Hari 1
Reportase Hari 1: Selasa, 7 Mei 2019
oleh Madelina Ariani dan tim
Dok. PKMK FK - KMK UGM: Tarian pembuka tradisional Australia
Tarian tradisional Australia yang dibawakan secara apik begitu membakar semangat di tengah cuaca dingin pagi ini. Tepat 08.30 AEST pagi acara ini dibuka dan dibawakan juga dengan sangat baik oleh Gerry Fitzgerald. Ballroom Plaza Terrace, Brisbane Convention and Exhibition Centre menjadi penuh sesak baik oleh peserta dari berbagai negara maupun oleh semangat menerima dan berbagi keilmuan dalam bidang ini.
Pembukaan kali ini sangat spesial karena telah diisi oleh deretan pembicara dan topik yang justru menjadi poin penting selama empat hari pertemuan ini. Pertama diisi oleh Jeanette Young dari Queensland Health. Jeanette menceritakan kejadian bencana dan krisis kesehatan yang terjadi di Australia selama ini, penanganannya sangat membutuhkan pendekatan rumah sakit. Perkembangan rumah sakit sangat tergantung juga dengan teknologi dan IT. Semua ini merupakan bagian dari sistem kesehatan yang utuh, termasuk juga pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: Gregory Ciottone
Kedua, begitu berkesan pesan yang disampaikan oleh Gregory Ciottone sebagai perwakilan presiden WADEM, penanganan bencana kesehatan itu harus dilakukan bersama - sama, kolaborasi!. Semua yang hadir kali ini adalah para ahli bencana bidang kesehatan, bukan saatnya lagi kita hanya mengkaji tetapi aksi untuk melakukan promosi kepada masyarakat luas. Tentunya dengan payung yang menyatukan kita, yakni kesiapsiagaan.
Ketiga, WHO Welcome yang diwakili oleh Heather Papowitz. WHO sangat mendukung keberadaan WADEM dimanapun anggotanya berada. WADEM begitu memfasilitasi area concern WHO seperti mass gathering, EMT, dan healthcare system dalam situasi bencana. Tugas utama kita adalah melindungi masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa peran pemimpin masyarakat sangatlah penting diantaranya untuk melakukan komunikasi risiko ke masyarakat. Selain itu, upaya penguatan surveilans penyakit dan laboratorium. Ke depannya, akan ada health emergency and disaster risk management framework.
Sesi kemudian dihanyutkan oleh cerita pengalaman presiden MSF di daerah konflik di dunia. Mengiris hati memang ceritanya, ada satu kejadian di Libya dimana kita harus membuka pintu sebuah gudang yang ternyata isinya ratusan pasang mata yang berharap belas kasih pertolongan darimu, bayangkan! Apa yang harus kita lakukan pada saat kita juga tidak dapat berbuat banyak karena keadaan krisis. Di akhir ceritan, presiden MSF menyampaikan gagasan bahwa berfikir untuk masa depan pada intinya adalah kembali ke dasarnya. Dasar kita yang paling kuat adalah rumah sakit, maka inilah yang harus kita kuatkan.
Pembaca dapat menyimak buku program pada link yang telah diberikan untuk melihat lebih jauh agenda per harinya. Padat dan semua sesi sangatlah menarik. Tidak mengherankan jika kongres WADEM dilaksanakan hingga 4 hari lamanya.
Dok. PKMK FK - KMK UGM : WHO Panel
Selanjutnya adalah sesi WHO panel yang dimoderatori oleh Ian Norton (tim divisi cukup sering berinteraksi dengan Ian untuk pendampingan pengembangan EMT di Indonsia bersama dengan PKK Kemenkes). Ian begitu apik membawakan sesi ini sehingga empat pembicara dengan topik yang berbeda dapat ditarik benang merahnya dengan mudah, yakni data dan informasi krisis kesehatan di dunia yang menunjukkan tren dinamis yang disampaikan oleh Heather Papowitz, dapat ditanggapi diantaranya dengan pengembangan Emergency Medical Team (EMT) yang secara prinsip global tetapi tetap harus menyesuaikan dengan kondisi dan kapasitas lokal. Semua tantangan SDGs dan hubungannya dengan Sendai Framework dijelaskan dengan sangat baik oleh Virginia Murray.
Sesi siang, tim ini masuk ke sesi sesuai dengan minat masing - masing. Sorenya, sesi poster presentasi. Sutono dan tim sudah siap di depan poster sejak pukul 17.00 AEST hingga sesi poster berakhir (18.30 AEST). Menarik menanggapi pertanyaan dan tanggapan peserta mengenai program interprofesional education di fakultas yang menggunakan bencana sebagai kasusnya. Cukup bangga bahwa FK - KMK UGM berproses untuk menyempurnakan kurikulumnya.
Dok. PKMK FK - KMK UGM : Presentasi poster
Hari 2
Rabu, 8 Mei 2019
oleh Madelina Ariani dan tim
Dok. PKMK FK-KMK UGM : Basil leodoro
Sesi yang tidak kalah menarik hari ini tentang Emergency Medical Team (EMT). Langsung dimoderatori oleh pakar EMT, Ian Norton (WHO). Sesi ini sangat ditunggu oleh tim bencana kita, karena sangat mendukung untuk lebih memahami tentang EMT standar, data dan kapasitas EMT dunia, pengalaman pengembangan EMT di beberapa negara, dan hasil data penelitiannya. Semua itu sangat bermanfaat untuk tim bencana FK yang sedang mendampingi kementerian kesehatan menyusun standar EMT nasional.
Sesi ini dimulai dengan paparan Ian Norton sendiri tentang Global Update on the Emergency Medical Team initiative. Latar belakang, tujuan, dan standar EMT dijelaskan dengan sangat jelas dan sederhana oleh Ian. Salah satu tujuannya untuk memastikan EMT yang memberikan layanan kesehatan pada masyarakat di situasi bencana memang benar - benar kompetensinya baik dari personal maupun logistiknya. Definisi EMT sendiri memiliki tiga pilar yakni merupakan tim yang bisa dibentuk dari instansi pemerintah dan non pemerintah, melakukan layanan kesehatan langsung, dan mendukung sistem kesehatan yang ada.
Selanjutnya, Basil Leodoro menyampaikan tentang EMT di Pasifik: sebuah insiatif dari regional. Basil mendorong penguatan nasional EMT karena nasional EMT - lah yang hadir pertama kali untuk masyarakat pada situasi bencana sebelum EMT internasional lainnya datang. Untuk itulah penguatan nasional EMT sangat dibutuhkan. Nasional cukup melakukan adaptasi dari EMT standard kemudian WHO dapat memberikan bantuan dalam bentuk mentoring dan akreditasi.
Pembicara ketiga, Ashok Pandey memaparkan tentang review efektivitas pengiriman EMT asing/ Foreign Medical Team (FMT) di gempa Nepal 2015. Ya semuanya kacau saat terjadi bencana, termasuk FMT yang datang. Maka dari itu, klaster kesehatan lokal juga dapat berbagi beban dengan FMT yang ada sehingga terciptalah kekuatan yang lebih dalam menyelesaikan masalah yang ada. Dari ini disadari pentingnya kepemimpinan lokal itu. Disaster are our business and veterans are our passion, tambah Ashok.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: ARCH Project
Di tingkat ASEAN, inisiatif EMT ini juga dilakukan, terlebih dalam beberapa tahun terakhir ini. Phumin Silaput dari NIEM Thailand menjelaskan tentang peran ARCH Project dalam penguatan manajemen bencana kesehatan di regional ASEAN. Latihan bersama untuk negara - negara ASEAN dalam dua tahun terakhir menunjukkan hasil yang sesuai harapan. Namun, model kerja sama, pengujian SOP dan lainnya masih perlu dilakukan sebab belum ada standar yang diberlakukan untuk EMT Negara - negara ASEAN.
Terakhir, Soichiro Koi menerangkan tentang kapasitas EMT di global tidak seberapa dari ancaman dan event bencana yang terjadi selama ini. Untuk merespon kebutuhan ini maka kita harus menguatkan EMT kita, salah satunya. Namun, mampukah negara - negara dunia ini mempersiapkan klasifikasi standar EMT.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: sebaran EMT
Sesi selanjutnya, peserta mengikuti banyak sesi dan topik. Ada ebola, natural hazard, military, dan lainnya. Hal yang cukup menarik adalah sesi Non Communicable Diseases dalam situasi bencana. Tidak mungkin masalah penyakit tidak menular ini berhenti karena situasi bencana. Tidak ada hipertensi, kegemukan, atau diabetes berhenti dampaknya atau layananannya pada situasi bencana. Untuk itulah upaya persiapan, respon, dan recovery harusnya juga memperhatikan penyakit - penyakit tidak menular ini.
Ada orasi tentang thougth on the future dan WADEM chapter meeting sebelum sesi poster presentasi. Tim bencana hari ini mempresentasikan poster yang membahas tentang perkembangan data informasi di klaster kesehatan. Salah satu kemajuannya adalah kita dapat mengembangkan form yang standar yang dapat digunakan baik oleh dinas kesehatan dan EMT.
Dok. PKMK FK-KMK UGM : Komentar dan masukan dari expert pada sesi poster presentasi
Hari 3
Kamis, 9 Mei 2019
oleh Madelina Ariani dan tim
Dok. PKMK FK-KMK UGM: tim bencana FK-KMK UGM
Hari ketiga, pembahasan mengenai bencana dan manajemen kesehatan semakin hangat dibicarakan. Memahamkan bahwa konteks resiko dan bencana tidak terpisah dengan tantangan penyakit ternyata merupakan tantangan hamper semua negara. Cerita pengalaman dalam mempromosikan bencana kesehatan kami dapatkan saat berdiskusi dan bertukar informasi dengan delegasi antar negara.
Dok. PKMK FK - KMK UGM: Virginia Murray and WHO framework
Sesi WHO Thematic Platform for Health Emergency and Disaster Risk Management and Its Development langsung dipimpin oleh konsultannya, Virginia Murray. Paparan mengenai WHO framework dan hasil - hasil penelitian yang mendukungnya dibahas secara apik oleh Virginia Murray, Frank Archer, Alistar Humprey, Ryoma Kayano, Holly Lam, Shuhei Nomura, Ngoy Nsenga, dan Heather Papowitz.
Seperti yang disampaikan Virginia, bencana dan penyakit tidaklah dalam kerangka yang berbeda. Penyakit dan ancaman bencana alam adalah ancaman yang sama untuk bidang kesehatan. Oleh karena itu, internasional health regulation mengatur tidak hanya untuk global health security tetapi juga bagaimana Manajemen bencana dan resikonya.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: dr. Hendro di sesi Lesson learned from Jepang, Africa, dan Indonesia
Hari ini, dr. Hendro dan dr. Bella mempresentasikan paper - nya. Masing - masing di kelas Lesson Learned Japan, Africa, and Indonesia experience, dan Oceania Chapter. Sangat menarik, dr Bella menyampaikan presentasi tentang perkembangan manajemen bencana kesehatan di Indonesia mulai dari gempa Padang 2009 hingga Palu 2018 lalu. Secara administratif memang terjadi kemajuan dalam bidang manajemen bencana kesehatan yang terlihat dengan semakin fokusnya perhatian bidang kesehatan dalam merespons bencana yang ada.
Dok. PKMK FK - KMK UGM: presentasi dr. Bella
Begitu juga dengan paper yang disampaikan oleh dr. Hendro di sesi Lesson Learned. Tidak ada dua bencana yang benar - benar sama, kata beliau. Tsunami yang terjadi di Palu tidak sama penanganannya dengan tsunami Selat Sunda. Walaupun sama - sama tsunami sebab masalahnya sangat dinamis sehingga membutuhkan respons yang juga dinamis setiap saat.
Poster kali ini dari dr. Handoyo. Poster nomor 62 ini menceritakan proses dan hasil kegiatan pengiriman EMT ke bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi Palu 2018 silam. Banyak delegasi yang tertarik dengan poster ini membuat beliau harus lebih sabar dalam menjelaskan prosesnya.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: sesi poster
Hari 4
Jumat, 9 Mei 2019
oleh Madelina Ariani dan tim
Penutupan kongres WADEM selalu membawa kesan haru tersendiri. Bagaimana tidak? Seluruh pakar dan praktisi kesehatan di dunia yang concern tentang bencana dan krisis berkumpul untuk membahas ide, pengalaman, dan lesson learned, sehingga rasanya seluruh beban selama ini bisa dibagi dengan banyak orang lainnya yang akhirnya menimbulkan semangat yang membakar untuk aksi ke depannya yang lebih baik lagi.
Dok. PKMK FK-KMK UGM : sesi presentasi road safety (atas) dr. Ina Agustina (bawah)
Hari keempat ini, tim bencana mendukung dr. Ina Agustina dari Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes yang mempresentasikan paper dengan tema safety road. Paper ini merupakan hasil kerjasama dengan PKMK FK - KMK UGM pada 2017. Bersama kami membuat instrument untuk mengukur kesiapsiagaan sektor kesehatan dan daerah dalam menghadapi arus mudik, dan kemudian diujicobakan langsung pada 4 daerah yang terpadat arus mudiknya di Indonesia: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung. Paper ini cukup membuat ketertarikan peserta untuk menanyakan lebih jauh kepada dr. Ina bahkan setelah sesi presentasi.
Secara resmi kepanitian kongres WADEM Brisbane 2019 ditutup dan diserahterimakan ke kapanitiaan 2021 di Tokyo Jepang. Berakhirnya kongres ini bukan mengakhiri upaya kita dalam mempromosikan tentang bencana dan krisis kesehatan. Seminggu ini adalah waktu kita rehat sebentar dan kemudian kembali melakukan aksi dalam bentuk apapun untuk peningkatan upaya penanganan bencana dan krisis kesehatan.
Closing ceremony juga berarti pengumuman pemenang presentasi poster dan penghargaan. Berikut beberapa penghargaan yang diberikan, WADEM President Award untuk Andrew Lavelle, best humanitarian group untuk CRIMEDIM, dan Lennart Reifels untuk best scientific paper award.
Dok. PKMK FK - KMK UGM: Closing Ceremony dan penghargaan