelompok atas kunjungan lapangan hari ini. Semoga pelatihan ini bermanfaat untuk pengurangan risiko bencana di daerah peserta masing-masing, selain itu terjalinnya komunikasi dan koordinasi masing-masing daerah di Indonesia dalam upaya pengurangan risiko bencana secara nasional.

Back Kembali ke Halaman Utama Pelatihan

Reportase hari 4: Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Sektor Kesehatan

Reportase hari 4:

Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana Sektor Kesehatan

Fokus pada Koordinasi Bidang Kesehatan

Yogyakarta, Kamis 31 Oktober 2013


hari4-foto

Hari sebelumnya telah dibahas mengenai koordinasi yang menjadi awal pembentukan Incident Commander (IC) sebagai komandan pada masa bencana. Materi IC disampaikan oleh Ir. Bernardus Wisnu Widjaja, MSc dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Minimal, pada masa bencana struktur IC yang harus dimiliki adalah adanya komandan dengan empat bidang, perencanaan, logistik, adminitrasi dan keuangan, serta operasional.

Selain IC, hari ini disampaikan juga materi yang jarang menjadi perhatian, yakni masalah kesehatan reproduksi pada masa bencana dan pasca bencana. Masalah kesehatan reproduksi tidak saja menjadi masalah perempuan melainkan laki-laki sehingga kebutuhannya harus terpenuhi, misalnya terjaminnya keperluan menstruasi bagi perempuan. Materi kesehatan reproduksi disampaikan oleh Dr. Gita Maya Koemari dari Kementerian Kesehatan RI.

Menarik sekali, penugasan dari fasilitator hari ini adalah simulasi tentang koordinasi. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok membahas skenario tentang bencana gunung meletus. Masing-masing anggota kelompok mendapat peran masing-masing sesuai pekerjaannya, dan ada juga peserta yang berperan sebagai LSM serta pejabat daerah. Simulasi koordinasi berjalan seperti nyata sebab peserta menjalankan perannya masing-masing dengan baik, bahkan perkelahian dan selisih paham terjadi berkali-kali. Hal ini benar-benar terlihat seperti koordinasi yang terjadi pada masa bencana.


Back Kembali ke Halaman Utama Pelatihan

More Articles ...