logo2

ugm-logo

Reportase Pelatihan Manajemen Emergency Medical Team (EMT) Batch 2

Reportase

Pelatihan Manajemen Emergency Medical Team (EMT) Batch 2

Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM


9 Oktober 2024

emt b2 1 

PKMK-Yogyakarta. Emergency Medical TEAM (EMT) merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penanggulangan bencana. Pada kesempatan kali ini, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM melaksanakan Pelatihan Manajemen Emergency Medical Team (EMT) Batch 2 pada Selasa-Rabu, 9-10 Oktober 2024 yang dilaksanakan secara hybrid. Pelatihan ini diikuti oleh 13 rumah sakit yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu RS Bethesda, RS Akademik UGM, RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta, RS Panti Rapih, RSUD Nyi Ageng Serang, RS Panti Nugroho, RSUD Prambanan, RS Pratama, RS Saras Adyatma, RS Santa Elisabeth, RS Saptosari, RS Rizki Amalia, dan RS PKU Muhammadiyah Wonosari.

 emt b2 2Kegiatan pada hari pertama dibuka oleh dr. Alif Indiralarasati selaku moderator. Sebelum sesi materi dimulai, kegiatan diawali dengan pengantar yang disampaikan oleh Happy R. Pangaribuan, SKM, M.P.H., selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK yang menyampaikan ucapan terima kasih seluruh peserta perwakilan dari rumah sakit yang hadir dalam kesempatan kali ini. PKMK FK-KMK UGM merupakan pusat studi yang bergerak dalam melakukan peningkatan kapasitas berupa pelatihan, pendampingan, serta advokasi kepada pemangku kebijakan, akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum. Divisi Manajemen Bencana Kesehatan merupakan salah satu divisi yang ada di PKMK FK-KMK UGM dengan fokus sebagai tim ahli manajemen penanggulangan bencana kesehatan. Happy menutup pengantar kegiatan dengan menyampaikan bahwa beliau berharap dari kegiatan ini menjadi media dalam menyusun, melakukan manajemen, dan mengoperasionalisasikan tim EMT dari masing-masing rumah sakit sehingga dapat bekerja secara optimal ketika terjadi bencana.

emt b2 2Kegiatan dilanjutkan dengan sesi materi. Materi pertama disampaikan oleh Happy R. Pangaribuan, SKM, M.P.H. dengan judul “Gambaran Pos Klaster Kesehatan/HEOC”. Klaster kesehatan adalah kelompok pelaku penanggulangan krisis kesehatan yang memiliki kompetensi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan sedangkan Health Emergency Operation Center (HEOC) adalah operasionalisasi dari klaster kesehatan ketika masa tanggap darurat bencana. Fungsi HEOC memberikan pelayanan dan perlindungan kesehatan pada masyarakat terdampak melalui kegiatan tanggap darurat krisis kesehatan. EMT merupakan bagian dari HEOC dan bertugas memberikan pelayanan kesehatan untuk memperkuat sistem dan pelayanan kesehatan di daerah terdampak dan membantu percepatan pemulihan sistem kesehatan yang ada. Ibu Happy juga menyampaikan tim EMT terdiri dari berbagai tenaga profesional di bidang kesehatan. Tim EMT yang hadir di lokasi bencana harus mengikuti alur dan juga melaksanakan peran sesuai dengan tipe EMT dari tim tersebut.

emt b2 2Materi kedua disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. dengan judul “Pengorganisasian Internal EMT dan Relawan Kesehatan”. Relawan kesehatan memiliki peran baik ketika masa pra bencana berupa pelatihan dan persiapan logistik, ketika masa tanggap darurat berupa pelayanan dan need assessment, pasca bencana, masa pemantauan dan evaluasi. EMT dibedakan berdasarkan tipe yang dimiliki, antara lain tipe 1 bergerak (mobile), tipe 1 menetap (fixed), tipe 2, tipe 3, dan specialized cell. Dalam operasionalisasi tim EMT, diperlukan sebuah struktur sehingga dapat melakukan koordinasi dan komunikasi yang baik. Sistem pengorganisasian yang diterapkan dapat mengacu pada Incident Command System (ICS) dan disesuaikan dengan kebutuhan personil EMT dan tipe EMT yang akan diterapkan. Sistem pengorganisasian ini menjadi penting untuk disiapkan agar dapat menjamin kemandirian tim, keberhasilan selama masa penugasan, dan keamanan selama berada di lapangan.

emtMateri ketiga disampaikan oleh Madelina Ariani, SKM, MPH dengan judul “Formulir EMT dan Penggunaannya”. Pada materi ini disampaikan bahwa sebelum tim EMT berangkat, diperlukan persiapan salah satunya persiapan administrasi berupa formulir-formulir seperti; form kedatangan, form laporan harian, dan form laporan kepulangan. Formulir-formulir tersebut memiliki tujuan untuk menjadi standar pelayanan kesehatan untuk korban dan masyarakat terdampak, menjamin keamanan dan keselamatan tim dalam menjalankan tugas, serta memberikan informasi yang tepat untuk analisis strategi operasi harian selama masa tanggap darurat. Selanjutnya Ibu Madelina menyampaikan apa saja bagian dan bagaimana cara mengisi formulir-formulir tersebut.

 

Materi keempat disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. dengan judul “Persiapan Keberangkatan, Perencanaan Logistik dan Keselamatan”. Dalam penerjunan tim EMT diperlukan persiapan yang matang sehingga kinerja, keselamatan, dan keamanan tim selama melaksanakan tugas bisa tetap optimal. Persiapan perlu dilakukan dimulai dari kesiapan administrasi, perencanaan, tugas dari tiap personil, dan formulir. Selain itu, diperlukan adanya kejelasan dari situasi terkini di lokasi bencana, akomodasi di lokasi, transportasi, rencana kerja, dan pendanaan sehingga tim dapat mempersiapkan diri dengan baik. Kemudian Bella juga menyampaikan bahwa persiapan logistik harus dibedakan antara kebutuhan individu, kebutuhan tim, dan kebutuhan operasional. Selama masa pra krisis juga diperlukan adanya persiapan, seperti peningkatan kompetensi berupa pelatihan baik klinis maupun non-klinis, fasilitas keberangkatan, dan mempersiapkan mental anggota tim agar tetap termotivasi.

 

emt b2 2Materi kelima dan keenam disampaikan oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. dengan judul “Rapid Health Assessment (RHA) EMT” dan “Peta Respon”. Pada materi ini disampaikan mengenai latar belakang dan tujuan dibuatnya Rapid Health Assessment (RHA). RHA penting untuk dilakukan agar dapat menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian bencana. Kemudian Gde juga menyampaikan peta respon yang merupakan gambaran tingkat risiko bencana suatu daerah secara spasial dan non spasial berdasarkan kajian isiko Bbencana suatu daerah. Pada materi ini dijelaskan secara detail komponen apa saja dan bagaimana cara membuat peta respon.

 

 

Reportase Finalisasi Pendampingan Penyusunan “Dinkes Disaster Plan” Kabupaten Magelang

Reportase

Finalisasi Pendampingan Penyusunan “Dinkes Disaster Plan” Kabupaten Magelang


Selasa, 8 Oktober 2024

PKMK-Magelang. Konsultan dan peneliti divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM kembali melakukan finalisasi pendampingan penyusunan dokumen Dinas Kesehatan Disaster Plan milik Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Kegiatan ini merupakan penutup dari rangkaian kegiatan pendampingan penyusunan dokumen yang telah berjalan sejak awal 2024. Kali ini, kegiatan finalisasi dilaksanakan di Hotel Grand Armada Town Square (Artos) pada Selasa, 8 Oktober 2024.

DDP magelang 9 1

Dok. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

Kegiatan diawali dengan menilik kembali dokumen yang telah disusun oleh tim penyusun Dinkes Disaster Plan yang terdiri dari jajaran masing-masing bidang di dinas kesehatan dan lintas sektor, termasuk LSM. Kegiatan pertama dipimpin oleh dr. Alif Indiralarasati. Dalam sesi ini disampaikan komponen-komponen yang perlu diperbaiki dan dilengkapi kembali. Selanjutnya, tim penyusun yang hadir dibagi menjadi empat kelompok untuk menyelesaikan komponen-komponen yang mendapatkan masukan dari hasil ulasan para konsultan.

DDP magelang 9 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM

Untuk membantu proses perbaikan, tim penyusun mendapatkan penjelasan singkat dan fasilitasi langsung dari para konsultan. Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid memberikan penjelasan mengenai kapasitas maksimum, dasar perhitungan yang dipergunakan, dan sekaligus memfasilitasi kelompok dalam menyelesaikan perhitungan komponen ini. Konsultan PKMK lainnya yang turut hadir secara daring, dr. Bella Donna, M.Kes, memberikan masukan dan koreksi mengenai struktur organisasi klaster kesehatan dan HEOC sekaligus memfasilitasi proses perbaikan struktur sesuai Permenkes Nomor 75 Tahun 2019. Kemudian, Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH membantu proses perbaikan tupoksi sesuai struktur yang telah diperbaharui.

Di akhir sesi, dipimpin oleh Happy, dilakukan pembahasan mendetil dari SOP yang telah disusun. Namun, karena keterbatasan waktu, belum seluruh SOP dapat diulas. Namun, beberapa poin rencana tindak lanjut telah disepakati bersama. Pertama, tim penyusun berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan dokumen hingga dokumen utuh dan siap untuk disahkan oleh pejabat setempat. Setelah disahkan, tim penyusun akan melakukan sosialisasi dokumen kepada pihak-pihak terkait, lintas program dan lintas sektor. Pada periode selanjutnya, direncanakan pula untuk menguji operasionalisasi dokumen dengan mengadakan simulasi. Dengan ditentukannya rencana tindak lanjut, maka proses finalisasi pendampingan penyusunan dokumen di Kabupaten Magelang oleh PKMK FK-KMK UGM bekerja sama dengan Pokja Bencana FK-KMK UGM dinyatakan selesai. Namun, para konsultan tidak menutup kanal komunikasi. Jika tim penyusun masih ingin berkoordinasi, berkonsultasi, dan berkolaborasi, maka para konsultan siap menerima permintaan tersebut.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati

More Articles ...