logo2

ugm-logo

Diskusi Publik Rencana Kesiapsiagaan Subklaster Kesehatan Reproduksi Menghadapi Situasi Krisis Kesehatan di Provinsi DIY dan Provinsi NTT

Reportase

Diskusi Publik Rencana Kesiapsiagaan

Subklaster Kesehatan Reproduksi Menghadapi Situasi Krisis Kesehatan di Provinsi DIY dan Provinsi NTT

12 Juli 2024


ddp ntt 1

Dokumentasi PKMK FK-KMK UGM: Diskusi publik yang ke-2 draft rencana kesiapsiagaan subklaster kesehatan reproduksi menghadapi situasi krisis kesehatan di Provinsi NTT dibuka dan ditutup oleh Iwan Martino Pellokila, S.Sos. selaku kepala bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi NTT.

Terkait upaya penyusunan rencana kontijensi/ disaster plan untuk kesehatan reproduksi (Kespro) di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur, yang dilakukan oleh Yayasan Kerti Praja, Dinas Kesehatan DIY dan Dinas Kesehatan NTT atas dukungan dari Kementerian Kesehatan dan UNFPA Indonesia, telah dilakukan technical support dan diskusi publik draft Rencana Kontijensi/ Disaster Plan PPAM Kespro.

Provinsi DIY

Diskusi publik untuk dokumen renkon PPAM Provinsi DIY dilaksanakan pada Jumat (12/7/2024) di Ingkung Grobog, acara ini dihadiri oleh Julianto Wibowo, S.T., selaku perwakilan BPBD DIY; dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH. selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan; Setiyo Harini, SKM., M.Kes yang merupakan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit; Endang Pamungkasiwi, SKM., M.Kes. selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan dr. Prahesti Fajarwati selaku Kepala Seksi Kesga Gizi dan Keswa, perwakilan Dinkes Provinsi DIY.

Sementara dari pemerintah pusat yang hadir adalah dr. Astuti, MKKK., Ketua Tim Kerja Kelompok Rentan di Direktorat UPL bersama Indah Nugraheni Mardhika, SKM, MSc.PH., dan drg Wara Pertiwi, M.Kes., Vanda Roza, S.Kom., MKM yang merupakan perwakilan Pusat Krisis Kesehatan. Fasilitator dari Yayasan Kerti Praja (YKP) Dinar Saurmauli Lubis, SKM., MPH., PhD., dan Rini Handayani, SE. Acara diawali dengan presentasi terkait rencana kontijensi dari BPBD DIY dilanjutkan dengan dokumen Dinkes Disaster Plan Provinsi DIY dari dr. Anung yang dilanjutkan dengan diskusi publik mengkaji dokumen renkon PPAM yang telah disusun oleh Dinkes DIY difasilitasi oleh YKP dipandu oleh apt.Gde Yulian, M.Epid dari PKMK FK-KMK UGM.

ddp ntt 2

Gambar 1: Pendekatan yang digunakan dalam dokumen ini adalah all-hazard approach dan multi hazard, bukan single-hazard sebagaimana seharusnya rencana kontijensi sehingga disepakati untuk mengganti nama dokumen menjadi rencana kesiapsiagaan subklaster kesehatan reproduksi dalam menghadapi situasi krisis kesehatan

Beberapa masukan dari BPBD dan Pusat Krisis Kesehatan terkait terminologi penamaan dokumen, karena BPBD DIY memiliki beberapa dokumen rencana kontijensi, kemudian intervensi kebijakan dan strategi subklaster kespro di lapangan relatif serupa untuk satu ancaman bencana dengan ancaman yang lain dan antisipasi ke depan adalah ancaman bencana maupun krisis kesehatan multi hazard. Kemudian dokumen ini disepakati dengan nama “Rencana Kesiapsiagaan Subklaster Kesehatan Reproduksi Menghadapi Situasi Krisis Kesehatan”. Dinkes DIY sudah memiliki “Dinkes Disaster Plan” yang mengatur aktivasi klaster kesehatan menjadi HEOC sehingga memudahkan rencana kesiapsiagaan subklaster kespro untuk mengadaptasi kebijakan dan strategi untuk disesuaikan dengan SOP-SOP yang ada di dokumen HEOC.

Provinsi NTT

Sementara untuk diskusi publik, dokumen renkon PPAM Provinsi NTT dilaksanakan pada Selasa (16/7/2024) di Wisma Harapan Jaya, acara ini dihadiri oleh Ir. Cornelis Wadu, M.Si., selaku perwakilan BPBD NTT, Dr. Yusi selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesejahteraan Sosial Tuna Netra / Panti Hit Bia Oepura, Iwan Martino Pellokila, S.Sos., Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan apt. Yuli Ledoh, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan sebagai perwakilan dari Dinkes Provinsi NTT. Sementara dari pemerintah pusat yang hadir adalah Akbar Nugroho Sitanggang, SKM dan Putri dari Direktorat UPL bersama Arti Novelia, SKM Perwakilan Pusat Krisis Kesehatan. Fasilitator dari Yayasan Kerti Praja (YKP) Dinar Saurmauli Lubis, SKM., MPH., PhD., dan Rini Handayani, SE serta Elisabeth Sidabutar sebagai perwakilan UNFPA. Acara diawali dengan presentasi terkait rencana kontingensi dari BPBD DIY dilanjutkan dengan dokumen Dinkes Disaster Plan Provinsi DIY dari apt.Yuli yang dilanjutkan dengan diskusi publik mengkaji dokumen renkon PPAM yang telah disusun oleh Dinkes DIY difasilitasi oleh YKP dipandu oleh apt.Gde Yulian, M.Epid dari PKMK FK-KMK UGM.

ddp ntt 3

Gambar 2: Hierarki interoperabilitas rencana kontingensi sub-sub klaster dengan rencana kontingensi klaster penanggulangan bencana serta rencana kontingensi milik BPBD yang sejatinya adalah bagian tak terpisahkan

Hal senada juga disampaikan tim dari BPBD dan Pusat Krisis Kesehatan dalam diskusi, yaitu terkait terminologi penamaan dokumen, dokumen ini kemudian juga disepakati untuk dinamai sebagai “Rencana Kesiapsiagaan Subklaster Kesehatan Reproduksi Menghadapi Situasi Krisis Kesehatan”, namun yang menjadi tantangan di NTT adalah karena Dinkes belum memiliki “Dinkes Disaster Plan” sehingga rencana kesiapsiagaan subklaster kespro perlu mengidentifikasi kebijakan dan strategi dan SOP-SOP yang dibutuhkan untuk diintegrasikan dengan dokumen HEOC. Seperti halnya di level nasional, di level provinsi penyusunan regulasi pun berkejaran atau tunggu-menunggu satu dengan yang lain, SOTK baru Dinas Kesehatan akan disusun di akhir tahun karena pemisahan Dinkes dengan Dukcapil.

Rencana tindak lanjut setelah pertemuan ini akan ada latihan gladi ruang atau table top exercise menggunakan skenario bencana BPBD setempat di pertengahan Agustus dan akhir September 2024 dan akan melibatkan akademisi sebagai pengendali.

 

Reporter: apt. Gde Yulian, M.Epid. dan Faiz Pratama, SKM.

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM

Reportase “Pertemuan Penguatan Pelayanan Kesehatan pada Krisis Kesehatan”

Selasa, 9 Juli 2024

PKMK-Bawen. Konsultan dan peneliti divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM diundang menjadi pembicara dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada Selasa, 9 Juli 2024 bertempat di Kampung Kopi Banaran, Bawen, Jawa Tengah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan mengenai penguatan sistem pelayanan kesehatan bagi Rumah Sakit (Hospital Disaster Plan) untuk menghadapi krisis kesehatan. Kegiatan kali ini diikuti oleh perwakilan Rumah Sakit Daerah terpilih sebanyak 35 instansi dari seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah.

bella dona 1

dr. Bella Donna, M.Kes menyampaikan dua materi dalam kegiatan ini, yakni “Konsep HDP dalam Mendukung Safe Hospital” dan “Interoperabilitas HDP”. Dalam materi pertama, Bella menjelaskan bagaimana konsep surge capacity, komponen dokumen HDP, dan bagaimana mencapai safe hospital. Perlu dipahami bahwa konsep safe hospital tertuang di dalam Hospital Safety Index (HSI) yang dikembangkan oleh WHO. Dalam HSI terdapat 4 modul dimana HDP merupakan modul keempat, sehingga HDP hanya mencakup sebagian kecil dari safe hospital. Kemudian, Bella melanjutkan dengan materi selanjutnya yaitui interoperabilitas HDP dalam sistem penanggulangan bencana. Bella menjelaskan mulai dari konsep klaster kesehatan dan HEOC, lalu bagaimana kedudukan rumah sakit dalam tatanan sistem tersebut, serta hubungan antara rencana penanggulangan krisis kesehatan dan HDP dalam tiga fase bencana (pra bencana, bencana, dan pasca bencana).

bappy bawen 1

Materi berikutnya disampaikan oleh tim PKMK FK-KMK UGM yaitu “Penilaian Risiko Bencana di RS” oleh Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH. Analisis risiko menjadi salah satu dasar dalam penyusunan dokumen HDP. Perhitungan analisis risiko dalam HDP dapat menggunakan instrumen Hazard Vulnerability Assessment (HVA) dan HSI terutama di modul keempat. Happy mendemonstrasikan penggunaan alat-alat tersebut dan bagaimana implementasi hasil dari penilaian tersebut untuk pengembangan skenario dan penyusunan SOP.

Selain penyampaian materi juga terdapat sesi diskusi. Peserta yang mengikuti pelatihan menyampaikan sejumlah pertanyaan dan tanggapan atas materi yang dipaparkan, juga mendukung upaya peningkatan kapasitas rumah sakit melalui penyusunan dokumen HDP. Para pemateri berharap rumah sakit dapat segera menyusun dokumen HDP jika belum memiliki, memperbaiki dokumen HDP agar sesuai dengan komponen dan situasi terkini bagi yang sudah memiliki, dan melakukan uji coba pedoman untuk melihat operasionalisasi dokumen. Tim Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM juga menyatakan kesiapan untuk mendampingi rumah sakit jika diperlukan.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK UGM)

More Articles ...