logo2

ugm-logo

Reportase Finalisasi Pendampingan Penyusunan “Dinkes Disaster Plan” Kabupaten Magelang

Reportase

Finalisasi Pendampingan Penyusunan “Dinkes Disaster Plan” Kabupaten Magelang


Selasa, 8 Oktober 2024

PKMK-Magelang. Konsultan dan peneliti divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM kembali melakukan finalisasi pendampingan penyusunan dokumen Dinas Kesehatan Disaster Plan milik Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Kegiatan ini merupakan penutup dari rangkaian kegiatan pendampingan penyusunan dokumen yang telah berjalan sejak awal 2024. Kali ini, kegiatan finalisasi dilaksanakan di Hotel Grand Armada Town Square (Artos) pada Selasa, 8 Oktober 2024.

DDP magelang 9 1

Dok. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

Kegiatan diawali dengan menilik kembali dokumen yang telah disusun oleh tim penyusun Dinkes Disaster Plan yang terdiri dari jajaran masing-masing bidang di dinas kesehatan dan lintas sektor, termasuk LSM. Kegiatan pertama dipimpin oleh dr. Alif Indiralarasati. Dalam sesi ini disampaikan komponen-komponen yang perlu diperbaiki dan dilengkapi kembali. Selanjutnya, tim penyusun yang hadir dibagi menjadi empat kelompok untuk menyelesaikan komponen-komponen yang mendapatkan masukan dari hasil ulasan para konsultan.

DDP magelang 9 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM

Untuk membantu proses perbaikan, tim penyusun mendapatkan penjelasan singkat dan fasilitasi langsung dari para konsultan. Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid memberikan penjelasan mengenai kapasitas maksimum, dasar perhitungan yang dipergunakan, dan sekaligus memfasilitasi kelompok dalam menyelesaikan perhitungan komponen ini. Konsultan PKMK lainnya yang turut hadir secara daring, dr. Bella Donna, M.Kes, memberikan masukan dan koreksi mengenai struktur organisasi klaster kesehatan dan HEOC sekaligus memfasilitasi proses perbaikan struktur sesuai Permenkes Nomor 75 Tahun 2019. Kemudian, Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH membantu proses perbaikan tupoksi sesuai struktur yang telah diperbaharui.

Di akhir sesi, dipimpin oleh Happy, dilakukan pembahasan mendetil dari SOP yang telah disusun. Namun, karena keterbatasan waktu, belum seluruh SOP dapat diulas. Namun, beberapa poin rencana tindak lanjut telah disepakati bersama. Pertama, tim penyusun berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan dokumen hingga dokumen utuh dan siap untuk disahkan oleh pejabat setempat. Setelah disahkan, tim penyusun akan melakukan sosialisasi dokumen kepada pihak-pihak terkait, lintas program dan lintas sektor. Pada periode selanjutnya, direncanakan pula untuk menguji operasionalisasi dokumen dengan mengadakan simulasi. Dengan ditentukannya rencana tindak lanjut, maka proses finalisasi pendampingan penyusunan dokumen di Kabupaten Magelang oleh PKMK FK-KMK UGM bekerja sama dengan Pokja Bencana FK-KMK UGM dinyatakan selesai. Namun, para konsultan tidak menutup kanal komunikasi. Jika tim penyusun masih ingin berkoordinasi, berkonsultasi, dan berkolaborasi, maka para konsultan siap menerima permintaan tersebut.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati

Reportase Penyusunan Dokumen Puskesmas Disaster Plan (PDP) Dalam Penanggulangan Krisis Bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten

Reportase

Penyusunan Dokumen Puskesmas Disaster Plan (PDP) Dalam Penanggulangan Krisis Bencana

Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten


Selasa, 1 Oktober 2024

PKMK-Klaten. Konsultan dan peneliti divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM diundang menjadi pembicara dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten pada acara yang digelar pada 1 Oktober 2024 bertempat di Tjokro Hotel, Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan materi mengenai penguatan sistem pelayanan kesehatan bagi Puskesmas (Puskesmas Disaster Plan) untuk menghadapi krisis kesehatan. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan dan perwakilan dari seluruh Puskesmas di Kabupaten Klaten.

Kegiatan diawali dengan sambutan yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, dr. Anggit Budiarto, MMR. Anggit menyampaikan bahwa klaster kesehatan memiliki komponen penting dalam penanggulangan bencana bekerja sama dengan BPBD. Untuk mendukung tugas dan fungsi yang optimal diperlukan adanya dokumen serta pedoman dari klaster kesehatan. Sehingga ketika bencana terjadi, maka seluruh komponen klaster kesehatan Kabupaten Klaten siap untuk turut serta dalam penanggulangan bencana dan krisis kesehatan. Pihaknya juga menyampaikan bahwa dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana itu tidak mudah, perlu adanya penyusunan dokumen, pelatihan, simulasi, dan kegiatan lainnya sehingga diharapkan seluruh komponen dalam hal ini Puskesmas dapat berperan aktif hingga nanti tersusun dokumen dan pedoman Puskesmas Disaster Plan.

puskesmas disaster plan 1

Acara selanjutnya adalah pengantar materi yang berjudul “Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana/Krisis Kesehatan” disampaikan oleh Subkoordinator Surveilans, Karantina Kesehatan dan Imunisasi, Mentes Hartanti, S.KM. Beliau menyampaikan Indonesia merupakan wilayah rawan bencana, baik bencana alam, non-alam, maupun bencana sosial. Momen pelatihan dan pertemuan ini menjadi momen penting dalam penyusunan dokumen Puskesmas Disaster Plan di wilayah Kabupaten Klaten. Hal ini menunjukkan kesiapsiagaan Dinas Kesehatan serta Puskesmas se-Kabupaten Klaten dalam penanggulangan bencana dan krisis kesehatan.

Kegiatan selanjutnya adalah penyampaian materi dengan moderator dr. Alif Indiralarasati. Materi pertama disampaikan oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. dari tim PKMK UGM yaitu “Konsep Penanggulangan Krisis Kesehatan dan Komponen PHCDP (Primary Health Care Disaster Plan)”. Pada materi ini dibahas mengenai tren bencana alam di Indonesia tahun 2010-2020 yang terus meningkat. Hal ini dikarenakan semakin baiknya pencatatan dan pelaporan yang dilakukan baik oleh BNPB, BPBD, atau stakeholder lainnya. Kemudian Gde juga menyampaikan dalam rancangan Peraturan Menteri Kesehatan terbaru disebutkan bahwa setiap fasilitas kesehatan harus siap bencana. Sehingga Puskesmas dalam hal ini wajib memiliki pedoman manajemen bencana. Perlu dipersiapkan dokumen Puskesmas Disaster Plan yang berisi regulasi, analisis risiko, pengembangan skenario, serta SOP yang diperlukan.

puskesmas disaster plan 2Materi kedua disampaikan oleh Happy R. Pangaribuan, M.P.H. dari tim PKMK UGM yaitu “System Komando dan Pengorganisasian”. Pada materi ini disampaikan bahwa Puskesmas adalah garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan mudah diakses oleh masyarakat. Puskesmas merupakan bagian dari pusat pengendalian operasional klaster kesehatan/Pusdalopkes sehingga sistem dan fungsi komando di Puskesmas sangat penting dalam pelayanan kesehatan ketika terjadi bencana. Kemudian Happy juga menyampaikan mengenai Incident Command System yaitu struktur pengorganisasian ketika terjadi bencana. Susunan sistem komando ini terdiri atas komandan, operasional, perencanaan, logistik, serta administrasi dan keuangan. Tugas dari ICS ini adalah membagi habis tugas tiap personil yang ada, kejelasan alur komando ketika terjadi bencana, serta memungkinkan adanya pengembangan organisasi bila diperlukan. Selain itu sistem komando ini bukan organisasi baru yang dibentuk melainkan pengembangan dari organisasi yang sudah ada seusai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bidang.

Materi ketiga kembali disampaikan oleh Happy R. Pangaribuan, M.P.H. dari tim PKMK UGM yaitu “Analisis Risiko dan Pengembangan Skenario”. Pada materi ini disampaikan perlunya identifikasi dari semua bencana yang ada dan terjadi di wilayah masing-masing. Setelah semua bencana teridentifikasi kemudian dilakukan analisis menggunakan “tools” yang ada. Dari analisis tersebut akan ditentukan prioritas risiko yang akan menjadi konsentrasi dari Puskesmas tersebut. Langkah selanjutnya adalah pembuatan pengembangan skenario dan SOP.

Materi keempat disampaikan oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. dari tim PKMK UGM yaitu “Logistik dan Manajemen Relawan”. Logistik menjadi hal yang penting ketika terjadi bencana, karena ketika bencana bisa terjadi lonjakan arus logistik. Sehingga perlu ada SOP Penerimaan Logistik yang berisi antara lain penerimaan, pengolahan, pencatatan, dan pendistribusian dari logistik yang didapat ketika terjadi bencana. Kementerian Kesehatan sudah membuat pedoman-pedoman yang bisa dijadikan panduan. Gde juga menyampaikan bahwa relawan yang datang ke lokasi bencana perlu untuk dikelola, seperti alur penerimaan, penempatan lokasi, serta laporan harian. Kemudian, perlu juga disiapkan form seperti registrasi relawan, logistik, laporan harian, dan form lainnya.

Setelah sesi materi, dr. Alif Indiralarasati memandu acara ke sesi diskusi. Pada sesi ini peserta memberikan tanggapan dan pertanyaan atas materi yang telah disampaikan. Peserta tampak antusias dan aktif ketika sesi diskusi berlangsung

Reporter: dr. Muhammad Alif Seswandhana (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK UGM)

More Articles ...