logo2

ugm-logo

Manajemen Risiko Tanah Longsor dengan Menggunakan Teknik Geospasial: Wawasan Komparatif dari Cina dan Indonesia

Tanah longsor didefinisikan sebagai pergerakan tanah dan batuan yang membentuk lereng. Tanah longsor dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan kematian bagi masyarakat di daerah rawan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau dan membandingkan pola manajemen risiko longsor di Cina dan Indonesia dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2019-2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Systematic Literature Review (SLR). Dalam pencarian literatur menggunakan Scopus, Mendeley memiliki periode publikasi 2019-2023. Temuan penelitian menunjukkan bahwa manajemen risiko bencana juga berfokus pada lebih dari sekedar pengetahuan masyarakat dalam tanggap darurat bencana. Artikel ini dipublikasikan pada 2024 di ASEAN Natural Disaster Mitigation and Education Journal 

SELENGKAPNYA

Mitigasi dan Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Tsunami

Tsunami pada 2004 yang menimbulkan ribuan korban jiwa memaksa masyarakat Aceh untuk melakukan mitigasi dan kesiapsiagaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat di Muara Batu, Aceh Utara, Indonesia dalam menghadapi bencana tsunami. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mitigasi bencana tsunami di Kecamatan Muara Batu adalah sebagai berikut: (1) pembangunan pemecah gelombang oleh pemerintah dan penanaman pohon kelapa oleh warga di sepanjang pantai dan (2) pemberian edukasi tentang kebencanaan telah dilakukan. Sementara itu, terkait kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami, disimpulkan sebagai berikut: (1) kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami tergolong siap;(2) pengetahuan dan sikap masyarakat rumah tangga dalam menghadapi bencana tsunami tergolong siap; (3) kebijakan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami tergolong rendah; (4) rencana tanggap darurat masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami tergolong siap; (5) sistem peringatan dini tsunami masih menggunakan tradisi turun-temurun dengan menggunakan sirine dan pengeras suara di meunasah dan/atau mushola; (6) tingkat mobilisasi sumber daya masyarakat masih rendah. Artikel ini dipublikasikan pada 2023 di jurnal NCBI 

SELENGKAPNYA

More Articles ...