logo2

ugm-logo

Public health emergency preparedness (PHEP): a framework to promote resilience

Keadaan darurat dan bencana berdampak pada kesehatan masyarakat. Penyakit menular terus berkembang, pandemi COVID-19 yang baru saja dihadapi menyebabkan morbiditas dan mortalitas dengan penyebaran penyakit yang sangat cepat. Mendefinisikan kesiapsiagaan berdasarkan evidence based masih menjadi tantangan, karena kurangnya bukti untuk menginformasikan pengurangan risiko bencana (PRB) untuk kesehatan masyarakat.Sebelum terjadi pandemi, peningkatan pengetahuan masih berfokus penanganan penyakit menular dalam scope endemi atau kasus luar biasa. Kesenjangan pengetahuan yang ada dengan kerangka kerja PHEP seharusnya seimbang untuk mencerminkan konteks dinamis dan sosial dari kedaruratan kesehatan masyarakat dan sistem kesehatan masyarakat yang kompleks. Intervensi berorientasi ketahanan untuk PHEP telah diusulkan dengan mempertimbangkan kompleksitas konteks darurat dan kompleksitas latar belakang yang harus memandu strategi dalam membingkai ulang PHEP. Makalah berikut menyajikan kerangka kerja yang diturunkan secara empiris dan diinformasikan secara teoritis untuk kesiapsiagaan darurat untuk menginformasikan praktik badan kesehatan masyarakat lokal/regional. Hasil yang ditampilkan mendeskripsikan elemen penting dari sistem kesehatan masyarakat yang tangguh dan bagaimana elemen tersebut berinteraksi sebagai sistem adaptif yang kompleks. Kerangka kerja ini mengidentifikasi 11 elemen penting dari sistem kesehatan masyarakat yang tangguh dan bagaimana elemen tersebut berinteraksi sebagai sistem adaptif yang kompleks. Kerangka kerja berkaitan dengan semua aspek manajemen darurat - meliputi kesiapan, respons dan pemulihan - dan promosi kapasitas adaptif untuk mendukung ketahanan di antara lembaga kesehatan masyarakat lokal/regional.

Selengkapnya

ARCH Project and the Global Initiatives of Disaster Health Management

Program penguatan the ASEAN Regional Capacity on Disaster Health Management (ARCH Project) bertujuan untuk memperbaiki kapasitas disaster health management (DHM), kapasitas dalam konteks level individu, emergency medical team (EMT), dan kolaborasi regional. Sejak awal proyek ARCH, Regional Collaboration Drill (RCD) telah dilakukan sebanyak empat kali hingga saat ini di Thailand, Vietnam, Filipina, dan Indonesia masing-masing pada 2016, 2017, 2018, dan 2019. Terdapat 2 project working group (PWG) yang diatur untuk memfasilitasi perwakilan negara ASEAN untuk mendiskusikan kegiatan dan output ARCH Project. PWG 1 berperan untuk merancang dan merencanakan RCD (misalnya mengembangkan skenario, prosedur evaluasi, materi) dan mengembangkan draft standar operasional prosedur regional DHM. PWG 2 berperan untuk merancang dan mengembangkan kurikulum pelatihan (misalnya tujuan, tema, metodologi, pelatih, dan lain-lain) serta materi yang diperlukan untuk mendukung pelatihan. Dalam proses penguatan mekanisme koordinasi dan kolaborasi regional ASEAN di DHM, proyek ini terus menangkap tren internasional seputar DHM, serta berupaya memberikan kontribusi pada pengembangan sistem dan global tools. Peningkatan akademik di ASEAN akan memiliki dampak dan kontribusi yang signifikan dalam jaringan penelitian global tentang DHM.

Selengkapnya

More Articles ...