logo2

ugm-logo

Reportase Field Training Exercise Dokumen Buku Pedoman Pelaksanaan Penanggulangan Krisis Kesehatan Jawa Tengah (Jateng Siaga Sehat/JSS)

Reportase

Field Training Exercise Dokumen Buku Pedoman Pelaksanaan Penanggulangan Krisis Kesehatan Jawa Tengah (Jateng Siaga Sehat/JSS)

Semarang, 14-15 Mei 2024


fte jateng 1

PKMK-Semarang. Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan uji coba pedoman berupa Table Top Exercise pada akhir April 2024 lalu. Melanjutkan agenda tersebut, kali ini Provinsi Jawa Tengah dalam dampingan Australian Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (PKMK FK-KMK UGM), mengadakan simulasi lapangan atau field training exercise di kompleks Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Hotel Novotel Semarang.

Kegiatan hari pertama diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Dr. A.P. Ir. Sujarwanto Dwiatmoko, M.Si. Dalam sambutannya, disampaikan dukungan Pemerintah Daerah terhadap rangkaian kegiatan ini yang termasuk ke dalam upaya strategis penguatan kapasitas daerah terutama dalam menghadapi bencana dan krisis kesehatan. Sujarwanto menekankan 4 hal, yakni untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi lintas program dan lintas sektor, himbauan agar kabupaten dan kota dapat menyusun klaster kesehatan, proaktif dalam memantau kondisi lingkungan sekitar, dan secara aktif melibatkan masyarakat dalam segala upaya penanggulangan krisis kesehatan.

fte jateng 2

Selanjutnya, kegiatan diisi dengan Academic Session yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas keilmuan peserta sebelum melaksanakan rangkaian kegiatan uji coba. Kegiatan ini dipandu oleh moderator dr. Corona Rintawan, Sp.EM-KDM selaku konsultan AIHSP dan juga pendamping tim penyusun pedoman JSS. Sesi ilmiah dibagi menjadi 3 bagian, yakni paparan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dan tim penyusun pedoman JSS. Paparan terkait Kebijakan Penanggulangan Bencana di Daerah, Kebijakan Krisis Kesehatan di Daerah, dan penjelasan mengenai pedoman JSS yang menjadi dasar dari kegiatan dan tujuan utama pengujian serta simulasi yang dilakukan. Para evaluator dan observer kemudian menilai kesesuaian tindakan pelaku saat simulasi dengan pedoman yang ada, dan apakah pedoman yang hadir mampu mengakomodir kebutuhan tindakan-tindakan tersebut, sesuai skenario dan kasus yang disiapkan oleh tim pengendali.

fte jateng 3

Kegiatan hari pertama diakhiri dengan gladi resik, untuk menjelaskan penempatan para pemain, alur yang akan dijalani, tugas, peran, dan gambaran aktivitas yang akan dilakukan. Kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan fasilitas seperti Ruang Command Center di Lantai 2 Gedung Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Ruang Rapat Edelweis Lantai 2 Gedung Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dan area parkir Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Di lapangan tersebut, dibangun dua tenda lapangan milik Pusat Krisis Kesehatan Regional Jawa Tengah - DIY sebagai simulasi pos lapangan dan tenda koordinasi lintas sektor.

fte jateng 4

Pada hari kedua, kegiatan dimulai dari pukul 08.00 WIB untuk memastikan seluruh peserta telah menempati posisi masing-masing. Evaluator, observer, dan pengendali kemudian menjalani briefing dan pembagian tugas untuk masing-masing pos. Dibagikan pula inject atau kasus untuk simulasi. Setelah semua siap, simulasi dilaksanakan pukul 09.00 WIB. Kasus yang dipilih dalam simulasi adalah banjir sungai Bengawan Solo dan jebolnya beberapa tanggul yang menyebabkan perluasan area terdampak banjir hingga menyebabkan status bencana provinsi. Simulasi berniat untuk melihat kemampuan manajemen bencana kesehatan di daerah Provinsi Jawa Tengah dan operasionalisasi masing-masing pihak. Simulasi berjalan dengan lancar dan para peserta tampak antusias. Kegiatan juga melibatkan penyandang disabilitas dan menghadirkan Juru Bahasa Isyarat (JBI) untuk memfasilitasi komunikasi dengan peserta. Ketika memasuki sesi after action review di siang hari, masukan, kritik, dan saran diberikan oleh seluruh komponen yang terlibat dan semua sepakat bahwa kegiatan sejenis bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas, pemahaman, dan menambah kesadaran pentingnya manajemen bencana kesehatan dalam upaya penanggulangan bencana dan krisis kesehatan.

fte jateng 5

Reporter: dr. Alif Indiralarasati (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK UGM )

Reportase Pelatihan Dasar Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit

Reportase

Pelatihan Dasar Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit

(Hospital Disaster Plan / HDP) 

- BATCH 2 -

Hari 1

Selasa, 21 Mei 2024 - PKMK-Yogyakarta. Meningkatkan kapasitas rumah sakit baik itu dalam hal kemampuan, pengetahuan, perencanaan, sumber daya, fasilitas, maupun kesadaran terhadap krisis kesehatan menjadi prioritas utama untuk merespon kondisi gawat darurat, seperti bencana. Amanah memperkuat kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana juga tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023. Salah satu dokumen yang dapat digunakan sebagai dasar memperkuat dan meningkatkan kapasitas rumah sakit dalam bencana adalah Hospital Disaster Plan (HDP). Kali ini, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK-FKMK UGM mengadakan Pelatihan Dasar Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit (Hospital Disaster Plan/ HDP) yang diikuti oleh 6 rumah sakit dari berbagai wilayah di Indonesia.

bella dona hdp1

Pelatihan dibuka dengan pengantar dan sambutan oleh dr. Bella Donna, M.Kes yang menyampaikan pentingnya HDP untuk menunjang kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana dan krisis kesehatan, karena termasuk garda terdepan penanganan pasien di lapangan. Kegiatan ini juga merupakan rangkaian dari berbagai pelatihan yang akan diselenggarakan oleh divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM dan menggunakan platform Plataran Sehat milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

hdp1 happy

 

Acara utama pelatihan dipandu oleh Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH selaku moderator kegiatan. Materi pertama, Akreditasi dan Strategi Penyiapan HDP di RS disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. Selain kepentingannya untuk memastikan rumah akit dapat tetap menjalankan fungsi pelayanan pasien meski dalam kondisi becana, HDP kini menjadi bagian dari penilaian akreditasi RS. Dengan adanya keterlibatan ini, diharapkan RS menjadi lebih serius dalam menyiapkan dokumen tersebut. Terdapat 4 poin dalam materi ini, yakni konsep safe hospital dan bagaimana capaiannya saat ini, konsep surge capacity, MFK dan komponen HDP, serta strategi penyusunan HDP.

hdp1 gde

Materi kedua, disampaikan oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid mengenai Logistik dan Manajemen Relawan. Manajemen logistik dalam bencana menjadi krusial karena dengan adanya peningkatan kebutuhan, upaya pemenuhan harus dijalankan dengan tersturktur, tercatat, dan dapat dimonitoring serta dievaluasi. Tanggung jawab dalam manajemen logistik akan lebih mudah diimplementasikan dengan model organisasi ICS. RS juga harus memikirkan fasilitas yang akan dimanfaatkan untuk mengatur logistik. Terakhir, terkait manajemen relawan, RS perlu mengidentifikasi kapasitasnya dan bagaimana pembagian tugas saat terjadi situasi bencana dan krisis kesehatan. Jika bencana terjadi dalam skala besar dan RS kekurangan tenaga, maka dimungkinkan menerima relawan dari luar.

Selanjutnya, materi mengenai Analisis Risiko, HVA, dan HSI dipaparkan oleh Madelina Ariani, SKM., MPH. Analisis risiko merupakan komponen penting dalam dokumen rencana penanggulangan bencana karena menjadi dasar dalam menentukan konten dan arah dokumen HDP. Analisis risiko bisa dilakukan dengan diawali dengan Hazard Vulnerability Assessment (HVA) untuk mengidentifikasi jenis ancaman yang dapat mempengaruhi keberlangsungan sistem pelayanan di RS. Selanjutnya, RS dapat melakukan perhitungan Hospital Safety Index (HSI) untuk menilai kapasitas dan keamanan RS dalam menghadapi ancaman-ancaman yang ada. Dari penilaian ini, kemudian dapat direncanakan kegiatan peningkatan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan RS.

Materi terakhir pada hari pertama, yakni Sistem Komando dan Pengorganisasian kembali disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. Sistem Komando merupakan perkembangan dari Sistem Manajemen Insiden Nasional yang dicetuskan oleh Amerika Serikat dan hingga saat ini digunakan secara luas di seluruh dunia, karena dianggap lebih efektif dibandingkan sistem lainnya. Pengorganisasian dalam bencana menjadi hal yang cukup sensitif dan dapat menjadi sumber kegagalan manajemen bencana di RS jika tidak dipersiapkan dengan matang. Bella menjelaskan langkah-langkah pembuatan sistem organisasi dan komando dalam RS di situasi bencana, bagaimana memindahkan secara habis posisi yang ada dan dibutuhkan, serta menyiapkan penugasan bagi masing-masing personil. Sehingga jika terdapat situasi tanggap darurat, organisasi yang sudah disiapkan dapat langsung diaktifkan.

hdp1 peserta

Pelatihan ini masih akan berlanjut pada hari kedua, 22 Mei 2024 untuk melanjutkan materi mengenai Fasilitas di RS saat bencana, SOP saat bencana, Data Informasi dan Peta Repson, serta Komponen HDP.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM)

 

 

More Articles ...